Apakah setiap berbuka puasa tubuh masih lemas walau sudah makan banyak atau malah berat badan bertambah padahal frekuensi makan berkurang? Cek daftar kesalahan berbuka puasa berikut yang dapat menyebabkan dua hal itu terjadi.
1. Makan Banyak Gorengan
Gorengan merupakan salah satu makanan favorit buka puasa sebagian besar orang Indonesia. Praktis, gurih dan mudah didapat serta dibuat, itulah yang membuat makanan ini jadi favorit. Tahukah Anda makanan gorengan yang berminyak ini sebenarnya kurang disarankan untuk berbuka puasa? Gorengan dan makanan tinggi protein seperti daging dan telur menjadi penyebab orang berpuasa menjadi lemas setelah berbuka.
“Protein ini pasti lama diubahnya menjadi energi, makanya lemas,” ujar pakar gizi Prof. Dr. Hardinsyah, MS., saat berbincang dengan Wolipop, Kamis (10/7/2014).
2. Terburu-buru
Saat berbuka puasa, orang cenderung makan dengan terburu-buru karena ingin melahap semua makanan yang tersedia sementara di sisi lain dikejar waktu untuk salat Magrib. Makan dengan terburu-buru ini apalagi dalam jumlah yang banyak, bisa menyebabkan gula darah meningkat sehingga memicu timbulnya produksi insulin oleh pankreas.
“Saat makan gula banyak, insulin banyak juga, gula darah cepat naik, tapi cepat juga turun. Gula darah turun, merasa lapar hebat lagi, makan lagi. Akhirnya makan terlalu banyak,” jelas dr. Johannes Chandrawinata, SpKG, dokter gizi di Melinda Hospital, Bandung, Jawa Barat.
3. Makanan Tinggi Gula
Selain gorengan, orang berpuasa cenderung memilih minuman manis untuk berbuka. Misalnya sirup, es teh manis, kolak, es buah dan lain-lain. Minuman-minuman ini sebenarnya sah-sah saja dikonsumsi. Namun Hardin tidak menyarankannya untuk menjadi minuman yang dikonsumsi saat pertamakali berbuka. Sebaiknya minum minuman yang netral atau tidak bergula seperti air putih.
Kemudian bisa dilanjutkan dengan mengonsumsi makanan yang bergula, baik itu yang mengandung fruktosa atau glukosa. “Tapi kalau pakai pemanis yang tidak berenergi (gula diet) bisa buat lemas juga. Kalau makanan manis berenerginya terlalu banyak, hormon juga bisa mengubah gula jadi energi, insulin nggak memadai untuk menyimpangnya di tubuh jadinya lemak,” jelas Hardin yang menjadi Guru Besar Departemen Gizi Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor itu.
Hardin pun menyarankan makan makanan yang mengandung gula asli, seperti buah. Konsumsi satu sampai dua potong buah. Atau Anda juga bisa mengonsumsi kolak atau kurma. “Tapi sebaiknya jangan kurma yang sudah kering. Yang bagus sebenarnya kurma yang masih lembab,” ujarnya.
Kolak yang dimakan sebaiknya juga yang isinya lembut seperti ubi dan pisang. “Karena mudah dicerna dan digunakan oleh tubuh,” kata pakar gizi lulusan Univesitas Queensland, Australia itu.
4. Terlalu Banyak
Orang berpuasa cenderung kalap saat berbuka sehingga makan terlalu banyak. Makan terlalu banyak inilah yang menyebabkan mereka lemas dan cenderung mengalami kenaikan berat badan. Hal itu karena ketika makan terlalu banyak, gula darah akan meningkat sehingga memicu produksi insulin oleh pankreas. Insulin akan semakin banyak jumlahnya ketika Anda mengonsumsi makanan tinggi gula. Saat produksi insulin meningkat, gula darah bisa cepat naik dan turun. Gula darah yang turun akhirnya menyebabkan Anda kembali lapar dan ingin makan lagi.
Dokter Johannes juga mengatakan, hal yang juga menyebabkan orang mengalami kenaikan berat badan saat puasa adalah karena terlalu banyak makan makanan berlemak seperti kuah santan. “Kebanyakan orang puasa malah pada naik berat badannya karena makannya ekstra, lebih daripada biasanya. Makan malam juga diupayakan jangan terlalu banyak walaupun terasa lapar. Makan karbohidrat, protein dan sayuran, tetep jangan terlalu banyak. Apalagi yang banyak lemak, bersantan, semuanya digoreng,” ucapnya.
Sumber: wolipop.com