Jaringanpelajaraceh – Perpustakaan menjadi surga bagi orang yang gila membaca. Tetapi bagi mereka yang malas membuka buku, perpustakaan bisa jadi merupakan tempat paling membosankan sedunia.
Nah, di Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ada sebuah komunitas yang mengajak anak-anak muda menggerakkan budaya membaca. Namanya, Komunitas Friends of Library. Markasnya di perpustakaan. Di gudang ilmu ini, mereka aktif membaca, membedah buku, menggelar berbagai pelatihan hingga mengisi siaran di radio.
Salah satu anggota Komunitas Friends of Library adalah Nisa Nadia. Siswi SMAN 1 Cisaat, Sukabumi itu menjelaskan, awalnya Komunitas Friends of Library menyambangi sekolah-sekolah untuk mengajak para pelajar lebih giat membaca. Mereka juga menawari anak-anak muda untuk bergabung di komunitas tersebut.
“Kegiatan utama kami memang mempromosikan budaya membaca ke masyarakat se-Kabupaten Sukabumi,” ujar Nisa.
Anggota Friends of Library sendiri berasal dari berbagai sekolah. Komunitas ini mengusung misi agar masyarakat Sukabumi mengenal perpustakaan lebih dari sekadar tempat membaca. Perpustakaan, kata Nisa, kini bisa menjadi pusat belajar masyarakat berbasis teknologi informasi.
“Perpustakaan daerah sudah direhabilitasi, misalnya dengan memanfaatkan teknologi. Masyarakat masih banyak yang enggak tahu, makanya kami membantu menyebarkan informasi ini,” ungkapnya.
Siswi jurusan IPS itu yang tertarik menjadi pustakawan itu mengimbuhkan, di perpustakaan, kita enggak hanya bergaul dengan buku dan teks. Perpustakaan juga enggak melulu menjadi tempat belajar orang-orang yang serius. Dalam kacamata Friends of Library, perpustakaan bisa juga menjadi tempat untuk berbagi, saling membantu dan menambah pengetahuan dengan berbagai cara asyik.
Cara asyik ini, kata siswi kelahiran Sukabumi, 2 Maret 1996 itu, adalah dengan memakai pendekatan remaja. Kebanyakan anak muda lebih senang membaca novel. Jadi, Friends of Library pun memiliki banyak novel dalam koleksinya.
“Tetapi di perpustakaan sebenarnya kita juga bisa berinternet dengan sambungan wifi, bisa Facebook-an. Dan itu semua menghemat uang. Pokoknya pendekatan kami dengan cara remaja, sehingga mereka mau ke perpustakaan,” tutur gadis yang juga berminat kuliah Jurnalistik di Universitas Padjadjaran (Unpad) itu.
Pendamping Friends of Library, Nani Nafisah menjelaskan, komunitas ini berdiri sejak 20 Februari 2002. Mereka rutin menyosialisasikan gerakan gemar ke perpustakaan ke berbagai sekolah.
“Hingga tahun ini, sudah ada 10 sekolah yang menjadi fokus lokasi kegiatan kami,” ujar perempuan yang berprofesi sebagai pustakawan itu.
Ketika menyambangi sekolah-sekolah, Friends of Library juga melibatkan kepala sekolah. Keterlibatan pihak manajemen sekolah, kata Nani, akan membuat respons siswa lebih baik. Tercatat, sudah ada 300 siswa kelas X hingga XII dari sekolah negeri dan swasta bergabung dengan komunitas ini.
“Kami memperkenalkan dan meningkatkan minat baca anak muda,” tuturnya