close
Artikel

Yok Intip Sekolah di Amerika

Suasana Pembelajaran di Amerika Serikat

Oleh : Muzakkir, peserta Fulbright DAI program 2020

Tepat Jam 6.00 waktu Amerika kami menunaikan shalat subuh di kamar. Hari ini kami akan melakukan observasi ke Indiana Area School district setara dengan sekolah SMA di Indonesia, sebuah sekolah yang berdekatan dengan kampus Indiana University of Pennyselvania yang terletak di kota kecil Indiana. Suasana subuh yang masih gelap ditambah musim salju, pada pagi itu suhu di Indiana menunjukkan angka -50C. Bagi kami ini adalah tantangan yang sangat luar biasa. Sekolah ini akan menjadi sekolah pertama kami untuk belajar dan mengajar selama 7 minggu. Pemandangan yang sangat berbeda disaat saya sampai di sekolah semua anak – anak sudah santai di kantin, koridor, tangga, dan bahkan ada yang duduk santai di lantai, sambil menunggu jam 7.30 bel berbunyi. Siswa di Amerika sudah terbiasa datang lebih awal walau dalam suasana gelap dan bersalju, meraka tidak dibenarkan masuk kelas sebelum bel berbunyi. Setelah bel berbunyi semua anak- anak akan masuk kelas mereka masing – masing. Bagi saya pemadangan ini seperti di film-film Hollywood gang sekolah yang berderetan loker dan anak- anak Amerika tidak memakai seragam ke sekolah mereka menggunakan pakaian bebas yang sangat jauh dari kata sopan bagi orang timur, mulai dari rok mini, baju kaos, celana pendek, jeans yang sobek, dan juga ada yang berhijab. Ya inilah pengalaman yang membuat saya terperanjat dan heran.

Proses belajar mengajar akan di mulai jam 7.30 dan berakhir sampai jam 14.40. Pembelajaran hanya berlangsung 40 menit untuk satu jam pelajaran. Siswa akan berpindah dari satu ruang ke ruang yang lain, karena mereka melakukan sistem moving class (seperti di kuliahan), begitu bel pergantian jam berbunyi semua siswa mengambil tas dan berangkat ke kelas berikutnya tergantung mata pelajaran apa yang mereka ambil, yang perlu kita garis bawahi tidak ada anak yang terlambat masuk ke kelas dan tidak ada guru yang mengawal mereka, jika pun ada yang terlambat mereka dengan sangat suka rela menulis Namanya di buku pelanggaran. Kedisiplinan, keteraturan dan kesadaran merupakan buah dari sistem pendidikan yang mereka bentuk. Tapi tidak pada aspek karakter. Tidak heran jika disaat guru mengajar ada anak yang main game dengan Hp atau laptop atau mendengar MP3, ya ini sudah menjadi sebagaian dari kebiasaan mereka tapi kembali tergantung guru yang mengajar di kelas. Duduk di atas meja, berpelukan, berduaan di kelas dengan pasangannya adalah pemandangan biasa di sekolah menengah di Amerika. pingin rasanya mengabadikan suasana aneh ini, namun kita tidak dibernarkan secara hukum, mengambil foto tanpa meminta izin akan dipidanakan.

Pelajaran matematika tidak ada dalam silabus Pendidikan Amerika, karena mereka memecahkan pelajaran matematika ke dalam 3 aspek umum yaitu Aljabar, Geometri dan Kalkulus. Pelajaran yang wajib mereka ambil hanya aljabar 1 dan 2 sedangkan yang lain itu pilihan. Keanehan berikutnya bagi saya adalah disata berdikusi, guru menjelaskan kepada saya kalua kelas ini ada siswa kelas X dan kelas XI yang mengambil mata pelajaran ini. Amerika menganut system kredit siswa hanya di bebankan jumlah kredit untuk bisa lulus dari sekolah menengah. Apakah anak – anak amerika semua pintar dan suka matematika??? Tidak masih banyak anak- anak yang “klo prip” tidak sedikit diantara mereka yang datang ke sekolah hanya untuk for fun, banyak diantara mereka yang tidur di kelas atau ganggu kawan. Mereka akan fokus pada mata pelajaran yang mereka sukai, seperti pelajaran tehnik, seni, memasak, dan ada pelajaran guru TK. Ini contoh pelajaran pilihan bagi mereka.

Berbicara sarana dan prasarana maka Indonesia jauh tertinggal semua kelas difasilitasi smart board, infocus, tapi tidak ada white board karena mereka masih menghiasi kelas-kelasnya dengan black board (papan kapur), semua keperluan siswa di sediakan mulai dari pensil, keroan, kertas, rol, grafik kalkulator semuanya. Dan tidak ada yang bawa pulang semuanya meletakkan kembali dengan rapi apa yang mereka pinjam. Di Amerika tidak ada ruang guru karena masing – masing guru akan memiliki ruangan sendiri dan disitulah kelas yang mereka asuh. Ruang guru biologi misalnya lengkap dengan lab biologi dan ruang belajar di dalamnya, jadi guru tidak akan pindah dari satu ruang ke ruang berrikutnya mereka hanya menunggu anak – anak datang ke kelasnya, semua sistem Pendidikan sudah online mulai dari absen, Pr, tugas dan proyek akhir. Setiap pelajaran akan memberikan PR untuk siswanya sebagai latihan karena waktu pelajaran yang sangat pendek diberikan.

Materi yang diajarkan di sekolah – sekolah Amerika masih jauh dibawah materi yang diajarkan di Indonesia. Bagi anak – anak Amerika limit dan turunan adalah materi sulit dan menjadi mata pelajaran pilihan bagi siapa yang mau ambil di kelas XII di Indonesia materi ini wajib di pelajari di kelas XI, ini salah satu contoh. Jadi bagi anak Indonesia yang pintar jika mau kuliah ke Amerika maka mereka akan mudah karena materi kuliah semester satu hampir semua sudah dipelajari di SMA, khusus Matematiak dan Sain. Masih sangat banyak hal menarik untuk diceritakan tentang perbedaan Pendidikan ini insyaallah akan kta sambung di tulisan berikunya, semoga tulisan ini menjadi motivasi bagi kita untuk terus membuka diri dan belajar dari berbagai sumber.