close

Dekgam Dekgam

Berita Terkini

Museum Aceh Hadirkan Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh

jaringanpelajaraceh.com Banda Aceh, – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbdupar) Aceh melalui UPTD Museum Aceh bersama sejumlah perpustakaan dan penerbitan menggelar Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh di Kompleks Museum Aceh, Banda Aceh.

Acara yang mengusung tema “Budaya Literasi Bangkitkan Generasi” ini resmi dibuka, Senin (1/8/2022). Kegiatan itu akan berlansung selama lima hari, berakhir Jumat, 5 Agustus 2022

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh dalam sambutannya yang diwakili Kepala Disbudpar Aceh, Almuniza Kamal menyampaikan pameran ini dapat menjadi sarana untuk menumbuhkan dan meningkatkan budaya literasi masyarakat Aceh, terutama generasi muda di Tanah Rencong.

“Kemajuan teknologi yang semakin canggih memunculkan kekhawatiran kurangnya budaya literasi kepada generasi muda khususnya Aceh. Ini menjadi tugas kita bersama, terutama orang tua sebagai penanggung jawab bagi generasi bangsa,” sebut Almuniza.

Ia menerangkan tingkat literasi yang rendah adalah kondisi darurat yang harus diatasi oleh semua pihak yang bertanggung jawab dalam dunia pendidikan dan kebudayaan.

Karena itu, Pemerintah Aceh melalui Disbudpar Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan budaya literasi melalui berbagai kegiatan edukatif.

“Museum Aceh merupakan salah satu lembaga edukasi yang berfungsi menjaga warisan sejarah dan budaya, memiliki andil memberi edukasi kepada masyarakat Aceh dengan membuat kegiatan pameran literasi seperti hari ini,” ujarnya.

Almuniza menuturkan, dengan berliterasi akan membuka cakrawala berpikir yang luas bagi seseorang, sehingga mampu meningkatkan SDM yang berkualitas.

“Semoga dengan terlaksananya Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh tahun 2022 oleh Museum Aceh ini dapat menumbuhkan minat membaca generasi kita, sehingga budaya literasi akan melekat kepada masyarakat Aceh,” ujarnya.

Pembukaan Pameran Literasi Sejarah dan Budaya Aceh 2022 diawali dengan penampilan seni kolaborasi pembacaan puisi dan hikayat dari grup Seueng Samlakoe.

Penampilan yang digawangi penghikayat Aceh, Medya Hus ini membawa kesyahduan bagi seluruh tamu undangan yang terdiri dari lintas instansi, sekolah, dan lembaga. 

 

 

Sumber: https://infopublik.id

read more
Berita Terkini

Sekda Aceh Sapa Guru Sekolah dalam Momentum Zikir Bersama  

Banda AcehJaringanpelajaraceh.com Sekretaris Daerah Aceh, Taqwallah, menyapa beberapa kepala sekolah dan guru SMA/SMK/SLB, dari berbagai daerah di Aceh pada momentum zikir dan doa rutin pagi ASN Pemerintah Aceh, pada Kamis, (28/7/2022)

Zikir dan doa yang disiarkan secara virtual itu diikuti Sekda dari Kantor Gubernur Aceh. Dalam kesempatan itu, ikut juga para Asisten Sekda, Staf Ahli Gubernur, Kepala Biro dan para pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Daerah.

Beberapa sekolah yang gurunya disapa Sekda, antara lain adalah SMA Meureubo, SMAS Babut Istiqomah, SMKN 1 Tanah Jambo Aye, SMAS Nurul Huda Lamno dan SMAN 4 Lhokseumawe.

Kepada setiap kepala sekolah dan guru, Taqwallah menanyakan keunggulan sekolah mereka. Ia juga menanyakan tingkat kesuksesan para alumni dalam pendidikan maupun karier.

Taqwallah berharap, setiap guru di Aceh dapat merumuskan strategi belajar yang baik sehingga minat belajar siswa meningkat dan memiliki kompetensi yang berkualitas.

 

 

Sumber:https://humas.acehprov.go.id

read more
Berita Terkini

Pembelajaran yang Menyenangkan di Luar Kelas, Solusi Menghindari Kejenuhan Siswa

www.jaringanpelajaraceh.com Kegiatan belajar mengajar tidak hanya bisa diselenggarakan di dalam kelas, melainkan juga di luar kelas. Kini guru semakin dituntut untuk bisa memberikan metode pembelajaran yang inovatif dan bermakna bagi peserta didik sehingga mereka tidak mengalami kejenuhan dalam belajar. Bagi guru penggerak, salah satu solusi untuk menghindari kejenuhan siswa tersebut adalah dengan menerapkan pembelajaran yang menyenangkan di luar kelas. Materi ajar tetap bisa disampaikan guru dengan mengubah suasana kelas dan menggunakan metode belajar yang menyenangkan.

Wijayanto, seorang guru penggerak dari SDIT Hidayah Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, sudah menerapkan pembelajaran yang menyenangkan di luar kelas untuk peserta didiknya. Ia terinspirasi dari materi yang didapatkannya saat mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak. “Dalam pembelajaran, saya menerapkan apa yang sudah saya dapatkan di program Pendidikan Guru Penggerak, di mana pendidikan itu harus berpusat pada murid,” katanya.

Menurutnya, materi yang paling berkesan baginya selama mengikuti program Pendidikan Guru Penggerak adalah materi mengenai pembelajaran berdiferensiasi dan pemetaan aset di sekolah. Dengan berbekal dari kedua materi itu, kini Wijayanto menjadi lebih siap dan percaya diri untuk menerapkan metode pembelajaran yang menyenangkan.

“Dengan pembelajaran berdiferensiasi, kita bisa mengoptimalkan potensi peserta didik yang dimiliki. Kemudian dengan aset yang dimiliki sekolah, kita juga bisa mengambangkan pembelajaran yang lebih inovatif dan berdampak pada murid,” ujarnya di SDIT Hidayah Ngawen, Klaten, Jawa Tengah, Rabu (13/7/2022).

Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Wijayanto mengajak siswanya mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan metode yang menyenangkan. Setelah materi diajarkan di dalam kelas, selanjutnya ia mengajak siswa belajar di luar kelas dan membuat permainan dengan mengaplikasikan materi yang diajarkannya, misalnya tentang persamaan kata (sinonim) dan lawan kata (antonim).

“Setelah murid mengetahui pengertian dan contoh-contohnya, lalu agar mereka lebih paham tentang beberapa contoh kata sinonim dan antonim, juga agar tidak text book, hanya menghafal, dan supaya tidak jenuh, maka kita kemas dengan bermain,” tutur Wijayanto.

Ia kemudian mengajak siswa kelas 6 ke lapangan sekolah untuk melanjutkan pembelajaran. Di lapangan, Wijayanto sudah menyiapkan dua kelompok kartu, yaitu satu kelompok kartu berwarna kuning dan satu kelompok kartu lagi berwarna merah. Pada setiap kartu berwarna kuning, tertulis kata-kata yang bisa dipasangkan sebagai sinonim. Kemudian pada setiap kartu berwarna merah tercantum kata-kata yang bisa dipasangkan sebagai antonim.

Wijayanto lalu membagi siswanya menjadi dua kelompok, yakni kartu kuning dan kartu merah. Kedua kelompok itu kemudian berlomba untuk bersama-sama menyusun kata-kata sinonim dan antonim. Setelah permainan dilakukan secara berkelompok, siswa kemudian diminta untuk memasangkan kartu secara mandiri atau sendiri-sendiri untuk lebih menguatkan pemahaman siswa dan melihat apakah ada siswa yang belum mengerti materinya.

“Jadi itu pelajaran di luar kelas sambil bermain. Anak berlari ke depan mengambil satu kartu dan mengurutkan. Jadi kita juga bisa mengecek mana siswa yang sudah paham atau belum. Dengan demikian anak-anak akan lebih mudah paham dan gembira, daripada hanya menghafalkan. Jika pembelajaran dikemas dengan bermain akan lebih berkesan,” ujar Wijayanto.

Metode pembelajaran yang menyenangkan di luar kelas tersebut disukai oleh siswa-siswanya, salah satunya Faiq Abyan Hilmi. Menurut Faiq, pembelajaran tersebut lebih seru dan menyenangkan. “Lebih enjoy dan lebih seru. Tadi bermain membedakan kata antonim dan sinonim. Jadi kita lihat kartunya, terus mengurutkan kartu berdasarkan lawan kata dan persamaan kata,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh kawannya, Luthfiana Janitra Mardiyana. Luthfiana mengatakan, pembelajaran dengan permainan di luar kelas lebih menyenangkan. “Pak Wijayanto tidak pernah marah jadi saya mudah memahami materinya. Saya juga lebih suka belajar di luar kelas. Soalnya lebih menyenangkan di luar kelas daripada di dalam kelas,” tuturnya.

Sebagai guru penggerak, Wijayanto menuturkan, ia memosisikan siswa sebagai subjek belajar sehingga siswa bisa lebih aktif dalam pembelajaran. Ia mengatakan, sebagai seorang pendidik, guru hanya menuntun dan mengarahkan siswa, agar mereka bisa mengembangkan potensinya. “Dalam program Pendidikan Guru Penggerak juga diharapkan agar pembelajaran di tingkat SD bisa lebih menyenangkan. Makanya saya kemas pembelajaran tidak hanya sekadar belajar, tetapi juga sambil bermain. Saya yakin anak-anak lebih gembira dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan,” katanya.

 

Sumber: https://gtk.kemdikbud.go.id/

read more
Berita Terkini

Pendaftaran PPPK 2021, Dirjen GTK Kemendikbud Guru Honorer Jangan Terkecoh

jaringanpelajaraceh.com.JAKARTA – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril menyatakan pendaftaran calon guru aparatur sipil negara (ASN) pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) belum dibuka.

Saat ini, Kemendikbud dan Panselnas tengah melakukan berbagai persiapan karena rekrutmen tahun ini masih dalam suasana pandemi. “Guru-guru honorer jangan terkecoh dengan informasi yang sumbernya bukan dari pemerintah,” kata Dirjen Iwan kepada JPNN.com, Minggu (14/3)
Informasi tersebut membuat guru-guru honorer di berbagai daerah panik karena berpikir tidak bisa ikut seleksi PPPK Tidak hanya itu, ada fakta banyak guru honorer yang berpikir ketika sudah masuk pembelajaran lewat sistem informasi manajemen untuk pengembangan keprofesian berkelanjutan (SIM PKB), itu menandakan mereka telah mendaftar.

Informasi itu disampaikan Ketua Umum Perkumpulan Honorer Guru dan Tendik Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) Olivia Tambariki. “Makanya banyak yang panik dan berusaha masuk SIM PKB,” kata Olivia

Merespons hal itu, Dirjen GTK kembali menegaskan pembukaan pendaftaran akan diumumkan secara resmi oleh Panselnas

Dia juga menegaskan bahwa sampai saat ini belum ada satu pun instansi yang sudah membuka rekrutmen ASN baik CPNS maupun PPPK. “Verifikasi validasi ijazah guru honorer masih dilakukan Kemendikbud, kok bisa ada informasi sudah ada pendaftaran,” ucap Iwan. Terpisah, Ketua Panselnas Bima Haria Wibisana menyampaikan pengumuman rekrutmen ASN secara resmi akan disampaikan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) yang dijadwalkan Maret ini.

Sementara untuk jadwal pendaftaran CPNS dan PPPK, kata Bima, direncanakan dimulai Mei sampai Juni mendatang. “Seleksi tahap pertama guru PPPK Agustus, tahap kedua Oktober, dan ketiga Desember,” pungkas Bima.(esy/jpnn)

 

Sumber:https://www.jpnn.com

read more
Berita Terkini

Keren Inilah Cara Nadiem Reformasi Pendidikan,Tak Seperti App Gojek

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mencetuskan program reformasi pendidikan melalui sistem Merdeka Belanja. Program ini akan digulirkan tahun 2021.

Program Merdeka Belajar hadir setelah Nadiem melihat pendidikan bisa dikelola dengan sistem manajemen perusahaan, melalui insentif dan disinsentif. Tetapi produknya adalah manusia.

Very managerial. Seperti pabrik, call center, agent, bahkan gojek. Tapi ternyata produknya ini bukan seperti app. Ini salah. Ini produknya manusia/tingkat kompleksitasnya luar biasa,” papar Nadiem saat menjadi pembicara dalam Indonesia Millenial Summit 2020 seperti dikutip dari Youtube Kemendikbud, Senin (20/1/2020).
adiem optimistis melalui sistem Merdeka Belajar, pihaknya bisa melakukan lompatan besar lewat sistem pendidikan yang rencananya bakal dilaksanakan pada 2021.

Lewat sistem ini, 10% sampai 20% bisa lompat dan harapannya, dari situ akan bisa mempengaruhi para agent of change. Karena reformasi pendidikan gak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah. People society harus berpartisipasi, perusahaan-perusahaan harus berpartisipasi,” tuturnya.

Dalam merancang Merdeka Belajar itu, kata Nadiem pihaknya sudah melakukan riset selama kurang lebih lima bulan. Dia melakukan wawancara kepada para pakar, guru-guru, kepala sekolah, mahasiswa, dan lain sebagainya.

Dari hasil riset itu, kata Nadiem, pihaknya banyak menemukan perspektif baru, di mana dalam benaknya dahulu, pendidikan bisa diperbaiki dengan melalui insentif, seperti bagaimana pabrik atau start-up bekerja.

Kenyataannya, lanjut Nadiem, cara pemberian insentif dan disinsentif tersebut, menurut dia tidak bisa dilakukan di bidang pendidikan.

pendidikan penuh dengan kompleksitas manusia. Tidak bisa dengan approach yang sama. Satu hal yang saya sadari, ternyata banyak sekolah-sekolah yang terbaik, yang justru datang dari sekolah non formal,” kata Nadiem.

Jadi, Merdeka Belajar adalah call to action untuk masyarakat, untuk guru, sekolah, orang tua, agar bisa meredefinisi bagaimana kultur itu berkembang dengan sangat cepat. Untuk merdekakan pendidikan, semuanya harus terlibat,” jelas Nadiem.

 

 

Sumber:https://www.cnbcindonesia.com

read more
Berita Terkini

Benarkah Perubahan Ditjen Kebudayaan Hilangkan Tugas Pelestarian Seni dan Budaya ?

irjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menyampaikan kemitraan antara Kemendikbud dalam konferensi pers kemitraan Kemendikbud dan Netflix di Jakarta.

Jaringanpelajaraceh.com-Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan mengalami perubahan struktur di era Kemendikbud Nadiem Makarim. Perubahan struktur dan nomenklatur ini tertuang dalam Permendikbud No 45 Tahun 2019 tentang Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Perubahan ini secara langsung merubah struktur dan nomenklatur di lingkungan Ditjen Kebudayaan menjadi lima direktorat, di antaranya: Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat. Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru. Direktorat Pelindungan Kebudayaan. Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan. Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan. Sempat timbulkan kekhawatiran Hilangnya beberapa direktorat, salah satunya Direktorat Seni dan Sejarah, menjadi diskusi hangat di komunitas seni, budaya dan sejarah. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan menghilangkan budaya konvensional dan tradisional.

Pengamat Seni dan Budaya, Suhendi Apriyanto menyampaikan keresahan hilangnya Direktorat Kesenian. Pasalnya, direktotat tersebut menjadi tempat bernaung para pelaku seni. Padahal, harapan komunitas seni, budaya dan sejarah menurut Suhendi Dirjen Kebudayaan akan “naik kelas” menjadi Kementerian Kebudayaan di periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, selama ini Direktorat Kesenian memfasilitasi seluruh hal terkait seni budaya di Indonesia. Begitu pula Direktorat Sejarah. Adanya perubahan itu Suhendi menilai kebijakan ini berbeda dengan harapan dan semangat para pelaku seni dan budaya. “Baiknya tinjau ulang, karena akan berdampak pada arah Undang-undang nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan yang menganut empat prinsip yakni pelestarian, pengembangan, pemanfaatan, serta pembinaan sektor kebudayaan daerah,” tegas Suhendi. Ia menambahkan, “Jika rumah besar itu ditiadakan, sama artinya aktivitas dan penanganan salah satu sub sektor kebudayaan menjadi dilemahkan dan juga kemunduran bukan kemajuan.” Masih sejalan UU dan adaptasi perkembangan Menanggapi hal tersebut,

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid angkat bicara. Menurutnya perubahan unit kerja yang dipimpinnya masih mengikuti Undang-Undang No.5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Hal ini, menurut Hilmar juga mengacu pada dokumen Visi Misi Presiden Joko Widodo halaman 21 tentang Seni Budaya.

Penulis Yohanes Enggar Harususilo | Editor Yohanes Enggar Harususilo Kata Hilmar sejak puluhan tahun, keragaman budaya dikelola pemerintah berdasarkan objek dengan prosesnya sendiri-sendiri. Dengan nomenklatur baru diharapkan proses menjadi hal utama dengan tidak mengabaikan seluruh objek-objek kebudayaan baik bersifat kebendaan maupun takbenda.

“Sebenarnya tidak ada yang dihilangkan, justru dengan nomenklatur baru seluruh unsur kebudayaan akan dikelola dengan proses yang mengacu pada Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan,” jelas Hilmar Farid. Hilmar menambahkan, pelestarian kebudayaan itu meliputi pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan kebudayaan. Selain menjalankan amanah Undang-Undang, ujarnya, nomenklatur baru juga menyikapi perkembangan jaman dengan adanya direktorat yang menangani perfilman, musik dan media baru.

 

 

sumber :https://twitter.com/search?q=pendidikan%20dan%20budaya&src=typed_query

 

read more
Berita Terkini

Digitalisasi Sekolah Percepat Perluasan Akses Pendidikan Berkualitas di Daerah 3T

www.jaringanpelajaraceh.com-Dalam rangka menyiapkan sekolah memasuki era revolusi industri 4.0 serta memenuhi Nawa Cita ketiga, yakni “Membangun Indonesia dari Pinggiran dengan Memperkuat Daerah dan Desa dalam Kerangka Negara Kesatuan”, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengembangkan program Digitalisasi Sekolah. Alokasi dana pengembangan program tersebut disiapkan melalui dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berupa BOS Afirmasi dan BOS Kinerja.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyatakan program digitalisasi sekolah ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menyiapkan sumber daya manusia menyongsong revolusi industri 4.0. Presiden meminta semua Menteri untuk memberikan perhatian terhadap daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) agar mendapatkan fasilitas-fasilitas pembangunan termasuk di bidang pendidikan.

“Dua tahun yang lalu, Bapak Presiden Jokowi memberikan arahan supaya segera merealisasikan penggunaan TIK (teknologi informasi dan komunikasi) untuk mempercepat akses pelayanan pendidikan di wilayah-wilayah pinggiran,” terang Mendikbud Muhadjir Effendy.

Menurut Mendikbud, salah satu tantangan dunia pendidikan di Indonesia saat ini adalah akses pendidikan di daerah pinggiran, pendidikan karakter, dan perkembangan teknologi yang harus diimbangi keahlian dan kemampuan.

“Oleh karena itu, untuk mempercepat dan meningkatkan akses (pendidikan) yang belum merata itu, kita akan bangun mulai dari pinggiran dulu melalui digitalisasi sekolah,” ujar Mendikbud.

Pada tahun 2019, pengalokasian dana BOS sedikit berbeda dibandingkan sebelumnya. Selain alokasi dana BOS regular, juga disediakan dana BOS Afirmasi untuk mendukung operasional rutin dan mengakselerasi pembelajaran bagi sekolah yang berada di daerah tertinggal dan sangat tertinggal dengan alokasi dana sebesar Rp2,85 triliun. Serta disiapkan juga dana BOS Kinerja sebesar Rp1,49 triliun, yang dialokasikan untuk sekolah yang dinilai berkinerja baik dalam menyelenggarakan layanan pendidikan. Petunjuk teknis mengenai penggunaan BOS Afirmasi dan BOS Kinerja diatur melalui Peraturan Mendikbud Nomor 31 Tahun 2019. Sementara

Sebagai langkah awal, program Digitalisasi Sekolah akan direalisasikan kepada 31.387 sekolah melalui BOS Afirmasi dan 5.987 sekolah melalui BOS Kinerja. Melalui program ini, Pemerintah akan memberikan sarana pembelajaran di sekolah berupa komputer tablet kepada 1.753.000 siswa kelas VI, kelas VII, dan kelas X di seluruh Indonesia, khususnya sekolah-sekolah yang berada di wilayah pinggiran. “Tahun depan kalau bisa diperbanyak, bisa sepuluh kali lipat, dan kita ambilkan dananya bukan hanya dari BOS Afirmasi dan BOS Kinerja. Dengan begitu digitalisasi sekolah bisa berjalan secepat mungkin,” terang Mendikbud.

Untuk memastikan penggunaan sarana pembelajaran berfungsi dengan baik, Kemendikbud bekerja sama dengan berbagai kementerian/lembaga pemerintah. “Untuk jaringan internet, kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi. Sedangkan untuk penyediaan listrik, Kementerian ESDM sudah menyanggupi untuk menyediakan pembangkit (listrik) tenaga surya,” terang Muhadjir.

Terobosan Penyediaan Akses Pendidikan Bermutu di 3T

Program Digitalisasi Sekolah merupakan terobosan baru yang memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempermudah proses belajar mengajar.

“Guru dan siswa makin mudah mengakses bahan ajar. Guru, siswa kepala sekolah dan unsur pendidikan juga bisa mengaksesnya. Selain itu, komunitas guru bisa bekerja sama membuat materi bahan ajar digital, membuat tes ujian harian secara bersama-sama, baik di luar jaringan atau offline maupun dalam jaringan atau online,” tutur Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbud Didik Suhardi yang juga selaku Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Sebagai langkah awal, Kemendikbud telah meluncurkan program Digitalisasi Sekolah di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau pada tanggal 18 September 2019. Pada kesempatan ini, Mendikbud membagikan komputer tablet kepada 1.142 siswa yang terdiri dari 508 siswa kelas 6, 303 siswa kelas VII, dan 331 kelas X. Komputer tablet yang dibagikan telah diisi dengan buku elektronik dan aplikasi Rumah Belajar yang dapat digunakan untuk mengakses materi dengan atau tanpa jaringan Internet.

“Pemberian tablet untuk siswa bertujuan agar para siswa mudah membawanya, paling ringan, aplikasinya mudah untuk di-update, serta paling mudah untuk dimodifikasi. Para siswa dapat dengan mudah menonton video pembelajaran melalui tablet,” terang Didik Suhardi.

Selain komputer tablet yang akan digunakan oleh masing-masing siswa, setiap sekolah juga akan menerima satu unit PC server, satu unit laptop, harddisk, router, LCD, dan speaker. “Nanti penggunaanya untuk siswa kelas VI, kelas VII dan kelas X. tapi sifatnya dipinjamkan, jadi tidak boleh dibawa pulang ke rumah,” terang Didik Suhardi.

Proses pengadaan komputer tablet dapat dilakukan secara langsung dan mandiri oleh sekolah dengan menggunakan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah) tanpa perlu melakukan lelang Pengadaan Barang. Sesjen Kemendikbud mengimbau agar para Kepala Dinas Pendidikan dapat aktif memberikan pembinaan kepada para Kepala Sekolah. ”Juga, mengawasi sekolah agar betul-betul memberikan peralatan yang sesuai dengan yang diharapkan. Jangan sampai membeli yang tidak diperlukan,” ungkapnya.

Program digitalisasi sekolah yang diluncurkan Kemendikbud, tidak akan menghilangkan proses pembelajaran dengan tatap muka. Pembelajaran dengan tatap muka antara guru dan siswa di kelas tetap penting dan tidak tergantikan, dan akan diperkaya dengan konten-konten digital.

“Sekali lagi dengan digulirkannya platform digital ini bukan berarti proses belajar konvensional tidak berlaku, tetapi tetap penting. Karena tatap muka antara siswa dengan guru masih menjadi cara yang paling baik. Cara yang paling tepat untuk mendidik anak terutama dalam rangka membentuk karakter siswa,” jelas Mendikbud.

Peningkatan Kapasitas Guru di Era 4.0

Program digitalisasi sekolah akan didukung dan ditindaklanjuti dengan peningkatan kompetensi guru, khususnya di bidang penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal ini karena guru merupakan ujung tombak dan penentu keberhasilan program digitalisasi sekolah untuk mempercepat terciptanya sumber daya manusia Indonesia yang unggul.

“Kunci berhasil atau tidaknya program digitalisasi sekolah ada pada guru. Jadi kompetensi guru harus baik. Guru harus belajar tiap hari baik bersama instruktur, belajar sendiri, ataupun belajar dengan koleganya dalam asosiasi guru,” tutur Mendikbud.

Menurut Mendikbud, peran guru di era revolusi industri 4.0 semakin penting dan vital. “Guru tidak hanya mengajar, namun sekarang guru harus menguasai sumber-sumber dimana anak-anak bisa belajar. Anak-anak bisa belajar dari mana saja, dan guru mengarahkan,” kata Muhadjir Effendy. Dengan kata lain guru berfungsi sebagai penghubung sumber belajar atau resource linker.

Guru juga berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran. “Peran guru memfasilitasi, mencari narasumber yang relevan, siswa harus belajar dengan siapa, kemudian memerlukan fasilitas apa,” ujar Muhadjir Effendy.

Selain itu, peran guru yang juga sangat penting adalah sebagai penjaga gawang informasi atau gate keeper. “Informasi mana yang membahayakan harus dibendung oleh guru. Ancaman kita semakin lama sangat besar, pengaruh ideologi yang bertentangan dengan Pancasila,” imbuh Mendikbud.

Oleh karena itu, guru harus terus meningkatkan kompetensinya, khususnya dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). “Mulai sekarang saya mohon kepada guru untuk mulai mempelajari dan menguasai materi yang tersedia di portal Kemendikbud, khususnya yang ada di dalam platform Rumah Belajar. Itu gratis tidak perlu membayar,” pesan Mendikbud. (*)

 

 

sumber:https://www.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Aceh Besar Menggelar Pelatihan Kompetensi Guru SD/SMP PJOK Akt 3

https://www.jaringanpelajaraceh.com-Pemerintah Aceh Besar melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Besar menggelar Pelatihan Kompetensi Guru SD/SMP PJOK Akt 3 di wism Atlit, Kota Jantho, selasa (10/09/2019).

Kadisdikbud Aceh Besar, Dr. Silahuddin, M.Ag., membuka secara resmi pelatihan didampingi Kasi Kurikulum dan Pembinaan Pendidikan Dasar Disdikbud, Cut Jarita Susanti, S.Pd.

Dalam pembukaannya Kadisdikbud menyampaikan, guru olahraga harus menjadi contoh yang baik kepada peserta didik dan kepada guru-guru lain.

Dalam tamsilnya ia menemyebutkan “guru PJOK bek jok bola bak aneuk mit wate jem olahraga lheuh nyan jak jep kupi” (Jangan kasih bola kepada anak-anak diwaktu jam olahraga kemudian guru ngopi).

Ia menegaskan, trend demikian tidak boleh dilanjutkan karena tidak ada dalam konsep pendidikan. Maka harapan kami kepada guru PJOK untuk mengubah pola yang tidak baik tersebut dengan pola-pola yang baik dan bijaksana dalam proses pembelajaran, terutama saat mata pelajaran Olahraga dan Jasmani.

Pelatihan kompetensi guru SD/SMP PJOK Akt 3 berjumlah 70 peserta se-Aceh Besar, sebelumnya Akt 1/2 telah sukses mengikuti pelatihan yang juga digelar diwisma atlit, Kota Jantho.

Cut Jarita Susanti, S.Pd., selaku panitia pelaksana menyampaikan 70 peserta yang mengikuti pelatihan pada Akt 3 adalah guru PJOK se-Aceh Besar.

Kepada seluruh peserta agar mengikuti pelatihan hingga akhir, tidak dibolehkan bolos atau absen saat jam materi. Narasumber pada pelatihan Akt 3 juga perwakilan dari P4TK Medan”, sebutnya.

Anggaran pelatihan kompetensi guru SD/SMP PJOK Akt 1-3 yang digelar diwisma atlit kota jantho bersumber dari Otsus tahun 2019

 

 

Sumber:https://disdikbudacehbesar.org

 

read more
Berita Terkini

PT Paragon Technology And Innovation Siap Berkontribusi Meningkatkan Kualitas SDM SMK

www.jaringanpelajaraceh.com-Tangerang – PT. Paragon Technology and Innovation sebagai salah satu perusahaan manufaktur komestik terbesar di Indonesia pada hari Rabu tanggal 4 September 2019 mengundang 37 SMK yang terdiri dari Kepala SMK dan Kepala Program Studi Bisnis dan Manajemen SMK untuk melakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten.

Dalam kunjungan tersebut, PT. Paragon Technology and Innovation menyampaikan bahwa pendidikan menjadi salah satu bidang fokus perusahaan untuk melaksanakan CSR dengan berperan aktif dalam memberikan pembekalan bagi para peserta didik SMK baik saat masih di bangku sekolah maupun dalam masa persiapan kelulusan. “Kami menyambut baik kunjungan ke perusahaan kami, bahwa ini merupakan keharusan supaya SMK bisa mendapat gambaran yang komprehensif tentang industri, sehingga SMK bisa mendapatkan bahan dalam penyusunan kurikulumnya”, ujar Hesti selaku kepala Human Resources PT. Paragon Technology and Innovation.

PT. Paragon Technology and Innovation menawarkan kemitraan dengan ruang lingkup kerja sama meliputi praktik kerja lapangan (PKL), rekrutmen tenaga kerja lulusan SMK, dan pelaksanaan kelas industri. Program PKL betujuan untuk mengenalkan dunia kerja dan mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja. Pogram rekrutmen lulusan SMK, posisi yang disiapkan adalah sebagai beauty advisor, field controller, trainer, dan logistik. Sedangkan untuk pelaksanaan kelas industri, pihak perusahaan akan bekerja sama dengan SMK untuk menyelenggarakan beauty class.

PT. Paragon Technology and Innovation 100% merekrut tenaga kerja yang merupakan putra putri terbaik Indonesia, kami tidak merekrut tenaga kerja asing. Saat ini kami membutuhkan banyak lulusan SMK untuk bergabung dengan perusahaan kami”, lanjut Hesti.

Saryadi selaku Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri, Direktorat Pembinaan SMK, Kemendikbud dalam pembukaan kegiatan tersebut menjelaskan bahwa sudah menjadi keniscayaan bahwa SMK harus bekerja sama dengan industri. “Kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar memajukan SMK, karena kerja sama merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan agar SMK selalu mengikuti perkembangan dunia industri, guna memastikan bawa SMK melahirkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri” ujar Saryadi.

PT. Paragon Technology and Innovation juga mengajak para peserta untuk melakukan plant tour ke bagian gallery, research building dan production plant. Peserta dapat melihat jenis produk apa saja yang diproduksi, bagaimana proses penelitian produk-produk tersebut, dan juga proses produksi serta pengepakan produk-produk tersebut.

Rencana kedepan, PT. Paragon Technology and Innovation berkomitmen akan mengunjungi SMK yang hadir pada kegiatan ini untuk menindaklanjuti kerja sama yang akan dilaksanakan, baik PKL, perekrutan, atau pelaksanaan kelas industri (beauty class).

Melalui program kerja sama ini, diharapkan kualitas lulusan SMK akan semakin unggul dan sesuai dengan kebutuhan di dunia industri, serta dapat meningkatkan angka keterserapan lulusan SMK di industri.

SMK BISA, SMK HEBAT, SMK BISA HEBAT

 

 

 

sumber  http://psmk.kemdikbud.go.id

 

read more
Berita Terkini

ITS Surabaya Siap Majukan Pendidikan dengan Teknologi 5G,

https://www.jaringanpelajaraceh.com-Surabaya – Kemajuan teknologi telekomunikasi menuntut adanya transformasi, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Operator seluler 3 (Tri) Indonesia mengajak kerja sama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) uji coba jaringan 5G bertajuk Future is Now #IndonesiaTanpaBatas di Gedung Pusat Robotika ITS, Kamis Kemarin.

Uji coba jaringan 5G untuk kali pertama ini dihadiri langsung oleh Rektor ITS Mochamad Ashari. Dalam memberikan sambutannya yang sempat ditampilkan melalui teknologi hologram, rektor yang biasa disapa Ashari ini mengungkapkan, kehadiran teknologi 5G akan mengubah seluruh sektor kehidupan, terutama bidang pendidikan.

Ia juga menuturkan, ITS sebagai digital eco campus menaruh perhatian besar terhadap perkembangan jaringan komunikasi ini.Guru besar Teknik Elektro ini juga menekankan, kolaborasi teknologi informasi dan industri merupakan sebuah keniscayaan.

Yang menjadi tugas bersama adalah bagaimana teknologi 5G ini mampu dimanfaatkan oleh kampus serta industri,” tutur Ashari.

Terkait masa depan pemanfaatan jaringan 5G oleh ITS, Ashari menuturkan, jaringan 5G sangat disambut baik oleh sivitas akademika ITS. Menurut dia, banyak riset yang bisa dilakukan baik oleh mahasiswa maupun dosen ITS yang membutuhkan jaringan 5G untuk memaksimalkan teknologi yang dibuat.

Misalnya riset robot autonomous yang diprakarsai mahasiswa ITS. Kekalahan yang sempat dialami tim robotika ITS di Korea beberapa waktu lalu disebabkan oleh ketertinggalan penggunaan jaringan kita yang masih menggunakan 4G,” ungkap mantan Kepala Departemen Teknik Elektro ITS ini memberikan contoh nyata.

Ashari menuturkan, ITS telah melakukan riset terhadap frekuensi yang dapat digunakan oleh jaringan 5G sejak tahun 2012 lalu. “Selain itu, ITS telah banyak memiliki riset berkaitan dengan Internet of Things (IoT), kecerdaaan buatan (AI), serta cloud computing yang akan sangat terbantu dengan kehadiran 5G,” tuturnya mengingatkan.

Selain itu, lanjut pria berkaca mata ini, perkembangan jaringan telekomunikasi tersebut juga akan berpengaruh pada sistem pembelajaran kampus ke depannya. Dia mengatakan, keberadaan 5G akan memudahkan kuliah secara virtual.

Meskipun ITS beberapa kali telah menerapkan kelas virtual dalam pembelajaran, Ashari optimistis ketersediaan jaringan 5G akan jauh memudahkan program tersebut. “Saat ini (kuliah virtual di ITS) belum pakai hologram, namun selama jaringan 5G tersedia maka fiturnya akan lebih lengkap nantinya,

Ashari juga mengatakan, sistem kelas virtual yang didukung jaringan 5G ini akan memungkinkan ITS untuk menjangkau mahasiswa yang berada di daerah yang jauh. “Sehingga pembelajaran tidak harus dilakukan dengan bertemu muka.

Kepala Kantor Pemasaran 3 Indonesia, Dolly Susanto mengatakan, banyak tantangan baru bagi generasi muda di dunia modern ini. Menurut dia, jaringan internet yang handal memudahkan pemuda untuk belajar dan berkarya untuk global.

“Maka penting bagi kami berkolaborasi dengan institusi pendidikan guna membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia,” tutur dia.

Tidak hanya itu, sebagai dukungan nyata terhadap peningkatan SDM unggul Indonesia, 3 Indonesia dan ITS juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait pemberian beasiswa sebesar Rp 100 juta dari 3 Indonesia untuk mahasiswa ITS.

Dukungan juga dilontarkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail. Sebagai fasilitator dan akselerator dalam acara tersebut, Ismail menambahkan, jaringan 5G tidak hanya menekankan pada kecepatan transfer data, tetapi juga menekankan pemanfaatan di sektor-sektor prioritas lainnya, contohnya pendidikan.

“Dengan ini, dosen di kampus ternama seperti ITS dapat mengajar mahasiswa di daerah terpencil tanpa berpindah tempat dan terhalang delay jaringan,” ujar dia.

Kegiatan uji coba ini juga dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang dihadirkan melalui hologram. Sebagai rangkaian akhir kegiatan ini, dilakukan talk show yang juga menghadirkan narasumber lain. Yakni selain Dirjen SDPPI Kominfo Dr Ir Ismail MT, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, juga dihadirkan Kepala Laboratorium Propagasi dan Radiasi Gelombang Elektromagnetik ITS Prof Dr Ir Gamantyo Hendrantoro PhD.

Tidak ketinggalan, Ketua Forum 5G Indonesia (F5Gi) Dr Sigit Puspito Wigati Jarot MSc yang hadir lewat sebuah proyeksi hologram live streaming langsung dari Jakarta.

 

 

sumber:https://www.liputan6.com

Baca Juga :https://www.jaringanpelajaraceh.com/berita-terkini/momentum-hari-pendidikan-aceh-harus-membentuk-generasi-berkualitas/#.XXHZfC4zbIU

read more
1 2 3 39
Page 1 of 39