close

Dekgam Dekgam

Berita Terkini

Unsyiah Usulkan Qanun Pendidikan Kebencanaan ke DPRA

Jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh – Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., menyerahkan draft naskah akademik Pendidikan Kebencanaan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang diterima langsung Ketua DPRA, Muharuddin, di Gedung Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Ulee Lheue, Rabu (27/12/2017).

Naskah akademik ini disusun oleh tim Unsyiah untuk dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dalam menyusun Qanun Pendidikan Kebencanaan di Aceh.

Prof Samsul mengatakan naskah akademik Pendidikan Kebencanaan ini merupakan upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat yang dimulai sejak usia dini.

Sebab menurutnya Aceh berada di daerah rawan yang berpotensi tinggi menghadapi bencana di masa mendatang.

Ini terbukti dari hasil penelitian Unsyiah dan peneliti Singapura yang mencatat adanya sedimen tsunami di gua di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar, yang memperkirakan ada 7-11 tsunami yang melanda Aceh di masa lampau.

Penelitian ini menegaskan Aceh adalah daerah rawan tsunami dan perulangan tsunami dapat terjadi sewaktu-waktu. Untuk itu, butuh kesiapsiagaan dalam mengurangi resiko secara berkelanjutan dan efektif salah satunya melalui pendidikan.

“Pilihan yang tepat untuk realita ini adalah berdamai dengan bencana dan menjawab cobaan ini dengan mengembangkan pengetahuan kebencanaan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah Swt,” ujar Prof. Samsul.

Ketua DPRA, Muharuddin, menyambut baik dan mengapresiasi rekomendasi Unsyiah terkait penyusunan naskah Pendidikan Kebencanaan untuk menghadirkan penyadaran dan mengurangi resiko bencana sejak usia dini.

Menurutnya pengurangan resiko bencana perlu digagas melalui dunia pendidikan agar masyarakat tahu bagaimana menghadapi dan memproteksi diri sejak dini dari bencana.

Di kesempatan sama ia juga mengucapkan terimakasih kepada dunia internasional yang telah membantu Aceh sehingga dapat kembali bangkit dari keterpurukan seusai bencana tsunami 13 tahun lalu.

Dr. Sulastri, M.Si., salah satu tim penyusun naskah akademik pendidikan kebencanaan, menyebutkan jika naskah pendidikan ini tidak hanya fokus pada gempa dan tsunami, tetapi juga meliputi segala aspek bencana.

Penyusunan naskah ini turut melibatkan beberapa ahli dari Unsyiah, seperti ahli sejarah, kebencanaan, hingga ahli bahasa Indonesia.

Ia berharap agar naskah akademik ini dapat menjadi produk qanun sehingga di Aceh akan hadir mata pelajaran yang memberikan pemahaman kebencanaan mulai dari jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

“Pemerintah Aceh perlu menyiapkan generasi sadar dan tangguh bencana. Caranya dengan memberikan pendidikan kebencanaan di semua tingkat pendidikan,” ujar Sulastri.

Dalam kegiatan ini, Ketua DPRA juga menerima rekomendasi bersama dari Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Aceh dan TDRMC Unsyiah yang salah satu isinya mengusulkan agar tanggal 26 Desember ditetapkan sebagai Hari Ketangguhan Bencana Nasional atau Hari Tsunami Nasional. []

 

sumber:http://www.acehtrend.co

read more
Berita Terkini

Mahasiswa FAH UIN Ar-Raniry Gelar Doa Bersama untuk Korban Tsunami

jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh -Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Uin Ar Raniry. Menyelenggarakan acara tausiah dan doa bersama untuk para korban tsunami Aceh di halaman fakultas setempat, Rabu (27/12/2017). Kegiatan ini dilaksanakan oleh pengurus Dewan Mahasiswa (DEMA) FAH yang tergabung dalam bidang Departemen Agama.

Ketua DEMA FAH dalam hal ini diwakil oleh Rahmat Habibi menyampaikan bahwa kegiatan ini adalah untuk mengingat kembali tragedi yang melanda masyarakat Aceh khususnya pada 13 tahun silam.

“Dimana musibah tersebut menyebabkan banyak korban dan duka yang mendalam di seluruh Aceh dan menyebar di seluruh dunia,” kata Habibi.

Habibi menambahkan, musibah gempa dan tsunami yang melanda Aceh bukan akhir dari segalanya, tetapi tentu ada hikmah di balik tragedi tersebut.

“Kita juga tidak bisa membayangkan bagaimana konflik dan pertumpah darah di Aceh, namun Allah berkehendak lain dengan memberikan musibah,” ujarnya.

Tapi yang perlu ambil adalah hikmah dari musibah tersebut yaitu bisa berdamai dan meredakan konflik. “Semoga Allah menerima amal dan ibadah korban,” tuturnya.

Sementara Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, dalam hal ini di sampaikan oleh Dr. Bustami mengatakan, kegiatan ini bukan hanya untuk melaksanakan tugas program departemen saja,tetapi kegiatan ini juga dilaksanakan pada setiap tahunnya untuk mengingat kembali dan mendoakan korban tsunami Aceh.

Setiap musibah pasti ada hikmahnya. Namun musibah ini apakah azab atau peringatan dan nikmat. “Semoga Allah memberikan tempat yang terbaik untuk para arwah korban tsunami Aceh,” tutupnya.

 

sumber:http://www.acehtrend.co

read more
Berita Terkini

Telah Selesai Dilaksanakan, Seluruh Rangkaian Kegiatan MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon 03 Tahun 2017

Jaringanpelajaraceh.com-Seluruh kegiatan Musayawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Inggris Sub Rayon 03 dalam tahun 2017 telah selesai dilaksanakan yang ditandai dengan kegiatan MGMP terakhir tahun 2017.

Ketua MGMP Sub Rayon 03, Mr.Azhari, S.Pd.I dan mengharapkan selama kegiatan pertemuan MGMP ini, guru-guru Bahasa Inggris di Sub Rayon 03 dapat menambah kompetensi mereka baik dari segi pengetahuannya maupun dari segi teknik pembelajaran dan pengajaran.

Sehingga dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam belajar Bahasa Inggris, demikian ditambahkan oleh Guru Muda di SMP Negeri 3 Bireuen.

“Kepada seluruh Guru-guru Bahasa Inggris di Sub Rayon 03 yang meliputi 4 Kecamatan (Kecamatan Kota Juang, Kecamatan Jeumpa, Kecamatan Juli dan Kecamatan Kuala), kami selaku pengurus MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon 03 terdiri dari, Azhari, S.Pd.I (SMPN 3 Bireuen) sebagai Ketua, Andri Rakhmadsyah, S.Pd (SMPN 1 Bireuen) sebagai Sekretaris dan Elli Wahyuni, S.Pd (SMPN 3 Jeumpa) sebagai Bendahara, mengucapkan terima kasih atas kehadiran mereka pada setiap kegiatan pertemuan,” ungkapnya.

Diharapkan, kegiatan MGMP Bahasa Inggris tetap eksis sampai akhir tahun 2017 ini. Dia mengharapkan kepada guru-guru yang belum mempunyai kesempatan untuk hadir pada setiap pertemuan agar pada tahun berikutnya dapat meluangkan waktunya untuk hadir pada setiap pertemuan MGMP Bahasa Inggris.

Sehingga dapat saling meng-share pengalamannya dan meng-update kompetensinya serta dapat meningkatkan prestasi peserta didik kita dimasa akan datang.

“Akhirnya, mari kita dukung terus kegiatan MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon 03 khususnya dan MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Bireuen umumnya di tahun-tahun berikutnya agar pendidikan di Bireuen terus meningkat. Rise together to reach one goal,” pungkasnya.

Kegiatan terakhir itu digelar di Sekretariat MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon 03 di SMPN 3 Bireuen, Rabu (13/12/2017) lalu, diisi dengan materi Pedagogik berupa beberapa games yang bisa diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Materi-materi UKG yang terdapat dalam modul A-J, serta pembahasan modul B UKG tentang Modality, yang diberikan oleh Muchlisin, S.Pd.I. (Ihkwati)

 

 

sumber:http://kabarbireuen.com

read more
Berita Terkini

Akses Pendidikan Terus Diperluas Di Seluruh Indonesia

Jaringanpelajaraceh.com-Memasuki tahun ketiga pemerintahan Kemendikbud terus melakukan perluasan akses pendidikan. Melalui Kartu Indonesia Pintar pemerintah berupaya menyentuh anak tidak mampu untuk sekolah.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengatakan, perluasan akses pendidikan salah satunya dilakukan dengan memperluas penerima manfaat Program Indonesia Pintar melalui pemberian Kartu Indonesia Pintar. Tidak hanya memberikan kesempatan kepada anak-anak yatim namun juga kepada anak yatim piatu, anak yang tinggal di panti asuhan dan juga peserta didik nonformal.

“Ini adalah upaya perwujudan bahwa negara harus memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan haknya untuk mendapatkan pendidikan,” katanya saat konferensi pers Kilas Balik Kinerja Kemendikbud Tahun 2017 dan Rencana Kerja Tahun 2018 di kantor Kemendikbud.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan, kementerian berupaya agar bantuan social bagi anak tidak mampu ini bermanfaat bagi yang membutuhkan. Namun disisi lain juga perlu transparansi dan akuntabilitas. Oleh karena itu kementerian memberi KIP dalam bentuk simpanan pelajar yang dilengkapi dengan kartu ATM. Terobosan ini pun akan mendorong transaksi non tunai dan juga untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di tingkat pelajar.

Berdasarkan data pada per tanggal 11 November 2017, pemerintah telah menyalurkan KIP pada jenjang Sekolah Dasar  sebanyak 7.778.963 anak; Sekolah Menengah Pertama sebanyak 3.244.134 anak; Sekolah Menengah Atas sebanyak 1.037.351 anak, dan; jenjang Sekolah Menengah Kejuruan sebanyak 1.436.186 anak.

Muhadjir menjelaskan, sinergi antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam melaksanakan program-program prioritas akan memberikan dampak langsung yang bermanfaat bagi masyarakat.

Selanjutnya, untuk mendukung program Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan Kemendikbud telah melatih 12.750 guru untuk menjadi guru produktif dan juga merekrut 15.000 guru program keahlian ganda. Selain itu juga Kemendikbud telah bekerjasama dengan delapan kementerian dan 16 dunia usaha dan industry. Sebanyak 3.574 industri telah bekerjasama dengan SMK.

Pengamat Pendidikan UPI Said Hamid Hasan berpendapat, akses pendidikan faktanya masih belum baik dan tingkat drop out juga masih tinggi. Said melihat, kebijakan pendidikan pemerintah belum jelas arah dan programnya sehingga masyarakat selalu diberi issue kontroversial yang menghabiskan banyak waktu, pikiran dan energi. ‘’Hal ini menunjukkan kebijakan pendidikan yang hit and run,’’ katanya.

Menurut dia, kebijakan pendidikan belum mampu memenuhi hak warganegara mendapat pendidikan dan tidak diskriminatif. Keadaan ini membahayakan kehidupan bangsa di masa depan sehingga bonus demografi akan menjadi musibah demografi. Konsekuensi lain dari kebijakan yang demikian, pendidikan karakter yang sedang dikembangkan dalam Kurikulum 2013 mengalami truncated atau pemenggalan karena hanya dinikmati oleh sebagian anak bangsa yang mendapat pendidikan dan terdidik di sekolah berkualitas.

Sementara itu, terkait dengan guru pemerintah belum memiliki pemahaman yang jelas antara kualifikasi dan kualitas. Hal ini menyebabkan pemerintah tidak mengakui kualifikasi yang sudah dikeluarkan. Dimana guru yang sudah memiliki kualifikasi/akta dianggap tidak berlaku karena istilah bukan sertifikat dan diperoleh tidak melalui sistem pendidikan baru sehingga terjadi pemborosan dalam jumlah yang sangat besar.

Sementara Wakil Ketua Komisi X DPR Abdul Fikri menyoroti tentang guru honorer K2. Dia menyatakan, guru adalah ujung tombak pendidikan sedangkan pemerintah sudah berulang kali menjanjikan guru honorer K2 untuk diangkat menjadi PNS. “Tetapi faktanya sampai sekarang hanya pemberkasan saja,” sebutnya.(Neneng Zubaidah)

read more
Artikel

Revitalisasi Bahasa Daerah di Aceh

PROVINSI Aceh merupakan salah satu daerah yang memiliki bahasa terbanyak di Pulau Sumatra. Tercatat ada sepuluh bahasa yang masih digunakan oleh masing- masing etnis pemiliknya, yaitu (1) bahasaAceh, (2) bahasa Tamiang, (3) bahasa Gayo, (4) bahasaAlas, (5) bahasa Singkil, (6) bahasa Kluet, (7) bahasa Jamee, (8) bahasa Sigulai, (9) bahasa Devayan, (10) bahasa Haloban.

Dari sepuluh bahasa tersebut, ada bahasa yang dituturkan oleh mayoritas, yaitu bahasa Aceh dan ada pula bahasa yang dituturkan oleh minoritas, yaitu bahasa Haloban danbahasa Kluet. Bahasa Aceh dituturkan oleh etnis Aceh yang mendiami wilayah Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, sebagian besar Kota Sabang, Kota Banda Aceh, Kota Langsa, Aceh Barat Daya, sebagian wilayah Aceh Selatandan Aceh Tamiang. Bahasa ini dianggap berkerabat dengan bahasa Campa atau termasuk rumpun Chamic (daerah Kamboja dan Vietnam), cabang dari rumpun bahasa Austronesia Barat

Sementara itu, bahasa Gayo adalah bahasa yang sekarang digunakan di wilayah Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues. Bahasa di dataran tinggi Aceh ini merupakan bahasa dengan jumlah penutur kedua terbanyak di Aceh. Belum ada penelitian yang sahih tentang kekerabatan bahasa ini, meskipun dalam kebudayaannyaterdapat warna Batak dan Aceh.

Bahasa Alas adalah bahasayang dituturkan oleh masyarakat di Aceh Tenggara. Menurut penelitian SIL Internasional,bahasa ini memiliki pertalian erat dengan bahasa Batak di Sumatra Utara. Selanjutnya, bahasa Kluet adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di empat kecamatan di Aceh Selatan, yaitu Kluet Utara, Kluet Selatan, Kluet Timur, dan Kluet Tengah. Bahasa Kluet oleh SIL Internasional juga dianggap berkerabat dengan bahasaBatak.

Untuk membuktikan kebenaran penelitian SIL tersebut diperlukan penelitian yang mendalam, baik secara sinkronik maupun secara diakronik. Bahasa Singkil adalah ba-hasa yang digunakan olehmayoritas masyarakat di Kabupaten Aceh Singkil dan sebagian Kota Subulussalam.

Menurut SIL Internasional, bahasa ini diduga berkerabat dengan bahasa Karo. Namun, masyarakat etnis Singkil enggandikatakan bahasa mereka adalah dialek dari bahasa Karo. Bahasa Singkil memiliki beberapanama lain, seperti bahasa Julu, Boang, Kade-Kade, dan Kampong. Namun, secara politis tampaknya nama bahasa Singkil lebih berterima untuk digunakan di kalangan terdidik dan di jajaran pemerintahan.

Hal ini misalnya dapat dicermatidari penulisan kamus bahasaSingkil oleh Mu’azd Vohry yang berjudul NanggakhBasa Singkil (2016). Bahasa Jamee adalah bahasa yang digunakan oleh masyarakat di sebagian Kabupaten Aceh Selatan, terutama di Kecamatan Labuhan Haji Barat, Labuhan Haji Timur, dan Samadua. Bahasa ini juga digunakan di Kecamatan Kaway XI dan sebagian Meureubo di Aceh Barat, Kecamatan Susoh di Kabupaten Aceh Barat Daya, di sebagian Kota Subulussalam, Singkil, dan sebagian Kota Sinabang di Kabupaten Simeulue.

Bahasa inisebenarnya adalah bahasa Minangkabau yang dibawa bersamaandengan hijrahnya sebagian orang Aceh yang berkeluarga dengan orang Minang semasa Kerajaan Aceh Darussalam berjaya. Karena itu pula mereka disebut sebagai jamee atau tamu, yang dalam budaya Aceh harus dimuliakan. Di kemudian hari terjadilah migrasi orang Minang ke pantai Barat Selatan Aceh untuk mencarikehidupan yang lebih layak di negeri baru.

Tujuh bahasa yang sudah disebutkan merupakan bahasa yang hidup dan berkembangdi daratan. Tiga bahasa lagi hidup dan berkembang di kepulauan, dua di antaranya terdapat di Pulau Simeulue, yaitu bahasaDevayan dan bahasa Sigulai. Bahasa Devayan atau Simalur digunakan di Simeulue Timur dan sekitarnya. Bahasa Sigulai digunakan di Kecamatan Simeulue Barat dan Sekitarnya.

Kedua bahasa di Pulau Simeulue ini diduga mendapat pengaruh dari bahasa Nias. Meskipun terdapat sejumlah kata yang sama dari kedua bahasa ini, tetapi masih dianggap sebagai bahasayang berbeda sampai ada penelitian yang komprehensif untuk pembuktiannya. Satu lagi bahasa di kepulauan adalah bahasaHaloban. Bahasa yang diduga dipengaruhi oleh bahasa Nias ini dituturkan leh ribuan orang di Desa Haloban dan Asantola, di Kecamatan Pulau Banyak Barat.

Oleh para pemerhati, bahasa ini dirisaukan sudah diambang “sakratul maut” seiring dengan semakin menyusur jumlah penuturnya. Kekayaan budaya daerahAceh dari segi bahasa ini perlu mendapat perhatian serius dari pemangku adat dan pemerintahan. Hal ini karena perkembangan kesepuluh bahasadi Aceh ini tergolong stagnan, di samping bahasa Haloban yang berada para taraf krisis. Beberapa langkah nyata yang segera harus dilakukan sebagai wujud revitaliasi bahasa adalah sebagai berikut.

Pertama, menempatkan semua bahasa tersebut sebagai muatan lokal di jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP). Kedua, segera dihasilkan guru bahasa daerah Aceh dari perguruan tinggi yang ada di Aceh. Ketiga, perlu digalakkan satu hari wajib menggunakan bahasa daerah di daerah masing-masing pada perkantoran dan lembaga pendidikan. Keempat, perlu segera dibuat kamus yang komprehensif untuk bahasa dengan penutur minoritas, sepertibahasa Kluet, Haloban, Singkil, Sigulai, dan Devayan.

Kelima, perlu dihidupkan media massa yang menggunakan bahasa daerah masing-masing. Keenam, perlu ditumbuhkan kesadaran semua pemilik bahasa agar senantiasa menggunakan bahasa etnis masing-masing di lingkungan eluarga. Sebab, awal hilangnya sebuah bahasaadalah karena ia tidak lagi digunakan di dalam keluarga. ungkin itulah enam langkah yang perlu dilakukan untuk merevitalisasi bahasa daerah di Aceh.

* Dr. Mohd Harun, M.Pd, Kepala Pusat Studi Bahasa Daerah Aceh, Universitas Syiah Kuala

 

sumber:http://aceh.tribunnews.com

read more
Berita Terkini

Ini Dia Pemenang Lomba Cerita Remaja Islam Siswa SMA 2017

jaringanpelajaraceh.com-Jakarta (Kemenag)-Setelah melalui proses penilaian dari tahap seleksi hingga tahap penjurian, Kementerian Agama mengumumkan pemenag lomba penulisan Cerita Remaja Islam (Ceris) dan Karya Ilmiah Remaja (KIR)  Siswa SMA/SMK 2017. Pengumuman dilakukan di Hotel Aston Bekasi, usai dilakukannya tahap akhir penilaian.

Sebelumnya, seluruh finalis mempresentasikan hasil karyanya di hadapan para dewan juri. “Pelaksanaan seleksi akhir telah menghasilkan pemenangnya berdasarkan perolehan nilai keseluruhan  dari  komponen penilaian,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin, Selasa (19/12).

“Kami ucapkan selamat dan apresiasi yang tinggi kepada semua partisipan. Semoga kegiatan ini menjadi motivasi semua untuk semakin mengembangkan minat dan bakat penulisannya, khusus di bidang Pendidikan Agama Islam,” sambungnya.

Menurut  Kasubdit PAI pada SMA/SMK, Unang Rachmat, sebanyak 140 naskah Ceris  dan 90 naskah KIR yang masuk, telah diseleksi dan dinilai oleh tim dewan juri. Tahap akhir seleksi yang dilaksanakan di Bekasi 18 – 20  Desember 2017 diikuti 6 finalis Ceris dan 6 finalis KIR.

Kepada para pemenang, Kementerian Agama memberikan dana apresiasi dengan total Rp75juta untuk masing-masing lomba. Selain itu, ada juga tropi dan piagam penghargaan.

Daftar pemenang lomba Cerita Remaja Islam (CERIS)  Tingkat  Nasional tahun 2017:
1. Sherina Salsabila dari SMAN 67 Jakarta-DKI Jakarta, judul: 1000 Bambu Pelipur Rindu (Juara 1 mendapat hadiah Rp17,5juta)
2. Ridha Nikmatus Syahada dari SMAN 2 Jombang- Jawa Timur, judul: Tirai Mirai (Juara 2 mendapat hadiah Rp15,5juta)
3. Azhara Marciela Sabita dari SMAN 2 Depok – Jawa Barat, judul: Langit Indonesia Waktu Senja (Juara 3 mendapat hadiah Rp13,5juta)

4. Mita Ega Silnia dari SMA Multazam IBS Semarang-Jawa Tengah, judul: Ku Lantunkan Ar-Rahman sebagai Mahar Untukmu (Juara harapan 1 mendapat hadiah Rp11,5juta)
5. Nadya Dinda Lakshamana dari SMAN 1 Muntilan – Jawa Tengah, judul: Insinuatif (Juara harapan 2 mendapat hadiah Rp9,5juta)
6. Samsidar. S dari SMAN 4 Soppeng- Sulawesi Selatan, judul: Hati Kecil yang Tertinggal di Tanah Umpungeng (Juara harapan 3 mendapat hadiah Rp7,5juta)

Daftar Pemenang lomba Karya Ilmiah Remaja (KIR) Pendidikan Agama Islam  Tingkat  Nasional tahun  2017
1. Zulfani Alfasanah dari SMAN 2 Jombang-Jawa Timur, judul : Kontekstualisasi Maqashid Al-Syariah dalam Memelihara Keberagaman Masyarakat Madani (Studi Perspektif Pendidikan Islam) (Juara 1 mendapat hadiah Rp17,5juta)
2. Tri Ardiansa dari SMAN 3 Semarang-Jawa Tengah, judul: Merawat Harmoni Keberagaman dengan Melawan Berita Hoax melalui Implementasi Prinsip-prinsip Komunikasi Islam (Juara 2 mendapat hadiah Rp15,5juta)

3. Fatwa Layifatul Fajtiyah dari SMAN Jogoroto- Jawa Timur, judul: Satu Desa Tiga Agama (Studi tentang Implementasi Toleransi Beragama dalam Mewujudkan Kerukunan dan Keharmonisan Bermasyarakat) (Juara 3 mendapat hadiah Rp13,5juta)
4. Dwiwangga Sang Nalendra Hadi dari SMAN 1 Magelang-Jawa Tengah, judul: Nilai-nilai Idlam dalam Budaya Grebeg Gethuk dan Pengaruhnya terhadap Integrasi antar Umat Beragama di Kota Magelang (Juara harapan 1 mendapat hadiah Rp11,5juta)

5. Radha Oktavia dari SMAN 2 Unggul Sekayu   Sumatera Selatan, judul : Peranan Generasi Muda dalam Merawat Keberagaman melalui Media Sosial Whatsapp (Studi Kasus Budaya Malemang Desa Kertayu Kabupaten Musi Banyuasin dalam Tinjauan Hubungan antar Manusia) (Juara harapan 2 mendapat hadiah Rp9,5juta)
6. Nurul Nahda dari SMAN 3 Bulukumba-Sulawesi Selatan, judul: Toleransi Komunitas Muslim dan Suku Kajang di Kabupaten Bulukumba (Juara harapan 3 mendapat hadiah Rp7,5juta)

 

sumber:https://kemenag.go.id

read more
Berita Terkini

Disdik : Musnahkan Buku Bermasalah

Terkait Sebutan Yerusalem Ibukota Israel

MEULABOH – Dinas Pendidikan Aceh Barat mengusulkan buku pelajaran IPS kelas VI Sekolah Dasar (SD) yang memuat kata Yerusalem sebagai ibukota Israel agar dimusnahkan. Kadis Pendidikan Aceh Barat Zulkarnain mengatakan itu kepada wartawan seusai menghadiri rapat dengan Forkopimda membahas temuan buku tersebut yang berlangsung di ruang bupati, Senin (18/12).

“Opsi terbaik sudah kita usulkan agar dibakar sehingga tidak beredar lagi di sekolah lain baik di Aceh atau luar Aceh,” kata Zulkarnain. Menurutnya pihak Erlanga selaku penerbit buku tersebut juga diminta untuk menariknya. Zulkarnain menyebutkan pihaknya sudah mengamankan 200 buku bermasalah tersebut dari perkiraan sebanyak 6.000 buku yang beredar selama ini dan menjadi panduan proses belajar mengajar murid SD kelas VI.

Sebab kelas III-VI masih menggunakan sistem belakar KTSP 2006. Sedangkan kelas I-II sudah mengacu kepada sistem K-13 (Krikulum Tahun 2013). “Perubahan K-13 dilakukan bertahap yakni didukung buku dan kesiapan sekolah,” jelasnya.

Pertemuan dipimpin Wakil Bupati H Banta Puteh Syam dan dihadiri Kajari Ahmad Sahruddin, unsur Polres, Mahkamah Syariah, Disdik Aceh Barat dan ketua MPU serta pejabat dari Kesbangpol. Pihak Dinas Pendidikan juga menghadirkan sebanyak 26 buku IPS kelas VI yang sesat itu sebagai sampel. Wabup Banta Puteh Syam saat diwawancarai wartawan belum bersedia memberi komentar karena hasil pertemuan tersebut akan dijawab Bupati H Ramli MS sepulang dari dinas luar Aceh.

Sementara itu Kejaksaan Negeri Nagan Raya bersama Dinas Pendidikan setempat, Senin (18/12) juga mengamankan puluhan eksemplar buku pelajaran IPS yang memuat materi Yerusalem sebagai Ibukota Israel. Pantauan Serambi buku pelajaran yang diamankan jaksa dan petugas dari Dinas Pendidikan tersebut berlokasi di SD Negeri 1 Simpang Peuet, Kecamatan Kuala.

Tim jaksa dipimpin Kasi Intel Dedi Maryadi, Ilza dan Sekretaris Disdik Husaini MPd di lokasi. Ketika diteliti, buku pelajaran tersebut dikeluarkan penerbit Erlangga pada tahun 2006 lalu. Dalam keterangannya, pihak sekolah mengaku buku-buku pelajaran tersebut sudah tidak lagi digunakan sebagai acuan untuk bahan belajar anak didik, karena telah disesuaikan dengan kurikulum dan buku terbitan terbaru.

Kasi Intel Kejaksaan Negeri Nagan Raya Dedi Maryadi didampingi staf intel, Ilza kepada Serambi mengatakan buku pelajaran tersebut diamankan berdasarkan laporan dari masyarakat. “Buku ini kita amankan untuk menghindari gejolak di masyarakat, karena sudah sangat meresahkan,” katanya.

Dia juga menyebutkan buku-buku yang diamankan di SDN 1 Simpang Peuet, Kecamatan Kuala semuanya berjumlah 17 eksemplar. “Untuk sementara buku-buku ini kita amankan di Dinas Pendidikan Nagan Raya selanjutnya dilakukan penyelidikan,” kata Dedi Maryadi.(edi)

 

 

sumber:

read more
Berita Terkini

Bener Meriah Fokus Pendidikan Bermutu,Terutama Untuk Para Dewan Guru dan Juga Kepala Sekolah

Jaringanpelajaraceh.com-REDELONG – Pemkab Bener Meriah terus memfokuskan sektor pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu, terutama para dewan guru dan juga kepala sekolah, selain komite sekolah. Hal itu dirumuskan dalam sebuah lokakarya yang dihadiri para kepala sekolah, dewan guru, pejabat Dinas Pendidikan Bener Meriah dan komite sekolah.

Kegiatan dilaksanakan oleh Majelis Pendidikan Daerah Bener Meriah di aula Setdakab, Simpang Tiga Redelong, Senin (18/12)c dengan tujuan mendapatkan secara utuh gambaran pendidikanke depannya. Ketua Panitia, Drs Darwin, mengatakan lokakarya ini untuk merumusmkn beragam potensi pendidikan yang harus dikembangkan secara bertahap.

“Kita ingin mendapatkan rumusan yang tepat dari potensi pendidikan di Bener Meriah, agar ke depanya kualitas pendidikanbisa terus ditingkatkan,” jelasnya. Dia menyatakan harus ada koordinasi, antara Majelis Pendidikan Daerah Kabupaten Bener Meriah bersama instansi terkait, sehingga perumusan yang berkaitan dengan arah kebijakan pendidikan bisa diakomodir dan diterapkan secara jelas.

“Kualitas pendidikan ini yang akan ditingkatkan, hal ini sejalan dengan visi dan misi pemimpin Kabupaten Bener Meraih yakni meningkatkan pendidikan yang memiliki daya saing tinggi,” ujarnya.

Sedangkan Wakil Bupati Bener Meriah, Abuya Sarkawi memberi apresiasi atas kegiatan itu dan mengharapkan pendidikan harus terus memerlukan perbaikan-perbaikan.

“Kami menilai pendidikan di Bener Meriah digawangi oleh institusi yang hebat, seperti MPD yang dikepalai tokoh pendidikan yang hebat serta Dinas Pendidikan yang merupakan tokoh pendidikan yang juga mumpuni dibidangnya, belum lagi dari Kemenag dan Badan Dayah. Jadi kita bisa mengharap banyak kepada mereka,” kata orang kedua di Kabupaten Bener Meriahitu.

Dia juga menambahkan agar peningkatan kualitas pendidikanbisa berjalan, maka perlu pemberdayaan komite sekolah sebagai mitra dalam bidang pendidikan.

“Komite sekolah beserta kepala sekolah serta institusi terkait harus aktif memberikan kontribusi, saling mengisi dan saling berkolaborasi dalam memberikan pendidikan yang terbaik di Kabupaten Bener Meriah,” tutupnya.(c51)

 

sumber:http://aceh.tribunnews.com/

read more
Berita Terkini

Wagub: Perkuat Ketrampilan Melalui Pendidikan Vokasi

Lhokseumawe – Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan,  sangat penting bagi generasi muda Aceh agar sejak dini memperkuat keterampilan diri melalui pendidikan vokasi dengan kurikulum yang dirancang khusus agar lulusannya mampu mengembangkan bidang spesialisasi yang ditekuni sesuai kebutuhan lapangan.

Jaringanpelajaraceh.com-Hal itu disampaikan Nova dalam sambutaanya saat dalam rapat terbuka Senat Politeknik Negeri Lhokseumawe Dalam Rangka Dies Natalies ke 30 dan Orasi Ilmiah di Aula Serbaguna Politeknik Negeri Lhokseumawe, Senin (18/12/2017).

“Dengan keahlian itu, para alumni dapat bekerja di sektor swasta atau mengembangkan usaha sebagai wiraswasta. Lagipula, kurikulum pendidikan vokasi biasanya telah disinergikan dengan potensi daerah, sehingga keahlian itu dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat,” kata Nova.

Sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi yang tertua di Aceh kata Nova, Politeknik Lhokseumawe diharapkan mampu melahirkan alumni yang terampil sesuai kebutuhan lapangan.”Politeknik Negeri Lhokseumawe harus terus berbenah, terus mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan lapangan, serta mampu menselaraskan diri dengan perkembangan zaman,” kata Nova.

Nova menyampaikan bahwa, Presiden telah menetapkan tiga BUMN, yakni PT Pertamina, PT Pelindo, dan PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) serta BUMD Aceh, yakni Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh sebagai pengelola Kawasan Ekonomi Khususu (KEK) Arun.

Di kawasan KEK akan dibangun sejumlah perusahaan berkelas dunia, mulai dari industri petro kimia, pupuk, tambang migas, pabrik kertas, kawasan industri, pelabuhan, dan lainnya.Jika ini berjalan kata Nova, diperkirakan akan dibutuhkan sekitar 40 ribu tenaga kerja sehingga membuka lapangan kerja yang banyak.

“Meskipun Investor yang berinvestasi di Aceh harus memprioritaskan putra daerah sebagai tenaga kerja, mereka tetap berhak  berhak merekrut pekerja dari luar jika SDM di daerah kita dianggap tidak mumpuni menangani bidang-bidang yang tersedia,” ujar Nova.

Politeknik Lhoseumawe diharapkan menjadi sumber bagi penyediaan tenaga kerja terampil yang dapat mendukung pengembangan KEK Arun-Lhokseumawe ke depan. “Kalau generasi muda Aceh tidak memiliki keterampilan yang memadai, jangan salahkan jika lapangan kerja yang tersedia akan banyak diisi oleh pekerja dari luar Aceh,” ujar Nova

Kegiatan tersebut turut dihadiri Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia, Azwar Abubakar selaku penyantun Politeknik Lhokseumawe, Mantan Plt. Gubernur Aceh, Tarmizi Karim serta sejumlah pejabat lainnya.

Sedangkan orasi Ilmiah dengan judul “Peran Politeknik Lhokseumawe Dalam Menyonsing Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhokseumawe disampaikan oleh, Dirjen Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi,  Dr. Totok Prasetyo, B.Eng., M.T mewakili Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Usai rapat senat terbuka tersebut, Nova juga membuka pameran di halaman kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe. Nova juga meninjau sejumlah stand fakultas untuk melihat hasil karya mahasiswa.

 

 

sumber:https:humas.acehprov.go.id

read more
Berita Terkini

10 SKPA Raih Penghargaan Keterbukaan Informasi Publik

Komisi Informasi Aceh (KIA) memberikan penghargaan keterbukaan informasi publik kepada 10 SKPA jajaran pemerintah Aceh. Penghargaan itu diserahkan oleh Gubernur Aceh,drh Irwandi Yusuf M Sc, yang diwakili Asisten Keistimewaan dan Pemerintahan Sekda Aceh, Dr.Iskandar A Gani, SH,. MH,. serta didampingi oleh Ketua KIA Afrizal Tjoetra.

Jaringanpelajaraceh.com-Turut hadir pada kesempatan itu Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Aceh Mulyadi Nurdin, Lc, MH, jajaran SKPA, Utusan Kampus, pengurus partai politik, sejumlah bupati/walikota dan lembaga vertikal lainnya.

Kesepuluh SKPA itu masing-masing, Dinas Kesehatan Aceh, Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dinas Syari’at Islam, Badan Pengelola Keuangan Aceh, Dinas Pertanahan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Registrasi Kependudukan, dan Keurukon Khatibul Wali. Pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Komisi Informasi Aceh (KIA) itu juga diserahkan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota, Partai Politik dan Perguruan Tinggi Negeri di Aceh.

Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Keistimewaan dan Pemerintahan Sekda Aceh,Iskandar A Gani, menyebutkan, Reformasi birokrasi tidak mungkin tercapai tanpa semangat keterbukaan. Oleh karena itu, sebagai sebuah semangat yang menjadi ruh utama dari reformasi birokrasi, maka keterbukaan adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Oleh karena itu, sambung Iskandar, untuk mendorong berjalannya keterbukaan di lembaga publik, Pemerintah Aceh telah menjalankan sejumlah program, antara lain memperkuat struktur dan lembaga Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) di semua jajaran pemerintahan, baik di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten/kota.

Selain itu, Pemerintah Aceh juga memberi pelatihan terkait pelayanan informasi dan pemahaman terhadap Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik, memfasilitasi operasional Komisi Informasi di Aceh, mengevaluasi secara internal atas pelaksanaan reformasi birorkasi dan keterbukaan di lembaga-lembaga pemerintahan.

“Terakhir, Pemerintah Aceh membuka diri jika ada sikap kritis publik terhadap implementasi keterbukaan yang dilaksanakan lembaga publik di daerah ini. Sikap kritis publik merupakan faktor eksternal yang memberi pengaruh besar dalam rangka mendorong transparansi di daerah ini,” kata Iskandar.

Menurut Iskandar, sikap kritis publik dapat dilihat dari banyaknya gugatan permohonan informasi yang disampaikan kepada Komisi Informasi Aceh (KIA). Untuk diketahui bersama, sengketa di KIA mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jika di tahun 2015 terdapat 44 sengketa, maka di tahun 2015 meningkat menjadi 75. Di tahun 2017 ini, sengketa di KIA meningkat menjadi 81 kasus.

Oleh karena itu, lanjut Iskandar, sesuai dengan visi-misi Pemerintah Aceh periode 2017-2022, yaitu terwujudnya Aceh yang damai dan sejahtera melalui pemerintahan yang adil, bersih dan melayani, maka Gubernur Aceh sangat mendukung sikap kritis dari masyarakat.

“Saya percaya, sikap kritis akan memberi daya ungkit untuk mendorong terlaksananya program reformasi birokrasi di Aceh. Dengan dorongan itu, Insya Allah perubahan akan bisa kita lakukan dengan cepat. Itu sebabnya Pemerintah Aceh terus mendorong masyarakat Aceh agar tidak segan-segan untuk meminta informasi yang sudah selayaknya disampaikan kepada publik. Jika tidak diberikan, silahkan adukan ke KIA.”ujar Iskandar.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur juga mengimbau semua lembaga untuk menjadikan keterbukaan sebagai mainstream, karena UU KIP telah menjaminan setiap warga untuk bisa memperoleh informasi publik dengan lengkap dan akurat.

Oleh karena itu Gubernur mengimbau semua lembaga publik di Aceh untuk terus meningkatkan kinerjanya. Gubernur juga berjanji akan memberikan sanksi kepada setiap pimpinan SKPA yang di anggap lalai menjalankan semangat keterbukaan.

sumber:https:humas.acehprov.go.id

read more
1 16 17 18 19 20 39
Page 18 of 39