close

Dekgam Dekgam

Berita Terkini

Sekolah Jangan Memaksakan UNBK

Jaringanpelajaraceh.com-Kemendikbud -Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sudah terbukti lebih baik hasilnya dibanding Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP). Namun ada beberapa syarat yang harus dipenuhi sekolah dalam menyelenggarakan ujian tersebut. Untuk itu sekolah tidak perlu memaksakan UNBK apabila belum siap.

Hal tersebut dikatakan oleh Direktur Pembinaan Keaksaraan dan Kesetaraan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (PAUD Dikmas), Abdul Kahar saat mendampingi Tim Kunjungan Kerja Komisi X DPR RI pada pertemuan dengan jajaran Pemerintah Provinsi Banten di Serang, Senin (13/11).

Sebelumnya Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Engkos Kosasih, mengatakan banyak sekolah di Banten mengalami kendala dalam menyelenggarakan UNBK, antara lain kurangnya SDM, gedung, listrik, jaringan internet yang belum merata serta minimnya peralatan. Untuk itu pihaknya mengharapkan bantuan dari Pemerintah Pusat.

Engkos merinci, ada 980 dari 1.335 SD dan 81 dari 632 SMK yang belum melaksanakan UNBK, sedangkan di SMA hanya 8 yang masih menerapkan UNKP.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi X yang memimpin rombongan, Ferdiansyah mengatakan, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga bisa dipakai untuk melaksanakan UNBK. Selama ini, menurut Ferdiansyah, UNBK pendidikan non-formal dilaksanakan di SMK yang akibatnya dapat membebani kegiatan di SMK maupun di PKBM.

Pada kesempatan itu Gubernur Provinsi Banten, Wahidin Halim, mengatakan rata-rata lama belajar di Banten adalah 8,37%, angka partisipasi murni (APM) tingkat pendidikan menengah 57% dan indeks pembangunan manusia (IPM) 70,96. Untuk itu, Pemerintah provinsi Banten akan berusaha mengejar ketertinggalan di bidang pendidikan agar sejajar dengan provinsi lain.

Kunjungan kerja Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat ke provinsi Banten adalah dalam rangka reses Masa Persidangan I Tahun Sidang 2017-2018. Terkait pendidikan, tim melakukan pertemuan dengan Pemerintah Provinsi Banten, Pemerintah Kabupaten Tangerang serta peninjauan ke sekolah-sekolah serta PKBM di kabupaten Tangerang. (Hendri Pasaribu).

 

sumber:https://www.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Membangun Kemampuan Ilmiah Guru

Jaringanpelajaraceh.com– Banda Aceh-Acara pembukaan “Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah Bidang Studi Pendidikan Bahasa Indonesia bagi Guru SMA dan SMK Angkatan II” se Aceh berlangsung tadi pagi, Selasa 14 November 2017 di hotel SEI yang berlokasi di Kelurahan Mulya Banda Aceh. Kepala Bidang Guru dan Tenaga ependidikan ( GTK ) Dinas Pendidikan Aceh, H.Darmansyah, S.Pd, MM ketika membuka acara tersebut mengatakan bahwa pelatihan Penulisan karya ilmiah PTK mata pelajaran Bahasa Indonesia ini merupakan upaya Dinas Pendidikan Aceh untuk membantu meningkatkan kapasitas guru di Aceh menulis.

Pelatihan kali ini dimaksudkan untuk membantu guru-guru agar mampu dan lancar membuat ” Penelitian Tindakan Kelas, atau disingkat dengan PTK”. Pelatihan ini menjadi sangat bermakna dan penting mengingat sangat banyak guru selama ini yang gagal dalam mengurus kenaikan pangkat, hanya karena kurang mampu membuat PTK dan menulisnya dengan benar, sehingga dalam penilaian, tidak memenuhi syarat. Dampak buruknya, tidak bisa naik pangkat.

Pada Periode 1 Oktober 2015, lanjut H.Darmansyah, bahwa dari 599 guru yang mengusulkan naik pangkat, hanya 58 guru yang bisa lolos dan naik pangkat. Selebihnya terganjal dengan persoalan PTK tersebut. Penyebabnya adalah terkait dengan lemahnya kemampuan guru menyusun PTK tersebut. Oleh sebab itu, pelatihan yang berlangsung selama 4 hari ini diharapkan menjadi kegiatan yang dapat memicu dan memacu guru untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan, ketrampilan serta kemauan dalam menyusun PTK yang akan membantu guru sendiri.

Walau sebenarnya, urusan naik pangkat itu awalnya memang harus diurus sendiri oleh guru. Namun, mengingat banyak yang gagal dalam proses pengurusan pangkat karena terganjal PTK, maka kegiatan ini dilakukan. Dengan pelatihan ini, dimana para guru yang mungkin saja sudah pernah mengikuti pelatihan yang sama seperti ini di luar, bisa mensinergikan dengan yang akan dipelajari atau didapatkan dari pelatihan ini. Paling tidak ada upaya untuk menyamakan dan mereview persepsi terhadap model-model PTK dengan segala format dan model yang sudah pernah dipelajari.

Dalam pelatihan yang diikuti oleh lebih kurang 120 peserta yang berasal dari 23 Kabupaten dan kota di Aceh tersebut, para peserta diminta membawa laptop dan PTK yang sudah pernah ditulis untuk lebih mudah dikoreksi bersama-sama di dalam dan di sela-sela kegiatan pelatihan berlangsung. Bagi yang sudah terbiasa menulis PTK, akan bisa membandingkan apa yang sudah pernah dibuat, sekalian bisa saling berbagi, membantu teman-teman guru yang selama ini bisa saja belum membuatnya. Jadi sekali gus bisa membantu guru yang belum memiliki pengalaman menyusun PTK tersebut.

Ketika guru atau peserta membawa PTK aka nada dua kemungkinan yang terjadi. Pertama, ada PTK yang mungkin selama ini didapat dengan hanya copy paste punya guru yang lain dan ada pula yang mungkin dibuat sendiri, namun masih belum sempurnah. Pelatihan ini akan menyempurnakan kedua hal tersebut, sehingga benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Apalagi, untuk mempercepat proses dan memperbaiki PTK tersebut, para peserta difasilitasi oleh tiga orang trainer yang sudah sangat berpengalaman di bidang ini, masing-masing Pak Zulkarnaini, Pak Drs. Tamarli M.SE dan Drs. Yusri M.Pd yang ketiganya adalah dosen dari Universitas Abulyatama Aceh dan Dr. Jarjani Usman, dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Darussalam, Banda Aceh.

Menyimak apa yang disampaikan oleh Kabid GTK, H. Darmansyah, S.Pd, MM pada acara tersebut, bahwa apa yang melatarbelakangi dilaksanakan pelatihan ini, maka ada banyak kemungkinan yang terjadi dengan guru selama ini. Tak adapat dipungkiri bahwa selama ini, kegiatan-kegiatan penelitian itu sangat jarang dan bisa dikatakan hampir tidak pernah dilakukan guru pada umumnya, kecuali saat belum menjadi guru dan menjadi sarjana. Kalau mau meraih gelar sarjana dibutuhkan penelitian untuk menyusun skripsi, lalu setelah menjadi guru, kegiatan penelitian seakan bukan menjadi kegiatan yang harus dilakukan oleh guru.

Maka, bisa jadi, pemahaman tentang kata penelitian, seringkali istilah itu, seakan-akan hanya menjadi milik para peneliti yang berada di Universitas-Uiversitas atau lembaga-lembaga penelitian. Sehingga, ketika menyebutkan kata penelitian dan ditambat lagi dengan kata ilmiah, kegiatan ini menjadi momok, yah al yang menakutkan bagi guru dan terksesan sebagai sebuah kegiatan yang begitu berat.

Padahal, penelitian tindakan kelas itu adalah sebuah kegiatan yang sangat mengasyikan dan mudah. Masalahnya adalah ketika guru harus menuliskan laporan PTK tersebut, sebagai akibat dari tidak biasanya guru menulis, membuat karya tulis, termasuk karya ilmiah selama ini. Bila guru sering menulis, membuat karya ilmiah, maka menyusun PTK dan membuat laporan PTK tersebut bukanlah hantu atau momok yang membuat kita harus gagal saat memenuhi syarat pembuatan laporan PTK tersebut.

Jadi persoalannya ada pada dua hal, yakni masih rendahnya budaya membaca dan menulis di kalangan kebanyakan guru. Rendahnya kemauan membaca dan menulis yang kita sebut juga sebagai bagian dari budaya literasi tersebut, telah menyulitkan guru untuk melahirkan karya tulis dalam bentuk apa pun, termasuk menulis laporan ” Penelitian Tindakan Kelas ( TPK) tersebut.

Padahal, penelitian tindakan kelas itu adalah sebuah penelitian yang sederhana dan tidak rumit serta tidak membutuhkan biaya besar sebagaimana penelitian-penelitian yang dibuat oleh para peneliti di lembaga-lembaga penelitian. Dikatakan demikian, karena TPK merupakan penelitian yang bisa dilakukan oleh guru sendiri di kelas. Caranya adalah dengan merencanakan, ya, menyusun rencana penelitian, lalu dilaksanakan dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang muncul di dalam kelas, menganalisisnya, merefleksi tindakan secara kolaboratif dan partisipatif serta melihat hasilnya. Semuanya diujukan untuk memperbaiki kinerja guru yang bisa meningkatkan hasil belajar para siswa. Jadi sangat sederhana bukan?

Bila PTK sudah dilakukan, maka hasil dari penelitian tersebut ditulis mengikuti format yang sudah ada dan lazim digunakan. Kunci keberhasilan membuat laporan PTK adalah pada semua catatan atau temuan yang dibuat saat melakukan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, catatan dari hasil analisis dan juga catatan dari tindakan yang diambil serta catatan hasilnya, ditulis dalam sebuah bentuk laporan yang sesungguhnya sudah ilmiah itu. Jadi tidak berat bukan?

Lalu, apa yang membuat kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan kegiatan membuat laporan PTK selama ini menjadi masalah dan sulit? Bisa jadi, banyak factor yang menyebabkannya. Namun dua factor utama adalah tidak ada kemauan membaca dan menulis. Bila kedua kemauan itu tidak ada, apa yang bisa dilakukan? Oleh sebab itu, pelatihan yang dilakukan hari ini terhadap 120 guru Bahasa Indonesia yang mengajar di SMA dan SMK di 23 Kabupaten /kota di Aceh ini menjadi sangat penting dan strategis bila dikaitkan lagi dengan visi pasangan Gubernur dan wakil Gubernur Aceh dengan Aceh Carong, Aceh yang bermartabat dan kuat itu.

Dikatakan strategis, karena pelatihan ini jelas bukan hanya membantu guru menyelesaikan masalah kesulitan menyusun laporan PTK saja, tetapi dengan kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran guru akan pentingnya melakukan dan menyusun PTK, membangun kembali budaya baca dan menulis para guru dan sekaligus membangun kemampuan berfikir dan bertindak ilmiah sebagai bagian membangun kemampuan budaya ilmiah di kalangan guru yang bermuara pada kemampuan ilmiah para siswa di sekolah. Semua ini, akan dapat meningkatkan kinerja guru yang sekaligus meningkatkan hasil belajar para siswa di sekolah. Selamat mengikuti latihan Penulisan Karya Ilmiah (PTK). Semoga sukses.

 

 

sumber:

read more
Berita Terkini

Sebanyak 408 Pramuka Seluruh Indonesia Ikuti Kemah Penguatan Karakter

Jaringanpelajaraceh.com-JAKARTA-Kegiatan Kemah Penguatan Karakter 2017 resmi dibuka oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhajir Effendy di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur, Jakarta Timur, Senin (12/11). Acara pembukaan juga dihadiri oleh Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Pembinaan Anggota Muda Kak Budi Prayitno, mewakili Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault.

Kemah yang berlangsung sampai 17 November 2017 ini diikuti 408 Pramuka Penegak dari 34 provinsi se-Indonesia dengan tema “Siswa SMA Pelopor Karakter Bangsa yang Disiplin, Terampil, dan Peduli.” Sesuai dengan tema, Kemah Penguatan Karakter ini diisi kegiatan-kegiatan teoretis maupun praktik lapangan.

Misalnya, kegiatan bakti masyarakat, survival, masak rimba, jelajah budaya dengan mengunjungi tempat-tempat bersejarah yaitu Monas, Museum Nasional, Masjid Istiqlal, Museum Sumpah Pemuda, latihan budidaya lebah. Ada juga materi tentang bahaya narkoba, radikalisme serta kekayaan bahari Indonesia.

Di hari pertama, Kak Budi menyampaikan materi tentang kekayaan bahari Indonesia dengan tema “Mencintai Bahari, Mencintai Negeri.” Budi menyampaikan, Indonesia sebagi negara maritim memiliki kekayaan yang begitu besar. Potensi itu jika dimanfaatkan dengan baik bisa memberikan kesejahteraan masyarakat.

“Kekayaan itu banyak sekali, mulai dari pariwisata, ikan, gas bumi, dan juga air lautnya. Nah, saya lebih banyak menyampaikan tentang potensi atau kekayaan ikan di laut Indonesia,” ujar Kak Budi.

Menurutnya, sumber daya alam di laut tidak mungkin bisa dikelola dan digunakan sebaik-baiknya untuk kemajuan bangsa tanpa karakter yang kuat dari masyarakatnya. Di sini ia menekankan kepada anak Pramuka agar terus menanamkan karakter atau kepribadian yang baik dalam setiap perilakunya.

Lalu apa yang bisa dilakukan Pramuka dalam rangka turut serta menjaga laut Indonesia? Kak Budi mengungkapkan, Pramuka bisa memulainya dari hal-hal yang kecil. Misalnya, tidak ikut mengotori laut dengan membuang sampah sembarangan di pantai, tidak ikut menangkap ikan dengan cara-cara yang dilarang seperti menggunakan bom atau obat yang bisa merusak ekosistem.

“Saya yakin Pramuka punya jiwa itu, banyak yang sudah dilakukan anak-anak di daerah untuk menjaga ekosistem laut. Seperti tidak membuang sampah sembarangan. Dan di sini, melalui kemah ini, karakter mereka akan dikuatkan lagi,” jelasnya.

Di akhir kegiatan Kemah Penguatan Karakter ini nantinya akan diisi karnaval dan pentas budaya. Kemendikbud sebagai penyelenggara kegiatan ini juga akan menyampaikan sosialisasi Saka Widya Budaya Bakti. Ada pula kegiatan menarik lainnya, yaitu pembuatan cuk glider dan es krim. (HA/AK

read more
Berita Terkini

Di Tangan Siswa SMK Ini, Gambut di Rawa Pening Disulap Jadi Briket

Jaringanpelajaraceh.com– Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Bawen, Kabupaten Semarang, memproduksi briket berbahan gambut dari Rawa Pening. Produksi pembuatan briket ini telah dilakukan sejak tahun 2013, yang bisa menjadi bahan bakar alternatif.

Ide pembuatan briket ini pun datang tanpa sengaja. Ketika itu, sejumlah guru SMKN 1 Bawen bermaksud rekreasi di Rawa Pening dengan naik perahu.

“Saat itu teman-teman guru naik perahu di Rawa Pening, di sana melihat gambut kemudian muncul gagasan membuat briket,” kata Heru Widianto, Guru Produktif Alat Mesin Pertanian (AMP) SMKN 1 Bawen, Kabupaten Semarang, Senin (13/11/2017).

Gagasan pembuatan briket dari gambut Rawa Pening tersebut dimotori seorang guru Samsudin. Untuk itu, kemudian membuat alat pencetak dan pengepres dengan memanfaatkan besi yang ada. Setelah alat jadi, dengan mengajak siswa mencari gambut yang tidak dipakai di sekitar Rawa Pening.

“Kami mencari gambut setiap dua minggu sekali pada hari Sabtu, sekalian home visit bersama-sama anak mencari dua karung bagor,” ujarnya.

Gambut yang telah tersedia tersebut, kemudian dibuat briket baik oleh siswa kelas XI maupun kelas XII AMP terutama saat jam praktik. Untuk kelas XI praktik pembuatan dilakukan pada hari Rabu dan Jumat, sedangkan kelas XII pada hari Senin dan Kamis.

“Kebetulan ini jatah kami membuat briket. Briket yang basah, terus kami cetak dengan alat ini,” ujar Dedi Haris (17), siswa kelas XII AMP SMKN 1 Bawen.

Teman Dedi lainnya, M Angger (17), mengakui, pembuatan briket tersebut dilakukan sejak masih kelas XI. Ketika itu, usai mengikuti PKL di salah satu perusahaan di Temanggung, kemudian di sekolah diajari membuat briket.

“Semenjak itu, setiap jam praktik, kami membuatnya,” katanya.

Setelah dicetak, briket yang masih basah tersebut dikeringkan dengan dijemur. Jika kondisinya panas, hanya butuh waktu 2 hari sudah bisa dipakai. Namun demikian, jika cuaca mendung terkadang membutuhkan waktu selama 5 hari untuk siap dipakai.

Adapun briket yang kering tersebut kemudian dikemasi dalam plastik yang dijual dengan harga Rp3.000-Rp5.000 per plastiknya. Sejauh ini, selain dipakai sendiri untuk memanaskan ayam di sekolah tersebut, briket juga dipesan pedagang criping di Tegalrejo, Kota Salatiga.

“Sekali beli biasanya 5-10 bungkus plastik. Kalau untuk bahan baku sangat mudah mendapatkannya, sejauh ini kami masih kesulitan untuk memasarkan,” kata Heru, alumni Unnes, itu.

 

sumber:https://psmk.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Kemenag Buka Pendaftaran Beasiswa Bagi Mahasiswa dari Daerah 3T

jaringanpelajaraceh.com-Jakarta (Kemenag)-Kementerian Agama akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa yang berasal dari daerah 3T, tertinggal, terdepan, dan terluar. Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam Moh Isom Yusqi mengatakan bahwa program beasiswa ini diberikan sebagai bentuk keberpihakan Kementerian Agama kepada putera-puteri bangsa.

Program ini disebut dengan Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi Islam (ADIKTIS) bagi Putera Puteri Daerah 3T. Program ini dalam rangka memperluas akses dan meningkatkan kualitas generasi bangsa,

Pendaftaran Beasiswa ADIKTIS dibuka dari 7 – 16 November 2017. Untuk tes seleksi akan dilaksanakan pada 17 November 2017 dan hasilnya diumumkan 20 November. Selanjutnya, para penerima ADIKTIS akan mengikuti orientasi pada 23 – 24 November sebelum mengikuti masa perkuliahan mulai 27 November 2017.

Ditjen Pendidikan Islam telah menjalin kerjasama dengan delapan Perguruan Tinggi Agama Islam yang menjadi sasaran studi, yaitu:

1. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (MPI): Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Tunas Bangsa;
2. Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI): STAI Rasyidiah Khalidiah-Amuntai Kalimantan Selatan, STAI      Kuala Kapuas – Kalimantan Tengah, dan STIT Raden Santri – Gresik, Jawa Timur;
3. Program Studi Akhwalul Syakhsiyah: Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurul Iman – Parung Bogor, Jawa Barat dan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia – DKI Jakarta.
4. Program Studi Sastra Arab: STI Bahasa Arab Darul Ulum – Banyuanyar Pamekasan, Madura.
5. Program Studi Ilmu Tafsir: STAI Al Anwar – Sarang Rembang, Jawa Tengah

Kasubdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Syafriansyah mengatakan bahwa beasiswa diperuntukan bagi lulusan MA/SMA yang memiliki prestasi dan berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu, calon penerima beasiswa ADIKTIS maksimal berusia 24 tahun dan bersedia tinggal di asrama atau pondok pesantren kampus tempat belajar.

Melalui program ini, anak-anak di daerah 3T diharapkan mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak bangsa lain untuk mengenyam pendidikan tinggi,” harap Syafri.

Kepala Seksi Kemahasiswaan Diktis, Ruchman Basori mengatakan, beasiswa ADIKTIS Daerah 3T ini akan mencover living cost, biaya kuliah penuh, serta pembinaan selama 4 tahun masa studi. “Silahkan mendaftar di Perguruan Tinggi setempat atau melalui Subdit Sarana Prasarana dan Kemahasiswaan Diktis Jl. Lapangan Banteng Barat 3-4 Jakarta lantai VII,” tuturnya.

“Informasi lebih lanjut bisa menghubungi saya langsung di 08588-3211-660,” tambahnya. (@viva_tnu)

 

sumber:https://kemenag.go.id

read more
Berita Terkini

PBM MTsN Matangkuli Terhenti Total

Jaringanpelajaraceh.com-LHOKSUKON -Ekses banjir yang merendam 10 desa di Kecamatan Matangkuli, Aceh Utara akibat luapan Krueng Keureuto, menyebabkan proses belajar mengajar (PBM) di Madrasah Tsnawiyah Negeri (MTsN) Matangkuli terhenti total sejak Kamis (9/11) sampai Senin (13/11) kemarin. Padahal, air yang merendam 10 desa di kawasan itu pada Kamis (9/11) lalu, sudah surut satu hari kemudian.
Terhentinya proses pembelajaran hingga empat hari itu disebabkan air masih merendam ruang belajar dan juga halaman sekolah tersebut. Sehingga siswa yang hendak masuk ruangan harus membuka sepatunya.

Kondisi ini terjadi di ke-12 ruang belajar yang digunakan selama ini. Penyebabnya ternyata karena ruang belajar itu lebih rendah dari badan jalan, sehingga meski air sudah surut di sejumlah desa, namun halaman sekolah itu masih tetap terendam.

Bahkan, untuk kering total itu butuh waktu sampai sepekan lebih, itupun dengan catatan tak ada hujan susulan lagi,” kata Kepala MTsN Matangkuli, Muhammad Hanafiah kepada Serambi, Senin (13/11).

Dia membeberkan, air mulai merendam sekolah itu satu hari sebelum mengenangi pemukiman warga di kawasan tersebut. Karena jarak tanggul sungai dengan sekolah itu hanya terpaut lima meter.

Kemarin ketika banjir, airnya hampir mencapai satu meter di halaman sekolah, sehingga 12 ruangan yang kita gunakan selama ini untuk belajar terendam. Jangankan untuk masuk ke ruangan belajar, untuk ke kantor saja harus membuka sepatu,” ujar Kepala MTsN Matangkuli itu.

Disebutkan, dirinya dari kemarin sudah berada di Jakarta untuk menyampaikan persoalan tersebut ke Kementerian Agama (Kemenag) RI, agar persoalan itu segera dicari solusi. Sebab, jika tidak secepatnya ditangani, bisa berdampak tidak baik terhadap pendidikan, karena para pelajar sering libur sekolah. “Saya sudah di Jakarta dan sekarang sedang menemui Kasubdit Sarana dan Prasarana, mudah-mudahan ada solusi cepat,” ucapnya.

Sementara itu, Kasubdit Sarana dan Prasarana Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kemenag RI, Abdullah Alkholis kepada Serambi via seluler menyebutkan, pihaknya sudah menerima laporan yang disampaikan Kepala MTsN Matangkuli, Muhammad Hanafiah. Dia berjanji, pihaknya akan mempelajari dulu proposal yang diajukan sekolah tersebut.

“Nanti dalam waktu dekat akan turun tim untuk melihat langsung kondisi tersebut, apakah terendam karena drainase atau karena rendahnya halaman sekolah itu. Kita akan koordinasikan sehingga persoalan bisa dicari solusi ke depannya, apakah ruang belajar yang kita tinggikan atau solusi lain supaya proses pembelajaran di sekolah tersebut tak terhenti,” ulasnya.

Berdasarkan catatan Serambi, terhentinya proses belajar mengajar (PBM) di MTsN Matangkuli itu akibat kebanjiran memang bukan kejadian baru. Pasalnya, kegiatan pembelajaran di madrasah tersebut sudah sering terhenti sejak tahun 2013 dan terus berulang setiap tahunan layaknya sebuah siklus, khususnya saat musim penghujan.

Soalnya, penyebab sekolah tersebut sering terendam, bukan cuma ketika meluapnya Krueng Keureuto yang memang mengelilingi lembaga pendidikan itu saja. Tapi, asal terjadi hujan lebat sebentar aja, MTsN Matangkuli itu bisa terendam, padahal di tempat lain tidak terjadi genangan air.

Seringnya terhenti proses belajar mengajar di sekolah itu juga berdampak terhadap minat murid untuk melanjutkan pendidikanke sekolah itu. Hal tersebut berdasarkan data penerimaan dan kelulusan di sekolah itu. Misalnya, pada 2015 jumlah pelajar baru mencapai 149 orang, lalu pada 2016 turun menjadi 144 pelajar baru saja. Sedangkan pada tahun 2017, menurun drastis menjadi 81 orang.(jaf)

 

sumber:http://aceh.tribunnews.com

 

read more
Berita Terkini

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) Beri Kuliah Umum di Unsyiah

Banda Aceh – Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) memberikan kuliah umum di kampus Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Banda Aceh, Senin (13/11/2017).

Jaringanpelajaraceh.com-Kedatangan putra sulung Susilo Bambang Yudoyono itu disambut meriah dan histeris oleh ribuan peserta yang membanjiri gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah. Sambutan histeris itu terpantau oleh aceHTrend sejak AHY muncul di pintu masuk ruang kuliah umum.

Kehadiran pria yang juga mantan perwira militer angkatan darat tersebut disambut oleh Rektor Unsyiah Prof. Dr. Syamsul Rizal, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haythar, pimpinan DPR Aceh Sulaiman Abda beserta unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh lainnya.

Dalam kuliah umum kali ini AHY menegaskan peran penting mahasiswa dalam pembangunan dan kemajuan bangsa menuju Indonesia hebat 2045.

Menurut AHY Indonesia emas 2045 merupakan hal utama yang terus digelorakan di seluruh Indonesia. AHY mengatakan, dirinya ingin mendorong generasi muda untuk meningkatkan kapasitas dan membangun karakter untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

Kunjungan AHY kali ini merupakan salah satu program The Yudhoyono Institute ke sejumlah kampus di Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai direktur eksekutif lembaga tersebut, dirinya telah memberikan kuliah umum di berbagai kota di beberapa provinsi di Indonesia diantaranya NTB, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Batam.

Di Aceh, selain kampus Unsyiah AHY juga akan memberikan kuliah kampus di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe Universitas Jabal Gafur di Pidie, dan UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Selain itu Universitas Teuku Umar di Meulaboh juga menunggu kehadiran AHY untuk memberikan kuliah umum di sana.[]

 

 

sumber:http://www.acehtrend.co

read more
Berita Terkini

Kemendikbud Targetkan Capaian SMK pada 2020

Seorang siswa membuat masakan kreasi dengan menggunakan bahan mie instan di SMK Negeri 1 Bawen, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah (ilustrasi)

jaringanpelajaraceh.com-tKementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menargetkan sejumlah capaian jenjang SMK pada 2020. Hal itu sesuai Peta Jalan Pendidikan dan Keterampilan dalam upaya revitalisasi SMK. “Revitalisasi pendidikan kejuruan dan keterampilan dilaksanakan dengan penerbitan peta jalan,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy di Kantor Staf Presiden (KSP), Jakarta, Senin (23/10).

Ia menjelaskan rumusan Peta Jalan Pendidikan Kejuruan dan Keterampilan sesuai amanat Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016. Ia menjelaskan, Peta Jalan Revitalisasi SMK mendorong hubungan baik antara dunia pendidikan dan industri.

Mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) itu menjabarkan target pemerintah 2020, yakni, pertama memiliki 5,5 juta siswa SMK berpendidikan IT melalui 1.650 SMK rujukan, 850 SMK reguler, 3.300 SMK aliansi, serta 750 SMK konsorsium. Kedua, 80 persen lulusannya bekerja sesuai bidangnya, 14 persen berwirausaha, delapan persen melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi vokasi.

Ketiga, ada 1.000 kursus dan pelatihan, 350 SMALB terintegrasi SMK. Keempat, 750 baprik pengajaran dan technopark. Kelima, ada 1.650 SMK rujukan berlisensi LSP-P1 membawahi 800 TUK bagi siswa dan aliasinya. Keenam, ada 1,75 juta lulusan SMK, satu juta lulusan kursus dan pelatihan, 1.200 lulusan SMALB bersertifikat. Ketujuh, terdapat 45 ribu guru produktif dan 1.500 instruktur kursus dan pelatihan bersertifikat.

Mendikbud menjabarkan pemerintah menggaet industri turut menyumbang tujuh persen kurikulum SMK. “SMK harus punya hubungan kerja sama yang erat dengan industri,” ujar dia.

Capaian tiga tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Muhadjir menjabarkan Kemendikbud melatih 12.740 guru menjadi guru produktif, merekrut 15 ribu guru program keahlian ganda, serta menyelaraskan kurikulum SMK sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI). Ia mengatakan, Kemendikbud melakukan kerja sama industri dalam upaya merevitalisasi SMK.

Kemendikbud mencatat, sebanyak 3.574 industri bekerja sama dengan SMK. Juga ada sebanyak 421 SMK menjadi lembaga sertifikasi profesi pihak satu (LSP-P1), enam Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) menjadi LSP pihak dua (LSP-P2), serta terdapat 1.304 Lembaga Kursus menjadi tempat uji komperensi (TUK).

Mendikbud menuturkan Kemendikbud terus menyiapkan tenaga terampil untuk pengembangan sektor prioritas nasional. Ia menjabarkan, tercatat ada 89 SMK bidang kelautan/kemaritiman, 116 SMK bidang pariwisata, dan 132 SMK bidang pertanian telah dibangun sepanjang 2015 sampai 2017. Muhadjir menyebut prestasi Indonesia bidang kejuruan dan keterampilan diakui dunia. Hal itu dibuktikan dari hasil raihan satu perak, satu perunggu dan 12 medallion for excellent dalam World Skill Competition (WSC) 2017 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Ia menyebut prestasi kejuruan Indonesia paling tinggi di antara negara-negara di ASEAN.

 

sumber:http://psmk.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Tutup TC Kafilah MTQ, Cek Zainal: Semoga Berhasil Membawa Pulang Piala Juara Umum

Banda Aceh – Wakil Wali Kota Banda Aceh Zainal Arifin menutup secara resmi training center kafilah MTQ Kota Banda Aceh yang akan berangkat ke Kabupaten Aceh Timur guna mengikuti MTQ tingkat Provinsi Aceh ke-33, Jumat (10/11/2017). Sejak 1 November lalu, 56 putra-putri terbaik Banda Aceh telah mengikuti pemusatan latihan di Gedung PKP2A LAN Aceh di kawasan Batoh.

Jaringanpelajaraceh.com-Dalam sambutannya, wakil wali kota mengatakan keberhasilan kafilah Banda Aceh di ajang MTQ Aceh nantinya di Idi Rayeuk dipengaruhi oleh banyak faktor, namun keseriusan dari peserta dalam belajar dan mengulang semua materi yang telah diperoleh selama pemusatan latihan merupakan faktor utama.

Oleh karena itu, kami harapkan kepada semua peserta agar dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin untuk terus berlatih dan mengulang kaji sehingga target menjadi yang terbaik akan dapat diwujudkan,” kata wakil wali kota yang akrab disapa Cek Zainal ini.

Menurutnya, prestasi yang gemilang di arena MTQ Aceh ke-33 merupakan harapan dan dambaan semua warga kota. “Ini merupakan sebuah amanah yang berat, namun kami yakin dan percaya bahwa Kafilah MTQ Kota Banda Aceh akan mampu untuk bersaing dengan kafilah kabupaten/kota yang lain untuk menjadi yang terbaik,” katanya.

“Kami juga meminta kepada seluruh kafilah MTQ Kota Banda Aceh khususnya para peserta untuk menjaga kesehatan agar dapat bertanding dalam kondisi prima. Semoga nantinya dapat memberikan hasil yang terbaik yakni membawa pulang piala juara juara umum,” pungkasnya.

Sementara itu, Kabag Keistimewaan dan Kesra Setdako Banda Aceh Arie Maula Kafka mengatakan kontingen Banda Aceh akan mengikuti tujuh atau seluruh cabang yang diperlombakan pada MTQ Aceh ke-33 di Aceh Timur. “Ketujuh cabang lomba tersebut yakni Aceh Tilawah, Tahfiz, Syarhil Quran, Tafsir Quran, Fahmil Quran, Khat, dan Musabaqah Makalah Quran (MMQ),” katanya.

Ia menambahkan, MTQ Aceh ke-33 direncanakan akan dibuka oleh Gubernur Aceh Irwandi Yusuf pada Sabtu (18/11) malam di Kompleks Perkantoran Pemkab Aceh Timur, di Idi Rayeuk. “Kafilah Banda Aceh akan berangkat ke sana dua hari sebelum pembukaan yakni pada Kamis (16/11). Mohon dukungan dan doa dari seluruh warga kota agar anak-anak kita mampu memberikan yang terbaik,” harapnya usai acara penutupan TC kafilah MTQ Banda Aceh turut dihadiri oleh Sekdako Banda Aceh Bahagia, Kepala Dinas Syariat Islam Mairul Hazami, dan sejumlah pejabat terkait lainnya. (Jun)

 

sumber:https://humas.acehprov.go.id

read more
Berita Terkini

580 SMK Terima Bantuan Peralatan Praktik

jaringanpelajaraceh.com-Kemendikbud-Sebanyak 580 sekolah menengah kejuruan (SMK) menerima bantuan peralatan praktik dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bantuan tersebut diberikan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad di Plasa Insan Berprestasi Kemendikbud, Senin (6/11/2017). Tiga kepala sekolah SMK yang menerima bantuan secara simbolis itu adalah kepala sekolah SMKN 1 Takengon, Aceh; SMK Muhammadiyah Cilacap, Jawa Tengah; dan SMKN 3 Manokwari, Papua Barat.

Acara pemberian bantuan juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Dalam sambutannya Mendikbud mengatakan, pemberian bantuan peralatan praktik untuk SMK ini sejalan dengan Instruksi Presiden tentang Revitalisasi SMK. Pemerintah berkomitmen memberikan prioritas kepada pengembangan pendidikan vokasi di SMK agar siswa SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Ia juga mengimbau para kepala sekolah agar menggunakan bantuan dengan baik.

“Saya harap bantuan betul-betul digunakan seefisien, seoptimal, dan seefektif mungkin untuk memenuhi kepentingan sekolah-sekolah Saudara. Yang paling utama adalah jangan sampai bocor,” tegas Mendikbud.

Dirjen Dikdasmen Hamid Muhammad mengatakan, 580 SMK yang menerima bantuan tersebut terdiri dari 167 SMK unit sekolah baru yang dibangun melalui dana APBN periode 2012-2015, di mana dana bantuannya belum termasuk pengadaan peralatan praktik siswa. Kemudian sebanyak 413 SMK adalah sekolah yang menjadi sasaran program revitalisasi SMK. “Termasuk yang sudah diluncurkan di Solo sebanyak 219 SMK rujukan sebagai contoh model-model sekolah yang lain,” ujar Hamid.

SMK-SMK penerima bantuan mendapatkan dua paket peralatan praktik dengan nilai 150jt per paket. Menurut Hamid, bantuan peralatan praktik ini menjadi penting bagi sekolah menengah kejuruan karena akan menjadi bekal para siswa agar diterima di tempat praktik kerja yang mempersyaratkan siswa harus memiliki keterampilan dasar sesuai kompetensi keahlian yang dipelajari.

“Dunia usaha dan industri pada dasarnya merasa keberatan menerima siswa melakukan praktik kerja jika para siswa belum menguasai keterampilan dasar yang dipersyaratkan, sedangkan keterampilan dasar itu hanya dapat dipelajari siswa apabila tempat mereka belajar tersedia peralatan praktik yang memadai,” ujar Hamid. (Bias Astrid Nurani/Desliana Maulipaksi)

 

Sumber :https://www.kemdikbud.go.id

read more
1 21 22 23 24 25 39
Page 23 of 39