close

Dekgam Dekgam

Berita Terkini

Selandia Baru Bantu Berdayakan Guru Bimbingan Konseling di Jakarta dan Surabaya

Karmela Christy, Market Manager Indonesia untuk Education New Zealand menyatakan bahwa pelatihan untuk para Kepala Sekolah diselenggarakan untuk menekankan pentingnya peran mereka dalam mempersiapkan anak muda Indonesia (New Zealand Education)

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta-Kemajuan teknologi memang telah mengubah cara hidup dan berpikir anak muda di Indonesia, namun peran dari seorang Guru Bimbingan dan Konseling (BK) sering kali masih dipandang sebelah mata.

Padahal, faktanya peranan seorang Guru BK penting bagi perkembangan karakter, kepribadian, dan potensi dari siswa tersebut. Selain peran dari seorang Guru BK, dukungan dari Kepala Sekolah juga penting dalam membentuk lulusan-lulusan terbaik dari institusinya.

Maka dari itu, Education New Zealand atau Badan Pendidikan Selandia Baru (ENZ) kembali berinisiatif mengadakan pelatihan bagi para Guru BK dan Kepala Sekolah. Program tahunan yang digagas dan didukung oleh pemerintah Selandia Baru ini menggandeng Fortrust Education untuk mendukung koordinasi kegiatan dengan sejumlah sekolah di Jakarta dan Surabaya.

 

sumber:https://www.liputan6.com

read more
Berita Terkini

Pertunjukan Juggling Pikat Penonton Panggung Kreasi Pameran Hardiknas 2018

Jaringanpelajaraceh.com-Lombok-Peserta didik Pusat Pelatihan dan Pengembangan Profesi Mataram (P4M) beraksi menampilkan pertunjukkan juggling dalam Panggung Kreasi di area pameran puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, Senin (7/5) yang berlangsung di Lombok City Center, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menurut istilah, juggling merupakan kegiatan akrobatik dalam sebuah pertunjukkan sulap atau sirkus. Kata juggling sendiri berasal dari kata jogelour atau joculator yang artinya penghibur.

Pertunjukan sirkus kontemporer ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, termasuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy saat berkeliling meninjau sejumlah stan pameran dalam rangka puncak peringatan Hardiknas dan Lomba Kreativitas Siswa (LKS) SMK 2018. Tampak sejumlah penonton antusias menyaksikan aksi tersebut.

P4M merupakan lembaga binaan Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan pada Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat (Ditjen PAUD Dikmas) Kemendikbud yang mendukung pendidikan vokasi guna menyiapkan sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing.

Salah satu indikator majunya suatu bangsa adalah dengan indeks pengembangan kualitas sumber daya manusia, yang hasilnya didapat dari proses pendidikan yang bermutu. Pendidikan vokasi menjadi salah satu solusi untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkompetensi, berdaya saing, dan siap bekerja profesional.(Ryka Hapsari Putri)

Sumber :https://www.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Siaran Pers Kemendikbud: Kualitas Penilaian Hasil Belajar Semakin Meningkat, Kedaulatan Guru Diperkuat

Jaringanpelajaraceh.com-Pemerintah terus mendorong pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan nasional melalui beragam program dan kebijakan yang salah satunya didasarkan pada hasil analisis dari penilaian hasil belajar siswa. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bersama dengan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) terus meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar untuk mendorong pencapaian standar kompetensi lulusan secara nasional. Sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendikbud (Permendikbud) Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah, ujian nasional (UN) yang diselenggarakan oleh pemerintah, dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN) yang diselengarakan oleh satuan pendidikan terus  menerus disempurnakan.

“Secara substantif kita meningkatkan kualitas soal ujian, baik ujian nasional maupun ujian sekolah berstandar nasional, yaitu dengan memasukkan secara bertahap standar yang disebut High Order Thinking Skill (HOTS). Kita juga sudah latih guru-guru untuk dapat membuat soal dengan standar HOTS,” disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy usai meninjau pelaksanaan ujian nasional di Jakarta (2/5/2018).

Ditemukan keselarasan antara pengukuran capaian hasil belajar siswa berdasar ujian nasional dengan capaian beberapa penilaian internasional. Hasil ujian nasional tidak jauh berbeda dengan hasil capaian siswa Indonesia pada Program for International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil penilaian menunjukkan bahwa siswa-siswa Indonesia masih lemah dalam kecakapan kognitif order tinggi (higher order thinking skill/HOTS); seperti menalar, menganalisis, dan mengevaluasi. Fakta tersebut mendorong upaya penguatan kemampuan penalaran siswa dalam pembelajaran. Siswa perlu dilatih dan dibiasakan mengerjakan soal-soal yang mendorong kemampuan berpikir kritis dan menghasilkan solusi, sebagai salah satu kecakapan untuk bersaing di abad ke-21.

Ujian sekolah kita sekarang sudah berstandar nasional. Maka ujian nasional kita harus ditingkatkan untuk menuju standar internasional,” diungkapkan Mendikbud Muhadjir Effendy di berbagai kesempatan saat ditanya mengenai arah pengembangan penilaian hasil belajar siswa nasional.

Mendikbud mengajak semua pihak dapat menghargai hasil ujian nasional dan proses yang dijalani para siswa dalam menghadapi ujian nasional. Ia juga mengimbau pemerintah daerah agar dapat memanfaatkan hasil UN untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah masing-masing.

Jadikan hasil-hasil ujian dan evaluasi anak didik sebagai ‘cermin’ yang memberi gambaran apa adanya, bukan cermin yang membuat kita hanya terlihat baik dari keadaan yang sebenarnya. Ujian adalah bagian dari pendidikan, maka hindarkan dan cegah upaya-upaya yang mengarah pada ketidakjujuran. Itu jelas-jelas mengingkari hakikat pendidikan,” disampaikan Mendikbud Muhadjir Effendy.

Sesuai dengan otonomi daerah, urusan pendidikan dasar dan menengah telah diberikan kepada pemerintah daerah. Maka, menurut Mendikbud, sudah seharusnya pemerintah daerah aktif mendorong percepatan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan di daerah masing-masing. Sementara pemerintah pusat terus memberikan arahan, dorongan dan bantuan/afirmasi sesuai hasil evaluasi.

Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah melalui peningkatan standar penilaian hasil belajar siswa. Dan kunci dari kebijakan tersebut terletak pada para guru. Untuk itulah, Mendikbud berharap agar program pengembangan kapasitas guru juga dilakukan secara aktif oleh pemerintah daerah.

Peserta UNBK Meningkat Signifikan, Hasil UN Semakin Kredibel

Pada tahun 2018 ini, Ujian Nasional diikuti 8,1 juta peserta didik dan diselenggarakan di 96 ribu satuan pendidikan. Tercatat sebanyak 6.293.552 peserta didik (78 persen) siap mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Jumlah ini meningkat signifikan, mencapai 166 persen dari tahun sebelumnya, yang mencapai 3,7 juta peserta. Kemendikbud mengapresiasi dukungan seluruh pihak, khususnya pemerintah daerah dalam penyelenggaraan ujian nasional tahun ini.

Semangat gotong royong menjadi dasar pelaksanaan UNBK di berbagai wilayah tanah air. Penyelenggaraan UNBK menghadirkan kerja sama dan berbagi sumber daya antar satuan pendidikan. Selain mengurangi risiko kesalahan dan keterlambatan distribusi soal, UNBK dapat meminimalisir praktik kecurangan dalam penyelenggaraan, juga pengerjaan soal oleh peserta karena adanya sistem acak variasi soal. Sejak diperkenalkan pada tahun 2015, rerata indeks integritas ujian nasional (IIUN) nasional untuk semua jenjang semakin meningkat.

UNBK telah terbukti efektif meningkatkan indeks integritas dalam pelaksanaan UN. Tantangan kita berikutnya adalah meningkatkan prestasi dan capaian dalam UN. Untuk itu perlu ada perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran,” diungkapkan Ketua BSNP, Bambang Suryadi, di Jakarta (13/3/2018).

Di jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), peserta UNBK mencapai 98 persen. Sedangkan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA), peserta UNBK mencapai 91 persen, sisanya melaksanakan ujian nasional berbasis kertas dan pensil (UNKP). Secara umum, tahun ini terdapat sekitar 22 persen peserta didik yang melaksanakan UNKP.

Mendatang, Mendikbud berharap seluruh peserta didik dapat melaksanakan ujian nasional berbasis komputer. UNBK dipandang efektif meningkatkan kredibilitas, reliabilitas, akuntabilitas, serta efisiensi pelaksanaan penilaian hasil belajar siswa secara nasional. Kemendikbud terus mendorong sekolah dan guru konsisten memakai hasil evaluasi untuk memperbaiki kekurangan pembelajaran; fokus menuntaskan materi-materi yang ada dalam kurikulum, bukan pada pengerjaan soal UN.

Beberapa pokok perbedaan pelaksanaan ujian nasional tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya di antaranya adalah soal isian singkat yang terdapat pada mata pelajaran matematika jenjang SMA/sederajat. Tahun ini, sertifikat hasil ujian nasional (SHUN) menggunakan digital signature, dan biaya untuk proktor dan pengawas ujian di satuan pendidikan dapat menggunakan anggaran yang dibebankan pada dana bantuan operasional sekolah (BOS).

USBN Kembalikan Otonomi Guru Dalam Evaluasi Siswa

Ujian sekolah berstandar nasional merupakan alat evaluasi belajar peserta didik yang bertujuan untuk mengukur capaian kompetensi dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar. Dengan melibatkan asosiasi profesi guru dan tutor sebagai pendidik dalam menyusun soal, pemerintah memberi ruang yang besar pada otonomi guru dalam menilai siswa. USBN diharap dapat mengembalikan kedaulatan guru sebagai pendidik dalam melaksanakan evaluasi belajar.

Lewat penyelenggaraan USBN, pemerintah ingin memberdayakan guru dalam pembuatan soal dan evaluasi. Para guru harus terus dilatih untuk meningkatkan standar, termasuk dalam evaluasi. Dengan demikian, guru dapat memastikan siswa mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan,” tutur Mendikbud.

Pada pelaksanaan USBN jenjang SMA/SMK/Madrasah Aliyah (MA)/sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)/sederajat di tahun ini, sekolah mengujikan seluruh mata pelajaran termasuk yang diujikan dalam ujian nasional. Sedangkan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD), sekolah menguji tiga mata pelajaran, yakni Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Selain pilihan ganda, terdapat variasi soal uraian.

Naskah soal USBN jenjang SD/Madrasah Ibtidaiyah (MI) disusun oleh guru pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Kelompok Kerja Guru (KKG). Sementara naskah soal USBN SMP/ MTs/Paket B, dan SMA/SMK/MA/Paket C disusun oleh guru atau tutor pada satuan pendidikan yang dikonsolidasikan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Pemerintah pusat, dalam hal ini Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud memberikan soal jangkar dengan porsi sebensar 20-25 persen. Kemudian, perakitan soal (sampai dengan 100%) dilaksanakan di tingkat MGMP/KKG/Forum Tutor atau di satuan pendidikan.

”Di USBN, kami minta guru membuat soal esai atau uraian. Porsinya sepuluh persen dari keseluruhan soal. Pembiasaan mengerjakan ujian esai diharapkan membantu siswa terbiasa bernalar dan berargumentasi. Untuk dapat menggali kemampuan siswa mengungkapkan alasan dari sebuah jawaban, ya, dengan esai,” jelas Kepala Balitbang Kemendikbud.

 

sumber: www.setneg.go.id

read more
Berita Terkini

Semarak Hardiknas, Mendikbud Ajak Pemangku Kepentingan Kejar Ketertinggalan

Jaringanpelajaraceh.com-Kemendikbud-Menyemarakkan pekan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggelar kegiatan di berbagai daerah di Indonesia, termasuk di Malang, Jawa Timur. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang secara langsung membuka seminar Semarak Hardiknas 2018 mengajak semua pemangku kepentingan yg trrlibat untuk bersama mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia.

Menurutnya salah satu cara untuk mengejar ketertinggalan adalah dengan melatih kemampuan para tenaga pendidik dan meningkatkan kualitas penilaian hasil belajar siswa.

Secara bertahap pemerintah mendorong pembelajaran abad 21 yang salah satu cirinya adalah penalaran,” tutur Menteri Muhadjir. “Sejak beberapa tahun terakhir, guru-guru dilatih untuk mampu mengajar dan melakukan evaluasi atau penilaian hasil belajar dengan metode yang mendorong penalaran tingkat tinggi,” lanjutnya.

Karena untuk saat ini, standar pendidikan di Indonesia masih di bawah, yg dalam hal ini menggunakan acuan PISA (Programme for International Student Assessment).

Standar yang kita gunakan untuk mendidik anak-anak kita itu di bawah standar negara-negara yang tergolong baik di PISA. Maka suka tidak suka, kita harus meningkatkan standar kita,” jelas Muhadjir.

Ia pun menginginkan agar generasi muda bisa sesuai dengan zamannya, gar mereka jauh lebih baik dari generasi sebelumnya.

Acara ‘Semarak Hardiknas Jawa Timur 2018′ ini didukung oleh Dinas Pendidikan Kota Malang, Kota Batu, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, serta berbagai komunitas pegiat pendidikan dan kebudayaan, juga perwakilan dunia usaha dan industri. (Aji Shahwin)

 

Sumber :https://www.kemdikbud.go.id

read more
Berita Terkini

Kemenag Selaraskan Soal Seleksi Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB)

jaringanpelajaraceh.com-Kemenag-Seleksi peserta Program Beasiswa Santri Berprestasi (PBSB) akan digelar Mei mendatang. Jelang pelaksanaan seleksi, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) menggelar Focus Group Discussion (FGD) terkait penyelarasan soal-soal ujian.

FGD diikuti para dosen pengelola PBSB pada Perguruan Tinggi Mitra (PTM). Dalam FGD ini, peserta dibagi menjadi enam grup penyusunan materi soal, yaitu: Bahasa dan Kepesantrenan, Tes Kemampuan Bidang Studi (MIPA, IPS, Agama), Tes Potensi Akademik, serta Computer Based Test (CBT). Setiap grup materi, ada perwakilan para dosen PTM yang ahli di bidangnya.

Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Ahmad Zayadi mengatakan pada FGD ini dimaksudkan untuk menyelaraskan tingkat kesulitan soal. Menurutnya, keselarasan ini diperlukan mengingat ketatnya persaingan dan proses seleksi itu sendiri. Jumlah pendaftar PBSB tahun ini naik 20% dari tahun lalu. Tercatat hampir 11.000 santri dari 944 pesantren yang mendaftar, sementara yang akan direkrut hanya 290 santri.

Ahmad Zayadi juga menggarisbawahi masalah tantangan para santri milenial. Menurutnya, setidaknya ada dua aspek yang perlu diperhatikan. Pertama, penyiapan santri yang memiliki kualifikasi pemahaman dan penguasaan terhadap aspek ilmu agama (tafaqquh fiddin) serta menentukan maslahat kemanusiaan (tafaqquh fii mashalihil khalqi) di masa depan. Sehingga santri akan mampu mentransformasikan keberagamaan dan nilai-nilai kemanusiaannya dalam konteks kekinian.

Zayadi menegaskan bahwa PBSB tidak hanya memberikan ruang pengkajian keilmuan keislaman saja, tetapi juga kajian keilmuan lainnya sebagai instrumen akademik dan metodologis untuk mentransformasikan agama sehingga lebih kontekstual. “Oleh karenanya kita merancang instrumen kebijakan yang memungkinkan kedua bidang keilmuan tersebut bisa dibangun secara sinergis, sehingga santri lulusan PBSB akan lebih responsif dan mampu memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan aktual,” terangnya.

Kasubdit Pendidikan Pesantren Basnang Said menambahkan, selain penyelarasan tingkat kesulitan soal, FGD yang dihadiri dosen dan pengelola PBSB pada 13 PTM (tidak termasuk Universitas Al Azhar Indonesia) ini juga bertujuan menyamakan persepsi dan mensinergikan kepentingan dalam pengelolaan PBSB. Selain itu, membangun hubungan spiritual-bathiniyah dalam rangka memfasilitasi sekaligus mengadvokasi kaum santri. (Hery)

 

sumber: https://kemenag.go.id

read more
Berita Terkini

Semangat Memajukan Sekolah

Jaringanpelajaraceh.com-jakarta-Citra negatif yang melekat pada pendidikan kejuruan,membuat Marlock mulai merancang program penguatan karakter siswa SMK. Berawal dari sekolah kejuruan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur yang memiliki citra yang negatif, dia menginisiasi para orang tua siswa.

Pendekatan kepada orang tua siswa dilakukan sebagai cara agar para orangtua siswa bisa memahami pendidikan SMK dan mau bekerjasama dengan sekolah, “Sekolah tidak bisa sendirian untuk membuat para siswa SMK sukses. Para orangtua harus dilibatkan agar visi-misi SMK sejalan,” Ujar Marlock

Pada sesi penguatan karakter di SMK, Marlock mensyaratkan agar para orangtua siswa untuk hadir, dalam pertemuan besar di aula, setiap anak harus berdiri di samping orangtuanya, terlihat ada siswa atau orangtua yang merasa kaku saat berdekatan, apalagi harus berinteraksi, hubungan yang kaku antara orangtua dan anak harus dicairkan, nasehat inspiratif tentang orangtua restu orangtua yang dapat mengantarkan sukses anak pada masa depan akan mampu menyentuh hati orangtuanya.

Hati para siswa disentuh tentang menghormati orantua, termasuk guru, siswa disentuh hatinya untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di hari tua. Pada sesi terakhir siswa diajak untuk meminta maaf kepada orang tuanya, demikian sebaliknya.

Marlock membekali orangtua supaya punya keberanian mendorong anaknya merantau atau tinggal jauh dari mereka. sebab, peluang lulusan SMK yang bekerja di luar Pulau Jawa lebih besar, terutama di beberapa sektor seperti pertanian, kehutanan dan kelautan, bagi saya, SMK harus dilihat sebagai sekolah melawan kemiskinan, penguatan karakter oleh Marlock mampu memikat hati banyak SMK.

Selama lebih dari 22 tahun, Marlock berkelana dari sekolah ke sekolah di sejumlah daerah. Dia hadir untuk memberikan pengalaman kepada guru, siswa dan orangtua agar bekerjasama memajukan SMK. Penguatan pendidikan karakter yang sudah dikembangkan Marlock hingga saat ini terus disebarluaskan lewat akun instagram Peduli SMK. dia menginformasikan soal peluang kerja bagi siswa SMK, membagi kabar bahagia keberhasilan sekolah atau siswa SMK.

Tahun 2008, keputusan Marlock untuk jadi pekerja sosial bukan tanpa alasan. Selama 30 tahun, ia bekerja di industri perhotelan baik dalam dan luar Negeri. Saat industri perhotelan marak di Indonesia, dia merasakan sulitnya mencari tenaga kerja yang siap pakai. Bukan hanya siap dari sisi keterampilan kerja, melainkan juga kreativitas dan karakter yang baik

Padahal, dari pengalaman Marlock di luar negeri, lulusan vokasi sangat dihargai. Ia mulai memperhatikan sekolah kejuruan dan membantu program pendidikan vokasi yang berkaitan dengan industri, dari pengalaman Marlock itu, ia pun meyakini SMK menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemiskinan. Akhirnya, dia memantapkan berkecimpung untuk membantu pendidikan vokasi, utamanya SMK, dari Sabang dan Merauke.

Instruksi Presiden soal Revitalisasi SMK pada tahun 2016, komitmen pada peningkatan mutu SMK menjadi perhatian banyak pihak. Marlock paham betul tentang dunia industri karena dia pernah menjabat sebagai general manager hingga vice president marketing dalam bidang perhotelan, Marlock datang ke banyak SMK untuk membantu penguatan karakter para kepala sekolah, guru, siswa dan orantua. Dia banyak membantu SMK kecil dan biasa memberikan masukan perbaikan pada kurikulum atau manajemen sekolah. Dengan cara itu, Marlock berharap sekolah bisa sinergi dengan industri.

“Ada orangtua siswa SMP yang sampai mengusir saya karena tidak suka saya mengajak siswa (SMP) masuk SMK. Waktu dulu, kan, SMK masih dipandang kelas dua. Banyak orangtua yang lebih suka memasukkan anaknya ke SMA,” ujarnya

Kepedulian pada SMK mendorong Marlock menggandeng sejumlah pengusaha untuk terlibat membantu SMK dengan mendirikan FP3MKI. Lewat forum ini, dia membantu SMK yang ingin berubah menjadi sekolah berkualitas. Di buku yang diterbitkan, Berbagi Pengalaman Mendampingi Anak Masuk SMK Marlock menyebut SMK sebagai “sekolah menghapus kemiskinan”. Lulusannya “sanggup menjaga kesatuan”.

 

sumber:http://psmk.kemdikbud.go.id/konten/3591/semangat-memajukan-sekolah

read more
Berita Terkini

Hampir 1,5 Juta Siswa SMK Ikuti Ujian Nasional

Jaringanpelajaraceh.com-Jakarta-Sebanyak 1.485.302 siswa dari 13.054 sekolah menengah kejuruan (SMK) sederajat mengikuti ujian nasional (UN) yang diselenggarakan mulai 2 April hingga 5 April.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 12.495 SMK atau 1.459.062 siswa melaksanakan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Sisanya melaksanakan Ujian Nasional Kertas Pensil (UNKP),” ujar Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Bakhrun, di Jakarta, Senin (2/4).

Kemudian UN untuk tingkat sekolah menengah atas (SMA) sederajat pada 9 hingga 12 April dan sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat pada 23 hingga 26 April. Sementara, UN susulan untuk SMK dan SMA sederajat akan diselenggarakan pada 17 hingga 18 April dan untuk SMP sederajat pada 8 hingga 9 Mei.

Bakhrun menjelaskan proses sinkronisasi untuk pelaksanaan UNBK berlangsung lancar dan tidak ada kendala. “Kami berharap pelaksanaan UN yang dimulai pada pagi hari ini juga berlangsung lancar,” ujar dia.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy meminta meminta siswa menjauhi kecurangan pada UN dan Ujian Siswa Berstandar Nasional (USBN). “Kami berpesan untuk seluruh siswa yang mengikuti UN untuk mengobarkan semangat belajar, konsentrasi, jangan lupa berdoa dan menjunjung tinggi kejujuran serta menjauhi kecurangan,” kata Muhadjir.

Mendikbud menjelaskan prestasi memang penting tetapi jujur harus lebih diutamakan. Untuk itu dia berpesan pada siswa untuk percaya pada kemampuan sendiri dan menjauhi segala bentuk kecurangan.

 

sumber:http://republika.co.id

read more
Berita Terkini

ACEH Guru PAUD Hebat Wujudkan Aceh Caroeng

Jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh– Guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah garda terdepan dalam dunia pendidikan anak sebelum masuk ke bangku sekolah. Oleh karena itu, para guru PAUD pendidikan memiliki peran penting dalam mendukung Pemerintah Aceh mewujudkan Aceh Hebat.

Penegasan tersebut disampaikan oleh Wakil Bunda PAUD Aceh Dyah Erti Idawati, dalam sambutan singkatnya sebelum menutup secara resmi Pentas Seni dan Kreatifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) tahun 2018 se-Kota Banda Aceh, yang dipusatkan di Auditorium ACC Sultan Selim II, Minggu (1/4/2018).

“Cita-cita mewujudkan Aceh Hebat yang saat ini diupayakan oleh Pak Irwandi dan Pak Nova, selaku Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh tidak akan tercapai tanpa keberadaan Guru PAUD yang hebat pula,” ujar Dyah Erti.

Dalam kesempatan tersebut, Dyah Erti juga menyampaikan apresiasi atas ketulusan dan keseriusan para Guru PAUD dalam membimbing para peserta didik, meski dengan honor yang minim.

“Saya sangat mengapresiasi para Guru PAUD, meski berstatus tenaga kontrak dengan honor yang minim namun tetap mengedukasi dan membimbing peserta didik dengan penuh tanggungjawab dan kreatifitas,” imbuh Dyah Erti.

Kegiatan yang mengangkat tema ‘Membentuk Anak Usia Dini dan GTK PAUD yang kreatif, berkarakter dan memiliki Integritas tinggi menuju Banda Aceh Gemilang dalam bingkai Syari’ah’ ini berlangsung sejak tanggal 29 Maret dan diikuti oleh seribuan peserta yang berasal dari seluruh PAUD se-Kota Banda Aceh.

Beberapa perlombaan yang digelar dalam kegiatan ini adalah Lomba Tarian Kreasi Guru PAUD, Alat Peraga Edukatif, Lomba Asmaul Husna dan Mars Himpaudi, Kecamatan Pengirim Peserta Terbanyak, dan Lembaga Pengirim peserta terbanyak.

 

sumber:https://www.iglobalnews.co.id

 

read more
Artikel

Pendidikan belum Merata Di Aceh

Siswa duduk di ruang kelas yang lantainya dipenuhi sisa lumpur banjir yang melekat di lantai di SMAN Sakti, Pidie.

Jaringanpelajaraceh.comPidie-JIKA kita telusuri 23 kabupaten/kota di Aceh, terutama daerah-daerah pedalaman ternyata masih banyak pendidikan di sana yang belum merata. Selama ini, kita melihat Pemerintah Aceh masih memprioritaskan pendidikan di perkotaan dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang ada di pedalaman. Bukan itu saja, bahkan guru-guru yang memiliki kualitas baik ditempatkan di perkotaan. Sehingga guru yang berkualitas di sekolah-sekolah pedalaman jumlahnya kurang memadai.

Meski demikian, mereka terlihat tetap semangat untuk mengabdikan diri demi mencerdaskan anak negeri. Tentu semangat saja tidak cukup. Pemerintah pusat harus merekrut guru-guru baru yang berkualitas untuk ditempatkan di daerah-daerah pedalaman, karena hingga saat ini masih banyak kekurangan guru. Tujuannya adalah untuk mengimbangi jumlah siswa yang jauh lebih banyak dari pada jumlah guru. Tentunya hal ini sedikit demi sedikit akan mengarah kepada pendidikan yang merata dan berkualitas baik di kota maupun di gampong.

Dengan adanya niat baik pemerintah, yaitu percepatan pendidikan yang merata dan berkualitas, maka hal itu sangat membantu seluruh sekolah untuk mencapai standar pendidikan Nasional, sehingga apabila semua sekolah sudah masuk standar Nasional berarti mutu pendidikan di Aceh tentunya akan lebih baik. Apabila semua sekolah khususnya SMA/SMK dan SLB yang dikelola oleh provinsi, sudah masuk sesuai dengan indikator capaian tingkat Nasional, itu baru dapat dikatakan pendidikan merata. Tapi harapan kita semua tentunya di atas standar Nasional.Sarana/prasarana terbatas

Tidak dapat dipungkiri bahwa kualitas pendidikan didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang menjadi standar sekolah atau instansi pendidikan yang terkait. Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa, peranan sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas belajar siswa.

Akan tetapi kenyataanya sampai saat ini terjadi perbedaan yang sangat signifikan antara sekolah yang berada di kota dengan di daerah pedalaman. Sekolah di kota sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer, maka anak didiknya secara langsung dapat belajar komputer. Sedangkan sekolah di desa tidak memiliki fasilitas itu dan tidak tahu bagaimana cara menggunakan komputer, kecuali mereka mengambil kursus di luar sekolah.

Perbedaan lainnya, sekolah di kota ada ruang multimedia yang dilengkapi WiFi, pustaka digital, ruang laboratorium musik, dan sebagainya. Sedangkan sekolah di pelosok hanya memakai sarana yang jauh ketinggalan, yaitu sarana alam. Banyak gedung sekolah yang berada di pedalaman masih belum diperbaiki oleh pihak pemerintah, tetapi gedung sekolah di perkotaan terus mengalami perbaikan. Hal ini penulis saksikan langsung saat melakukan penelitian terhadap beberapa sekolah yang berada di daerah pedalaman. Miris sekali memang dengan situasi seperti ini.

Hal yang sama juga diutarakan oleh Ketua Koalisi Barisan Guru Bersatu (Kobar-GB) Aceh, Sayuti Aulia, yang menilai Pemerintah Aceh masih memprioritaskan pendidikan di kawasan perkotaan, khususnya di ibu kota provinsi. Sementara sekolah di daerah-daerah pedalaman sampai saat ini masih mengalami kekurangan guru. Sekolah percontohan atau sekolah-sekolah unggul diisi oleh guru-guru pilihan dengan fasilitas pembelajaran terbaik hanya terdapat di kota. Sedangkan sekolah biasa khususnya di daerah terpencil atau daerah pinggiran, siswanya masih belajar dengan fasilitas seadanya.

Sayuthi juga menilai bahwa selama ini sekolah unggul hanya diperuntukan bagi kalangan ekonomi kelas menengah ke atas, karena biaya yang mahal tidak mampu dijangkau oleh masyarakat miskin. Untuk diketahui, setiap mata pelajaran memiliki karakter yang berbeda dengan pelajaran lainnya. Dengan demikian, masing-masing mata pelajaran juga memerlukan sarana pembelajaran yang berbeda pula.

Dalam menyelenggarakan pembelajaran guru pastinya memerlukan sarana yang dapat mendukung kinerjanya sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Dengan dukungan sarana pembelajaran yang memadai, guru tidak hanya menyampaikan materi secara lisan, tetapi juga dengan tulisan dan peragaan sesuai dengan sarana/prasarana yang telah disiapkan oleh guru dalam pembelajaran.

Belajar dari Finlandia
Barangkali tidak ada salahnya jika kita mau belajar dari Negara lain yang pendidikannya sudah jauh lebih maju dari kita. Finlandia, misalnya, saat ini pendidikan di Negara itu menempati rangking nomor 1 di dunia. Bagaimana bisa? Menurut Prof Erno August Lehtinen Ph.D, seorang guru besar pendidikan dari Universitas Turku, Finlanda, anak-anak di Finlandia tidak diizinkan sekolah sebelum berumur 7 tahun. Pada saat anak-anak di sana diterima di sekolah dasar (SD), mereka hanya belajar 3-4 jam sehari. Waktu istirahat mencapai 75 menit. Guru sangat jarang memberikan PR bahkan tidak ada PR.

Sekolah tidak menerapkan sistem rangking hingga tidak ada Ujian Nasional (UN) untuk 9 tahun pertama sekolah, tetapi UN dilaksanakan di sekolah menengah. Artinya Pendidikan Finlandia sangat menghargai kebebasan anak bermain dan melakukan hal lain dibanding hanya duduk di dalam kelas pada awal-awal tingkat sekolah. Waktu belajar di sekolah tidak terlalu lama karena kualitas pengajaran lebih penting dari pada lamanya waktu belajar. Tekanan dan stress diusahakan lebih sedikit dengan tidak membebani siswa dengan pekerjaan rumah sehingga lebih kuat motivasi dan pengembangan belajarnya.

Pada pendidikan dasar difokuskan pada pengembangan kepribadian, bukan skill atau belajar konten kurikulum secara spesifik. Mata pelajaran Matematika dianggap penting untuk pendidikan dasar, namun lebih banyak praktik yang dikombinasikan dengan suasana ilmiah. Pada pendidikan dasar, pelajaran sains masih umum, dan pendidikan menengah lebih khusus. Finlandia menerapkan sistem kelas inklusif atau tidak membeda-bedakan antara siswa pintar atau yang berkebutuhan khusus. Untuk mereka yang berkebutuhan khusus perlu diperhatikan secara khusus oleh guru. Kuncinya adalah skill dan kualifikasi guru.

Dalam momen tertentu, tidak hanya 1 guru di dalam ruang kelas, tapi ada orang dewasa lain yang membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar. Untuk menghindari bullying pada kelas inklusif, Finlandia membuat program khusus yang disebut Kiva Koulu. Program ini efektif mengurangi bullying pada tingkat sekolah 4-6. Untuk situasi normal, siswa di kelas maksimal 20 orang untuk tingkat dasar, dan 20-30 untuk pendidikan menengah dengan satu orang guru yang mengajar. Dalam situasi khusus, ada guru kelas dan guru pendidikan khusus saling bekerja sama.

Di Finlandia guru sangat bernilai di dalam budaya masyarakat. Guru sama bergengsinya seperti layaknya dokter atau pengacara. Finlandia menerapkan sistem belajar gratis dari pendidikan dasar hingga doktoral bagi warga negaranya dan warga negara Uni Eropa. Biaya pendidikan bersumber dari pajak yang menerapkan sistem pajak porogresif berbasis pendapatan. Jika gaji rendah, pajak juga rendah, pendapatan menengah dan tinggi bisa mencapai 50% dari penghasilan yang diterima.

 

* Dr. Murni, S.Pd,I. M.Pd., Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry, Sekretaris Umum Lembaga Pemantau Pendidikan Aceh (LP2A). Email: murni166@yahoo.co.id

read more
Berita Terkini

Tim Tohoku University Jepang Audiensi ke Serambi

Jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh-Tim IREDES, Tohoku University, Jepang, Rabu (28/3) beraudiensi ke Kantor Harian Serambi Indonesia, di Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar. Kedatangan tim itu diterima Redaktur Pelaksana Serambi Indonesia, Yarmen Dinamika.

Tujuan kegiatan adalah mendiskusikan peran media pada bencana,” demikian tertulis dalam surat permohonan kunjungan dan audiensi.

Tim itu terdiri atas Prof Yuichi Ono, Prof Chikata Michihiro, dan Asisten Prof Natsuko Chubachi. Tim didampingi Dr Muailin Affan MSc, Ketua UPT Kantor Urusan Internasional (KUI) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). Audiensi tersebut dirangkai dengan kunjungan ke Unsyiah pada 27-29 Maret 2018.

Selama audiensi, tim IREDES melakukan diskusi seputar peran media saat tsunami. Mulai dari berapa lama Serambi vakum, bagaimana manajemen media pascabencana, hingga apa kontribusi Serambi. Termasuk pengalaman pribadi dari jurnalis saat bencana terjadi. Sebagai negara yang rawan gempa dan tsunami, tim itu juga mempertanyakan seberapa menarik isu bencana khususnya tsunami untuk diberitakan.

Serambi tidak punya kolom khusus untuk bencana, tapi setiap terjadi bencana kami mem-follow up mulai saat perstiwa hingga proses recovery. Termasuk membuka dompet bencana. Khusus untuk tsunami, setiap tanggal 26 Desember itu dijadikan headline dengan konsep tata wajah khusus,” jelas Yarmen Dinamika.(rul)

Sumber: serambinews.com

 

read more
1 3 4 5 6 7 39
Page 5 of 39