close

Ella Ella

Berita Terkini

Kemdikbud: soal UN 2018 tidak hanya pilihan ganda (revisi dari berita sebelumnya:Kemdikbud menyebut soal UN 2018 berbentuk esai)

Jakarta (ANTARA News) – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyebutkan bahwa soal Ujian Nasional pada 2018 tidak hanya pilihan ganda melainkan bisa berupa mengisi jawaban atau pilihan yang tidak tunggal.

“Kami berusaha, mulai tahun depan soal UN tidak lagi pilihan ganda. Sehingga dapat mengukur level kognisi siswa lebih mendalam,” ujar Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemdikbud, Nizam, dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Melalui soal UN yang tak hanya pilihan ganda, lanjut dia, juga dapat mengukur ketuntasan belajar siswa. Meskipun saat ini, baik guru maupun siswa belum sepenuhnya menyadari bahwa UN dapat mengukur ketuntasan belajar siswa.

Dalam konferensi pers itu juga dijelaskan jumlah satuan pendidikan yang mengikuti UNBK untuk jenjang SMP yakni sebanyak 8.879 SMP, 1.970 MTs, 198 SMP terbuka, serta 693 PKBM.

UNBK SMP diikuti oleh 1.349.744 siswa.

Meskipun demikian, dari segi persentase sekolah dan siswa UNBK jenjang SMP masih lebih rendah dari jenjang di atasnya, yakni 32 persen, karena jumlah siswa SMP/MTs jauh lebih banyak. Peserta ujian nasional jenjang SMP yang dilayani dengan kertas dan pensil (UNKP) sebanyak 2.855.633 siswa.

Nizam menjelaskan pada pelaksanaan UN SMP pada tahun ini, relatif sepi dari isu tentang kebocoran dan kecurangan pelaksanaan UN.

Indeks Integritas UN (IIUN) meningkat sebesar 8,31 poin. Namun untuk nilai rata-rata UN SMP mengalami penurunan sebanyak 4,36.

Namun demikian, sekolah-sekolah yang dulu telah mengikuti UNBK dan tahun ini tetap menggunakan UNBK tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, justru reratanya pada mata pelajaran Matematika mengalami peningkatan.

Demikian pula sekolah yang tahun lalu memiliki IIUN tinggi dan tahun ini tetap tinggi indeksnya tidak mengalami perubahan yang berarti.

Sementara sekolah yang dulunya bermasalah, dengan IIUN rendah dan tahun ini beralih ke UNBK cenderung mengalami penurunan signifikan.

Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan ketuntasan belajar tidak hanya diukur melalui nilai namun proses yang harus dicapai siswa.

(sumber:http://www.antaranews.com)

read more
Berita Terkini

SBMPTN diumumkan Selasa pekan ini

JaringanPelajarAceh.Com – Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan diumumkan Selasa/13 Juni 2017. Peserta bisa mengakses diterima atau tidaknya di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui website resmi SBMPTN http:/pengumuman.sbmptn.ac.id pada pukul 14.00.

Rektor Universitas Negeri Sebelas Maret itu mengatakan sebanyak 148.066 peserta dinyatakan lolos SBMPTN.

Pada tahun ini jumlah peserta SBMPTN sebanyak 797.738, atau meningkat dari tahun sebelumnya sebanyak 721.326 pendaftar. Ujian mandiri dilangsungkan masing-masing PTN. Pada tahun ini ada 24 PTN yang menggunakan nilai SBMPTN.

Selain itu, jika ingin masuk ke perguruan tinggi swasta, diharapkan terlebih dahulu untuk melihat status perguruan tinggi di Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) forlap.ristekdikti.go.id untuk mengecek legalitasnya.

Peserta dengan nilai tertinggi kelompok ujian sains teknologi dan sosial humaniora diraih oleh peserta yang diterima di Universitas Indonesia pada prodi Ilmu Komputer dan Ilmu Ekonomi dari kelompok ujian soshum/bahasa diraih peserta yang diterima di Universitas Airlangga pada Sastra Inggris .

Pada tahun ini, terdapat 38 penyandang disabilitas yang diterima pada SBMPTN 2017 dari 226 peserta terdaftar. Peserta yang lolos yang tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa.

Sebanyak 10 program studi yang paling banyak diminati yakni manajemen, akuntansi, ilmu hukum, pendidikan dokter, teknik sipil, ilmu komunikasi, teknik industri, psikologi, farmasi, dan agribisnis.

read more
Berita Terkini

Peringkat UI naik ke posisi 277 dunia

Peringkat Universitas Indonesia (UI) di level dunia naik ke posisi 277 dunia, yang mana sebelumnya berada pada peringkat 325 dunia atau naik sebanyak 48 poin dari peringkat pada tahun 2016.

Rektor UI Muhammad Anis mengatakan pemeringkatan ini menegaskan kembali akan expertise UI sebagai universitas terbaik bangsa pada bidang sosial humaniora, kesehatan dan sains teknologi.

Pencapaian UI merupakan hasil kerja keras segenap sivitas akademika UI. Tahun 2017, UI tetap menggencarkan pelaksanaan konferensi internasional guna memacu pengembangan budaya riset dan inovasi serta meningkatkan jumlah publikasi jurnal ilmiah internasional.

UI fokus pada pengembangan riset dan inovasi yang berbasis pada pemberian solusi atas permasalahan bangsa. Pada perhitungan yang dilakukan oleh tim Quacquarelli Symonds (QS), tahun ini UI mengalami peningkatan signifikan pada performa International Faculty.

Dalam upaya internasionalisasi, UI menambah jumlah dosen asing dan peneliti asing untuk dapat memberikan ajaran kepada mahasiswa UI serta memberikan pengalaman kepada dosen UI untuk mengajar di universitas asing mitra UI di luar negeri.

Peningkatan performa berikutnya terlihat pada indikator Academic Reputation dan Employer Reputation. Berdasarkan survei yang telah dilakukan tim intelejen QS terhadap para pimpinan perusahaan, lulusan UI berkompeten, inovatif serta efektif di dalam bekerja dan mengimplementasikan keilmuannya.

Salah satu upaya yang UI lakukan adalah dengan pemenuhan indikator yang digunakan oleh lembaga pemeringkatan bergengsi dunia ini. Dan UI akan gencar melakukan peningkatan mutu pengajaran, pengabdian masyarakat serta terlibat dalam penelitian mutakhir untuk turut berkontribusi menghasilkan lulusan unggul untuk menciptakan nilai kompetitif dan unggul bangsa ini.

Kepala Humas dan KIP Universitas Indonesia, Rifelly Dewi Astuti mengatakan hasil pemeringkatan ini menjadi bukti bahwa Pendidikan Tinggi di Indonesia telah direkognisi dunia dan mampu bersaing dengan perguruan tinggi lainnya dari negara di Asia, Australia maupun Eropa.

Pemeringkatan ini dilakukan oleh Quacquarelli Symonds World University Ranking 2017/2018 terhadap lebih dari 959 Perguruan Tinggi di 84 negara di dunia yang dirilis pada Kamis (8/6) melalui situs https://www.topuniversities.com/university-rankings/world-university-rankings/2018

Felly mengatakan UI berhasil mempertahankan posisinya menjadi universitas terbaik di Indonesia selama 6 tahun berturut-turut menurut hasil publikasi tahunan QS University Ranking.

QS University Ranking merupakan pemeringkatan resmi yang dijadikan acuan oleh Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI untuk mengukur kualitas kelembagaan Perguruan Tinggi di Indonesia menuju World Class University.

(sumber:www.antaranews.com)

read more
Artikel

Mahasiswa IPB Juara Pertama Lomba Esai Nasional “Mari Membangun Negeri”

Agung Suharyana, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil meraih juara pertama dalam lomba esai yang bertema “Mari Membangun Negeri” tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Future Leader League dengan judul esai “Automatic Welfare of Labour : Standarisasi Penataan Buruh dalam Pelaksanaan Kontrak Kerja Berbasis Flexicurity System”.

Automatic Welfare of Labour (AWL) merupakan gagasan aplikasi yang berawal dari kepedulian Agung saat melihat maraknya PHK buruh yang dilakukan sewenang-wenang dan besar-besaran. Sesuai dengan hukum pasar ketika produksi menurun maka dengan input yang digunakan pasti menurun, tapi dari segi sosial tidak manusiawi.

Gagasan AWL ini menjadi terobosan terbaru dalam manajemen keseluruhan kegiatan buruh sekaligus menjadi sistem jaminan sosial ketenagakerjaan yang meningkatkan kesejahteraan buruh terutama dalam jaminan hidup serta status kerja yang diterima. Standarisasi yang diciptakan dalam AWL ini mampu mengentaskan kesenjangan yang terjadi di antara pihak buruh dan perusahaan.

Dalam gagasannya, program AWL dirancang dengan pendekatan teknologi berupa aplikasi yang telah terintegrasi dengan gadget dan kartu yang diberi nama “labour card”. Flexicurity system merupakan kombinasi antara fleksibilitas dan keamanan. Fleksibilitas keamanan kemudian membentuk “segitiga” dengan kebijakan pasar tenaga kerja aktif. Program AWL ini akan difokuskan pada penataan buruh yang berstandar internasional. Penataan yang dibuat berintegrasi dengan aplikasi AWL yang telah disiapkan.

Dari sisi jaminan sosial, Labour Card menjadi daya tarik dalam program AWL. Labour Card berintegrasi dengan dinas ketenagakerjaan, dinas kesehatan dan lembaga asuransi dalam memberikan jaminan sosial kepada buruh. Program AWL ini menarik karena buruh yang di PHK akan tetap mendapatkan jaminan kesehatan selama tiga bulan terhitung saat surat PHK diberikan.

Tidak hanya itu, setiap buruh yang kena PHK akan mendapatkan dana berupa modal usaha. Pemberian modal usaha ditujukan untuk mendorong buruh berwirausaha sebagai bentuk pekerjaan alternatif sebelum mendapatkan pekerjaan. Besarnya jaminan, bantuan, modal usaha dan insentif dikembalikan kepada setiap perusahaan selaku pihak pemberi.

Untuk mewujudkan AWL ini, dibutuhkan pihak-pihak yang mempunyai peran penting demi terwujudnya program AWL. Pihak-pihak yang mempuyai peran penting demi terwujudnya program AWL adalah pemerintah pusat, dinas ketenagarkerjaan, dinas kesehatan, lembaga asurasi jiwa, pemerintah daerah, dan industri gadget.

Agung berharap sekalipun buruh kena PHK tetapi tidak semata-mata buruh itu sudah tidak ada harapan lagi untuk bekerja. Melalui aplikasi itu perusahaan bisa merekrut buruh tanpa harus mengedarkan pamflet lowongan kerja. Karena dalam aplikasi itu tersedia member semua buruh dengan kriteria nilai yang ada.

sumber : REPUBLIKA.CO.ID

read more
Artikel

Gemar Baca Buku Lebih Bisa Melihat Dunia Dibanding Penonton Televisi

Sebuah studi yang diproduksi oleh Kingston University di London, Inggris, menyimpulkan bahwa mereka yang gemar membaca buku memiliki perilaku dan hati yang baik.

Studi ini melibatkan 123 partisipan yang diuji berdasarkan kemampuan interpersonal termasuk toleransi pada perasaan orang lain dan beradaptasi untuk menolong sesamanya. Mereka yang hobi membaca buku memiliki empati yang tinggi dan beretika lebih baik dibandingkan dengan mereka yang gemar menonton televisi.

Pada penggemar buku fiksi memperlihatkan perilaku sosial yang lebih positif dan pada penggemar buku novel romantis memiliki emapati yang tinggi. Studi menguraikan bahwa orang-orang yang senang menghabiskan waktu menonton televisi itu kurang bersahabat dan kurang mau memahami lingkungan disekitarnya. Namun, kesimpulan ini tidak berlaku pada mereka yang hobi membaca buku dikarenakan pilihan buku yang dibaca memainkan peran dalam membentuk karakter emosional pembacanya.

read more
Artikel

PEMERINTAH ACEH TANDATANGANI MOU DENGAN STPN YOGYAKARTA

Banda Aceh – Pemerintah Aceh menandatangani perjanjian kerjasama atau Memorandum of Understanding (MOU) dengan Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta di Banda Aceh, Jumat 26 Mei 2017.

Perjanjian kerja sama yang disepakati ini yaitu tentang penyelenggaraan pendidikan program Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadastral tahun akademik 2017-2018.

Maksud perjanjian kerjasama ini untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia, khususnya di bidang pertanahan dengan mendidik putra-putri masyarakat Aceh melalui pendidikan program studi Diploma I Pengukuran dan Pemetaan Kadstral STPN Yogyakarta.

Selain itu, tujuannya juga untuk mengatasi kekurangan tenaga pengukuran pertanahan di setiap kabupaten / kota di Aceh. Dalam perjanjian kerjasama ini juga diatur soal hak dan kewajiban para pihak, persyaratan peserta, waktu pelaksanaan pendidikan, pelaksanaan dan monitoring, pembiayaan, tata cara pembayaran, jangka waktu perjanjian kerja sama dan force majeure.

Dari pihak pemerintah Aceh penandatanganan ini dilakukan oleh Sekretaris Daerah Aceh Dermawan, sementara dari STPN Yogyakarta dilakukan Ketua STPN Yogyakarta Oloan Sitorus.

Sumber: humas.acehprov.go.id

read more
Artikel

Pengantar Air Isi Ulang Ini Ubah Pos Kamling Jadi Tempat Baca

Jaringanpelajaraceh.com – Sutikno (40) salah satu warga di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, Kota Malang. Sudah hampir tiga bulan, pria lulusan Sekolah Dasar itu mendirikan Kampung Literasi. Ide tersebut berjalan secara swadaya, dan kini menjadi jujukan anak-anak.

Awal mula Sutikno mengubah wajah pos kamling itu karena sudah lama pos tersebut tidak dipergunakan. Ide dari Sutikno mendapat apresiasi dari warga, sehingga warga turut bergotong royong menjadikannya sebagai perpustakaan. Tempat yang biasa menjadi pos keamanan itu disulap menjadi tempat bermain dan belajar bagi anak-anak.

Kini sudah ada 150 lebih buku yang menjadi koleksi di pos kamling tersebut, beragam buku-buku itu berasal dari swadaya warga dan Sutikno sendiri selaku penggagas kampung literasi.

Melihat perilaku anak-anak sekarang, Sutikno mengaku prihatin. Agar orang tua tidak khawatir lagi, kebiasaan itu bisa dihentikan dengan adanya tempat membaca dan bermain yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Usai pulang sekolah, banyak anak-anak berdatangan ke pos kamling yang sudah disulap menjadi perpustakaan itu. Sutikno pun mendampingi anak-anak, selama belajar dan bermain.

Menurut Sutikno, budaya membaca ditanamkan sejak usia dini hingga menjadi kebiasaan saat besar kelak. Sutikno berharap kedepan akan ada pelatihan ketrampilan bagi anak-anak, seperti melukis, menari, dan ketrampilan berbahasa asing.

Ide dari Sutikno telah mendapatkan apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dam Reformasi Birokrasi, serta mahasiswa asing dari IKIP Budi Utomo, dalam membangun kreatifitas anak-anak.

read more
Renungan

Mencintai Karena ALLAH

Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu…
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.

Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan “perasaan” itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan…perasaan memiliki…perasaan mencintai…
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?

Tere Liye

read more
Cerpen

Tersenyumlah untuk Dirimu Sendiri

Hari itu lagi-lagi tidak berjalan seperti yang kuharapkan. Aku kembali gagal mendapatkan project baru. Aku sudah menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk merencanakan project ini ternyata aku gagal mendapatkannya. Tugas akhir juga sepertinya tidak menunjukkan titik terang. Aku masih belum mendapatkan ide hal yang harus kulakukan untuk tugas akhirku. Kata orang hidup bagaikan panggung sandiwara, bagaikan film, kalau gitu rasanya aku ingin melakukan fast forward sehingga bagian ini cepat berakhir. Seandainya hidup semudah itu, sayangnya tidak ada tombol fast forward yang dapat kutekan.

Aku memutuskan untuk pergi ke halte bus dekat rumah dan duduk sejenak disana dengan harapan dapat melihat seorang oma yang selalu duduk dan merajut di halte tersebut sambil menjual rajutannya. Sebenarnya aku penasaran dengan oma tersebut. Ia sepertinya hidup serba berkekurangan, setiap kali aku melihatnya, ia selalu menggunakan baju yang sudah lusuh dan penuh dengan tambalan, walaupun begitu oma tersebut selalu tersenyum, entah itu ketika sedang merajut atau ketika sedang tidak merajut. Sepertinya aku tidak pernah melihatnya tidak tersenyum, sehingga membuatku berpikir bagaimana oma tersebut dapat tetap bahagia padahal hidupnya sepertinya tidak lebih baik bahkan mungkin lebih parah dibandingkanku.

“Misi nak, kursinya kosong? Boleh duduk disini?” Tanya oma yang datang dengan agak membungkuk dan tersenyum sambil membawa kantong plastik yang berisi berbagai macam alat-alat rajutan dan rajutannya di kedua tangannya.

Aku pun berdiri dan membantu oma tersebut mengangkat barang bawaannya dan mempersilahkannya duduk.

“Terima kasih,” ucap oma tersebut lalu duduk sambil tetap tersenyum.

“Sama-sama oma, ” ucapku sambil menaruh barang bawaan oma tersebut lalu duduk di sebelah oma tersebut.

“Halo nak, kamu namanya siapa? Oma sering melihat kamu di sekitar sini, tingggal daerah sini?” Tanya oma ramah kepadaku.

“Namaku Nessa oma, iya aku tinggal di daerah sini dan sering kesini. Oma tinggal daerah sini juga?”

“Iya, oma tinggal di dekat kuburan,” jawab oma tersebut sambil tetap tersenyum.

“Ooo, oma tinggal sama siapa? Sudah lama tinggal disitu?” Tanyaku selanjutnya.

“Oma tinggal sendiri. Tinggal disana hampir satu tahun.”

“Lho?! Kog tinggal sendiri? Tidak tinggal sama keluarga?”

“Iya, oma sudah tidak punya keluarga. Suami dan anak oma sudah meninggal, jadi tinggal sendiri.”

“Maaf oma, aku ga tau.”

“Iya, tidak apa-apa.”

“Sebelum tinggal di daerah sini tinggal dimana? Kenapa pindah?”

“Dulu oma tinggal di daerah Jakarta Timur, pindah karena yang punya rumah sudah meninggal, lalu anaknya ingin memakai tempatnya jadi oma diminta pindah,” jawab oma sambil tetap tersenyum.

“Lalu, oma kog bisa pindah sampai sini? Sini kan jauh sekali dari Jakarta Timur.”

“Dulu oma tinggal di Jakarta Timur karena pemilik rumah yang dulu menawarkan oma tinggal disitu, tetapi karena sekarang sudah tidak ada, oma ingin tinggal dekat dengan suami dan anak oma. Disini oma tinggal dekat dengan kuburan suami dan anak oma. Biayanya juga jauh lebih murah dibandingkan disana. ”

Mendengar jawaban oma tersebut, aku hanya kaget dan terdiam tidak tahu harus merespon apa.

Sepertinya oma tersebut menyadari bahwa aku merasa sedih dan tidak enak, sehingga oma tersebut berkata sambil tetap tersenyum,” Jangan jadi sedih nak, tidak apa-apa kog. ”

“Oma kog masih bisa tersenyum? Malah selalu tersenyum padahal hidup oma juga gak mudah,” tanyaku secara refleks begitu melihat oma tersebut berkata seperti itu sambil tersenyum.

“Bukan berarti kalau ada masalah atau menghadapi banyak kesulitan tidak boleh tersenyum. Tersenyum hak setiap orang. Apakah dengan marah-marah dan menggerutu dapat mengurangi masalah atau kesulitan kita? Daripada marah-marah dan menggerutu lebih baik tersenyum. Tersenyum belum tentu dapat menyelesaikan masalah kita, tapi dapat memberikan kebahagiaan ke diri kita sendiri dan orang lain, ” jawab oma tersebut sambil memegang tanganku dan tersenyum lebih lebar lagi dari sebelumnya.

“Kalau ada masalah, kita saja sudah stress sendiri, bagaimana bisa bahagia oma? Lagian, kenapa harus membahagiakan orang lain, mereka saja belum tentu peduli sama kita dan orang lain juga belum tentu bahagia ngeliat kita tersenyum, bisa saja dia malah sebel melihat kita tersenyum sedangkan dia lagi banyak masalah.”

Oma tersebut kembali melebarkan senyumannya sambil mengangguk dan menepukkan tangannya di tanganku sambil berkata, “Dibandingkan melihat orang yang marah-marah, bukankah lebih menyenangkan melihat orang tersenyum? Jika mereka tidak senang dengan senyuman kita juga tidak apa-apa. Sama seperti kita mempunyai hak untuk tersenyum, mereka juga mempunyai hak untuk tidak tersenyum, mereka juga mempunyai hak untuk tidak senang dengan senyuman kita, walaupun begitu tetap lakukan apa yang kamu anggap baik. Lakukan untuk diri kamu sendiri bukan untuk orang lain. Oma pernah membaca satu kalimat mutiara yang berbunyi bahwa ketika kamu berbuat baik, walaupun orang lain tidak menghargai perbuatanmu tetaplah berbuat baik. ”

Mendengar itu, bukannya aku tambah mengerti, aku malah tambah tidak mengerti dengan perilaku dan pola pikir si oma. Kalau begitu bukankah usaha kita sia-sia? Tapi ya sudah lha, aku juga tidak berusaha untuk mengerti lebih lanjut pemikiran si oma. Mungkin memang perbedaan usia dan perbedaan pola pikir juga, pada dasarnya manusia berbeda-beda, yang pasti bertemu dengan oma membuat mood-ku menjadi lebih baik.

Tiba-tiba beberapa orang datang menghampiri oma untuk melihat-lihat barang dagangannya, aku pun tidak mau mengganggu lebih lanjut, sehingga aku pamitan kepada oma.

Keesokan harinya aku pun kembali duduk di halte tersebut dengan harapan kembali bertemu dengan sang oma. Pada saat itu, berbeda seperti biasanya, oma datang dan berjalan dengan sedikit terpincang-pincang tetapi tetap dalam keadaan ceria dan tersenyum. Melihat hal tersebut, aku segera menolongnya untuk duduk.

Selama berjalan ia terus tersenyum tapi di balik senyumannya tersebut, aku dapat melihat kesakitan. Aku tahu ia berusaha untuk menahan kesakitannya tersebut dan tetap tersenyum dibalik kesakitannya. Aku pun mengatakan kepadanya “Oma, dimana yang sakit? Sudah ke dokter? Tidak apa-apa kalau oma tidak tersenyum, oma tidak harus memaksakan diri untuk tersenyum di depanku.”

Tetapi oma itu malah menjawab, “Oma bukan tersenyum karena terpaksa tersenyum, karena oma memang ingin tersenyum. Oma bahagia dengan tersenyum dan menjadi lebih bahagia lagi kalau orang lain juga dapat bahagia serta tersenyum melihat oma”

“Tetapi belum tentu mereka melihat dan menghargai senyuman oma, lagian senyuman oma belum tentu berarti banyak bagi mereka dan belum tentu membuat mereka mengingat oma,” jawabku dengan sedikit emosi. Aku sedikit emosi karena, aku belakangan ini merasa setiap hal yang kulakukan sia-sia dan tidak dihargai sama sekali. Memang aku seharusnya tidak melampiaskan itu kepada oma, tetapi melihat oma seperti itu membuatku sedikit kasihan dan iba serta emosi, kenapa oma masih memikirkan orang lain padahal orang lain saja belum tentu memikirkan atau menghargai kita.

“Setidaknya kamu melihat senyuman oma kan? Oma tidak melakukannya untuk diingat dan dihargai. Oma hanya melakukan yang bisa dilakukan untuk membuat hari seseorang menjadi sedikit lebih baik dan mengingatkan orang bahwa setiap orang mempunyai hak untuk tersenyum serta ada berbagai macam alasan untuk tersenyum. Satu orang saja yang bahagia dan ikut tersenyum sudah dapat membuat oma lebih bahagia dan bersyukur. Kamu juga bisa mencoba untuk selalu tersenyum, tersenyum bisa membawa kebahagiaan dan membuat hari jadi lebih baik,” ucapnya dengan lembut sambil tersenyum dan memegang tanganku.

Aku hanya membalas saran oma dengan senyuman. Mungkin aku tidak akan pernah bisa seperti oma tersebut dan tidak akan sepenuhnya dapat mengerti apa yang dikatakan oleh oma tersebut. Tapi memang senyuman oma membawa ketenangan, dengan melihat senyumannya aku pun jadi ingin tersenyum dan merasa bahwa ternyata masalah yang sedang kuhadapi tidak sebesar yang dikupikirkan, sekaligus merasa malu oma yang mengalami lebih banyak kesulitan saja masih bisa tersenyum dan menikmati hidup. Bagaimana denganku?

Ketika sedang berbincang-bincang, tiba-tiba ada orang yang datang berjalan ke arah kita sambil membawa beberapa bungkusan di tangannya. Orang tersebut datang menghampiri oma dan menyerahkan beberapa bungkusan sambil berkata,” Nek, aku berharap nenek dapat menerima bungkusan ini. Bungkusan ini sebagai bentuk terima kasihku kepada nenek.”

Oma terlihat bingung melihat orang tersebut berterima kasih dan menyerahkan bingkisan kepadanya.

“Mungkin nenek tidak menyadarinya, tetapi beberapa bulan yang lalu aku duduk di halte ini karena sedang depresi dan merasa bahwa tidak ada orang yang menyadari kehadiranku. Pada saat itu, aku sempat berpikiran untuk mengakhiri hidupku sendiri, karena toh tidak ada orang yang peduli. Saat itu, tiba-tiba aku melihat nenek datang ke halte ini sambil membawa beberapa bungkusan dan tersenyum dengan ramah. Entah kenapa pada saat melihat senyuman nenek, membuat aku merasa lebih tenang dan merasa bahwa masih ada harapan. Setelah itu, aku berusaha untuk bangkit. Setiap kali aku mulai merasa jatuh lagi, aku akan kembali ke halte ini untuk melihat nenek merajut sambil tersenyum, entah kenapa dengan melakukan hal tersebut saja dapat memberikan kekuatan sendiri kepadaku. Sekarang, aku sudah dapat bangkit dan kehidupanku menjadi lebih baik lagi. Oleh karena itu, aku ingin berterima kasih kepada nenek, sekirannya nenek mau menerima bingkisan ini,” ucap orang tersebut sambil tersenyum.

Melihat hal tersebut membuatku menyadari bahwa memang mungkin yang kita lakukan belum tentu dihargai setiap orang, tetapi mungkin berharga bagi seseorang. Hal yang kecil dan mudah bahkan tidak ada artinya bagi kebanyakan orang mungkin berarti bagi seseorang. Kita juga seharusnya melakukan sesuatu bukan hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk diri sendiri dan dengan hati. Terima kasih oma, kamu telah mengajarkan begitu banyak pelajaran berharga, mungkin tanpa oma sadari hal kecil yang oma lakukan ini juga memberikan arti yang berharga buat satu orang lagi.

BY

read more
Kegiatan

Himapka FKIP Unimal Adakan Seminar Pendidikan Nasional

Lhokseumawe – Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (Himapka) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Malikussaleh mengadakan Seminar Pendidikan Nasional di Aula Sultan Malikussaleh, Reuleut, Sabtu, 06 Mei 2017.

Seminar Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional dilaksanakan Himapka dengan mengambil tema “mentalku kuat, calon pendidik hebat.”

Seminar ini menghadirkan Keynote Speaker dari Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe, Bapak Drs. Ikhwansyah, MA, Kabid Tenaga Pendidik dan Kependidikan dan didampingi oleh Mursalin, S.Pd.M.Pd yang juga dosen Prodi Pendidikan Matematika.

Acara dibuka oleh Kaprodi Pendidikan Matematika, Iryana Muhammad, S.Pd.I, M.Pd. Dalam sambutannya, mengharapkan kegiatan seminar ini dapat menambah wawasan tentang pendidikan, guru profesional, guru hebat bermental kuat bagi mahasiswa calon guru matematika.

“saya berharap dengan seminar ini dapat menambah wawasan tentang pendidik hebat, yang mempunyai mental kuat, dan profesional,” ungkap Kaprodi.

Peserta seminar dihadiri oleh mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Unimal, angkatan 2015, dan angkatan 2016 yang berjumlah 137orang. Selain itu, juga dihadiri oleh para dosen di lingkungan FKIP Unimal.

Dalam paparan seminar, Bapak Drs. Ikhwansyah, MA mengatakan bahwa untuk menjadi guru profesional, guru harus memiliki empat komptensi, kompetensi kepribadian, sosial, pedagogik, dan profesional. Jika guru sudah memiliki keempat kompetensi ini, maka guru tersebut sudah memiliki kompetensi sesuai yang disyaratkan dalam UU No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. (mur)

(sumber:http://www.acehbaru.com)

read more
1 2 3
Page 2 of 3