close

Fauziah Fauziah

Kegiatan

Rektor Asal Aceh dan Sumut akan Isi Seminar Nasional Kopazka

LANGSA – Pengurus Pusat Korps Alumni Zawiyah Cot Kala (PP-KOPAZKA) Langsa akan menggelar seminar nasional tentang dinamika gelar akademik pada perguruan tinggi keagamaan, terkait Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 33 tahun 2016.

Dalam seminar itu, panitia menghadirkan empat rektor pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) Aceh dan Sumatera Utara, guna mengisi materi seminar tersebut.
“Empat rektor yang akan menjadi pemateri atau narasumber dalam seminar nasional tersebut masing-masing, Rektor UIN Medan Saidurrahman Harahap, Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Farid Wajdi Ibrahim, Rektor IAIN Lhokseumawe, Hafifuddin, dan Rektor IAIN Langsa Zulkarnaini Abdullah,” kata Ketua Pelaksana Seminar Nasional PP-Kopazka Muhammad Amin.
Selain itu, kegiatan yang akan berlangsung pada 10 Juni 2017 di Aula Kartika Langsa, juga dipandu oleh doktor muda alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Medan, Sumatera Utara, Amiruddin Yahya. Sedangkan, peserta dalam seminar nasional tersebut adalah mahasiswa IAIN Langsa, alumni dan pengurus PP-Kopazka Langsa.
Tujuan seminar ini, kata, Muhammad Amin, mengkaji lebih dalam alasan dan manfaat dari perubahan gelar akademik sarjana islam yang tidak lagi memakai huruf (i) di belakangnya. Padahal selama ini diketahui bahwa huruf (i) pada gelar akademik sarjana islam merupakan simbol yang menandakan sarjana bersangkutan dilahirkan dari perguruan tinggi islam.
Dengan mengundang para rektor tersebut sebagai narasumber, Ia mengharapkan akan memberikan pandangan logis dan ilmiah terkait PMA nomor 33 tahun 2016 tersebut bagi mahasiswa perguruan tinggi agama dan juga masyarakat secara luas.
Sehingga, kebijakan tersebut tidak menjadi bola salju yang akhirnya menjadi masalah besar di kemudian hari, serta mengundang reaksi berlebihan dari kesalahan penafsiran sepihak mahasiswa dan masyarakat.
“Jadi kita berharap, dengan seminar ini, narasumber yang merupakan pihak memiliki kapabelitas dalam memahami PMA tersebut, dapat memberikan pemahaman kepada kita semua lewat kajian politik, agama dan pendidikan. Sehingga masyarakat tidak melihat peraturan tersebut sebagai upaya melemahkan atau memarginalkan dunia pendidikan islam, atau penghilangan simbol dari sarjana islam itu sendiri,” pungkasnya.

(Sumber: See more at: https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/06/05/rektor-asal-aceh-dan-sumut-akan-isi-seminar-nasional-kopazka#sthash.38Jg9oAV.dpuf)

read more
Berita Terkini

15 PTN Buka Penerimaan Mahasiswa Jalur SMM PTN

JaringanPelajarAceh.Com – Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) beserta 15 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) wilayah barat Indonesia membuka jalur penerimaan mahasiswa baru mandiri. Jalur penerimaan ini bernama Seleksi Mandiri Masuk Perguruan Tinggi Negeri Wilayah Barat Indonesia (SMM PTN-Barat) dan mulai dibuka sejak 1-30 Juni 2017.

Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal mengatakan, SMM PTN-Barat 2017 merupakan seleksi calon mahasiswa baru jalur mandiri yang dulunya disebut Ujian Masuk Bersama (UMB). “Sebelumnya jalur Mandiri ini bernama Ujian Masuk Bersama (UMB). Namun mulai tahun ini jalur UMB hanya diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi Swasta (PTS),” ujar Ketua Panitia SMM PTN-BARAT 2017 tersebut.
Sebanyak 16 PTN tergabung dalam penyelenggaraan SMM PTN-Barat 2017, yaitu Unsyiah, Universitas Andalas, Universitas Jambi (Unja), Universitas Lampung, Universitas Bengkulu, Institut Seni Indonesia, Universitas Palangkaraya, Universitas Malikussaleh (Unimal), Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH), Universitas Bangka Belitung, Universitas Teuku Umar, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah, Institut Teknologi Sumatera, Insitut Seni dan Budaya Indonesia Aceh, dan Universitas Samudera.
“Pendaftaran SMM PTN-Barat 2017 dilakukan secara online dan tata cara pendaftaran dapat dilihat dan diunduh pada situs www.smmptnbarat.id,” sebutnya.
Calon peserta SMM PTN-Barat harus memiliki ijazah 3 tahun terakhir mulai 2015, 2016, dan 2017. “Akan tetapi, khusus untuk kampus Umrah, Unja, dan Unimal dibolehkan mendaftar dengan menggunakan ijazah 5 tahun terakhir, yaitu 2013, 2014, 2015, 2016, dan 2017,” pungkasnya.

read more
Kegiatan

Puluhan Siswa SD Antusias Ikuti Pesantren Kilat

BLANGKEJEREN – Puluhan siswa SD Negeri 6 Ulon Tanoh Kecamatan Kutepanyang Kabupaten Gayo Lues (Galus), antusias mengikuti pesantren kilat yang digelar di sekolahnya.

“Kami senang mengikuti pesantren kilat, sebab, selama ini pelajaran yang kami ikuti kan pelajaran umum, sehingga dengan adanya kegiatan ini, kami bisa merasakan bagaimana menjadi santri,” kata salah seorang peserta yang bercita-cita menjadi penceramah kepada GoAceh, usai melaksanakan praktek salat di salah satu ruang belajar sekolah tersebut, Rabu (7/6/2017).
Sementara itu, Kepala SD Negeri 6 Kecamatan Kutepanyang, Hasmah menjelaskan, momen bulan Ramadan ini sengaja dipakai pihaknya untuk melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sekolah dengan menggelar pesantren kilat selama dua minggu.
JaringanPelajarAceh.Com-“Pesantren kilat dilaksanakan dari 5 Juni sampai 21 Juni 2017 mendatang,”Dijelaskannya, puluhan siswa yang mengikuti pesantren kilat ini, merupakan siswa/i Kelas II hingga Kelas V. Materi yang diajarkan berupa praktek salat, membaca Alquran dan Yasin, hapalan ayat-ayat pendek serta ceramah Ramadan. “Selama pesantren kilat ini dilaksanakan, para dewan guru seluruhnya ikut terlibat sebagai pemandu, bahkan untuk lebih memantapkan, kami juga berencana mengundang ustaz untuk memberikan materi pelajaran,” sampai Hasmah. Ia juga menambahkan, mengingat budaya asing telah merambah seluruh pelosok negeri, termasuk Gayo Lues, maka kegiatan ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan agama sejak dini pada pelajar, selain ilmu pengetahuan umum yang diajarkan selama ini.

read more
Berita Terkini

Data Sementara, 316 Pelajar Agara Berhasil Masuk PTN

JaringanPelajarAceh.Com– KUTACANE – Sebanyak 316 siswa dari berbagai SMA, SMK/MA baik negeri maupun swasta di Aceh Tenggara (Agara) berhasil lulus dan masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN) tahun ajaran 2017.Menurutnya, berdasarkan data sementara, dari 50 sekolah yang baru masuk laporannya sekitar 18 sekola
“Ada 316 pelajar di Agara dinyatakan berhasil masuk PTN di berbagai wilayah yakni Aceh, Sumut, Pulau Jawa bahkan hingga Sulawesi dan Kalimantan serta universitas lainnya di Indonesia melalui jalur undangan SNMPTN. Sedangkan jalur umum SBMPTN belum keluar pengumumannya,”
“Ada 316 pelajar di Agara dinyatakan berhasil masuk PTN di berbagai wilayah yakni Aceh, Sumut, Pulau Jawa bahkan hingga Sulawesi dan Kalimantan serta universitas lainnya di Indonesia melalui jalur undangan SNMPTN. Sedangkan jalur umum SBMPTN belum keluar pengumumannya,” jumlah pelajar di Agara yang berhasil masuk PTN kemungkinan akan bertambah sebab ini baru data sementara dan belum valid.
Dari 50 sekolah, siswa SMAN 1 Kutacane terbanyak lulus PTN sekitar 120 orang, lalu MAN 1 Kutacane sebanyak 47 orang dan SMAN 1 Lawe Sigala-gala sekitar 45 orang.
“Ada juga siswa SMAN 1 Badar, SMKN 1 Kutacane, SMAN Perisai dan SMAN 2 Kutacane,”.
kepada semua pihak terutama wali murid, agar terus memotivasi dan mendukung penuh para siswa yang sudah berupaya masuk ke PTN. Dan masih ada lagi kesempatan untuk mengikuti tes yaitu melalui tes jalur umum/mandiri SBMPTN.

read more
Renungan

Imam Masjid Sydney, T Chalidin: Kualitas Muslim Ditentukan Akhlak

Ustaz Dr Teuku Chalidin Yacob

BANDA ACEH – Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan untuk kepentingan menyempurnakan akhlak menjadi tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia di muka bumi.
Karenanya, akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Sehingga, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.

Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr Teuku Chalidin Yacob (pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney, Australia) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (17/5/2017) malam.

“Akhlak ini begitu penting kedudukannya dalam Islam yang beriringan dengan aqidah dan kualitas iman seorang muslim, bahkan kita dengan mudah bisa menilai keislaman seseorang hanya dengan akhlaknya, bukan ibadahnya,” ujar Ustaz Chalidin Yacob.

Ia mengungkapkan, selama ini sering kita melihat seseorang muslim yang kelihatannya ibadahnya sangat rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal dalam Islam hubungan baik bukan cuma terhadap Allah (hablum minallah), namun juga terhadap manusia (hablum minannas).

Tak jarang ada juga orang alim/berilmu yang kurang ramah dan baik sesamanya. ‎Juga ada muslim yang kelihatanya “saleh” namun perkataannya, kerap menyakitkan hati dan perasaan orang lain. Bagaimana akhlak terhadap sesama, pada orangtua dan yang lebih muda, bahkan terhadap lingkungan, menunjukkan kualitas muslim.

Padahal Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa tujuan beliau diutus adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Artinya jika akhlaq seseorang buruk, maka dia bukanlah orang yang saleh meski terlihat rajin shalat, puasa, zakat, haji, dan bebagai ibadah lainnya.

Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia ini menyebutkan, seperti yang terlihat di Australia, orang luar Islam itu tertarik pada Islam bukan karena kealiman orang Islam sendiri, juga bukan pandai berceramah menyampaikan Islam secara lisan, atau rajin beribadah

Tapi karena akhlak atau dakwah bil hal yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari yang menarik perhatian orang di luar Islam. Sehingga akhlak dan adab muslim terhadap sesamanya ini adalah menjadi penentu kemajuan dan kebangkitan Islam saat ini Australia dan juga di negara Eropa.

“Saya hanya ingin mengingatkan kita semua, jangan sampai gara-gara tingkah laku sehari-hari dan akhlak buruk kita muslim, menyebabkan orang di luar menjadi benci pada Islam, karena melihat ajaran Islam pada perilaku muslim. Kita harus bertanggungjawab‎ menjaga ajaran Islam yang positif di mata orang lain dengan memperlihatkan akhlak yang baik,” terangnya.

Imam Masjid Sydney, Australia ini menegaskan, jangan sampai akhlak umat Islam dalam kehidupannya menjadi contoh buruk agama Islam dalam pendangan orang lain. Setiap muslim itu harus menjadi iklan atau reklame dari ajaran agamya.

“Kita menilai seseorang itu baik atau tidak pada akhlaknya. Bukan ibadahnya. Kita tidak tahu shalat dan puasanya seorang muslim itu sah atau tidak, diterima atau tidak oleh Allah. Tapi kalau akhlak yang baik bisa kita tahu dan dapat kita lihat sehari-hari,” ungkapnya.

Ini juga menjadi tantangan dakwah Islam sekarang ini seperti nilai-nilai akhlak dan keikhlasan yang berkurang. Sukses dakwah kita sangat tergantung pada akhlak dan keikhlasan‎.

Apa yang dilakukan pemimpin Islam juga masih bermasalah dengan keikhlasan, seperti kita lihat tingkah laku pemimpin-pemimpin partai Islam.

“Mereka itu bisa kompak ketika membela dan mendukung penista agama, tapi malah ribut dan pecah kalau sudah berbicara kepentingan agama‎, bahkan kerap mencaci maki ulama,” tegasnya.
(Sumber: https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/05/19/imam-masjid-sydney-t-chalidin-kualitas-muslim-ditentukan-akhlak#sthash.acnm4LUw.dpuf)

read more
Kegiatan

Disdik Kaji Pembentukan Cabdis

LHOKSEUMAWE ( Berita ) : Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh sedang mengkaji pembentukan Cabang Dinas (Cabdis) Pendidikan Aceh di sejumlah kabupaten/kota, yang disesuaikan dengan jumlah sekolah atau satuan pendidikan jenjang SMA/SMK dan Sekolah Luar Biasa.
“Pembentukan cabang dinas sedang dikaji,dan kita sudah minta Majelis Pendidikan Aceh (MPA) menganalisis dampak pembentukan cabang dinas ini,” ungkap Laisani, Kadisdik Aceh, Minggu (7/5) di Lhokseumawe.

Saat membuka Rakor Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Provinsi Aceh, di SMKN 1 Tumpok Teungoh Lhokseumawe, Laisani menjelaskan, dengan pembentukan cabang dinas, maka sejumlah struktur atau Kepala Seksi (Kasi) pada Disdik Aceh akan dileburkan.

Menurut Laisani, pembentukan cabang dinas itu dua tipe. Tipe A untuk jumlah sekolah 150 satuan pendidikan SMA/SMK dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK) dan Tipe B untuk jumlah sekolah 100 satuan pendidikan SMA/SMK dan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PKLK).

“Hasil kajian kita sementara ini akan dibentuk tujuh cabang dinas, lima di daratan dan dua dikepulauan,” sebut Laisani tanpa menyebutkan daerah atau kabupaten/kota yang akan dibentuk cabang dinas atau Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) tersebut.

Pembentukan cabang dinas itu, tindak lanjut pengalihan kewenangan pengelolaan SMA/SMK dan PKLK ke provinsi, sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan mulai Januari 2017.

Sementara Kabid Pembinaan Guru SMK,T. Miftahuddin melaporkan Rakor MKKS SMK Aceh, selain memilih Ketua MKKS SMK Provinsi Aceh, juga membahas sejumlah agenda soal pengembangan SMK di Aceh.

“Kita juga perlu membahas pembentukan SMK cluster atau SMK rujukan satu sekolah disetiap kabupaten/kota di Aceh,” kata Miftahuddinn yang menyebut SMK mulai 2018 sistem manajemen dengan program yang diusul dari sekolah masing-masing.(WSP/b06/C)

(Sumber: http://beritasore.com/2017/05/08/disdik-kaji-pembentukan-cabdis/)

read more
Berita Terkini

Konferensi Internasional Di Banda Aceh Dihadiri Lima Negara Sahabat

BANDA ACEH, Beritalima – Wakil Wali Kota Banda Aceh Drs Zainal Arifin membuka acara Internasional Conference on Innovate Pedagogy (ICIP 2017), di Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bina Bangsa Getsempana (STKIP BBG), Kamis (18/5/2017). Konferensi internasional ini menghadirkan pembicara dari dari lima Negara yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Hongkong, dan Australia. Namun perwakilan Australia absen dalam kegiatan ini.

ICIP 2017 ini mengusung tema “The Innovate Pedagogy as a Way to Actualize a Superior Independent and Religious Generation in The Region of Southeast Asia”.

Zainal Arifin mengapresiasi acara ini dengan harapan dapat memeperkaya wawasan, memberikan perspektif baru bagi pendidik, calon pendidik, pegiat pendidikan, dan masyarakat luas. Menurutnya, Pedagogik sangat perlu akibat perubahan pendidikan dari dampak globalisasi, karena saat ini masih banyak permasalahan yang menghambat guru dalam meningkatkan kemampuannya baik tantangan eksternal maupun internal.

STKIP BBG yang telah berhasil mengadakan seminar internasional ini. Ia berharap hal ini dapat menajadi pelopor kerjasama dalam bidang pendidikan untuk memajukan bangsa-bangsa ASEAN hingga dapat menyaingi kemajuan Negara-negara Eropa.

“Era 90-an banyak guru-guru kita dari Indonesia mengajar ke Negara tetanggga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Namun memasuki tahun 2000-an malah Negara-negara tersebut pendidikannya jauh lebih maju dari pada Negara kita. Maka sekarang tidak salah dan jangan malu untuk mendatangkan mereka untuk mengajar di tempat kita, sehingga pendidikan kita akan sejajar dan seimbang dengan kemajuan mereka,” imbuh Wakil Wali Kota yang akrab disapa Keuchik Zainal.

Ketua STKIP BBG, Lili Kasmini MSi dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar ini merupakan hasil kerja sama dengan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah XIII Aceh yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan bisa menjawab tantangan yang dihadapi dalam rangka mewujudkan visi misi kampus STKIP BBG yang mandiri, unggul, dan religius.

Adapun pembicara dalam seminar pendidikan internasional ini yaitu Prof. Dr. Dato Zakaria Kassa (President CAPEU), Prof. Dr. Hue Ming Tak (Head of the Department of Special Education and Counselling, The Education University of Hong Kong), Assoc Prof Dr Adanan Bin Basar (Pemangku Ra’es Kolej Universiti Perguruan Ugama Seri Begawan (KUPU SB Brunai Darussalam), Assoc Prof Dr Goh Swee Choo (Faculty of Education and Human Development UPSI Malaysia), Assoc Prof Dr Sukree Langputeh (Deputy Rector for International Relations and Alumni Fatoni University Thailand), dan Prof Dr Jamaluddin M Ed (Coordinator of Kopertis XIII Aceh Region),’’(Aa79)

(Sumber: https://www.beritalima.com/2017/05/18/konferensi-internasional-di-banda-aceh-dihadiri-lima-negara-sahabat/)

read more
Berita Terkini

Aceh Tengah Gagas Klinik Pendidikan

TAKENGON – Untuk membantu guru dalam mengembangjan metode-metode pembelajaran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Tengah menggagas pembentukan klinik pendidikan.

Hal itu disampaikan Wakil Bupati Aceh Tengah, Drs Khairul Asmara dalam rapat pemangku kepentingan di Aula Kantor Bupati Aceh Tengah, Rabu, 27 April 2017. “Selayaknya klinik kesehatan, guru juga membutuhkan klinik untuk membantunya jika ada permasalahan dalam memberikan pembelajaran dan meningkatkan kompetensi mereka. Klinik akan memberikan jalan keluar, seperti dokter memberikan resep,”.

Gagasan itu digelontorkan agar 36 orang Fasilitator Daerah (Fasda) Aceh tengah yang telah dilatih oleh USAID Prioritas dapat melanjutkan pengabdiannya untuk peningkatan mutu pendidikan dalam klinik tersebut.

JaringanPelajarAceh.Com-“Banyak perubahan yang terlihat pada pembelajaran selain terampil dan melakukan inovasi baru di bidang pendidikan. Pendidikan terus berkembang dan tidak akan tuntas walaupun banyak referensi yang kita baca karena manusia terus berkembang mengikuti dinamika yang ada.

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapan dan dimanapun ia berada. Pendidikan sangat penting artinya, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Dengan demikian pendidikan harus betul-betul diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik.

Tujuan pendidikan yang kita harapkan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”. Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur, berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis, dan toleran dengan mengutamakan persatuan bangsa dan bukannya perpecahan.

Di era informasi yang serba instan ini setiap masyarakat pasti membutuhkan pusat informasi dan pengetahuan. Informasi pengetahuan dan teknologi didapat dari sekolah yang merupakan lembaga pendidikan untuk melatih kompetensi siswa agar mampu dapat bersaing dalam era informasi teknologi. Didalam menentukan pilihan untuk menyekolahkan anaknya, setiap masyarakat menginginkan sekolah mempunyai asset/modal pendidikan yang tetap yaitu tanah, bangunan, guru dan administrator agar nantinya tidak hanya menghasilkan output/keluar secara kuantitas saja namun dapat menghasilkan outcome/dampak yang dapat memberikan peranan yang lebih bagi masyarakat sekitarnya.

mampu tetap konsisten dalam upaya peningkatan mutu pendidikan bagi siswanya, tidak hanya sedang-sedang saja namun lebih optimal. Tidak bosan-bosannya para pakar pendidikan berusaha meningkatkan mutu pendidikan sekolah, tidak hanya pemerintah tetapi juga masyarakat mempunyai peranan yang cukup penting pula dalam masalah peningkatan mutu pendidikan.

read more
Artikel

Dunia Pendidikan di Aceh Terkendala Minimnya Tenaga Profesional

LANGSA – Persoalan dunia pendidikan di Aceh yang dihadapi saat ini adalah minimnya tenaga pendidik yang profesional dan terampil, serta kurangnya minat belajar para pelajar dan mahasiswa.

“Kedua kendala itu menjadi persoalan serius dalam meninggkatkan pendidikan di Aceh,” sebut anggota DPR Aceh, Nurzahri, pada acara seminar pendidikan berbasis online yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Mahasiswa (PEMA) IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Rabu (17/5/2017) di aula kampus setempat.
Ia menyampaikan, untuk mengatasi persoalan tersebut Pemerintah Aceh terus berupaya melakukan langkah-langkah konkret agar dunia pendidikan di Aceh bisa terus mencapai hasil yang gemilang.
Salah satu langkahnya adalah membentuk Lembaga Pengembangan Sumber daya Masyarakat Aceh (LPSDMA), dimana pada lembaga tersebut juga disediakan berbagai program penunjang dan beasiswa agar pendidikan di Aceh tidak tertinggal pascakonflik berkepanjangan.
Selain itu, sambung Ketua Komisi II DPR Aceh ini, sebagai bukti bentuk keseriusan Pemerintah Aceh terhadap dunia pendidikan di Aceh yakni dengan mengalokasikan 20 persen anggaran untuk pendidikan. Harapannya, semua program prioritas dapat terwujud. “Seperti pembangunan infrastruktur gedung sekolah dan fasilitas lain sebagai penunjang untuk memajukan pendidikan di Aceh,” ungkapnya. Presiden Mahasiswa IAIN Zawiyah Cot Kala Langsa, Dedek Ardiansyah, menyampaikan, seminar pendidikan berbasis online ini dilaksanakan sebagai dedikasi PEMA dalam mensinergikan cita-cita mahasiswa Langsa dalam mewujudkan pengembangan pendidikan. Membangun pendidikan, menurutnya, tidak harus berjumpa dengan guru akan tetapi bisa dengan sistem online. “Mudah-mudahan dengan adanya seminar ini, ke depan kita bisa bersama-sama bersinergi dengan pemerintah untuk membangun dunia pendidikan di Aceh,” pungkasnya

(Sumber: https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/05/17/dunia-pendidikan-di-aceh-terkendala-minimnya-tenaga-profesional#sthash.XI22Wtxz.dpuf)

read more
Berita Terkini

Angka Anak Putus Sekolah di Aceh Tamiang Tinggi

KUALASIMPANG – Jumlah angka putus sekolah di Aceh Tamiang tinggi, sementara alokasi APBK untuk sektor pendidikan juga memadai. Namun ternyata, besarnya dana tak menjamin kualitas terdongkrak.

JaringanPelajarAceh.com- “DPRK Aceh Tamiang akan mendorong pihak eksekutif, tidak hanya SKPK yang terkait langsung, tetapi pemangku kepentingan lainnya juga akan  mencari tahu akar masalah serta solusi penyelesaian terhadap tingginya angka putus sekolah yang terjadi di Aceh Tamiang,” kata Wakil Ketua DPRK Aceh Tamiang.

Bisa jadi, katanya, putus sekolah ini disebabkan oleh perekonomian keluarga yang lemah dan imbas dari kemiskinan. Sehingga orang tua dan peserta didik, mengambil jalan pintas untuk berhenti sekolah tanpa berpikir panjang demi masa depan si anak.

“Jika benar angka lima ribuan siswa putus sekolah, maka akan berdampak  pada potensi akan kehilangan generasi emas (lost generation) Aceh Tamiang, ini tanggung jawab kita bersama, tidak hanya SKPK terkait,” Tugas pendidikan adalah mengupayakan agar anak bisa mengenal potensi dirinya, sedangkan pendidikan berperan memberikan fasilitas agar mereka dapat mengembangkan potensinya, baik bidang akademik maupun potensi non-akademik, seperti seni dan olahraga. Jika anak mempunyai bakat tetapi tidak di didik dengan tepat, maka potensinya tidak akan tumbuh dan berkembang secara optimal. Demikian sebaliknya, jika anak tidak berbakat tetapi dipaksakan oleh guru dan orang tuanya, potensinya pun tidak akan tumbuh dengan baik. Pasti akan ada konflik internal dalam jiwa anak. Karena itulah, harus serasi dan seimbang antara potesi bawaan anak dengan pendidikan. Peran pendidikan dalam membangun generasi emas sangatlah penting untuk mengantarkan generasi masa kini menjadi generasi emas yang akan datang.

read more
1 2 3 4 5 6 7
Page 4 of 7