close

fitriadi

Berita Terkini

Ners Rody Motivasi Peserta LKS Nasional Perwakilan Aceh

BANDA ACEH | Ketua Umum (Ketum) Indonesia Motivator Community (IMC) Aceh, Hj. Ners Rosdiana, SKM., S.Kep menjadi motivator bagi peserta pembekalan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) yang akan bertanding pada LKS tingkat Nasional Akhir Oktober 2021.

Kegiatan yang diselenggarakan oleh Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh berlangsung mulai 12 -14 Oktober 2021 dipusatkan di Aula Hotel Madinatul Zahra Aceh Besar.

Pada kegiatan tersebut, Ners Rody menyampaikan materi dengam tema “Membangun Konsep Diri yang Positif dan Berkarakter”. Kata dia, konsep diri memiliki peranan penting dalam menentukan perilaku individu, sebagai cermin bagi individu dalam memandang dirinya.

“Individu akan bereaksi terhadap lingkungannya sesuai dengan konsep dirinya,” tegas motivator yang juga PNS pada Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Aceh, Hj. Ners Rosdiana, SKM., S.Kep yang dikutip media ini, pada Kamis (14/10/2021).

Ners Rody juga mengatakan setiap orang ada ciri khas, ada fitur pembeda, dan pastinya karakter tidak sama. Karakter tak bisa diubah, tapi karakter bisa dibentuk.

Menurutnya, ada empat karakter dasar manusia. Pertama populer, orang yang memiliki kepribadian menarik. Orang seperti ini memiliki sifat humoris, hebat, emosional, percaya diri tinggi dan kepo.

Kedua flegmatis; orang yang memiliki kepribadian mudah diatur. Sifatnya mudah diatur, pendiam, toleransi tinggi dan suka mengalah.

Ketiga kuat, orang yang memiliki kepribadian mumpuni. Sifatnya antara lain memimpin, mengatur, petualang, pantang menyerah dan idaman.

Keempat sempurna, orang yang memiliki kepribadian yang perfect. Sifatnya rapi, teratur, rasa ingin tahu, antusias, penuh pertimbangan, idealis, dan setia.

Peserta yang merupakan siswa dan guru pembimbing perwakilan Aceh pada ajang LKS Nasional ini terlihat sangat antusias mendengar setiap materi yang disampaikan oleh Ketua IMC Aceh.

read more
Berita Terkini

Tim Verifikasi Provinsi Aceh Apresiasi Kesiapan SLBN Aceh Selatan

TAPAKTUAN – Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Aceh Selatan mulai berbenah untuk menyiapkan aktifitas proses belajar mengajar setelah keluarnya izin operasional dari Gubernur Aceh.

Untuk mensukseskan kegiatan belajar mengajar itu tim dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) bersama Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh melakukan verifikasi langsung ke SLB Negeri Aceh Selatan, Kamis (14/10/2021).

Koordinator rombongan dari Bappeda dan Disdik Aceh, Zulfikar SSTP MSi, Kasubbid Pemerintahan dan Kelembagaan Bappeda Provinsi Aceh memberikan apresiasi atas kesiapan yang dilakukan oleh Kepala SLB Negeri Aceh Selatan bersama dewan guru dan orang tua siswa serta masyarakat bahkan kepala sekolah menjemput langsung ke Banda Aceh mengambil izin operasional.

“Hari ini kami turun ke lokasi untuk melihat langsung kesiapan akan dimulainya kegiatan belajar mengajar yang selama ini belum dilaksanakan dan memverifikasi apa-apa saja kebutuhan serta mendengarkan harapan dari kepala sekolah,” kata Zulfikar.

Dikatakannya, dari pembicaraan dengan orang tua siswa ada kerinduan yang amat besar supaya anak-anak mereka penyandang Disabilitas agar tetap sekolah sama halnya seperti siswa-siswa normal lainnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

“Dukungan baik dari Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan maupun dari Pemerintah Provinsi Aceh serta stakehoders pendidikan secara bersama untuk memberikan perhatian bagi putra-putri Aceh Selatan penyandang Disabilitas dengan mendukung secepatnya dimulainya proses belajar mengajar,” ucap Zulfikar.

Hal yang sama disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Selatan, Annadwi SPd MM diwakili Kasubbag Tata Usaha, Fahrizal Kesuma Wijaya SH agar SLB Negeri Aceh Selatan segera dimulainya aktifitas sekolah.

“Pihak Cabdisdik Wilayah Aceh Selatan sering mengkoordinasikan ke Disdik Aceh agar siswa yang sudah mendaftar segera dimulai proses belajar mengajar dan segala proses administrasinya merupakan tanggung jawab cabang dinas bersama kepala sekolah, terbukti dengan proses yang cepat dikeluarkannya izin operasional” ujar Fahrizal.

Disampaikannya, Cabdisdik Wilayah Aceh Selatan mengupayakan agar siswa penyandang Disabilitas yang saat ini bersekolah diluar daerah seperti Aceh Barat Daya akan kita bicarakan kepada orang tuanya agar anaknya kembali sekolah di SLB Negeri Aceh Selatan.

Fahrizal menambahkan, untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah Luar Biasa tentu guru-guru spesialis dibidangnya apalagi ada sarjana putra-putri Aceh Selatan Alumni Pendidikan Luar Biasa kita harapkan mereka mau mengajar dan mengabdikan diri untuk memajukan daerah.

Sementara Plt Kepala SLB Negeri Aceh Selatan, Aslinar SAg menyampaikan harapannya ke tim dari provinsi, sekolah yang didirikan pada tahun 2019 yang lalu belum memiliki pagar supaya segera dibangun pagar keliling.

“Sekolah yang berlokasi di Gampong Ujong Padang Asahan Kecamatan Pasie Raja ini ada siswa yang rumahnya jauh dari lokasi sekolah, tentu alat transportasi berupa bus salah satu kebutuhan,” ucapnya.

Selain fasilitas asrama siswa dan rumah dinas guru yang perlu dibangun tentu dapodik guru-guru yang mengajar di SLB Negeri Aceh Selatan mereka rata-rata masih honor untuk segera terdaftar di Disdik Aceh agar mendapatkan honor dari provinsi dan memudahkan mereka untuk mengikuti seleksi PPPK, pungkas Aslinar.

read more
Berita Terkini

Perkuat Pendidikan Karakter, Disdik Aceh Sosialisasi Bahaya Narkoba Kepada Pelajar

Banda Aceh – Berbagai upaya dilakukan oleh Dinas Pendidikan Aceh, dalam upaya menguatkan pendidikan karakter, salah satunya dengan bekerjasama dengan DPP Ikatan Keluarga Anti Narkoba (IKAN) untuk memberikan pemahaman bahaya narkoba kepada pelajar.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM diwakili Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM saat membuka pelatihan dan pendidikan dasar konselor sebaya bagi peserta didik dalam upaya pencegahan dini terhadap bahaya narkoba di Aula Kantor Cabang Disdik Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Rabu (13/10/2021).

“Pendidikan karakter ini terhadap siswa menjadi benteng dan faktor penting untuk mencegah penyalahgunaan narkoba, karena generasi muda rentan dan muda terpengaruh dengan barang haram itu, karena ketidak mengertian dan informasi yang kurang akan bahaya mengkonsumsi narkoba,” katanya.

Sadar akan bahaya narkoba, Fariyal mengajak semua elemen bangsa, seperti pemerintah, aparat penegak hukum, institusi pendidikan, masyarakat dan pelajar untuk melakukan usaha pencegahan, memperkecil ruang gerak peredaran narkoba serta gerakan perangi narkoba secara serius dan terus menerus.

“Baik dengan pendekatan preventif maupun represif, sehingga upaya pencegahan dan penanggulangan narkoba ini dapat berjalan efektif di Aceh. Khusus untuk pencegahan di kalangan pelajar, Disdik Aceh melakukan sosialisasi langsung di kalangan siswa terkait bahaya narkoba,” terang Kepala UPTD Balai Tekkomdik Aceh.

Sementara Ketua Umum DPP IKAN, Syahrul Maulidi, SE, M.Si mengatakan narkoba merupakan musuh nomor satu bangsa Indonesia. Hal ini tak terlepas dari fakta bahwa setiap hari 30-50 orang Indonesia meninggal akibat narkoba. Sosialisasi ini dilakukan agar siswa mampu membentengi diri dari ancaman bahaya narkoba.

“Generasi muda saat ini merupakan sasaran utama para bandar narkoba dengan berbagai macam modus yang mereka lakukan. Begitu besar potensi dari para bandar narkoba menjadikan remaja sebagai target mereka,” ungkapnya.

Syahrul menegaskan apabila remaja sudah mulai menggunakan narkoba maka para bandar narkoba akan mendapatkan beberapa keuntungan di antaranya jumlah pemakai bisa semakin meningkat karena memanfaatkan rasa keingintahuan dan rasa penasaran yang tinggi dari remaja.

“Kami mengimbau kepada para siswa untuk tidak memiliki rasa penasaran terhadap narkoba dan jangan pernah coba- coba memakai narkoba. Sekali mencoba maka akan ada coba coba yg berikutnya sampai ketahap ketergantungan terhadap narkoba,” pintanya.

read more
Berita Terkini

Terobos Pedalaman Aceh Tamiang, Kadisdik Upayakan Pemerataan Mutu Pendidikan

ACEH TAMIANG- Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM beserta jajarannya melakukan perjalanan jauh melewati jalanan berdebu dan bebatuan hingga menerobos jalanan setapak di tengah perkebunan sawit serta menaiki perahu untuk menyeberangi sungai menuju daerah pedalaman Kabupaten Aceh Tamiang.

Rombongan Disdik Aceh yang dipimpin langsung Kadisdik Aceh meninjau sejumlah sekolah pelosok Aceh Tamiang, yaitu SMA Negeri 1 Bandar Pusaka, SMA Negeri 1 Sekerak dan SMA Negeri 1 Tamiang Hulu.

Alhudri begitu bersemangat ingin melihat langsung kondisi pendidikan serta berjumpa para guru dan siswa yang berada di daerah pelosok. Ia juga terkenang memori saat menjadi Camat di Samar Kilang, sebuah daerah pedalaman Kabupaten Bener Meriah.

Semua itu dilakukan sebagai upaya membangun pendidikan berkualitas dari pelosok negeri. Alhudri bercita-cita melakukan perubahan di sektor pendidikan melalui pemerataan mutu pendidikan di seluruh Aceh, sehingga lulusan SMA, SMK dan SLB mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.

Salah satu sekolah yang paling jauh dikunjungi Kadisdik Aceh yaitu SMA Negeri 1 Sekerak. Tak mudah jalan menuju ke sekolah yang terletak di Desa Sulum. Orang nomor 1 di Disdik Aceh harus menaiki motor melewati berbagai rintangan, mulai jalanan bebatuan dan berlumpur hingga jembatan gantung menyeberangi sungai.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM mengajak semua pihak agar memiliki tekad yang sama untuk memajukan pendidikan. Targetnya, para lulusan sekolah yang diterima di Perguruan Tinggi terus meningkat jumlahnya dari tahun ke tahun.

“Saat ini kita sudah mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka di sekolah. Namun, wabah Covid 19, masih ada di muka bumi ini. Kami ingatkan agar penerapan protokol kesehatan jangan diabaikan ” ujarnya.

Alhudri berharap agar pembelajaran tatap muka dapat terus berjalan, diperlukan upaya pencegahan terhadap penyebaran virus Covid-19, yaitu dengan penerapan protokol kesehatan dan mempercepat proses vaksinasi bagi guru dan siswa.

“Alhamdulillah, sudah mulai terlihat hasil dari ikhtiar vaksinasi yang kita lakukan, saat ini jumlah orang yang terpapar virus Covid-19 mulai menurun di Aceh. Hal itu dapat dilihat dari data yang dipaparkan tim Satgas Covid setiap harinya,” tuturnya.

Hampir tiga jam Alhudri memompa semangat para guru dan siswa yang berada disana. Ia mengapresiasi ketekunan dan kegigihan para guru dan tenaga kependidikan yang mengajar di SMA Negeri 1 Sekerak.

“Bapak dan Ibu gurunya sudah bersemangat. Adik-adik juga harus lebih semangat sekolahnya ya. Karena kita sudah memiliki fasilitas yang memadai disini. Di Pameu, Aceh Tengah, anak-anak harus belajar di Balai Desa untuk bisa bersekolah,” tuturnya penuh semangat.

Kadisdik berharap agar lulusan SMA Negeri 1 Sekerak untuk dapat melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Untuk mencapai itu, para guru diminta untuk dapat mengembangkan inovasi dalam pembelajaran serta melakukan pembinaan guna meningkatkan kualitas pembelajaran.

“Kami kesini untuk merasakan, apa yang telah dirasakan guru-guru kami yang mengajar di pelosok. Kita memiliki cita-cita yang sama untuk meningkatkan mutu pendidikan Aceh,” ujarnya di hadapan para guru.

Sementara SMA Negeri 1 Sekerak memiliki 3 rombongan belajar dengan jumlah siswa 60 orang yang berasal dari tiga desa. Saban hari para siswa harus berjalan sekitar 5 hingga 10 kilometer untuk menuju sekolah. Jalanan berdebu dikala musim kemarau dan berlumpur di saat musim hujan, bahkan banjir sudah biasa mereka lalui.

Tak kalah hebat, setiap hari para guru yang mengajar di sana, selain harus menyeberangi motornya dengan rakit kayu, mereka juga harus mengendarai motor untuk menuju sekolah, karena medan jalan yang dilalui juga sangat curam yang hanya bisa dilewati kendaraan roda dua.

“Jalan ini kalau hujan sering banjir dan berlumpur, jika musim panas jalannya berdebu. Kadang guru yang tinggal di seberang sungai tidak bisa lewat kalau hujan dan harus berhati-hati karena sangat licin,” kata Bachtiar, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang yang ikut mendampingi Kadisdik Alhudri, Jumat, 8/10/2021.

Kacabdin Aceh Tamiang mengapresiasi semangat dan perjuangan para guru di daerah terpencil dalam mengajar dan membimbing para siswa agar lulus ke Perguruan Tinggi dan diterima di Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja.

“Tentu tidak sama perjuangan antara guru yang berada di perkotaan dan daerah terpencil. Materi pembelajaran yang diajarkan juga harus disesuaikan dengan kemampuan siswanya,” ungkapnya.

Meski demikian, Kabupaten Aceh Tamiang secara umum memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik, hal tersebut terlihat dari jumlah lulusan yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri semakin meningkat setiap tahunnya.

“Ini semua berkat kerjasama yang baik antara para guru dengan kepala sekolah. Sedangkan Cabdin hanya mendorong penguatan program pendidikan melalui Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) untuk menuju Aceh Carong,” ungkapnya.[]

read more
Berita Terkini

Siswa dan Guru SMKN Penerbangan Aceh Dilatih Anti Perundungan

Jatinganpelajaraceh.com I Banda Aceh – Sebanyak 152 taruna/taruni beserta dewan guru dan tenaga kependidikan (tendik) SMK Negeri Penerbangan Aceh, dilatih anti perundungan dalam tema workshop yang bertajuk ‘Anti Perundungan di Lingkungan SMK Pusat Keunggulan yaitu SMK Negeri Penerbangan Aceh, Senin (4/10/2021) di ruang hanggar sekolah setempat.

Kegiatan tersebut dibuka oleh kepala SMK Negeri Penerbangan Aceh, Baihaqi S.Pd, M. Pd. Dalam sambutannya, beliau mengatakan bahwa SMKN penerbangan Aceh merupakan salah satu SMK dari 7 SMK di provinsi Aceh yang mendapatkan kesempatan menjadi SMK Pusat Keunggulan.

“Kegiatan anti perundungan itu bertujuan untuk mencegah aksi bullying di lingkungan SMKN Penerbangan Aceh.” ujar Kepala SMK Negeri Penerbangan Aceh ini.

Sementara output dari acara workshop anti bullying ini hari ini, kata Baihaqi, akan melahirkan sebanyak 30 orang Duta _Agen of Change (AOC)_ dari kalangan siswa Taruna dan Taruni.

“Peserta yang mengikuti acara ini akan kami arahkan menjadi agen anti bullying serta menjadi tangan kanan sekolah untuk mencegah perundungan di lingkungan SMKN Penerbangan Aceh dan masyarakat sekitar” lanjut Baihaqi.

Kegiatan tersebut difasilitasi oleh Zoelfadly dari smart team. Menurutnya, dunia ini begitu cepat berubah dan perubahan harus dimulai dari diri kita sendiri.

“Oleh karena itu, mari kita ciptakan iklim yang baik di lingkungan sekolah salah satunya mencegah tindakan-tindakan yang tidak menyenangkan orang lain seperti bullying” Kata Zoelfadly dari smart team.

Sebagaimana diketahui, SMK Negeri Penerbangan rutin melakukan dan pembinaan bagi siswa, guru dan tenaga kependidikan, apalagi SMK yang berlokasi di Blang Bintang ini menjadi salah satu sekolah penggerak di Aceh Besar.

read more
Kupi Pancung

Tukang “Meunyet Nyet” Apa Mungkin Karena “Ku’eh” ?

Perselisihan yang terjadi antar pertemanan sering sekali terjadi, entah disebabkan oleh perbedaan pendapat, pemahaman, sikap, sifat atau faktor kecil lainnya. Permasalahan yang tidak segera diselesaikan berakibat pada masalah yang kecil menjadi bumerang yang lebih besar lagi. Permasalahan ini akan menjadi momok di hati kita, yang sewaktu-waktu akan meledak. Hal ini disebabkan karena sering kali jika terjadi perselisihan kita hanya saling mendiamkan satu sama lain atau justru malah saling menghujat membicarakan keburukan-keburukan lawan kita. Permasalahan sebaiknya dibicarakan dengan baik-baik, dari hati ke hati.

Istilah “Meunyet-nyet” sering kita dengar dalam kosakata bahasa Aceh, yang dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya nyinyir; mengulang-ulang perintah atau permintaan, nyenyeh, dan cerewet (KBBI V edisi online). Ketika seseorang melakukan kesalahan baik dalam ucapan mau tindakan, maka si tukang “nyet nyet” akan selalu membahas kesalahan itu berulang-ulang (ata-ata sot). Bahkan, sering pula, kesalahan itu dipelintir agar orang yang membuat kesalahan akan merasa menyesal dan tidak tenang.

Sifat nyinyir ini bisa disebabkan karena bawaan seseorang selalu sinis dan cerewet. Di manapun ia berada dan kemanapun ia pergi selalu saja ada yang ingin dikomentari. Sehingga muncul postingan status di media yang bernada nyinyir.

Sebagai contoh, ada orang yang membuat terobosan atau ide-ide baru dan tidak dilibatkan dia, maka digiring opini negatif seakan-akan yang dibuat tersebut salah dan sia-sia, dan lebih parah lagi disebutkan bahwa orang tersebut mendapatkan bayaran yang mahal. Maka tidak heran langsung dibuat status dimedia sosial “nyan pane, item pubuet karena jai peng”. Sehingga orang seperti itu malah sering di istilahkan “Ku”eh” dalam Bahasa Aceh.

Namun, belakangan yang terjadi adalah memanfaatkan sosial media sebagai tempat curhat, melampiaskan amarah dan emosi. Sosial media menjadi tempat yang dirasa pas untuk ajang saling sindir-menyindir. Permasalahan bukannya mereda namun malah semakin memanas. Sosial media sebaiknya digunakan untuk menciptakan karya sebagai pelampiasan perasaan, bukan sebagai tempat mengumpat hujatan sebagai pelampiasan perasaan. Mungkin diantara kita masih banyak yang menggunakan sosial media belum dengan bijak

Menanggapi persoalan tersebut, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi lahirnya pernyataan sindiran seperti Dilansir dari Psychology Today yaitu :

Dipermainkan ekspektasi

Seseorang dalam relasinya dengan dunia luar sulit sekali untuk tidak berekspektasi. Bahkan, pada kenyataan riil yang terjadi pun akan lahir ekspektasi. Si tukang sindir merasa tidak bahagia sebab, terjadi jarak antara ekspektasi dan kenyataan yang dialami.

Mengalami situasi sulit atau canggung

Situasi sulit atau canggung mendorong seseorang memilih mengutarakan sindiran daripada to the point. Menyindir juga bisa jadi satu cara bagi seseorang untuk merespons ketegangan atau perasaan tak nyaman yang digerakkan oleh situasi yang menyedihkan. Itu artinya, bagi si tukang sindir dengan mengucapkan pernyataan sindiran membuatnya lebih lega.

Tidak memiliki keberanian cukup

Jika cukup berani mengutarakan apa adanya berdasarkan kenyataan, mungkin seseorang tidak akan merespons situasi di sekitarnya dengan sindiran. Faktanya, seseorang yang suka menyindir bergantung pada kepekaan orang disekelilingnya agar memahami apa yang ia maksudkan.

Pada satu sisi, mengemas kalimat membutuhkan kecerdasan. Tetapi di lain sisi dapat membuat orang lain sakit hati dan menimbulkan putusnya hubungan.

Orang yang lebih ramah dan teliti lebih suka to the point

Berdasarkan penelitian, orang yang lebih ramah dan teliti tidak menggunakan bahasa sindiran dan humor sebagai cara untuk meremehkan atau menyinggung orang lain. Meski tidak bisa diukur sebaliknya atau orang yang suka menyindir bukan orang yang ramah dan teliti.

Tetapi yang pasti ada dua kemungkinan, sindiran dipakai untuk menjalin relasi atau dapat menegaskan jarak dengan orang lain.

Kalimat sindiran dipakai untuk mendeteksi radar sosial

Karena tidak memiliki keberanian, dalam posisi sulit, dan tertekan pada kenyataan yang dialami, kalimat sindiran biasa dipakai untuk mendeteksi radar sosial. Ini berarti sindiran dapat dipakai untuk memastikan posisi atau mendeteksi posisi lawan bicara yang disindir.

Apakah lawan bicara yang disindir terhubung atau punya pikiran yang sama atau tidak, maka kalimat-kalimat yang tidak to the point lebih dipilih untuk diucapkan.

Saat ini akibat perkembangan teknologi yang sangat cepat, budaya “Meunyet nyet” berubah dari face to face di warung kopi menjadi sindir menyindir di media sosial, sehingga hampir semua orang membacanya dan tentu bagi sebagian orang menanggapinya sebagai status orang kurang bahagia.

Penulis merasa prihatin dengan fenomena tersebut, hampir setiap grup WhatsApp mulai grup komunitas, organisasi, hingga grup bapak-bapak penyuka “bulukat boh drien” pun saling nyinyir. Seharusnya kita masing-masing harus instropeksi diri tentang sesuatu persoalan, yang mungkin tidak sepenuhnya kita ketahui jadi tidak perlu direspon atau memang mungkin fenomena ini hanya ada bagi kalangan tertentu yang suka mengkritik sesuatu tanpa informasi yang lengkap atau memang sudah menjadi sifatnya begitu, kalau dipinjam lirik sebuah lagu Aceh “Ku’eh cit ka dalam pruet”

 

*Penulis Merupakan Pengamat Dunia Maya

read more
Berita Terkini

Jubir Kemenkes : Cegah Learning Loss, Disdik Aceh Harus Persiapkan Pembelajaran Tatap Muka

Jaringanpelajaraceh.com I BANDA ACEH – Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid menyebutkan saat ini pemerintah terus mematangkan persiapan pembelajaran tatap muka (PTM), salah satunya dengan melakukan vaksinasi bagi warga sekolah.

Alasannya, pemerintah mulai mengkhawatirkan peserta didik mengalami ketertinggalan pendidikan (learning loss) selama menjalani pembelajaran jarak jauh. Hal itu akan berimbas pada kualitas sumber daya manusia Indonesia beberapa tahun ke depan.

“Kalau kita melakukan pembelajaran tatap muka, protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan. Kita ingin pada saat PTM nanti, para pengajar dan peserta didik harus sudah divaksin, harus sudah ada verifikasi dari Dinas Pendidikan,” kata Siti Nadia dalam Webinar Nasional Vaccine Goes to School dengan tema “Vaksinasi Tuntas, Belajar Tatap Muka Lancar,” Rabu, 29 September 2021.

Untuk itu, Siti Nadia berharap Dinas Pendidikan dapat mengawasi penerapan protokol kesehatan serta mempercepat proses vaksinasi bagi guru, tenaga pendidikan dan pelajar.

“Vaksin ini berguna untuk menurunkan jumlah kejadian infeksi hingga 65 persen oleh karena itu orang yang tidak divaksin beresiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19 tiga kali lebih tinggi dari pada resiko orang yang sudah divaksin,” ujarnya.

Menurutnya, vaksinasi harus dilakukan secara merata mulai anak usia di atas 12 tahun hingga orang dewasa, cakupan vaksinasi orang dewasa yang rendah akan menyebabkan resiko penularan kepada anak yang belum divaksin atau berusia di bawah 12 tahun.

“Saya juga mengajak semua pihak untuk tidak mudah percaya saat menerima dan membaca berita negatif di media sosial terkait vaksinasi Covid-19. Jika itu ditulis bukan oleh ahlinya bisa menyesatkan dan pada saat kita tertular Covid-19, hoax tidak akan dapat menolong kita,” katanya.

Saat ini, lanjutnya, sudah banyak situs resmi yang dapat diakses untuk mendapatkan informasi yang benar terkait vaksin dan Covid-19. Ia mencontohkan melalui Website Kemenkes RI, Kominfo RI, dan situs resmi lainnya, sehingga informasi yang didapat adalah benar adanya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM menyampaikan Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Antara lain dengan menggalakkan masker yang digaungkan melalui Program Gerakan Masker Aceh (Gema), Gerakan Masker Siswa (Gemas) tahap I dan II, serta upaya lainnya.

“Pemerintah Aceh saat ini juga masih terus melakukan upaya vaksinasi bagi guru dan dilanjutkan dengan siswa pada jenjang SMP dan SMA sederajat,” ungkapnya.

Kesemua program ini, menurut Alhudri bertujuan sebagai persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan. Ia menyebutkan jumlah penerima vaksinasi bagi warga sekolah terus meningkat setiap harinya.

“Kami akan terus mengkampanyekan vaksinasi sehingga tahun 2022 agenda vaksinasi bisa selesai. Karena kita sadari bersama kalau agenda vaksinasi belum selesai maka pelayanan tidak dapat dilakukan secara maksimal termasuk pendidikan akan sulit berjalan,” tuturnya.

Sementara itu pada hari ini sebanyak 157 Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Aceh, berhasil melakukan vaksinasi Covid-19 lebih dari 75 persen dari total jumlah siswa yang ada. Jumlah itu bertambah secara signifikan dari update terakhir pada Rabu (29/9/2021) yang berjumlah 99 sekolah.

read more
Berita Terkini

45 Siswa dan Seluruh Guru SMAN 7 Lhokseumawe Ikut ANBK, Kegiatan Berlangsung Sukses

Jaringanpelajaraceh.com I Lhokseumawe – Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2021 di SMAN 7 Lhokseumawe berlangsung sukses. Sebanyak 45 siswa dan seluruh guru SMAN 7 Lhokseumawe ikut berpartisipasi. ANBK di SMAN 7 Lhokseumawe berlangsung pada tanggal 29 – 30 September 2021 di Laboratorium Komputer sekolah tersebut.

Kepala SMAN 7 Lhokseumawe, Drs Mukhtaruddin, M.Pd, menjelaskan bahwa ANBK tahun 2021 merupakan program nasional sebagai bagian dari evaluasi yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) untuk meningkatkan mutu pendidikan.

“Peningkatan mutu pendidikan dimaksud dengan cara memotret input, proses dan output pembelajaran pada setiap sekolah. Oleh karena itu setiap sekolah wajib menyelenggarakan ANBK,” ujar Mukhtaruddin.

Dikatakan Mukhtaruddin bahwa terdapat 3 (tiga) instrumen utama dalam ANBK, yaitu Asesmen Kompetesnsi Minimum (AKM baik literasi maupun numerasi), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

“Sekitar 45 siswa kit akelas XI yang dipilih secara acak oleh sistem yang mengikuti ANBK. Sementara seluruh guru wajib mengikuti Survei Lingkungan Belajar,” tambah Mukhtaruddin.

Mukhtaruddin menambahkan bahwa sistem ANBK di sekolah tersebut menggunakan full online yang diawasi oleh pengawas silang. Mukhtaruddin menegaskan bahwa seluruh siswa yang terpilih mengikuti ANBK sudah mempersiapkan diri.

“Meskipun tidak menentukan kelulusan, tetapi siswa sangat antusias mengikuti ANBK. Siswa kita juga sudah memahami bahwa salah satu tujuan AKM adalah untuk mengukur kemampuan literasi membaca dan numerasi diri mereka,” pungkas Mukhtaruddin.

Amatan acehsiana.com, ANBK di SMAN 7 Lhokseumawe berlangsung selama dua hari dengan masing-masing terdiri atas dua sesi. Seluruh peserta ANBK, pengawas, teknisi, proctor mengikuti ANBK dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. (*)
Editor: Ami

read more
Berita Terkini

Jubir Presiden RI Puji Dinas Pendidikan Aceh Terkait Vaksinasi Siswa

BANDA ACEH – Juru Bicara Presiden RI, Dr. M. Fadjroel Rachman, SE, MH mengapresiasi keseriusan Pemerintah Aceh dalam hal ini Dinas Pendidikan Aceh dalam upaya meningkatkan angka capaian vaksinasi bagi warga sekolah yang ada di seluruh Aceh.

Staf Khusus Presiden RI Bidang Komunikasi itu mengaku gembira melihat capaian vaksinasi yang telah dilakukan terhadap guru dan tenaga kependidikan serta siswa yang digagas Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan Aceh.

“Nah kalau melihat perkembangan, saya bergembira kepada Pemerintah Aceh mengenai kemajuan vaksinasi siswa yang sudah dicapai,” kata Fadjroel dalam sambutannya pada Webinar Nasional Vaccine Goes to School dengan tema “Vaksinasi Tuntas, Belajar Tatap Muka Lancar,” Rabu, 29 September 2021.

Jubir Presiden menyebutkan saat ini semua pihak menginginkan agar sekolah tatap muka segera dilaksanakan seperti semula, tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Untuk itu, Ia menegaskan vaksinasi untuk guru dan siswa harus disegerakan.

“Pada intinya kita semua menginginkan agar belajar tatap muka segera dimulai, seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Pak Alhudri,” katanya.

Fadjroel mengutip pernyataan Presiden RI bahwa, apabila para siswa di tanah air sudah mendapat vaksin secara merata, maka pembelajaran tatap muka sudah boleh dilaksanakan.

“Kami senang mendengarnya, ada peningkatan yang cukup signifikan angka vaksinasi khususnya terhadap siswa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Aceh pasca kedatangan Bapak Presiden ke Aceh beberapa minggu lalu,” tuturnya.

Fadjroel mengingatkan para siswa tidak perlu takut untuk divaksin dan mengajak kepada teman-teman usia sekolah untuk dapat segera melakukan vaksinasi. Dia juga menyemangati Dinas Pendidikan Aceh untuk terus mengkampanyekan vaksinasi terhadap warga sekolah lainnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM dalam sambutannya menyampaikan Pemerintah Aceh telah melakukan berbagai upaya dalam memutus mata rantai penyebaran wabah Covid-19. Antara lain dengan menggalakkan masker yang digaungkan melalui Program Gerakan Masker Aceh (Gema), Gerakan Masker Siswa (Gemas) tahap I dan II.

“Lalu sampai saat ini Pemerintah Aceh juga masih terus melakukan upaya vaksinasi bagi guru dan kemudian dilanjutkan dengan siswa pada jenjang SMP dan SMA sederajat,” ungkapnya.

Kesemua program Pemerintah ini, menurut Alhudri bertujuan untuk memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 sehingga dapat segera terlaksananya pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

“Upaya lain yang sudah dilakukan Pemerintah Aceh yaitu zikir dan doa bersama memohon dijauhkan dari wabah dan bencana Covid-19. Sudah dimulai sejak 15 juli 2021, dilaksanakan setiap hari dari pukul 08.00 s/d 08.30 wib serta sosialisasi dan pengawasan disiplin protokol kesehatan,” ujarnya.

Kadisdik memaparkan melalui agenda kunjungan lapangan tanggal 16 September 2021, terjadi peningkatan yang luar biasa dalam jumlah pelajar yang sudah divaksin. misalnya di Kota Banda Aceh terjadi peningkatan hingga tiga ratus persen dan Kabupaten Aceh Besar meningkat hingga dua ratus persen.

“Kami akan terus mengkampanyekan vaksinasi sehingga tahun 2022 agenda vaksinasi bisa selesai. Karena kita sadari bersama kalau agenda vaksinasi belum selesai maka pelayanan tidak dapat dilakukan secara maksimal termasuk pendidikan akan sulit berjalan,” tutupnya.

Alhudri melaporkan hingga hari ini, sebanyak 99 sekolah jenjang SMA sederajat yang ada di Aceh telah melakukan vaksinasi di atas 75 persen. Ia berharap kedepannya jumlah tersebut akan terus meningkat.

Pada kegiatan webinar nasional yang digagas oleh Forum Komunikasi Organisasi Siswa Intra Sekolah (FOKUS) itu juga turut diisi oleh sejumlah narasumber lainnya yaitu Jubir Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr Siti Nadia Marzuki, M. Epid, Kepala Perwakilan UNICEF Aceh, Andi Yoga Tama, Kepala Cabang Disdik Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Dr Mohd Iqbal AR, ST, M.Si, serta Akademisi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unmuha, Hanifah Hasnur, S.Pd, SKM, MKM.

read more
Berita Terkini

Hendra Budian Harus bercontoh kepada Kapolda dan Pangdam IM

Takengon – Aktifis Pendidikan Ricky Arasendi menyerukan pentingnya solidaritas bersama dalam menyukseskan vaksinasi covid-19 di Aceh, seperti yang sudah disampaikan oleh Kapolda Aceh dan Pangdam IM yang mendukung percepatan vaksinasi siswa.

Menurutnya Kapolda Aceh dan pangdam IM telah mengapresiasi ketegasan kadis Pendidikan Aceh, Harusnya Pimpinan DPRA dan anggota DPRA juga ikut membangun solidaritas untuk menyerukan vaksin agar capaian target bisa dilaksanakan. Bukan malah mengeluarkan pernyataan aneh di luar tugas dan wewenangya tambah ricky yang juga aktifis anti korupsi di gayo.

Seperti di beritakan sebelumnya, Wakil ketua DPRA Hendra budian jamin tak ada pencopotan Kepsek dan pemotongan BOS, terkait Vaksinasi Rabu (22/9/2021) di salah satu surat kabar di Aceh.
Ini pernyataan aneh ungkapnya Hendra terlalu berani “Menjamin tidak ada pencopotan kepsek” ini berbanding terbalik apabila kita melihat tatib DPRA nomor 1 tahun 2019 pada Bab II di jelaskan Fungsi, Tugas, Dan wewenang serta Kedudukan DPRA. Pada pasal 2 DPRA memiliki 3 fungsi yaitu a.Legislasi, b.Anggaran, c.Pengawasan . sedangkan tugas dan wewenang terdapat pada pasal 23 yang memiliki 7 poin, Tidak satupun dari tujuh poin tersebut menjelaskan bahwasanya DPRA atau anggota DPRA memiliki haka tau kewenangan dalam menjamin jabatan seseorang apalagi kepala sekolah .

Jadi kalimat “ Menjamin tidak ada pencopotan kepsek “ adalah kalimat yang menunjukkan pemahaman Hendra tentang hak dan kewenangan seorang anggota DPRA Tambahnya.

Tentu kita tidak mau sekolah-sekolah di Aceh menjadi kluster baru covid-19 saat pembelajaran tatap muka, seperti yang saya baca dari (katadata.com) 1.303 sekolah sudah menjadi kluster covid saat PTM dan terbanyak dari jatim dari 165 kluster 917 guru dan 2.507 murid yang terinveksi, kita berharap seluruh elemen pemerintah dan masyarakat bergandengan tangan dalam melawan covid-19 tutupnya.

read more
1 26 27 28 29 30 54
Page 28 of 54