close

fitriadi

Berita Terkini

Jelang Tes PPPK, Kadisdik Aceh Semangati Para Peserta

Jaringanpelajaraceh.com I SIGLI – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM, meninjau pelaksanaan seleksi kompetensi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di sejumlah sekolah di Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Senin (13/9/2021).

Pelaksanaan seleksi ini dimulai dari 13 hingga 17 September 2021 pada 49 titik se-Aceh yang diikuti oleh 28.691 orang. Mereka adalah para guru non pns yang selama ini telah mengabdi di satuan pendidikan mulai jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan SLB di seluruh Aceh.

Di Pidie, kunjungan Kadisdik Aceh turut didampingi Wakil Bupati Pidie, Fadhlullah TM Daud ST, Wakil Ketua DPRK bersama Anggota Komisi V, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, dan Kadis Pendidikan Pidie.

Sementara di Pidie Jaya, Kadisdik turut didampingi langsung oleh Bupati Pidie, Aiyub Bin Abbas dan Wakil Bupati, Said Mulyadi, M.Si, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, serta Kadis Pendidikan Pidie Jaya.

Kepada para peserta Alhudri meminta agar seleksi ini dilalui dengan penuh ketertiban dan ketenangan. Dia berharap peserta tes dapat memanfaatkan semaksimal mungkin kuota yang diberikan untuk Aceh.

“Saya mewakili Gubernur Aceh, hadir kemari untuk meninjau dan menyemangati adik-adik semua. Kami berdoa atas kelulusan adik-adik sementara tugas adik-adik adalah berusaha. Semoga kuota yang diberikan dapat kita manfaatkan semaksimal mungkin,” kata Alhudri.

Alhudri menuturkan, dari tinjauannya di beberapa sekolah pelaksanaan seleksi berlangsung dengan lancar dan normatif. Hanya saja ada beberapa peserta yang tidak hadir diantaranya karena sakit. Untuk peserta yang tidak hadir karena sakit atau alasan mendesak lainnya tentunya akan ada kompensasi untuk bisa ikut di waktu lainnya.

Disamping itu Kadisdik juga mengapresiasi kekompakan pemerintah daerah yang ikut meninjau langsung pelaksanaan PPPK. Mulai dari kepala daerah hingga anggota DPRK. Hal ini dinilai Alhudri sangat penting karena dalam upaya pembangunan pendidikan membutuhkan kerjasama dari semua pihak dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah.

“Ini luar biasa, komplit dengan adanya Bupati, Wakil Bupati, hingga ketua dan anggota DPRK dalam mensupport adik-adik kita peserta seleksi P3K,” katanya,

Dalam kesempatan ini, mantan Kepala Dinas Sosial Aceh ini juga berharap, agar para peserta seleksi memperoleh hasil yang memuaskan. Ia berharap agar pemerintah pusat melalui Kemdikbud Ristek dapat memberikan kuota lebih banyak lagi, untuk dapat diisi oleh para guru yang berasal dari Aceh.

Alhudri menuturkan bahwa Dinas Pendidikan Aceh telah berupaya untuk memaksimalkan kelulusan PPPK, seperti memberikan pelatihan dan melakukan try out untuk peserta seleksi PPPK, serta menyediakan sarana prasarana untuk memfasilitasi seleksi tersebut..

“Apalagi tes ini berlangsung online oleh karena itu diharapkan kedepan agar guru-guru yang dihasilkan memiliki kualitas yang tinggi, sehingga turut mendongkrak kualitas pendidikan Aceh yang lebih baik,” katanya.

Sementara itu Bupati Pidie Jaya, Aiyub bin Abbas menyampaikan terima kasih atas kunjungan Kepala Dinas Pendidikan Aceh. Ia berharap agar peserta seleksi di daerahnya dapat memperoleh hasil yang memuaskan.

“Alhamdulillah pelaksanaan seleksi berjalan lancar, kita tentunya berharap agar kuota yang diberikan dapat lulus semua,” ujar Aiyub.

Adapun sekolah yang ditinjau Alhudri bersama rombongan adalah SMKN 1 Sigli, SMKN 2 Sigli, SMAN 2 Sigli, SMAN 1 Sigli, dan SMAN 1 Bandar Baru, Pidie Jaya.[]

read more
Berita Terkini

6 ORANG SISWA SMA ACEH SELATAN MENGIKUTI KEGIATAN KAWAH KEPEMIMPINAN PELAJAR (KKP) DI TINGKAT PROVINSI

Jaringanpelajaraceh.com I ACEH SELATAN – Sebanyak 6 Peserta Didik Tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) Aceh Selatan mengikuti kegiatan Kawah Kepemimpinan Pelajar (KKP) di Tingkat Provinsi Aceh tahun 2021 yang akan berlangsung secara virtual sejak 13 September hingga 16 September 2021 di Hotel Green Aceh.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Selatan Anadwi, SPd.,MM saat pelepasan di Aula Cabang Dinas, Kamis (12/9/2021) mengatakan KKP merupakan penggembelengan kepemimpinan, untuk membekali para pemimpin muda dan mengembangkan potensi kepemimpinannya untuk masa depan.

 

“Kita harapkan dengan mengikuti kegiatan ini, menjadi bekal bagi mereka menjadi pemimpin masa yang akan datang”, ujar Anadwi.

Sementara itu Kasi Manajemen Guru dan Tenaga Kependidikan serta mutu kesiswaan Rasmadi, S.Pd juga mengapresiasi siswa –siswi SMA yang ikut berpartisipasi.

“Hanya kalian yang bisa mengikuti kegiatan ini secara langsung dari sekian banyak peserta yang ada di kabupaten kita. Manfaatkan momen ini dengan bertanya yang aktif kepada narasumber karena narasumber yang dihadirkan memiliki latar belakang yang mumpuni dibidangnya”, pesan Rasmadi.

Menurut keterangan Rasmadi adapun siswa yang mengikuti kegiatan ini sebagai perwakilan Kabupaten Aceh Selatan yaitu 2 orang dari SMAN 1 Tapaktuan, 2 orang siswa SMAN unggul Aceh selatan dan 2 orang siswa SMA 1 Pasie raja.

“Kegiatan ini untuk mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif dalam rangka membentuk karakter siswa yang unggul”,pungkasnya.

read more
Artikel

Ternyata Begini Cara Membuat Asam Sunti

*

Asam Sunti merupakan salah satu elemen penting dalam masakan diaceh yang  bertujuan untuk memberikan cita rasa khas asam dan menambah kekentalan pada masakan. Cita rasa khas asam sunti dapat ditemukan dalam hampir setiap masakan aceh. Maklum lidah orang Aceh terbiasa dengan cita rasa bumbu “keras dan berani” maka tidak heran jika mencicipi masakan Aceh hampir sama dengan mengkonsumsi jamu komplit tanpa rasa pahit., maka kali ini aku akan mengajak kita semua untuk lebih mengenal lagi si Asam sunti itu melalui cara membuatnya. Tidak terlalu sulit kok cuma saja butuh kesabaran dan kudu banyak berdoa agar cuaca stabil agar belimbing wuluh itu mendapat panas dari matahari sehingga hasilnya akan baik sesuai dengan harapan.

Buah belimbing waru matang yang tumbuh bergerombol di seluruh batang dipanen dan ditempatkan dalam wadah yang biasanya berupa ember atau wadah plastik lainnya. Selanjutnya buah yang telah dipanen tersebut direndam dengan air selama 1 hari. Tujuan perendaman ini agar buah belimbing menyerap air dan cepat layu/lembam pada saat dijemur keesokan harinya.

Besoknya buah yang telah direndam tersebut berubah warnanya dari hijau menjadi kekuningan matang dipenuhi air. Buah tersebut selanjutnya dijemur diterik matahari dengan beralaskan plastik. Tujuan penggunaan alas plastik agar air rembesan buah tidak terbuang dan mampu “merebus” buah belimbing diterik matahari. Sore harinya buah yang tadinya berwarna kekuningan akan berubah kuning layu dan menjadi sedikit keriput. Keesokan harinya buah belimbing kembali dijemur sampai berubah coklat keriput. Jika hari cukup terik penjemuran awal cukup hanya1- 2 hari saja. Pada tahap ini proses penggaraman belum dilakukan.

Sore harinya setelah buah belimbing terlihat mengeriput dan berwarna coklat kekuningan, buah dikumpulkan dan ditaburi garam dapur hingga merata. Buah dibolak balik untuk memastikan seluruh buah belimbing mendapatkan taburan garam yang  merata. Penaburan garam yang tidak merata akan menyebabkan tumbunya jamur pada saat penyimpanan. Selain itu juga menyebabkan warna yang akan dihasilkan oleh asam sunti nantinya menjadi berwarna coklat tua cenderung hitam kurang menarik. Disinilah rahasianya pembuatan asam sunti agar menghasilkan sunti dengan rasa dan warna yang menarik.

Keesokan harinya buah belimbing yang telah setengah kering kembali dijemur. Kali ini penjemuran dilakukan diatas wadah yang mampu meniriskan air. Wadah jemur secara tradisional biasanya terbuat dari anyaman daun kelapa. Anyaman ini dalam bahasa lokal disebut bleut. Penjemuran diatas bleut ini bertujuan agar air tirisan tidak lagi merendam belimbing dan proses pembuatan asam sunti dapat segera selesai.

Sore harinya asam sunti yang telah setengah jadi kembali ditaburi garam secara merata seperti hari sebelumnya. Proses yang sama ini diulangi kembali esok harinya. Setelah penjemuran 4-5 hari tergantung teriknya matahari proses pembuatan asam sunti selesai sudah tetapi asam sunti belum bisa di gunakan mesti menunggu proses fermentasi terlebih dahulu yaitu selama kurang lebih satu bulan baru bisa di gunakan untuk memasak karena selama satu bulan tekstur asam sunti yang licin tidak akan licin lagi maka akan memudahkan dalam proses penggilingan dan rasanya pun tidak terlalu asam lagi.

Asam sunti yang telah jadi disimpan dalam wadah yang tertutup dan kering.Penyimpanan yang baik dapat menjamin asam sunti dapat bertahan sampai lebih satu tahun. Asam sunti dapat terus dipergunakan dan tidak membusuk selama wadah penyimpanan tetap kering. Kadar asam dan garam yang tinggi menjadi faktor penghambat bagi perkembangan jamur dan bakteri. Penyimpanan yang terlalu lama dalam wadah yang kering hanya menimbulkan perubahan warna pada asam sunti. Sunti yang telah disimpan lama berubah menjadi kehitaman walau tidak merubah rasanya.

Cita rasa khas dari asam sunti menimbulkan kerinduan tersendiri bagi perantau Aceh dimanapun mereka berada. Tidak jarang teman atau saudara diperantauan selalu meminta dikirimkan asam sunti. Selain itu juga bagi mereka yang baru balik dari kampung tentu tidak melupakan asam sunti sebagai oleh-oleh wajib dari kampung. Asam sunti juga selalu menjadi incaran sebagai barang rampokan oleh teman-teman yang mengetahui jika ada saudara atau teman yang baru balik dari kampung.

*Artikel ini Bersumber dari http://aneukjameeku.blogspot.com/

read more
Artikel

GURU PENGGERAK IDEAL, SEPERTI APA?

OLeh : Maya Puspitasari, S.Pd.I

Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah platform yang mewadahi Calon Guru Penggerak (CGP) untuk dapat meningkatkan kompetensinya sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Program ini akan berlangsung selama 9 bulan. CGP akan dibimbing oleh instruktur, fasilitator, dan Pengajar Praktik (PP) professional selama pelaksanaan program. Melalui program PGP ini, Kemendikbudristek memberikan kesempatan kepada para guru terbaik bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia. Peluang ini didapatkan oleh guru-guru yang telah memilih mendaftarkan dirinya sebagai guru penggerak.

Saat ini di Aceh Timur sedang berlangsung program PGP bagi CGP Angkatan 3, yang terdiri dari 44 CGP, 8 PP, 2 Fasilitator, dan beberapa Instruktur. Ada 3 paket modul yang harus dipelajari oleh guru dengan belajar mandiri di LMS (Learning Management System). Masing-masing modul terdiri dari pendahuluan, mulai dari diri, refleksi terbimbing, diskusi mandiri, kolaborasi, demonstrasi kontekstual, elaborasi, koneksi antar materi, dan aksi nyata. Di akhir pekan guru harus mengisi jurnal mingguan, merencanakan aksi nyata, mendokumentasikannya, dan menunjukkan pada PP yang datang berkunjung 1×1 bulan. Pertemuan dengan Pengajar Praktik (PP) juga diadakan setiap awal bulan satu kali dalam bentuk Lokakarya. Di mana selama lokakarya berlangsung setiap CGP melakukan serangkaian aktivitas, mulai dari kesepakata kelas, disusul dengan Pengembangan Diri, Kompetensi Guru Penggerak, Posisi Diri, dan Rencana Pengembangan diri. Sedangkan pertemuan dengan Fasilitator dan Instruktur dilakukan secara daring menggunakan platform Zoom Meeting atau Google Meet untuk mendapatkan pendalaman materi dan diskusi terbimbing.

Di antara materi yang telah dipelajari oleh Calon Guru Penggerak, yaitu Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, memberi warna tersendiri bagi CGP Angkatan 3. Pada bagian demonstrasi kontekstual guru diharuskan menuangkan pemahaman materi dalam bentuk sebuah karya (video pendek, komik, lagu, puisi, poster, infografis, ilustrasi gambar, dll). Di sini CGP dituntut untuk kreatif dan inovatif untuk menghasilkan karya terbaiknya. Lalu terkait nilai dan peran guru penggerak meliputi (MR.KIB) yaitu Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada Murid. Dengan nilai-nilai tersebut seorang guru penggerak diharapkan mampu mengemban peran menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru yang lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid.

Guru Penggerak sebagai agen perubahan merupakan pemimpin pembelajaran yang harus mampu mendorong tumbuh kembang murid secara holistik sesuai dengan kodrat yang ada dalam dirinya. Ia juga diharapkan mampu secara aktif dan proaktif mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu pembelajaran yang berpusat pada murid, serta mampu menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan. Untuk mewujudkan “Merdeka Belajar” bahwa pendidikan harus berpusat pada murid, murid diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan minat dan bakatnya, maka di sinilah peran serta nilai guru penggerak diharapkan mampu memberi pengaruh positif di lingkungan sekolahnya. Untuk itu guru perlu melakukan penguatan-penguatan yang mendukung peran serta nilai guru penggerak dengan strategi-strategi berikut: konsisten melakukan perubahan-perubahan dalam berinovasi dan berani mengambil resiko, telaten dalam membangun ruang kolaborasi dengan teman-teman guru/rekan sejawat yang lain, berdikusi dan merefleksi diri agar mampu berinovasi, memaksimalkan waktu belajar untuk meningkatkan kompetensi diri sehingga mampu merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan diri, memotivasi diri dan melakukan evaluasi.

Selain strategi-strategi tersebut, juga sangat dibutuhkan dukungan pihak-pihak terkait yang akan berpengaruh besar terhadap ketercapaian dari program guru penggerak di dalam komunitas sekolah, seperti dukungan Kepala sekolah. Di mana kepala sekolah sebagai penanggung jawab di sekolah memiliki peran paling  tinggi untuk menggerakkan komunitas sekolah. Dengan dukungannya dalam merespon setiap gagasan-gagasan positif demi kemajuan sekolah, maka program-program yang telah dirancang oleh guru penggerak akan terlaksana dengan baik pula. Berikutnya adalah sokongan dari teman sejawat/rekan guru dalam membantu mewujudkan program-program yang telah direncanakan oleh CGP sangat diperlukan juga, sehingga terjadi percepatan realisasi yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal.

Penulis merupakan Guru SMPN 3 Pante Bidari Kabupaten Aceh Timur

read more
Berita Terkini

CGP Kabupaten Aceh Timur Ikuti Lokakarya 1

Jaringanpelajaraceh I Idi – Sebanyak 44 Calon Guru Penggerak (CGP) dan 8 Pengajar Praktik (PP) mengikuti lokakarya 1 pendidikan guru penggerak angkatan 3 Aceh Timur yang dilaksanakan secara luring di Aula Hotel Royal Idi pada Sabtu (4/9/2021). Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Aceh Timur Abdul Jaban, SPd., MPd.

Berdasarkan realease yang dikirim ke media ini disebutkan bahwa kegiatan lokakarya 1 ini bertujuan agar para calon guru penggerak mampu menjelaskan penerapan kompetensi guru penggerak dalam menjalankan peran sebagai pemimpin pembelajaran dan mampu mengidentifikasi posisi diri berdasarkan kompetensi guru penggerak serta membuat rencana pengembangan diri.

Salah seorang CGP dari Kabupaten Aceh Timur, Aiyub, SPd menyebutkan adapun agenda pada lokakarya 1 yaitu pembukaan dan kesepakatan bersama, kemudian pengenalan kompetensi guru penggerak dan mengidentifikasi diri CGP terkait dengan kompetensi guru penggerak serta cara menyusun rencana pengembangan pribadi.

Kegiatan yang dilaksanakan secara luring ini, terlihat peserta sangat gembira, menyenangkan, penuh keakraban, dan mereka merasa senang. Semua materi dapat diserap dengan baik dan sempurna tanpa terkendala.

read more
Berita Terkini

Kadisdik Puji Anak Aceh Layaknya Berlian

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM menyebutkan bahwa anak Aceh memiliki kualitas dan potensi diri layaknya “berlian” yang tidak kalah bagus jika dibandingkan dengan daerah lain, bahkan bisa lebih unggul jika dibina dengan baik dan tepat.

“Anak-anak Aceh ibarat berlian yang perlu mendapat penanganan yang tepat, sehingga dapat memiliki nilai jual yang tinggi,” ujar Alhudri.

Hal itu disebutkan Alhudri setelah menyaksikan secara langsung keahlian para siswa pada kegiatan Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK se-Aceh pada berbagai jurusan vokasi beberapa hari lalu.

Alhudri meminta kepada Kepala Cabang Dinas Pendidikan (Kacabdisdik) kabupaten/kota, pengawas sekolah, kepala SMA, SMK dan SLB serta dewan guru untuk memberikan penanganan yang tepat agar memiliki kemampuan yang potensial.

“Saat LKS kemarin saya melihat anak-anak Aceh ini sangat hebat, tentu saja masih perlu diasah kemampuan mereka. Tolong bapak/ibu asah berlian-berlian yang ada di depan bapak/ibu ini hingga nanti memiliki nilai jual yang tinggi,” papar Alhudri.

Akhudri menyampaikan hal tersebut di hadapan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Kepala SMKN 3 Banda Aceh, instruktur, para guru dan peserta saat membuka kegiatan Pelatihan Mobile Training Unit (MTU)-1 Angkatan ke-7 di Aula SMKN 3 Banda Aceh pada Rabu (1/9).

“Di negara maju vokasi merupakan jurusan favorit karena dari sekolah ini para siswa diasah keterampilan dan kemampuannya hingga siap bekerja di dunia usaha dan dunia industri bahkan membuka usaha mandiri,” terang Alhudri.

Lebih lanjut Alhudri menuturkan bahwa Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan, akan terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan sekolah vokasi di Aceh, yang salah satunya melalui program Mobile Training Unit (MTU) atau pelatihan bergerak.

“MTU salah satu program di Dinas Pendidikan Aceh yang sudah berjalan dari tahun 2008 hingga saat ini. Program MTU ini bergerak dibawah binaan Bidang Pembinaan SMK untuk memberikan pelatihan keterampilan yang banyak diminati siswa-siswi se-Aceh,” kata Alhudri.

Kadisdik menjelaskan ada tiga unit MTU yang saat ini sudah bergerak di tiga lokasi berbeda. MTU – 1 berada di SMKN 1 Banda Aceh, MTU-2 berada di SMKN 1 Simpang Ulim Aceh Timur, MTU-3 berada di SMKN 3 Takengon.

“MTU-1 ini akan melatih siswa-siswi SMK dengan 4 kompetensi keahlian, yaitu: bisnis konstruksi dan properti, kriya kreatif kayu, konstruksi gedung, serta sanitasi dan perawatan,” tutur Alhudri.

Alhudri berharap pelatihan ini dapat diikuti dengan serius, penuh kedisiplinan agar nantinya menjadi bekal untuk pengembangan potensinya secara mandiri, atau dapat bekerja di dunia usaha dan industri. Hal ini sesuai dengan program Pemerintah Aceh yaitu Aceh Carong.

“Anak-anak kami peserta pelatihan MTU-1 yang kami sayangi. Pesan kami untuk tetap bersemangat dalam belajar, walau negara kita sedang dilanda pandemi Covid-19 dan tetap patuhi protokol kesehatan untuk melindungi kita dari penyebaran wabah ini,” pungkas Alhudri. (*)

Kontributor: Fikri

Editor: Darmawan

read more
Berita Terkini

Seleksi Kompetensi PPPK Guru Akan Dimulai, Ini Jadwalnya

Jaringanpelajaraceh I Banda Aceh – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) RI bersama Dinas Pendidikan Aceh akan menyelenggarakan pelaksanaan seleksi kompetensi untuk Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Guru mulai 13 hingga 17 September 2021 pada 49 titik di seluruh Aceh.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM melalui Plt. Kepala Bidang Pembinaan GTK, Muksalmina, S.Pd, M.Si. menyebutkan sesuai surat dari Kemdikbudristek nomor: 4661/B/GT/01.00/2021 tertanggal 28 Agustus 2021, jadwal seleksi PPPK bergeser dari sebelumnya 30 Agustus menjadi 13 September 2021.

“Insyallah dalam waktu dekat kita akan duduk bersama para kepala dinas pendidikan kabupaten/kota untuk membicara teknis pelaksanaan ujian PPPK,” tuturnya.

Muksalmina menjelaskan meskipun waktu pelaksanaan telah dijadwalkan, namun passing grade untuk seleksi kompetensi PPPK Guru belum ditetapkan. Namun peserta tidak usah khawatir. Pasalnya, passing grade tersebut dipastikan akan ditetapkan sebelum pelaksanaan seleksi kompetensi tahap pertama.

“Jadi para calon PPPK dapat mengikuti ujian di daerahnya masing-masing. Kita sudah menyiapkan sebanyak 160 ruang ujian dengan 3.661 unit komputer. Saat ini tim proktor dan operator kita sedang bekerja keras menyiapkan sistem di daerah. Semoga tidak ada kendala yang berarti saat ujian nanti,” harapnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kemdikbudristek, lanjut Muksalmina, jumlah peserta yang akan mengikuti seleksi kompetensi PPPK tahap pertama sebanyak 28.691 orang. Mereka adalah para guru non pns yang selama ini telah mengabdi di satuan pendidikan mulai jenjang SD, SMP, SMA, SMK dan SLB yang ada di seluruh Aceh.

“Kami berpesan agar seluruh calon PPPK Guru dapat menyiapkan diri sebaik mungkin untuk mengikuti seleksi, tetap belajar lebih semangat, fokus pada modul dan materi yang telah diberikan saat pembekalan PPPK kemarin,” pesannya.

Muksalmina menghimbau para calon PPPK untuk tidak mudah percaya kepada pihak-pihak yang mengiming-imingkan dapat meluluskan ujian. Pasalnya ujian akan dilakukan secara online dan transparan.

“Bapak/ibu sendirilah yang menentukan nasibnya sendiri. Teruslah berusaha dengan belajar dan berdoa agar dimudahkan dalam ujian nanti,” pintanya.

Sementara itu berdasarkan Surat Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nomor 4661/B/GT.01.00/2021 tentang Penyampaian Jadwal Tahapan Pelaksanaan Seleksi Guru ASN-PPPK Tahun 2021.

Jadwal Seleksi PPPK Guru Tahap Pertama Tahun 2021 :
– Pengumuman daftar peserta, waktu dan tempat seleksi PPPK Guru I : 9 September 2021
– Cetak kartu peserta seleksi PPPK Guru : 9 s.d. 12 September 2021
– Pelaksanaan Seleksi Kompetensi I : 13 s.d. 17 September 2021
– Pengumuman hasil Seleksi Kompetensi I : 24 September 2021
– Masa sanggah I (masa pengajuan sanggah) : 24 s.d. 27 September 2021
– Jawab sanggah I (tanggapan sanggah) : 27 September s.d. 5 Oktober 2021
– Pengumuman hasil sanggah I : 5 Oktober 2021

Informasi dan penjelasan lain terkait pelaksanaan seleksi PPPK untuk Jabatan Fungsional Guru dapat dibaca melalui laman https://gurupppk.kemdikbud.go.id.

read more
Berita Terkini

Tingkatkan Pelayanan untuk Siswa SLB, Disdik Aceh Laksanakan Needs Assessment

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh mengutus tim terapis autis untuk melakukan needs assessment ke sekolah-sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada dalam wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Tim ini terdiri dari 11 terapis dan 1 orang dokter yang telah memiliki kualifikasi professional dalam bidang terapi Applied Behaviour Analysis (ABA).

“Terapi ABA merupakan salah satu alternatif terbaik dan sangat efektif untuk anak-anak dengan autism, karena terapi ini disusun secara terstruktur yang berfokus mengajarkan seperangkat keterampilan khusus pada anak, seperti keterampilan untuk memahami dan mengikuti instruksi verbal, merespon perkataan, mendeskripsikan sebuah benda, meniru ucapan dan gerakan, hingga dapat mengajarkan anak-anak untuk membaca dan menulis. Jika anak-anak dengan autism tidak ditangani dengan segera, maka akan berpengaruh buruk terhadap kinerja perkembangan pendidikannya”, jelas Istiarsyah, Tenaga Ahli Disdik Aceh Bidang GTK dan juga merupakan koodinator tim terapis autis, Jum’at (27/08/2021).

Cahaya Purnama Sari, salah seorang tenaga terapis Autis Disdik Aceh menambahkan bahwa kegiatan Needs Assessment ini merupakan langkah awal untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif, nantinya hasil ini akan digunakan untuk membuat pertimbangan keputusan belajar siswa Autis di sekolah, jika anak masih berada di level 1, maka perlu penambahan jam untuk mereka terapi.

“Hasil analisis asesmen ini, kita dapat melihat bagaimana kemampuan anak disetiap penjabaran verbal operant yang telah diujicobakan. Secara visual hasil asesmen yang ada di lembar scoring form akan terlihat dengan jelas tentang kemampuan manding, tacting, listener, VP/MTS, play, social, imitation, echoic, vokal spontan, LRFFC, Intraverbal, reading, writing, math, linguistic dan kemampuan dalam group, sehingga keputusan peningkatan kompetensi anak pun sesuai dengan kebutuhan belajarnya.” Jelas Cahaya, Jum’at (27/08/2021).
Pelaksanaan asesmen dilakukan harus dengan prosedur yang sesuai dengan kaidah asesmen yaitu dengan memperhatikan 3 hal, characters, time dan setting. Pelaksanaan assesmen ini menggunakan Asesmen milestone VB-MAPP dari Mark L. Sundberg, Ph.D., BCBA-D, dengan mengisi scoring form sesuai dengan butir instrument, ada 170 milestone yang diasesmen, di mana milestone tersebut dibagi menjadi 3 level. Nah, level ini yang menentukan kebutuhan belajar anak nantinya,” tambah Rosnaini, Tenaga terapis autis lainnya, Jum’at (27/08/2021).

Setelah rangkaian assessment selesai dijalankan, maka, selanjutnya adalah pengambilan keputusan diagnosa yang dolakukan oleh seorang dokter.
“Peran saya sebagai dokter praktisi Biomedical Intervention Therapy (BIT) adalah melakukan Alloanaesis pada orang tua anak penyandang Autistic Spectrum Disorder (ASD), dengan menanyakan informasi dari orang tua mengenai ciri-ciri serta perilaku yang ditujukkan oleh anak seperti kemampuan bicara atau bahasa, interaksi sosial, kemampuan bermain dan ketidak mampuan anak dalam menunjukkan minat yang biasanya bersifat repetitif/ stimming dan terbatas, tentunya harus didukung juga dengan informasi tentang riwayat tumbuh kembang anak, riwayat saat kehamilan hingga persalinan. Tidak cukup sampai disitu, saya juga memberikan informasi mengenai diet bagi anak ASD, yaitu diet casein free, gluten free, dan sugar free (CFGFSF).” jelas Riza, salah seorang dokter dalam tim terapis autis Disdik Aceh, Jum’at (27/08/2021).
“Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Aceh sebagian besar belum memiliki sumber daya terapis, oleh karena itu tim terapis Disdik Aceh dapat menjadi partner sekolah dalam memberikan layanan terbaik untuk anak-anak autis agar mereka dapat tumbuh dan berkembangan dengan baik, hidup mandiri, berkreativitas, dan memiliki potensi yang baik seperti anak-anak pada umumnya”, Jelas Drs. Alhudri, MM., Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Program ini merupakan terobosan baru Dinas Pendidikan Aceh. Usaha yang terbaik akan terus dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk melayani anak-anak berkebutuhan khusus.

“Peserta didik berkebutuhan khusus atau disabilitas adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak yang sama dengan anak lainnya untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Aceh akan terus berusaha untuk memberikan layanan terbaik bagi mereka. Ini merupakan terobosan baru untuk memperbaiki sistem layanan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus yang lebih baik ke depannya. Diharapkan dengan adanya program ini, anak-anak autis di sekolah mendapatkan penanganan yang lebih optimal” Tutup Muksalmina, S.Pd., M.Si, Plt. Kabid Pembinaan GTK Disdik Aceh.

read more
Berita Terkini

LKS Provinsi Aceh 2021 Berakhir, Ini Para Juara yang Lolos ke Nasional

Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM menyampaikan pentingnya program pembelajaran yang unggul serta dukungan sarana dan prasarana yang memadai untuk melatih kemampuan siswa agar dapat berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.

“Kepada para pemangku kepentingan untuk tidak terkesan asal-asalan dalam mengusulkan program dan kebutuhan di sekolah. Jangan asal copy paste setiap tahunnya. Jangan dianggarkan sesuatu yang tidak dapat dimanfaatkan dan berlebih,” tuturnya saat menutup Lomba Keompetensi Siswa (LKS) SMK Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2021 yang berlangsung sejak 23 hingga 26 Agustus 2021 di Banda Aceh.

Pada kegiatan LKS tingkat Provinsi Aceh tahun 2021, perwakilan Kota Banda Aceh berhasil menjadi juara umum, dengan torehan 14 medali emas, 4 medali perak dan 4 medali perunggu.

Untuk bidang SMK, lanjutnya, kebutuhan yang diusulkan harus mempertimbangkan kekhususan jurusan yang diajarkan, agar usulan tersebut dapat bermanfaat dan layak digunakan oleh guru dan siswa pada saat proses pembelajaran.

“Anak-anak Aceh semua hebat, tinggal kita asah kemampuan mereka sesuai dengan skill yang sudah ada pada dirinya. Saya sudah melihat dan berdiskusi langsung dengan dewan juri. Kemampuan anak-anak Aceh tidak diragukan lagi dan mampu bersaing dengan siswa-siswi lain di Indonesia,” ungkapnya.

Alhudri berharap dengan adanya Lomba Kompetensi Siswa (LKS) akan dapat menguatkan karakter dan kepribadian siswa. Tidak hanya termotivasi untuk mau dan percaya diri, tetapi menjadi pribadi yang santun, tegas, berbudi luhur, dan berakhlak mulia.

“Lulusan SMK harus memiliki kemampuan dan berdaya saing, ditunjang dengan kemampuan softskill seperti berkomunikasi, berpikir kritis, serta bekerjasama. Aspek penunjang lain yaitu berkarakter, mandiri, kreatif dan bertanggung jawab,” terangnya.

Sementara Kepala Bidang Pembinaan SMK, Azizah, S.Pd, M.Pd melaporkan LKS merupakan salah satu ajang bergengsi yang turut dilombakan secara nasional pada tahun ini. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat karakter, produktif, kreatif dan inovatif bagi siswa.

“Untuk mengetahui peta kualitas dan kemampuan siswa SMK sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industry. Maka yang menjadi dewan juri disini adalah juri nasional serta pihak dunia usaha berskala nasional,” ujarnya.

Kegiatan berlangsung dengan mematuhi protokol kesehatan yang ketat. Para siswa yang berhasil meraih juara pertama di tingkat provinsi, berhak mewakili Aceh untuk berlomba diajang yang sama pada tingkat nasional yang akan dilaksanakan 24 hingga 30 Oktober 2021 secara daring di Jakarta.

Berikut 30 siswa-siswi yang akan mewakili Aceh pada LKS tingkat nasional tahun 2021 :

A. Kelompok Konstruksi, Teknologi Bangunan dan Agribisnis :
1. Teknik Pemasangan Batu Bata (Ahmad Zulmi Ardhani dari SMKN 1 Gunung Meriah)
2. Teknik Instalasi Kelistrikan (Shandi Febri Winata dari SMKN 2 Langsa)
3. Pembuatan Kabinet (Rizky Malana dari SMKN 2 Banda Aceh)
4. Teknik Pemasangan Tegel Keramik Dinding dan Lantai (M. Jeskin Namuska dari SMKN 2 Karang Baru)
5. Lanskap dan Pertamanan (Noval Ardiansyah dan Deni Hariyadi dari SMKN 1 Karang Baru)
6. Pemasangan Instalasi Pipa Air dan Pemanas (M. Andika Saputra dari SMKN 2 Banda Aceh)
7. Teknik Tata Udara dan Pendingin (Fathurahman dari SMKN 1 Bireuen)
8. Teknologi Peternakan (Tengku Raisya Zahara dari SMK PP N Saree)

B. Kelompok Seni Kreatif & Fashion :
1. Teknologi Mode (Amalia Humairah dari SMKN 3 Banda Aceh)
2. Teknologi Desain Grafis (Syahrul Ramadhan dari SMKN 1 Lhokseumawe)

C. Kelompok Teknologi Informasi & Komunikasi :
1. Teknologi Informasi Piranti Lunak untuk Bisnis (Farhan Aulianda dari SMKN 5 Banda Aceh)
2. Teknologi Informasi Sistem Administrasi Jaringan (Rifki Sani dari SMKN 1 Banda Aceh)
3. Komputasi Awan (Ziadir Rizaq dari SMKN 5 Langsa)
4. Teknik Desain Laman (M. Arkan Haris dari SMKN 1 Banda Aceh)
5. Pemasaran Daring (Najwa Nahara Beautiful dari SMKN 1 Banda Aceh)

D. Kelompok Teknologi Manufaktur dan Rekayasa :
1. Elektronika (Gilang Ramadhan dari SMKN 2 Langsa)
2. Sistim Kendali Industri (Muhammad Lufi dari SMKN 2 Karang Baru)
3. Pengelasan (Muhammad Ikhsan dari SMKN 1 Darul Kamal)
4. Farmasi (Ghina Khamisna dari SMK Farmasi Cut Mutia)

E. Kelompok Pariwisata & Layanan Sosial dan Individual :
1. Tata Kecantikan/ Terapi Kecantikan (Vena Murtini dari SMKN 3 Banda Aceh)
2. Kulineri (Sultan Muammar Juana dari SMKN 3 Banda Aceh)
3. Hotel Resepsionis (William Oktavian dari SMKN 3 Banda Aceh)
4. Pelayanan Restoran (Indarhe Kidung Takiskara dari SMKN 3 Banda Aceh)
5. Teknologi Pengolahan Pangan (Yossi Yosmien Ranni dari SMK PP N Saree)
6. Industri Pariwisata (Elpa Aprilini dari SMKN 1 Banda Aceh)
7. Penataan Rambut (Only Sister dari SMKN 1 Kutacane)

F. Kelompok Transportasi :
1. Teknik Perbaikan Body Mobile (Reval Tri Herlambang dari SMKN 2 Karang Baru)
2. Teknologi Otomotif Mobil (Rizki Firmansyah dari SMKN 1 Gunung Meriah)
3. Nautika (Teuku Fathurrahman dari SMKN 6 Lhokseumawe)
4. Teknik Perawatan dan Perbaikan Sepeda Motor (Wahyu Fernando dari SMKN 2 Karang Baru)

read more
Berita Terkini

Pelajar Aceh Torehkan Prestasi Pada Ajang Debat Internasional

Banda Aceh – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan para pelajar dan guru pembimbing SMA Negeri 3 Banda Aceh yang mewakili Indonesia pada ajang Parliamentary Debate World Conference (PDWC) yang berlangsung sejak 15 hingga 21 Agustus 2021 di Tokyo, Jepang.

Adapun para jawara debat di tingkat Internasional tersebut, yaitu Nazuya Aliyyah, Falisha Salma dan Clairine Leony bersama Guru Pembimbing, Laila Zahara, S.Pd, M.Pd.

Tahun ini PDWC diselenggarakan secara online dan diikuti oleh 12 group peserta dari 7 negara yaitu Jepang, New Zealand, Indonesia, Amerika, Jamaica, Australia dan Thailand. Peserta dari Indonesia diwakili oleh SMA Negeri 3 Banda Aceh.

Parliamentary Debate World Conference (PDWC) adalah Program Tahunan yang diselenggarakan oleh Waku Pro Foundation Jepang untuk pelajar Sekolah Menengah Atas pada tingkat Internasional. Program ini bertujuan untuk misi perdamaian dan persahabatan lintas negara, Agama dan Budaya (Friendship Harmony).

Kepala SMA Negeri 3 Banda Aceh, Syarwan Joni, S.Pd, M.Pd dalam keterangan tertulisnya menyampaikan pihaknya telah menyiapkan berbagai tahapan seleksi, mulai dari seleksi administrasi, hingga usulan konten gagasan Cultural Connect Activity oleh masing-masing peserta.

“Alhamdulillah hasil seleksi administrasi dan gagasan cultural anak-anak kami yang terdiri dari 3 siswa dan 1 guru pembimbing berhasil lolos menjadi satu-satunya Tim SMA mewakili Indonesia dalam PDWC,” ungkapnya.

Syarwan menjelaskan lebih kurang satu minggu siswa dan guru dilibatkan dalam kegiatan presentasi budaya negara masing-masing, mengenal budaya jepang dan Debate Friendship. Indonesia mendapat kehormatan terpilih untuk mempresentasikan video tentang Cultural dengan konten presentasi “Budaya Aceh Bersamaan dengan Jepang dan Jamaica”. Pada kesempatan itu juga diperkenalkan budaya Aceh dengan judul “Cultural Connect Activity”.

“Alhamdulillah siswa kami bersama guru pembimbing tampil sangat baik dan mendapat penghargaan Embodying Respect Award PDWC 2021,” tambah Syarwan Joni.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM melalui Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Mohammad Iqbal. AR, ST, M.Si menyampaikan sejak awal kegiatan PDWC Japan 2021 yang diikuti tim debat SMAN 3 Banda Aceh pihaknya sangat mendukung kegiatan tersebut.

“sebagai pembina sekolah kami sangat mengapresiasi dan bangga atas capaian prestasi yang luar biasa ini. Penghargaan dan apresiasi tinggi kami sampaikan kepada kepala sekolah, guru dan siswa yang telah berhasil beprestasi dan meraih penghargaan Embodying Respect Award PDWC- Japan 2021,” ujarnya.

Iqbal menambahkan keberhasilan ini patut disyukuri oleh semua pihak. Hal ini menunjukkan capaian Pendidikan Aceh kian diperhitungkan diberbagai even kompetisi di tingkat Nasional maupun Internasional.

“Kami berharap jejak pengalaman yang dilalui tim debat SMAN 3 Banda Aceh dapat menjadi motivasi bagi sekolah-sekolah lainnya di Aceh sebagai wujud menuju Aceh Carong dan Aceh Hebat,” tutur Mohd Iqbal.

read more
1 28 29 30 31 32 54
Page 30 of 54