close

fitriadi

Berita Terkini

Asbaruddin : Tolak Ukur Keberhasilan Pendidikan adalah Moralitas

Jaringanpelajaraceh.com I Subulussalam – Tolak ukur mutu atau kualitas pendidikan Aceh tidak hanya dilihat dari hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK- SBMPTN) yang diikuti oleh para lulusan SMA sederajat setiap tahunnya. Namun, tolak ukur keberhasilan pendidikan adalah moralitas dan karakter peserta didik.

Hal demikian disampaikan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil, Dr. Asbaruddin, S.TP., MM., M. Eng kepada media, Senin (28/6/2021) di Subulussalam.

“Bila tidak lulus perguruan tinggi negeri (PTN) bukan berarti mutu pendidikan rendah. Keselarasan dan harmonika sosial serta dinamika pembangunan tidak akan berjalan baik, jika dikendalikan oleh individu-individu cerdas tetapi egois dan hedonis-materialis,” ungkapnya.

Kenyataan saat ini, lanjutnya pendidikan yang pada hakikatnya untuk membentuk manusia yang berkarakter, tampaknya belum berhasil di Indonesia saat ini karena cenderung membanggakan serapan masuk PTN dan mengabaikan akhlakul karimah.

“Pendidikan kita baru melakoni misi yang paling rendah dalam pendidikan, yaitu transformasi ilmu dalam upaya pengembangan intelektual, sementara misi moral masih tercecer diantara jalan terjal mimpi dan kenyataan, pertanyaannya siapa yang peduli?,” ujarnya.

Indikator keberhasilan pendidikan, menurut Asbar sejatinya lebih dominan ke arah afektif (sikap, akhlakul karimah atau moralitas) para lulusannya, disamping tidak mengabaikan keilmuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik).

“Ilmuan tidak boleh hanya memandang rangking dari jalur saintek, humaniora atau perspektif lain, ilmuan harus menjadi illmuan sejati yang tidak menghakimi dari satu sudut padang saja. Ternyata dalam ujian masuk perguruan tinggi tidak menilai bagaimana afektif, hanya menilai kognitif dan menafikan psikomotorik lulusan, ini sangat keliru,” katanya.

Disisi lain, kacabdin mengajak pihak USK untuk saling intropeksi diri, karena hampir 75 persen guru dan tenaga pendidikan di Aceh itu merupakan lulusan Perguruan Tinggi tersebut.

“Sebagai penyumbang guru terbanyak di Aceh, USK wajib introspeksi diri, apakah proses pendidikan bagi guru telah dilaksanakan dengan baik sehingga tamatannya dapat dipakai untuk satuan pendidikan yang ada di Aceh,” imbuhnya.

Asbaruddin mengungkapkan pendidikan yang berjalan di USK saat ini ternyata juga masih dalam keadaan buram. Hal itu bisa dilihat dengan masih banyaknya program studi yang berakreditasi B dan C.

“Apakah rendahnya kualitas guru di Aceh dipengaruhi oleh rendahnya kualitas Sarjana Pendidikan? Kita tidak bisa saling menyalahkan tetapi saling introspeksi diri, duk pakat dalam Bahasa Aceh,” tutupnya.

read more
Artikel

Sarjana Pendidikan, Produksi Siapa?

Oleh : Dr. Asbaruddin, S.TP., MM., M.Eng

Apakah rendahnya kualitas guru di Aceh dipengaruhi oleh rendahnya kualitas Sarjana Pendidikan? Bila hanya dilihat dari satu indikator saja mari kita jawab pertanyaan ini, sebagai evaluasi indikator tersebut.

Pertama apresiasi kami kepada kepala sekolah dan guru-guru Aceh yang hebat dan telah mengantarkan mutu pendidikan Aceh lebih baik. Tentu ini wajib disampaikan tanda kita orang timur yang penuh dengan sopan santun.

Tolak ukur mutu atau kualitas pendidikan Aceh tidak bisa dilihat hanya dari hasil evaluasi Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UTBK SBMPTN) setiap tahun, yang diikuti oleh para lulusan SMA sederajat.

Pengertian pendidikan memang sangat beragam, indikatornya juga demikian tergantung siapa yang punya kepentingan dan siapa yang akan dijatuhkan. Tetapi yang jelas tujuan utama pendidikan adalah transformasi ilmu, kecakapan, dan nilai. Salah satu pengertian pendidikan yang dijelaskan Hamka Abdul Aziz, bahwa pendidikan adalah proses transformasi-dialogis antara peserta didik dengan pendidik dalam semua potensi kemanusiaannya sehingga menumbuhkan kesadaran, sikap, dan tindakan kritisnya. Lepas dari beragam pengertian, makna pendidikan adalah proses humanisasi (pemanusiaan) manusia.

Jika sepakat dengan pengertian pendidikan di atas, maka hakikatnya indikator keberhasilan pendidikan sejatinya lebih dominan ke arah Afektif (sikap, akhlakul karimah atau moralitas) para lulusannya, disamping tidak mengabaikan keilmuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotorik). Semoga kita sepakat moralitas menjadi fondasi dasar dalam membengun manusia yang tangguh.

Secara normatif, dalam Islam, keberhasilan manusia diukur dari akhlak dan kualitas amalnya. Alasannya sangat sederhana karena akhlak adalah simbol utama kemanusiaan. Ini pula yang menjadi modal utama manusia dalam menjalin komunikasi sosial dan alat kontrol atas capaian intelektual seseorang sehingga pengetahuannya tidak disalahgunakan.

Tolak ukur keberhasilan pendidikan adalah moralitas dan karakter peserta didik, bila gagal dibentuk, itu artinya proses pendidikan gagal total dengan kata lain mutu pendidikan rendah. Bila tidak lulus perguruan tinggi negeri (PTN) bukan berarti mutu pendidikan rendah. Keselarasan dan harmonika sosial, serta  dinamika pembangunan tidak akan berjalan baik, bahkan berpotensi gagal karena dikendalikan oleh individu-individu cerdas tetapi egois dan hedonis-materialis.

Kenyataannya, pendidikan yang pada hakikatnya untuk membentuk manusia yang berkarakter tampaknya belum berhasil di Indonesia saat ini karena kita selalu membanggakan serapan masuk PTN dan mengabaikan akhlakul karimah. Pendidikan kita baru melakoni misi yang paling rendah dalam pendidikan, yaitu transformasi ilmu dalam upaya pengembangan intelektual, sementara misi moral masih tercecer diantara jalan terjal mimpi dan kenyataan, pertanyaannya siapa yang peduli?.

Data, fakta, dan sederetan peristiwa memperlihatkan perilaku korupsi kaum terdidik, produk ijazah palsu,, birokrasi uang rokok, dan perilaku lain yang hampa dari muatan akhlakul karimah, dan pola hidup materialisme-hedonistis yang semakin menguat. Tidak bisa dipungkiri, pelaku utama dari itu semua adalah orang cerdas yang merupakan lulusan dari lembaga pendidikan.

Ilmuan tidak boleh hanya memandang rangking dari jalur saintek, humaniora atau perspektif lain, ilmuan harus menjadi illmuan sejati yang tidak menghakimi dari satu sudut padang sajal. Ternyata dalam ujian masuk perguruan tinggi tidak menilai bagaimana afektif, hanya menilai kognitif dan menafikan psikomotorik lulusan, pasti ini keliru.

Disisi lain kita harus saling intropeksi diri,  perguruan tinggi universitas syiah kuala sebagai penyumbang guru di Aceh 75% wajib introspeksi diri, apakah proses pendidikan bagi guru telah dilaksanakan dengan baik sehingga tamatannya dapat dipakai untuk sekolah-sekolah yang ada di Aceh. Ternyata juga masih buram dengan nilai akreditasi program studi kebanyak B. Tidak saling menyalahkan tetapi saling introspeksi diri,, duk pakat dalam Bahasa Aceh.

Penulis Merupakan Kacabdin Wilayah Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil

read more
Berita Terkini

Asesmen Nasional Jadi Alat Ukur Pemetaan Mutu Pendidikan

Jaringanpelajaraceh.com I Tapaktuan – Hasil dari pelaksanaan Asesmen Nasional dapat menjadi penilaian bagi pemerintah terhadap mutu setiap satuan pendidikan yang ada di Aceh. Sehingga dapat melahirkan berbagai strategi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Hal demikian disampaikan Kepala Bidang Pembinaan SMK, Azizah, M.Pd pada pertemuan dengan Kepala SMA, SMK dan SLB se-Kabupaten Aceh Selatan, Subulussalam dan Singkil, Jumat (25/6/2021) di Kantor Cabdin Wilayah Kabupaten Aceh Selatan.

“Pemetaan mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar yaitu literasi, numerasi, dan karakter serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran,” ujarnya.

Menurutnya, informasi itu akan diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.

“Kepala sekolah, guru dan siswa akan mengikuti Asesmen Nasional (AN) yang rencananya akan dilaksanakan pada bulan September hingga oktober mendatang,” jelasnya.

Azizah menjelaskan AN diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII, dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Pemilihan ini akan mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. Satuan pendidikan tidak diperkenankan mengganti sampel murid karena dapat mempengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan pembelajaran.

“Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII, dan XI?
Hal ini dilakukan agar murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut,” terangnya.

Asesmen Nasional bertujuan tidak untuk mengevaluasi siswa per individu dan tidak dimanfaatkan untuk Syarat penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Asesmen Nasional hanya sebuah evaluasi kegiatan belajar mengajar di sekolah.

“Kepala sekolah dan guru hanya akan menjadi peserta pada Survei Lingkungan Belajar yang termasuk dalam Asesmen Nasional. Sementara Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter hanya diikuti oleh para siswa,” tuturnya.

Terkait dengan waktu pelaksanaan, lanjutnya para guru dan kepala sekolah bakal mengikuti Asesmen Nasional pada waktu yang berbeda dengan siswa.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM melalui Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM mengucapkan rasa syukur dan terimakasih atas kinerja kepala sekolah, guru dan warga sekolah lainnya yang telah bekerja keras mengantar siswa/i hingga lulus ke Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur SNMPTN dan SBMPTN ada tahun 2021.

“Bapak Gubernur Aceh dan Bapak Kepala Dinas Pendidikan menyampaikan salam hangat dan terimakasih kepada bapak/ibu guru semua. Beliau mengapresiasi atas prestasi yang telah kita raih pada tahun ini. Semoga kedepan dapat lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya.

Fariyal menyebutkan dari sisi jumlah, angka kelulusan siswa/i Aceh melalui jalur SBMPTN memang menduduki peringkat 8 nasional, namun jika dibandingkan antara jumlah peserta yang mendaftar dengan yang diterima, maka rasionya mencapai 41 persen. Sedangkan pada jalur SNMPTN, rasio kelulusan Aceh mencapai 36.80 persen. Ini merupakan rasio tertinggi secara nasional.

“Dari besaran rasio ini menjadi salah satu dasar tolak ukur keberhasilan pendidikan di Aceh. Semoga kedepan akan lebih banyak lagi prestasi yang dapat kita capai untuk mewujudkan Aceh Carong,” pintanya.

Pihaknya mengajak para kepala sekolah untuk terus berinovasi dan berkarya dalam menjalankan program belajar mengajar di satuan pendidikannya masing-masing.

read more
Berita Terkini

Rasio Kelulusan Di SBMPTN sebesar 41 Persen, Bukti Pendidikan Aceh Berkualitas

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Keberhasilan siswa/i Aceh lulus pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2021 merupakan hasil kerja keras seluruh warga sekolah. Peran kepala sekolah sangat penting dalam menjalankan fungsi manajerial di sekolah.

Hal demikian disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM dihadapan para kepala sekolah se-Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar di Aula Kantor Cabang Disdik Wilayah Kabupaten setempat, Selasa (22/6/2021).

“Bapak Gubernur Aceh menyampaikan selamat dan terimakasih kepada bapak/ibu guru semua. Beliau mengapresiasi atas prestasi yang telah kita raih pada tahun ini. Semoga kedepan dapat lebih ditingkatkan lagi,” ucapnya

Dari sisi jumlah, lanjutnya kelulusan siswa/i Aceh melalui jalur SBMPTN memang menduduki peringkat 8 nasional, namun jika dibandingkan antara jumlah peserta yang mendaftar dengan yang diterima, maka rasionya mencapai 41 persen. Sedangkan pada jalur SNMPTN, rasio kelulusan Aceh mencapai 36.80 persen. Ini merupakan rasio tertinggi secara nasional.

“Dari besaran rasio ini, seharusnya menjadi salah satu dasar tolak ukur keberhasilan pendidikan di suatu daerah, akan tetapi dibatasi keterbatasan data provinsi lain, sehingga tidak dapat membandingkan rasio jumlah yang mendaftar dan yang diterima melalui jalur SBMPTN dengan provinsi lainnya,” jelasnya.

Alhudri mengatakan pihaknya akan terus melakukan kerjasama dengan semua pihak termasuk perguruan tinggi dan industry serta dunia kerja untuk dapat meningkatkan mutu dan kualitas para guru dan siswa/i yang sedang menempuh pendidikan di Aceh.

“Beberapa waktu lalu kita telah bekerjasama dengan salah satu Perguruan Tinggi yaitu UIN Ar-Raniry dalam upaya peningkatan mutu dan kualitas guru yang ada di seluruh Aceh,” ujarnya.

Kedua belah pihak, lanjutnya memiliki komitmen dan cita-cita yang sama untuk mewujudkan sumber daya manusia pengajar dan lulusan yang berkualitas dan berdaya saing.

“Dengan adanya kerjasama tersebut, para guru yang ada di seluruh Aceh, khususnya Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar memiliki kesempatan untuk terus meningkatkan SDM dalam rangka mewujudkan Program Unggulan Aceh Carong,” terangnya.

Kadisdik Aceh meminta kepada para kacabdin se-Aceh untuk dapat mendata secara rinci para siswa/i yang lulus pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2021. Pihaknya akan memberi penghargaan terhadap satuan pendidikan jenjang SMA/SMK dan SLB yang paling banyak meluluskan siswa/i ke perguruan tinggi negeri.

“Kami akan memberikan piagam penghargaan kepada satuan pendidikan yang terbanyak meluluskan siswa/i nya ke Perguruan Tinggi Negeri. Setiap kabupaten/kota akan dipilih tiga sekolah terbanyak dan kepala sekolahnya akan diundang ke provinsi,” katanya penuh semangat.

Meski demikian, Alhudri melanjutkan untuk meraih prestasi tersebut bukanlah hal mudah, perlu ketekunan dan kerja keras dari semua pihak. Namun, menurutnya, mempertahankan prestasi tersebut jauh lebih sulit jika tidak dilakukan dengan keikhlasan dan kekompakan.

“Pendidikan Aceh pada tahun 2018 pada posisi 34 nasional, tahun 2019 berada pada posisi 27 nasional, tahun 2020 pada posisi 23 nasional. Lalu pada tahun 2021 ini Provinsi Aceh berada pada posisi 8 secara nasional. Alhamdulillah pendidikan Aceh semakin membaik dari tahun-tahun sebelumnya,” ungkapnya penuh haru yang disambut tepuk tangan para kepala sekolah.

Alhudri mengajak para kepala sekolah untuk terus berinovasi dan berkarya dalam menjalankan program belajar mengajar di satuan pendidikannya. Terlebih dengan kondisi saat ini yang mengharuskan pembelajaran berlangsung secara daring dan sift tatap muka.

read more
Berita Terkini

Feri Irawan Terpilih Jadi Ketua IGI Bireuen Periode 2021-2026

Jaringanpelajaraceh.com I Bireuen – Pada Musyawarah Daerah(Musda) Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bireuen yang dilaksanakan pada Minggu (20/06/2021).

Feri Irawan SSi MPd terpilih sebagai Ketua IGI Kabupaten Bireuen Periode 2021-2026 melalui musyawarah para anggota yang hadir.

Feri menggantikan Ketua IGI Kabupaten Bireuen periode sebelumnya Hamdani MPd yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh.

Hamdani dalam laporan pertanggung jawaban secara daring menyampaikan, pengurus baru yang terpilih agar dapat memberikan andil pada perubahan khususnya pada dunia pendidikan di Kabupaten Bireuen yang lebih baik.

“Kita berharap pengurus yang akan datang dapat bersinergi dengan semua pihak termasuk organisasi profesi guru lainnya untuk memajukan pendidikan di Bireuen,” kata Hamdani.

Ketua Wilayah IGI Aceh, Drs Imran yang turut hadir mengatakan, pengasannya bahwa IGI mesti menjadi sumber solusi bagi segala permasalahan pendidikan yang terjadi baik di tingkat daerah, regional maupun nasional.

“Pemerintah telah melihat bukti-bukti perjuangan seluruh pengurus IGI khususnya di Aceh, bahwa mereka adalah guru-guru militan yang serius membagi ide, pengetahuan, tenaga bahkan dana demi membantu memperjuangkan pendidikan yang lebih baik di Aceh,” kata Imran.

Dikatakannya, oleh sebab itu kepercayaan banyak pihak termasuk pemerintah kepada IGI, cukup besar karena kita tidak hanya menuntut perubahan, tapi juga sebagai penggerak dan pelaku perubahan itu sendiri.

Ketua IGI Kabupaten Bireuen tepilih, Feri Irawan dalam sambutannya menegaskan bahwa tanggung jawab yang dia pikul pada hakikatnya bukan tanggung jawab dirinya semata, namun merupakan tanggung jawab bersama seluruh pengurus dan anggota IGI Kabupaten Bireuen.

“Atas dasar kepedulian terhadap pendidikan, maka kita semua bersama-sama memikul amanah ini. Kita akan bergerak bersama dan menggalang semua potensi dari berbagai pihak untuk memajukan pendidikan khususnya di Kabupaten Bireuen. Insyaallah, dalam waktu dekat kita rampungkan pengurus baru yang siap menggerakkan semangat sharing and growing together,” pungkas Feri Irawan.

read more
Berita Terkini

Raih Keberhasilan Ini, Kadisdik Aceh Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan

Jaringanpelajaraceh.com  I Takengon – Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT melalui Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada para guru dan tenaga kependidikan yang telah berhasil mengantarkan siswa/i Aceh masuk peringkat 8 nasional dengan jumlah terbanyak yang diterima pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi (SBMPTN) serta peringkat 5 nasional pada Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2021.

Capaian tersebut juga sangat diapresiasi oleh Kadisdik Aceh dan disampaikan dihadapan para kepala sekolah, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) dan Pengawas SMA, SMK dan SLB saat berkunjung ke Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya, Bireuen – Lhokseumawe – Aceh Utara, serta Aceh Tengah – Bener Meriah yang berlangsung sampai Sabtu, 19 Juni 2021.

Dalam pertemuan itu, Kadisdik Aceh mengungkapkan, tujuan kunjungan tersebut tidak lepas dari prestasi pendidikan Aceh berkat kerja keras para guru dan tenaga kependidikan sehingga pendidikan Aceh masuk kedalam peringkat sepuluh besar nasional.

“Kami ingin mengajak agar semua pihak sekolah baik itu kepala sekolah, gurunya maupun tenaga kependidikan untuk senantiasa kompak dalam mendidik generasi Aceh untuk mewujudkan visi Aceh Carong,” tuturnya.

Oleh karena itu Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, memerintahkan dirinya untuk menyampaikan salam terimakasih dan apresiasi atas prestasi pendidikan Aceh tersebut.

“Bapak Gubernur mengucapkan ribuan terima kasih karena bapak dan ibu guru sudah mengangkat martabat dan derajat orang Aceh, karena pendidikan ini tidak mungkin baik tanpa sentuhan tangan dingin bapak/ ibu. Bapak/ibu lah yang berhadapan langsung dengan para siswa,” kata Alhudri.

Alhudri juga menampik kualitas mutu guru rendah, padahal sudah cukup banyak anak-anak didik para guru di Aceh telah sukses.

Apalagi dengan keluarnya pengemuman dari LTMPT yang menempatkan Aceh urutan ke -8 nasional pada SBMPTN dan urutan ke – 5 nasional pada SNMPTN telah membantah semua tudingan selama ini diarahkan kepada para kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikan yang bertanggung jawab penuh untuk mendidik generasi Aceh.

“Tidak mudah untuk mempertahankan prestasi ini apabila semua pihak tidak memiliki mindset yang sama dalam mewujudkan pendidikan Aceh yang lebih baik,” ujarnya.[]

*Sosialisasi Asesmen Nasional*

Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Hamdani, M.Pd yang ikut dalam rombongan ikut mensosialisasikan Asesmen Nasional yang akan mulai dilaksanakan pada September 2021.

Hamdani menuturkan, dalam asesmen nasional ini ada tiga kompetensi yang diuji, pertama kompetensi minimum, literasi numerasi, dan survey lingkungan.

Asesmen dilakukan untuk pemetaan mutu sekolah bukan mutu siswa, adapun yang dites adalah siswa kelas 2 (dua) sebanyak 45 orang secara acak atau random.

“Dari sekarang kita sudah melakukan sosialisasi agar pelaksanaannya pada September 2021 dapat berjalan sukses. Harapan kita semua sekolah yang ada di Aceh bisa meningkatkan mutu sekolah dalam pelaksanaan asesmen tahun ini,” kata Hamdani.[]

read more
Berita Terkini

Ternyata, Secara Rasio Aceh Peringkat 1 Kelulusan Terbanyak Pada SNMPTN 2021

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Kabar gembira kembali diperoleh bagi dunia pendidikan Aceh, para siswa/i lulusan SMA dan SMK di Aceh berhasil meraih posisi kelima secara nasional pendaftar yang lolos dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2021.

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT), jumlah siswa/i SMA dan SMK dari Provinsi Aceh yang terdaftar pada SNMPTN tahun 2021 yaitu 15.290 orang dan yang diterima 5.626 orang. Jumlah tersebut meningkat dari tahun 2020 yang tercatat hanya 5.132 orang. Jika dipersentasekan, Aceh masuk dalam daerah yang banyak diterima pada SNMPTN 2021 sebanyak 36.80 persen.

Berdasarkan data tersebut, Aceh berhasil masuk lima besar dengan angka kelulusan tertinggi pada SNMPTN 2021. Provinsi Aceh berada dibawah Jawa Timur (16.998) atau 19,9 persen, Jawa Barat (10.715) atau 11,4 persen, Jawa Tengah (8.100) atau 11,4 persen dan Sumatera Utara (7.983) atau 17,8 persen. Selain itu Aceh juga berada satu tingkat diatas DKI Jakarta (4.676) atau 13,5 persen dan Sumatera Barat (4.531) atau 18,8 persen.

Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT bersyukur atas capaian prestasi yang diraih siswa/i Aceh. Hal ini karena Aceh berhasil menduduki posisi kelima pendaftar yang lolos Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2021.

“Syukur Alhamdulillah dan terimakasih kepada semua pihak yang telah berupaya sekuat tenaganya meluluskan siswa/i ke Perguruan Tinggi Negeri. Penghargaan kepada jajaran Dinas Pendidikan Aceh beserta seluruh warga sekolah mulai dari guru, kepala sekolah dan wakilnya, wali murid, komite sekolah dan seluruh komponen yang terlibat didalamnya,” ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM mengatakan hasil ini merupakan buah kerja keras siswa, kepala sekolah dan wakilnya, guru, orang tua, komite serta pemerintah dalam menghadirkan pendidikan yang berkualitas. Meskipun, selama setahun terakhir, proses belajar mengajar dilakukan melalui daring dan secara sift bertatap muka.

“Tahun lalu, Aceh juga menempati peringkat kelima dengan jumlah siswa lolos tertinggi secara nasional. Namun demikian, angka tahun ini lebih tinggi dibanding tahun 2020 lalu jumlah siswa yang diterima tahun lalu sebanyak 5.132 orang. Sedangkan tahun 2021 sebanyak 5.626 orang. Ini prestasi luar biasa dan harus kita syukuri,” ujarnya.

Alhudri juga meminta para siswa yang belum lolos SNMPTN dan SBMPTN, masih berkesempatan mendaftar ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Peluang terakhir itu bisa dicoba melalui jalur seleksi mandiri. Sebab, sejumlah perguruan tinggi negeri di Indonesia membuka beberapa jalur penerimaan mahasiswa baru, termasuk jalur mandiri.

Sedangkan untuk pendaftar Kartu Indonesia Pintar (KIP)-Kuliah melalui jalur SNMPTN 2021, Aceh merupakan daerah kedua terbanyak secara nasional yang meluluskan calon mahasiswa menerima KIP-Kuliah, dengan jumlah pendaftar 5.295 orang dan diterima 2.221 orang.

Aceh berada setingkat dibawah Jawa Timur yang berjumlah 3.394 orang dan setingkat diatas Jawa Barat yang berjumlah 2.157 orang dan Sumatera Utara berjumlah 2.006 orang.

Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM menjelaskan untuk jalur SNMPTN ini merupakan jalur undangan yang dilakukan pendaftaran maupun seleksinya melalui sekolah masing-masing.

“Proses seleksi yang dilakukan pun berbeda-beda untuk setiap jalurnya. Jalur SNMPTN mengukur kemampuan akademis siswa melalui nilai rapor di 5 semester terakhir,” jelasnya.

Fariyal menambahkan selain itu jalur SNMPTN juga mempertimbangkan nilai ujian akhir sekolah, prestasi akademis, jejak alumni, hingga tingkat akreditasi sekolah. Namun pada SNMPTN siswa tidak perlu mengikuti ujian tertulis.

“Sedangkan di jalur UTBK SBMPTN, tidak perlu menyiapkan hal-hal tersebut karena proses seleksi yang dilakukan melalui ujian tertulis,” imbuhnya.

Menurutnya, ada 2 ujian tertulis yang perlu dilalui melalui jalur SBMPTN yaitu Tes Kemampuan Akademik (TKA) dan Tes Potensi Skolastik (TPS). Kedua ujian tertulis tersebut dilakukan dalam satu hari.

read more
Berita Terkini

Hebat, Aceh Masuk 10 Besar Lulusan yang di terima Pada Perguruan Tinggi Negeri Melalui SBMPTN.

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Pemerintah melalui LTMPT (Lembaga Tes Masuk ke perguruan Tinggi) telah mengumumkan hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2021. Ketua Tim Pelaksana Eksekutif LTMPT, Mohammad Nasih dalam konferensi pers daring melalui zoom meeting dan Kanal YouTube resmi LTMPT menyebutkan bahwa total daya tampung yang disediakan pada SBMPTN pada tahun ini sebanyak 197.657 orang peserta. Sedangkan jumlah peserta yang dinyatakan diterima di SBMPTN sebanyak 184.942 orang peserta Pada kesempatan yang sama Muhammad Nasih juga menyampaikan sejumlah provinsi yang pesertanya paling banyak diterima di SBMPTN 2021. Menurut Muhammad Nasih ada 10 provinsi yang peserta paling banyak diterima SBMPTN 2021. Secara Nasional Provinsi Jawa Timur menjadi posisi pertama terbanyak yang diterima di SMBPTN dengan jumlah 25.232 peserta disusul posisi kedua Jawa Barat 18.899 peserta dan Jawa Tengah di posisi ketiga Jawa Tengah dengan jumlah 16.104 orang peserta. Selanjutnya Sumatera Utara 14.331 peserta, DKI Jakarta 9.526 peserta, Sulawesi Selatan 9.372 peserta, Sumatera Barat 8.028 peserta, Aceh 6.888 peserta, Lampung 5.374 peserta, Sumatera Selatan: 5.113 peserta.

Sedangkan untuk persentase peserta yang di terima berdasarkan jurusan, untuk Saintek Aceh menduduki peringkat ke 7 Dengan jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 16.767 dan yang lulus sebanyak 3.442 dengan persentase kelulusan sebanyak 20,53 persen. Dalam hal ini yang Aceh luar biasa menurut Muhammad Nasih seperti yang disampaikan dalam zoom metting tersebut.

Sedangkan untuk kelompok Soshum, Aceh menduduki peringkat ke 9 dengan jumlah peserta sebanyak 16.767 yang lulus sebanyak 3.446 orang atau sebesar 20,55 persen

Menanggapi masuknya Aceh kedalam 10 besar Nasional yang lolos SMBPTN Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan bahwa dirinya mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas pencapaian dan keberhasilan tersebut. Apresiasi tersebut ditujukan Nova Iriansyah ini kepada jajaran Dinas Pendidikan Aceh dan warga sekolah yang terdiri dari Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah, guru, tenaga Pendidik lainnya, Komite Sekolah dan orang tua murid.

Sementara itu secara terpisah Kadis Pendidikan Aceh, Alhudri mengajak seluruh masyarakat Aceh terutama kampus untuk bersinergi guna pencapaian Pendidikan Aceh yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

“Hasil yang kita banggakan ini tidak terlepas dari hasil kerja keras para warga sekolah walaupun dalam masa pendemik namun prestasi anak didik kita menuju ke perguruan tinggi sudah sangat baik. Ini harus kita apresiasi sebagai hasil kerja keras para Pendidik dan Tenaga Kependidikan kita”, ujar Alhudri

lebih lanjut Kepala Dinas Pendidikan Aceh ini mengharapkan, semoga kita dapat terus meningkatkan mutu lulusan kita untuk dapat di terima di perguruan tinggi negeri, tambahnya selain melalui jalur SBMPTN, Pemerintah juga membuka Jalur Undangan atau lebih dikenal SNMPTN.

“Melalui jalur tersebut Aceh juga masuk dalam kelompok 10 besar provinsi yang di terima di perguruan Tinggi melalui Jalur SNMPTN. Dari sebanyak 15.290 peserta yang mendaftar sebanyak 5.626 di terima atau sebesar 36.80% Persen”, ungkapnya.

 

sebut Alhudri, jika kita jumlahkan saat ini jumlah lulusan SMA dan SMK dari Aceh yang telah di terima masuk ke perguruan tinggi adalah sebanyak 12.514. dengan rincian 5,626 (37%) peserta diterima masuk dari SNMPTN dan 6.888 (41%) melalui jalur SBMPTN.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pembinaan GTK Muksalmina, M.Si pada kesempatan yang sama meminta kepada para Kepala Sekolah dan Guru agar tetap melakukan pendampingan dan pendataan bagi anak-anak didiknya yang sudah di terima di perguruan Tinggi baik melalui Jalur SNMPTN dan SBMPTN.

“Biasanya setelah pengumuman SBMPTN akan banyak pihak yang melakukan penipuan dengan membuat situs palsu pendaftaran, sehingga kita meminta peran aktif para guru untuk mendampingi anak didiknya saat mendaftar ke perguruan tinggi pilihannya agar tidak menjadi korban penipuan dari pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab”, pungkas Muksalmina.

read more
Berita Terkini

Rektor UIN Ar-Raniry : Pendidikan Aceh Sudah “On The Track”

Jaringanpelajaraceh I Banda Aceh – Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Warul Walidin AK, MA mengatakan berdasarkan pengamatannya pendidikan Aceh saat ini sudah lebih baik dan sudah berjalan sesuai arah menuju pendidikan berkualitas. Pihaknya memiliki komitmen yang sama untuk mendukung kemajuan pendidikan Aceh.

Untuk itu, Rektorat Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh sepakat menjalin kerjasama dengan Dinas Pendidikan Aceh pada Senin, (14/6/2021) di Ruang Kerja Kepala Dinas Pendidikan Aceh.

Hal itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) diantara Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Dr. H. Warul Walidin AK, MA bersama Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM.

“Ini boleh dipublish ya. Berdasarkan analisis kami, menunjukan bahwa kebijakan dan arah Pendidikan Aceh yang sudah Bapak Kepala Dinas Pendidikan jalankan dengan seluruh jajarannya, Alhamdulillah sudah berjalan on the track atau sesuai jalurnya,” ujar mantan Kepala Majelis Pendidikan Aceh ini.

Menurut Warul, beberapa aspek kemajuan pendidikan bisa dilihat dari banyaknya lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta yang ada di tanah air pada tahun ini. Selain itu juga beragam prestasi yang diraih siswa dan guru pada ajang perlombaan di tingkat Nasional bahkan internasional.

“Pendidikan ini harus dilihat secara komprehensif dan luas, sebab pendidikan ini menjadi hajat orang banyak. Berbicara pendidikan haruslah memiliki data yang cukup dan tidak boleh tergesa-gesa,” katanya.

“Kami mengapresiasi kinerja Pak Kadis yang langsung turun ke lapangan meninjau sekolah hingga ke daerah pelosok guna memantau pelaksanaan pendidikan. Selain itu berhasil juga menjalankan program BEREH (Bersih, Rapi, Estetis dan Hijau) di sekolah-sekolah,” sambungnya lagi.

Ke depan dengan adanya kerjasama ini, lanjut Rektor UIN Ar Raniry, pihaknya akan bersinergi untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan Aceh. Seperti pada pelaksanaan program pelatihan guru, mendorong guru untuk mendaftar Hak Kekayaan Intelektual (HKI), merk dan hak paten serta pembentukan Badan Layanan Umum (BLU).

“UIN Ar Raniry juga memiliki perpustakaan yang terakreditasi unggul, memiliki laboratorium komputer, laboratorium bahasa, IPA dan alat peraga pendidikan lainnya. Ada juga Radio Komunitas dan TV UIN Ar Raniry. Kita juga memiliki pusat kajian produk halal dan pusat studi pendidikan terbaik,” terang mantan Rektor Universitas Abulyatama (UNAYA) ini.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs. Alhudri, MM menyambut baik kerjasama ini, pihaknya berkomitmen melakukan berbagai upaya untuk memajukan pendidikan Aceh. Salah satunya dengan memperbanyak kerjasama dengan Perguruan Tinggi, Industri serta Dunia Usaha dan Dunia Kerja.

“Untuk membangun pendidikan ini diperlukan kekompakan dari semua pihak secara bersama-sama membantu meningkatkan kualitas pendidikan Aceh. Mari sama-sama kita majukan pendidikan Aceh sesuai visi dan misi Pemerintah Aceh yaitu mewujudkan program Aceh Carong,” imbuhnya.

Dengan adanya kerjasama ini, dia berharap akan memudahkan pihaknya dalam menjalankan program-program pendidikan kedepan. Alhudri mengatakan setelah adanya nota kesepahaman MoU antara UIN Ar Raniry dan Disdik Aceh, selanjutnya juga akan diikuti MoA antara Fakultas atau Jurusan yang ada di UIN Ar Raniry dengan para kepala bidang yang ada di Disdik Aceh.

“Target kita untuk jenjang SMA yaitu semakin banyak siswa yang lulus di Perguruan Tinggi dan jenjang SMK semakin banyak lulusan yang terserap di Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) serta jenjang SLB semakin banyak lulusan yang mandiri,” jelasnya.

Sementara penandantanganan MoU tersebut turut disaksikan dari pihak UIN Ar Raniry yaitu Wakil Rektor III bidang kerjasama dan kemahasiswaan, Dr. Saifullah Idris, M.Ag, Warek II, Dr. Syahabuddin Gade, M.Ag, Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan/FTK, Dr. Masbur, M.Ag, Wadek I FTK, Dr. M. Chalis, M.Ag, Wadek III FTK, Dr. Syahminan, M.Ag dan sejumlah pejabat dan staf pada Humas UIN Ar Raniry Banda Aceh.

Sedangkan dari pihak Dinas Pendidikan Aceh disaksikan oleh Kabid Pembinaan SMA dan PKLK, Hamdani, M.Pd, Kabid Pembinaan SMK, Azizah, M.Pd, Plt. Kabid Pembinaan GTK, Muksalmina, M.Si, Kabid Pembinaan Sarpras, Sya’baniar, SE, dan Kepala UPTD Balai Tekkomdik, T. Fariyal, MM. Selain itu juga hadir Penasehat Khusus Gubernur Aceh bidang pendidikan yaitu Fauzan Azima dan Akhiruddin Mahyuddin. []

read more
Berita Terkini

Disdik Akan Gelar UKG Dua Tahap untuk Guru Non PNS, Berharap Banyak Guru Aceh Lulus PPPK

Jaringanpelajaraceh.com – Banda Aceh – Penerimaan guru dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) sudah semakin dekat. Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah, MT, menginginkan agar kuota guru PPPK untuk Aceh dapat diisi oleh guru non PNS Aceh. Untuk mewujudkan hal tersebut, Dinas Pendidikan Aceh (Disdik) menggelar Uji Kompetensi Guru (UKG) selama dua tahap bagi guru non PNS SMA, SMK, dan SLB se-Aceh.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM didampingi Plt Kabid GTK, Muksalmina SPd MSi sebagaimana dilansir serambinews.com pada Kamis (3/6) di Banda Aceh.

“Tujuan dari pelaksanaan UKG Non PNS tersebut adalah untuk meningkatkan pengetahuan para guru SMA, SMK dan SLB non PNS, dalam menghadapi tes guru P3K 2021 yang akan dilaksanakan Kemendikbud pada Agustus 2021 mendatang,” kujar Alhudri.

Al Hudri menyebutkan, jumlah guru SMA, SMK dan SLB non PNS di Aceh saat ini mencapai 7.904 orang.

Sementara kuota yang diberikan Kemdikbudristek untuk penerimaan guru sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) di Aceh tahun 2021 ini, sebanyak 5.249 orang.

Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, sangat berharap kuota guru P3K sebanyak 5.249 orang yang diberikan Kemendikbud untuk Aceh, semuanya bisa direbut oleh guru non PNS Aceh yang kini mengajar di SMA, SMK dan SLB.
Untuk maksud tersebut, kata Al Hudri, Gubernur meminta Disdik Aceh, membuat uji kompetensi guru tahap I dan tahap II, dalam menghadapi tes penerimaan guru P3K tersebut pada Agustus 2021 mendatang.

Alasan Gubernur meminta Disdik Aceh membuat UKG tahap I dan tahap II, untuk meningkatkan pengetahuan guru non PNS Aceh yang kini mengajar tersebar di 804 SMA, SMK dan SLB di 23 kabupaten/kota, bisa merebut kuota guru P3K sebanyak 5.249 orang yang diberikan Kemendikbud untuk Aceh.

Soal-soal untuk tes guru P3K SMA, SMK dan SLB tersebut, menurut Gubernur, sangat sulit sama sulitnya dengan soal tes untuk guru PNS yang dilakukan tahun 2019 dan 2020 lalu oleh Kemdikbudristek.

Pada tahun 2019-2020, Aceh baru mampu meluluskan 500 orang untuk guru SMA, SMK dan SLB.

Supaya kuota guru P3K tersebut, bisa direbut semuanya, kata Al Hudri, Gubernur meminta Disdik Aceh untuk membuat program tes UKG dua tahap, guna membantu 7.904 guru non PNS SMA, SMK dan SLB, bisa lulus tes guru P3K tersebut, harus ada upaya yang terukur, salah satunya melakukan UKG.

Untuk menyikapi perintah Gubernur Nova Iriansyah tersebut, kata Al Hudri, dirinya telah memerintahkan Plt Kabid GTK Disdik Aceh, Muksalmina SPd, MSi, untuk membuat tes UKG pada bulan ini kepada 7.904 orang guru non PNS, SMA, SMK dan SLB se Aceh.

Plt Kabid GTK Disdik Aceh, Muksalmina SPd, MSi mengatakan, untuk menyikapi perintah gubernur dalam rangka meraih kuota guru P3K untuk guru non PNS SMA, SMK dan SLB di Aceh yang berjumlah 7.904 orang itu, pihaknya sudah menyusun tahapan pelaksanaan tes UKG untuk guru non PNS dalam menghadapi tes penerimaan guru P3K dari Kemdikbudristek.

Tes UKG tahap I untuk guru non PNS, sudah kita jadwalkan pada tanggal 13 – 19 Juni 2021, akan dilakukan dengan sistem aplikasi CAT (Computer Asisted Test) di masing-masing daerah.

Materi soal tesnya juga sudah kita siapkan, setara dengan materi soal tes masuk guru PNS yang dikeluarkan Kemendikbid.

Dari hasil tes UKG tahap I, kata Muksalmina, akan diambil sebanyak 300 orang guru non PNS yang nilainya tinggi, untuk mengajar kembali kepada guru-guru non PNS yang hasil tes UKG tahap I nya berada di bawah standar, atau masih sangat rendah.

Sebanyak 300 orang guru non PNS yang bernilai tinggi, akan menjadi tutor bagi guru non PNS yang hasil tes UKG nya masih rendah.

Pembelajaran mandiri ini dilaksanakan mulai 11-17 Juli 2021, di masing-masing daerah. Pelaksanananya diatur oleh Kepala Cabang Dinas Pendidikan di darah bersama kelompok guru di masing-masing sekolah di daerah.
Selama mengikuti bimbingan belajar, para guru diberikan makan siang, dan tutor yang mengajar diberikan honor sesuai aturan daerah.

Selesai mengikuti bimbingan belajar, guru non PNS tersebut, pada tanggal 18-24 Juli 2021, melakukan pendalaman materi hasil bimbingan belajar dengan tutor, secara mandiri.
Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi tes UKG tahap II yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 – 31 Juli 2021 mendatang.

Setelah diberikan tes UKG dua kali bersama bimbingan belajarnya, dalam menghadapi tes penerimaan guru P3K dari Kemendikbud ini, kata Muksalmina, Gubernur Aceh dan Kadisdik Aceh, berharap kuota penerimaan guru P3K untuk Aceh sebanyak 5.245 orang itu, bisa semuanya kita raih, sehingga tidak ada orang dari luar Aceh yang merebut kuota guru P3K untuk Aceh.

“Alasannya, karena jumlah guru non PNS SMA, SMK dan SLB yang ada di Aceh, sebanyak 7.904 orang guru itu, jumlahnya sudah melebihi jumlah kuota penerimaan guru P3K dari Kemendikbud yang hanya 5.249 orang,” pungkas Muksalmina. (*)

Artikel ini sudah tanyang di serambinews. com dengan judul “Disdik Aceh Uji Komptensi Guru Non PNS Agar Banyak Diterima jadi Guru PPPK”.

read more
1 32 33 34 35 36 54
Page 34 of 54