close

fitriadi

Berita Terkini

Laksanakan Program Dinul Islam, Siswa SMAN 1 Sukamakmur Bagi Takjil untuk Masyarakat

Jaringanpelajaraceh.com I Aceh Besar – Sejumlah siswa yang tergabung dalam Rohis dan Kepramukaan SMA Negeri 1 Sukamakmur mengadakan kegiatan berbagi penganan berbuka. Kegiatan tersebut dipusatkan di Bundaran Sibreh mulai pukul 17.30 sampai dengan 18.00 WIB pada Selasa (27/04/2021) dengan mengedepankan protokol kesehatan yang ketat.

Khairul Zami, MPd salah seorang pendamping yang hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan Dinul Islam pada Ramadhan 1442 H SMA Nergeri 1 Sukamakmur.

“Berbagi takjil merupakan praktik nilai-nilai positif yang dapat memupuk kesadaran sosial dan spiritual para peserta didik sehingga menjadi pribadi-pribadi berkarakter”,ungkapnya.

Sementara itu Plt Kepala SMA Negeri 1 Sukamakmur Drs. Dahlan, MPd menyampaikan bahwa kegiatan berbagi takjil ini merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan-kegiatan lainnya dalam melaksanakan program Dinul Islam selama Bulan suci Ramadhan.

“Ada beberapa kegiatan yang kita laksanakan selama bulan Ramadhan yaitu program Sholat Dhuha, tadarus 30 juz setiap harinya, Sedekah Ramadhan dan juga tausiah agama yang dimulai sejak 19 April sampai dengan 6 Mei 2021”, jelas Dahlan.

Disamping itu, juga ada kegiatan kokurikuler seperti arahan Kepala Dinas Pendidikan Aceh yaitu pemantau kegiatan harian siswa selama bulan suci ramadhan dalam melaksanakan berbagai kegiatan ibadah.

Dahlan menambahkan, kegiatan berbagi takjil pada Ramadhan 1442 H ini mengangkat tema “Kokohkan Diri, Tingkatkan Kepedulian, Raih Ketaqwaan”, semua ini lakukan semata-mata untuk melatih para siswa agar meningkatkan amal ibadah dan mengasah empati serta kepedulian terhadap sesama.

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan seperti ini, akan memupuk rasa kepedulian serta peningkatan nilai-nilai karakter siswa, dan ini akan kita laksanakan secara kontinu”, pungkasnya.

read more
Foto

Ayo Beramal di Bulan Ramadhan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Pengurus Masjid Besar Samahani juga dibantu Remaja Masjid Samahani tiap tahunnya menggalang donasi dan menyalurkan Santunan bagi Yatim Piatu. Pada tahun 2020/1442 H yang lalu total dana tersalurkan berjumlah 41.650.000. Terdapat 76 Penerima Santunan dengan berbagai status baik Yatim-Piatu, Yatim dan Piatu. Masing-masing mendapatkan uang tunai dengan jumlah yang berbeda-beda, yakni :

Yatim-Piatu = 900.000/Anak
Yatim = 550.000/Anak
Piatu = 400.000/ Anak

Atas permintaan masyarakat tahun ini donasi kembali dibuka dengan harapan dana yang terkumpul jauh lebih besar dengan demikian tiap anak yatim, piatu dan yatim piatu akan mendapatkan porsi yang lebih besar dari tahun sebelumnya.

Mari dukung program tersebut dengan berdonasi. Tema untuk tahun ini :

“Mari mengukir senyum di raut wajah mereka dengan berdonasi, menyambut hari yang Fitri”

Untuk penyaluran santunan direncanakan akan dilaksanakan pada 6 Mei 2021 / malam Jum’at 25 Ramadhan 1442 Hijriah mendatang di Masjid Besar Samahani.tutup Munadi,ST Sekretaris II Masjid Besar Samahani.

read more
Berita Terkini

Inspiratif, Siswa SMKN 1 Bener Meriah Kembali Rehab Rumah Dhuafa

JARINGANPELAJARACEH.COM I Redelong – Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Bener Meriah kembali melakukan renovasi rumah warga dhuafa, setelah sukses merenovasi dua rumah warga lainnya beberapa waktu lalu.

Kepala SMK Negeri 1 Bener Meriah, Drs Samsuddin, Senin (26/04/2021) mengatakan, pihaknya kembali merenovasi rumah warga di Kampung Kute Lintang dan Kampung Blang Panas, Kecamatan Bukit.

“Target kita selama Bulan Ramadhan 1442 H ini, ada enam rumah warga dhuafa yang akan direnovasi oleh siswa dari jurusan Teknik Bisnis Kontruksi dan Properti. Saat ini total sudah empat rumah, sisa dua rumah lagi,” katanya.

Dikatakannya, program ini juga merupakan tindak lanjut pelatihan Mobile Training Unit (MTU) I di SMK Negeri 1 Bener Meriah yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Aceh.

“Dalam latihan ini, para siswa dilatih bidang joinery, plumbing, cabinet making dan briycline khususnya pada siswa jurusan Bisnis Konstruksi dan Properti. Sehingga dari hasil kegiatan tersebut perlu diimplementasikan di masyarakat,” ujarnya.

Dalam kegiatan kedua ini, turut dihadiri oleh Kepala Cabang Dinas Wilayah Bener Meriah, Sukardi SPd MSi beserta jajarannya.

Dalam kesempatan itu, Sukardi mengapresiasi program dari SMK Negeri 1 Bener Meriah itu. Menurutnya, program ini merupakan warna baru dalam dunia pendidikan di Bener Meriah.

“Ini sekaligus praktik bagi siswa sambil belajar kepekaan antar sesama yang kurang mampu. Kita akan terus mendukung,” tandas Sukardi.

Hal yang sama diutarakan Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM yang juga mengapresiasi kegiatan itu. Ia berharap, kegiatan itu dapat menjadi pilot project yang bisa diikuti oleh SMK lain di Aceh.

“Bekerja sambil beramal adalah sebuah suri tauladan yang patut ditiru oleh siswa Aceh lainnya,” tutup Kadisdik Aceh.

read more
Berita Terkini

Film Pendek Siswa SMKN 1 Tanah Luas Raih Juara 1 pada Lomba Film BPNB Aceh

Jaringanpelajaraceh.com I Lhoksukon. Prestasi gemilang kembali diraih oleh siswa SMKN 1 Tanah Luas Aceh Utara. Pasalnya pada lomba film pendek yang digelar oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Aceh mereka mampu meraih juara I.

Kegiatan yang digelar BPNB Aceh ini diselenggarakan secara daring dan luring, untuk kegiatan luring dipusatkan di Hotel Diana Kota Lhokseumawe mulai 5 s.d 8 April 2021.

Menurut Lena Fajri, ST guru pembimbing dari SMKN 1 Tanah Luas, acara yang bertajuk Jetrada (Jejak Tradisi Daerah) mengusung tema “Menepak Jejak Adat dan Reusam Samudera Pasai” diikuti oleh 70 siswa baik dari provinsi Aceh maupun dari luar Aceh.

Pada festival film ini, tim SMKN 1 Tanah Luas yang terdiri dari Zainul Fajri, Ria Amanda, Akbar Maulana dan M Riski Aztian menampilkan film yang berjudul “Ranub Peumaba” lanjutnya, film tersebut menceritakan tentang satu keluarga yang ingin mengadakan hajatan, karena dulu ceritanya untuk mengundang sanak saudara atau kerabat, media yang digunakan sebagai pengganti undangan adalah ranub (sirih).

Setelah mengikuti penilaian yang sangat ketat oleh juri, maka ditetapkan para pemenang sebagaimana yang direalese pada Instagram BPNB Aceh yaitu berikut :
Juara 1, SMKN 1 Tanah Luas Aceh Utara
Juara 2, SMAN 2 Medan
Juara 3, SMAN 1 Dewantara Aceh Utara
Harapan 1, SMAN 3 Banda Aceh
Harapan 2, MAN Insan Cendikia Aceh Timur
Harapan 3, SMAN 1 Baktiya Aceh Utara

read more
Berita Terkini

Kadisdik Aceh Ajak Semua Guru Mengikuti Program Pembatik

JARINGANPELAJARACEH.COM I Banda Aceh – Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Drs Alhudri MM mengajak semua guru tingkat satuan pendidikan di Aceh agar dapat mengikuti program Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (Pembatik) Tahun 2021.

Hal itu disampaikan Alhudri saat memberikan sambutan pada pembukaan sosialisasi pembelajaran berbasis Teknologi dan Informasi (Pembatik) melalui virtul, Senin (26/4/2021).

Alhudri mengatakan, perubahan dunia kini tengah memasuki era revolusi industri 4.0, dimana teknologi informasi telah menjadi basis dalam kehidupan manusia, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan paradigma pendidikan yang berfokus pada produksi pengetahuan dan inovasi pengetahuan.

“Salah satu elemen penting yang harus menjadi perhatian untuk mendorong daya saing di era revolusi industri 4.0 adalah mempersiapkan sistem pembelajaran yang lebih inovatif, dan meningkatkan kompetensi lulusan yang memiliki keterampilan abad-ke 21,” kata Alhudri.

Dikatakannya, teknologi mengambil peran sangat penting dalam berbagai sektor kehidupan, terutama pada sektor pendidikan. Maka dengan menggunakan teknologi dalam pembelajaran, guru dapat mendesain dan melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan berpusat pada peserta didik.

Alhudri menjelaskan, pembelajaran saat ini tidak dapat dilaksanakan dengan maksimal secara tatap muka selama masa pandemi Covid-19. Maka pemanfaatan teknologi menjadi begitu penting untuk diterapkan di setiap satuan pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai ke Perguruan Tinggi.

“Dinas Pendidikan Aceh melalui UPTD Balai Tekkomdik akan menciptakan kesetaraan kemampuan TIK Guru di 23 kabupaten/kota se Aceh dan mendukung penuh program diklat Pembatik 2021,” ucapnya.

Disampaikan Alhudri, sekilas gambaran sejak Tahun 2017 Pembatik merupakan salah satu program unggulan pusat data dan teknologi informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk tahun 2021 secara nasional akan menargetkan peserta pembatik sebanyak 75.000 guru.

“Pada Tahun 2020, Aceh telah mencetak rekor terbaru di kancah nasional, dimana jumlah partisipasi peserta yang mengikuti Pembatik sebanyak 3.215 guru, sehingga membawa Aceh masuk ke peringkat kelima nasional untuk jumlah peserta terbanyak setelah DKI Jakarta,” ujarnya.

Sementara untuk tahun 2021 ini, Dinas Pendidikan Aceh mengharapkan peserta Pembatik dari Provinsi Aceh dapat lebih meningkat dengan menargetkan lebih kurang sekitar 8000 guru dari 23 kabupaten/kota yang akan mendaftar dalam program Pembatik tahun 2021.

Ia menambahkan, program ini akan berlangsung selama delapan bulan sejak April hingga November 2021 dan telah dikembangkan sesuai standar kompetensi TIK Guru UNESCO menjadi empat level kompetensi yaitu literasi TIK, Implementasi TIK, Kreasi TIK, serta level terakhir yaitu berbagi dan berkolaborasi.

“Melalui diklat Pembatik ini kami berharap, agar guru-guru di Aceh semakin kreatif dan inovatif melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan TIK sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan membawa Aceh ke pada Aceh Hebat dan Aceh Carong,” pungkas Alhudri.

Kegiatan sosialisasi ini diikuti oleh Ketua LPMP Aceh, Dr Muslahuddin, MPd, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Aceh, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah, Kepala Tekkomdik Aceh, kepala sekolah pada seluruh satuan pendidikan, tingkat SD, SMP maupun SMA, SMK dan PKLK se Aceh, serta para guru peserta kegiatan Pembatik.

read more
Berita Terkini

Siswa SMK Negeri 1 Bener Meriah Rehab Dua Rumah Warga Dhuafa

JARINGANPELAJARACEH.COM I Redelong – Siswa SMK Negeri 1 Bener Meriah merehab dua rumah warga dhuafa di Kampung Belang Kucak, Kecamatan Weh Pesam dan Kampung Tansaran Bidin, Kecamatan Bandar.

Kepala SMKN 1 Bener Meriah, Drs Samsuddin kepada media ini Sabtu (24/04) mengatakan, rehab rumah bagi warga kurang mampu tersebut dilaksanakan dalam rangka implementasi sedekah dari keluarga besar sekolah yang dipimpinnya itu.

“Terlebih saat ini masih dalam bulan Ramadhan 1442 H. Ini menjadi program unggulan kita,” kata Samsuddin.

Dikatakannya, SMK Negeri 1 Bener Meriah merencanakan akan melakukan renovasi enam rumah warga dhuafa di bulan suci Ramadhan ini mulai tanggal 24 April sampai 05 Mei 2021 mendatang.

Semoga dapat bermanfaat bagi warga yang kurang mampu, terlebih disekolah ini memiliki jurusan Teknis Bisnis Kontruksi dan Properti,” pungkas Samsuddin.

read more
Berita Terkini

Bahas Isu Pendidikan Nasional, Puspeka Kemdikbud Undang Kepala SDN 3 Ulim Pidie Jaya

JARINGANPELAJARACEH.COM I Meureudu – Kepala SD Negeri 3 Ulim Kabupaten Pidie Jaya, Mukhlish MPd bersama dua peserta dari Aceh diundang dalam kegiatan diskusi terpumpun penguatan pendidikan karakter yang diselenggarakan oleh Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dari tanggal 26-28 April 2021 berlangsung di Hotel Amaroossa Grande Bekasi Selatan.

Kepada media ini Sabtu (24/04) Mukhlish mengatakan, ia membenarkan bersama dua peserta masing-masing dari Lhokseumawe dan Aceh Tengah, kami diundang mewakili provinsi Aceh dan bergabung dengan 71 peserta lain dari seluruh provinsi di Indonesia.

“Diskusi terpumpun ini mengangkat isu-isu pendidikan yang selama ini menjadi kekhawatiran berbagai pihak seperti kekerasan seksual, perundungan atau bullying, penyalahgunaan narkoba dan penyebaran berita hoaks,” kata Mukhlish.

Dikatakannya, beberapa permasalahan pendidikan yang menonjol diantaranya, pendidikan telah kehilangan objektivitasnya, masih jauh dari realitas yang dihadapi peserta didik di masyarakat, pendidikan belum mendewasakan peserta didik, pendidikan tidak menumbuhkan pola berpikir kritis dan belum menghasilkan manusia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa.

“Isu-isu dan permasalahan ini nanti yang akan kita angkat dalam diskusi terpumpun tersebut dan selanjutnya menjadi tugas berbagai pihak agar semua permasalahan tersebut bisa teratasi,” ucapnya.

Mukhlish menjelaskan, siswa-siswa kita harus siap dengan perubahan zaman. Paradigma pendidikan terus berubah dan melesat maju mengikuti perkembangan zaman, siswa-siswa kita tidak boleh hanya sekedar Knowladge saja, karakter dan life skill jauh lebih penting. Apalagi kita telah memasuki revolusi pendidikan sejak 2019 lalu, baik di tingkat dasar, menengah hingga ke Perguruan Tinggi sekalipun. Konsep yang diusung dalam revolusi ini adalah merdeka belajar di semua aspek pendidikan formal.

Ditambahkannya, penguatan pendidikan karakter pada satuan pendidikan di Pidie Jaya bukan lagi hal baru, Pemerintah Pidie Jaya sendiri sudah mengeluarkan peraturan tentang penguatan pendidikan karakter di sekolah.

Bukti keseriusan itu melalui peraturan Bupati Pidie Jaya Nomor 6 Tahun 2018 tentang Pendidikan Berkarakter Islami dan di semua satuan pendidikan di Pidie Jaya sudah ada guru guru PBI dari unsur Dayah dan Guru Pendidikan Islam, pungkas Mukhlish.

read more
Berita Terkini

Balai UPTD Tekkomdik Disdik Aceh Lakukan Rapat Koordinasi Persiapan Pembatik

JARINGAN PELAJAR ACEH I Banda Aceh – Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Tekhnologi Komunikasi Pendidikan (UPTD Tekkomdik) Dinas Pendidikan Aceh membahas persiapan Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (Pembatik) tahap awal melibatkan Duta Rumah Belajar (DRB) Aceh, Kamis (22/04/2021).

Kepala Tekkomdik Disdik Aceh, Teuku Fariyal mengatakan, Pembatik yang melibatkan guru-guru di Aceh agar mendaftar pada kegiatan itu pada portal yang sudah tersedia untuk meningkatkan kemampuan tekhnologi dan informasi.

“Kemampuan guru-guru di Aceh memasuki era industri 4.0 harus menguasai tekhnologi dan informasi melalui pelatihan-pelatihan yang dilakukan Tekkomdik Disdik Aceh,” kata Fariyal.

Dikatakannya, pada program Pusat Data dan Tekhnologi Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menargetkan 75 ribu guru mengikutik Pembatik ini di seluruh Indonesia.

“Pada tahun 2020 guru-guru di Provinsi Aceh menempati peringkat kelima mengikuti Pembatik dengan harapan Aceh menempati peringkat tiga besar nasional,” ucapnya.

Untuk itu, Fariyal menyampaikan pada hari Senin tanggal 26 April 2021 melaksanakan tahapan sosialisasi di Aula Disdik Aceh dengan menghadirkan Kepala Cabang Dinas Pendidikan, kepala sekolah dan guru-guru perwakilan dari 23 kabupaten/kota di Aceh.

Sementara perwakilan Duta Rumah Belajar (DRB) Aceh, Qusthalani yang mengikuti rapat koordinasi itu mengatakan, menyambut baik akan dilaksanakannya sosialisasi tahap awal kegiatan Pembatik di Disdik Aceh beberapa hari mendatang.

“Duta Rumah Belajar Aceh siap mendukung untuk menjadi fasilitator pada kegiatan Pembatik ini dengan harapan guru-guru di Aceh mendapatkan pelatihan kemampuan untuk lebih mendalami pembelajaran berbasis tekhnologi dan informasi yang digagas oleh Tekkomdik Disdik Aceh,” ucapnya.

Qusthalani mengharapkan sahabat Duta Rumah Belajar Aceh yang berada di daerah-daerah untuk membantu guru-guru yang mengikuti program Pembantik ini agar saling berbagi ilmu dan pengalaman.

read more
Berita Terkini

SMKN Penerbangan Bersama 7 SMK Lainnya di Aceh Ditetapkan Menjadi Pusat Keunggulan oleh Kemdikbud

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah meluncurkan program Merdeka Belajar ke-8 yaitu SMK Pusat Keunggulan. Program ini bertujuan agar SMK menjadi penggerak bagi sekolah lainnya untuk meningkatkan kualitas dan kinerja sehingga mampu mencapai standar dunia kerja. Dengan begitu, jumlah lulusan SMK yang memperoleh pekerjaan dan berwirausaha dalam satu tahun setelah kelulusan akan mengalami peningkatan.

Berdasarkan surat keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan nomor 22/D/O/2021 tertanggal 20 April 2021, maka sebanyak delapan SMK di Aceh ditetapkan menjadi SMK pelaksana Pusat Keunggulan. Adapun sekolah-sekolah tersebut adalah SMKN Penerbangan Aceh, SMKN 2 Lhokseumawe, SMKN 1 Takengon, SMKN 3 Langsa, SMK-PP Negeri Saree, SMKN 2 Takengon, SMKN 1 Bener Meriah dan SMKN 2 Banda Aceh.

Kepala SMKN Penerbangan Aceh Baihaqi, SPd, MPd yang dihubungi oleh media ini pada Kamis (22/04/2021) membenarkan bahwa sekolahnya terpilih menjadi salah satu SMK Pusat keunggulan yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2021.

“Alhamulillah SMKN Penerbangan Aceh telah ditetapkan menjadi salah satu SMK Pusat Keunggulan bersama dengan 611 SMK yang ada di seluruh Indonesia”, ungkap Baihaqi sembari memperlihatkan SK yang ditandatangani oleh Dirjen Vokasi Kemdikbud.

Sambungnya lagi, untuk Program Keungulan ini SMKN Penerbangan Aceh mengambil Sektor Permesinan dan Konstruksi, karena memang sekolah kita memiliki kompetensi keahlian dibidang permesinan pesawat udara, dan nantinya kita akan melaksanakan program sesuai dengan arahan dari Dirjen Vokasi yang selaras dengan tujuan Program SMK Pusat Keunggulan.

“Salah satu program pada pusat keungulan ini adalah pihak sekolah akan melaksanakan kemitraan link and match secara menyeluruh dengan Industri, Dunia Usaha dan Dunia Kerja (IDUKA) diantaranya yaitu penyusunan dan penyelarasan kurikulum berbasis industri, pelaksanaan pembelajaran berbasis produk dari dunia kerja dan ada beberapa kegiatan lainnya yang arahnya meningkatkan kompetensi para lulusan di SMK”, ujar Baihaqi yang juga Ketua MKKS SMK Aceh.

Baihaqi juga mengungkapkan rasa gembira serta ucapan terima kasih kepada para guru yang menjadi Tim solid ketika mempersiapkan berbagai bahan seleksi yang sangat ketat, mulai dari pengimputan data, penyiapan video rencana aksi dan terakhir proses wawancara.

“Kami merasa sangat bersyukur mendapatkan kesempatan dan prestasi ini, mudah-mudahan program ini bisa menjawab tantangan dalam menghadirkan lulusan terampil pada bidangnya sehingga apa yang diharapkan dari lulusan SMK yaitu siap bekerja dan berwirausaha bisa terwujud”, sebut Baihaqi.

Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Aceh, Azizah, SPd, MPd mengharapkan dengan terpilihnya delapan SMK di Aceh menjadi SMK Pusat Keunggulan, sehingga nantinya menjadi SMK yang unggul, baik dari segi sarana dan prasarana serta proses pembelajaran yang berbasis industri.

“Kita sangat berharap, SMK yang sudah dipercaya oleh Kemdikbud sebagai Pusat Keunggulan agar dapat menghasilkan lulusan yang kompeten serta percaya diri sehingga mereka bisa menjadi tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan IDUKA atau mampu berwirausaha, untuk sekolah-sekolah yang belum mendapatkan kesempatan pada tahap pertama, masih ada peluang pada program tahap kedua mari mempersiapkan diri lebih maksimal”, tutup Azizah.

read more
Artikel

Refleksi Sekolah Menengah Kejuruan Antara Tantangan dan Harapan Revitalisasi

Oleh : Arhamni, M.Pd

Indra Djati Sidi dalam sebuah tulisannya menulis “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu menuju manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, ketrampilan, kesehatan jasmani serta rohani yang memiliki kepribadian yang baik, mandiri, kreatif, inovatif  dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap bangsa dan Negara”.

Para ahli telah mengkaji bahwa suatu negara  akan mampu bersaing dengan negara-negara yang ada di dunia ini jika bermodalkan beberapa faktor, diantara faktor penentu tersebut  yaitu: kemampuan teknologi, kemampuan manajemen, dan kemampuan sumber daya manusia (SDM). Keunggulan dalam bidang teknologi akan membantu untuk bersaing dalam bidang ekonomi serta pemasaran, dimana  dengan teknologi yang hebat pelaku pasar dapat memasarkan hasil (produk) dengan pengemasan yang baik, serta jangkauan pemasaran yang lebih luas.   Namum jika teknologi yang handal tidak dikelola dengan manajemen yang efektif   dan efesien, tentu  teknologi tidak dapat berguna dengan maksimal untuk bersaing. Kemampuan SDM adalah hal yang paling utama yang menentukan negara untuk mampu bersaing.

Sekolah menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu lembaga pendidikan dimana melalui SMK , Pemerintah  berupaya mempersiapkan SDM yang mampu bersaing secara global, namun masih banyak kendala yang dihadapi dalam  lembaga pendidikan kejuruan  ini, sehingga  pemerintah akan merevitalisasi  pendidikan kejuruan ke depan dengan harapan generasi Indonesia siap bersaing secara global.

Menurut Zamroni (2003)  orientasi pendidikan dapat dikaji berdasarkan empat dimensi yaitu:  dimensi status peserta didik, dimensi peran guru, dimensi materi pengajaran dan dimensi manajemen pendidikan. Dimensi status peserta didik diharapkan peserta didik bukan dijadikan objek dari dunia pendidikan, namun keberadaan peserta  didik  merupakan  subjek  dari  dunia  pendidikan. Dimensi orientasi pendidikan  yang kedua adalah  guru, guru sangat berperan sebagai agen perubahan  dalam bidang keilmuan dan guru juga sangat berperan sebagai fasilitator dan motivator dalam dunia pendidikan.

Dimensi berikutnya adalah orientasi pada materi  pendidikan, materi merupakan bahan ajar yang disajikan dalam dunia pendidikan.   Dimensi yang keempat adalah dimensi yang  berorentasi pada  manajemen pendidikan, dimana manajemen sekolah suatu pendidikan ada  yang menyatakan  merupakan akar dari suatu dunia pendidikan disuatu tempat tersebut, malah ada yang mentamsilkan bahwa manajemen pendidikan pada suatu sekolah  itu adalah ruhnya pendidikan yang akan menentukan kemajuan suatu lembaga pendidikan. Pada tulisan kali ini penulis akan mengkaji lebih khusus tentang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu  jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Berdasarkan isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan lulusannya mampu bekerja dalam bidang tertentu.

Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, memasuki lapangan kerja, berkompetisi, dan mengembangkan dirinya dengan sukses di lapangan kerja yang cepat berubah dan berkembang.

Sekolah Menengah kejuruan (SMK) berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional  diharapkan dapat menjadi salah satu solusi terhadap kekurangan tenaga kerja yang ada di Indonesia, namun  pendidikan kejuruan selama ini belum mampu mempersiapkan peserta didik untuk memasuki dunia kerja yang seperti diharapkan oleh dunia usaha dan industri. Harapan kita pada peserta didik lulusan SMK dengan slogan SMK bisa dan membuat suatu misi agar lulusan SMK mampu bekerja, melanjutkan ke  universitas dan  juga  wirausaha sering didengungkan lulusan SMK harus BMW (bekerja, melanjutkan, wirausaha) tentunya perlu usaha yang lebih dalam mempersiapkannya. Harapan yang sangat mulia ini dibutuhkan suatu usaha yang maksimal,  dan yang harus kita pahami tujuan awal serta utama dibentuknya SMK diharapkan lulusannya dapat memasuki dunia industri dengan istilah bekerja, tidak tertutup kemungkinan ada peserta didik SMK yang melanjutkan ke perguruan tinggi dan juga berwirausaha, namun jumlahnya tentunya tidak banyak.

Menurut Indra Djati masih terlihat sampai saat ini umumnya masih lemahnya dari konsep, pelaksanaan (praktek), sistem,  serta  tradisi.  Beberapa kelemahan pendidikan kejuruan yang menjadi masalah di lihat dari segi konsep yaitu :

  • Penerapan pendekatan “supply-driven” yaitu penyelenggaraan pendidikan pada SMK dilakukan sepihak oleh Depdiknas.
  • Penerapan “school–based model” yang menjdikan peserta didik tertinggal oleh kemajuan dunia industri atau dunia usaha.
  • Pengajaran berbasis mata pelajaran sehingga membuat peserta didik tidak jelas kompetensi yang dicapainya
  • Pendidikan kejuruan model berbasis sekolah kurang luwes (kaku), kurang mengakui keahlian yang diperoleh di luar sekolah.
  • Pendidikan kejuruan hanya menyiapkan tamatan untuk bekerja di sektor forma
  • Pendidikan kejuruan merupakan “dead-end-career” yang berperan sebagai termina
  • Kurangnya integrasi antara pendidikan dan pelatihan kejuruan
  • Guru kejuruan kurang memiliki pengalaman kerja industri
  • Pengelolaan pendidikan kejuruan terlalu sentralistik
  • Pembiayaan SMK Negeri sepenuhnya ditanggung pemerintah dan SMK Swasta ditanggung oleh peserta did

Kelemahan pendidikan kejuruan yang masih menjadi masalah berikutnya adalah di lihat dari segi  praktek. Kelemahan dari segi praktek diantaranya yaitu : sekolah kejuruan masih kurang mempersiapkan peserta didik untuk memasuki lapangan kerja, kurang mampu menjaga relevansi dengan perubahan pasar kerja, masih kurang mutakhir dan masih sukar berubah.

Lulusan SMK sering dikritik kurang mampu mengikuti perubahan, hal ini terindikasi lulusan SMK  masih  kurang memimiliki ketrampilan dasar  (baca,  tulis, dengar,  bicara,  hitung),  lulusan  SMK  masih  kurang  memiliki ketrampilan  dalam berfikir (berpikir kreatif, pengambilan keputusan, pemecahan masalah, belajar cara belajar  dan mampu  mengemukakan  alasan).  Berikutnya  kekurangan  dari  segi karakter  dimana  lulusan  SMK  memiliki karakter   (tanggung  jawab,  kejujuran, integritas, kerja sama, kerja keras, disiplin dan jiwa kewirausahaan) yang masih dalam katagori belum baik.

Kelemahan pendidikan kejuruan yang masih menjadi masalah berikutnya adalah dari segi sistem, pendidikan yang berlaku selama ini pada SMK masih belum sesuai dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri,  hal ini dikarenakan adanya jarak antara penyelenggaraan  sekolah dengan dunia usaha dan industri. Perbedaan antara dunia usaha dan industri seharusnya tidak boleh terjadi karena mengingat lulusan SMK akan masuk ke dunia usaha dan industri

Kelemahan pendidikan kejuruan yang masih menjadi masalah berikutnya adalah dari segi tradisi,  terdapat kebiasaan kurang baik masih terus-menerus dilakukan oleh  guru tanpa adanya supervisi dan koreksi dari  pihak-pihak yang berwenang terhadap kemajuan pendidikan kejuruan. Kebiasaan-kebiasaan yang diperluka koreksi kedepan adalah sebagai berikut:

  • Pelajaran Praktek dasar tidak diajarkan sesuai dengan prinsip dasar yang benar
  • Membiarkan peserta didik menghasilkan mutu hasil kerja asal jadi
  • Membiarkan peserta didik bekerja tanpa bimbingan dan pengawasan yang baik
  • Membiarkan peserta didik bekerja tanpa memperhatikan keselamatan kerja.
  • Pelajaran praktek diajarkan oleh guru yang tidak memiliki kompetensi yang sesuai dengan apa yang dipraktekkan.

Memperhatikan kondisi yang menjadi masalah pada pendidikan kejuruan ini, maka penulis terpanggil untuk memberikan sedikit pandangan melalui tulisan yang berjudul  Refleksi Sekolah Menengah Kejuruan Antara Tantangan dan Harapan Menuju Revitalisasi.

Refleksi pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan agar pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efesien mencapai tujuan pendidikan Nasional. Menghadapi tantangan-tantangan yang semakin global sudah seharusnya SMK diupayakan untuk dilakukan revitalisasi sehingga dengan revitalisasi diharapkan akan terdapat program-program yang mampu mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang siap bersaing di dunia kerja yang global. Berdasarkan masalah-masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya maka dapat kita bahas beberapa hal  untuk menjadi solusi serta masukan untuk merevitalisasi sekolah kejuruan yaitu:

  • Sistem  SMK yang  mengacu  pada kebutuhan  pasar  “Demand-Driven”. Dalam melaksanakan program pendidikan sebaiknya pembuatan kurikulum pada sekolah kejuruan dapat   melihat kebutuhan pasar (dunia usaha dan industri) sehingga ada hubungan langsung antara sekolah dengan dunia kerja.
  • Majelis Pendidikan Kejuruan (MPK). Wadah MPK ada baiknya digalakkan kembali dengan suatu fungsi utama sebagai mitra sekolah kejuruan untuk menjebatani antara sekolah kejuruan dengan dunia kerja. Pada tanggal 17 Oktober 1994 telah di bentuk Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional (MPKN), dan Majelis Sekolah Kejuruan hingga tingkat sekolah (MS). Majelis Pendidikan Kejuruan ini dapat dijadikan sebagai wadah konsultasi, kerjasama,  dan  koordinasi  yang  keanggotaanya terdiri  atas  unsur-unsur dunia usaha dan industri, Koperasi, pemerintah dan organisasi profesi guru, lembaga swadaya masyarakat,   diharapkan dari wadah MPK ini akan meningkatkan  serta  mengembangkan pendidikan  Kejuruan  di  Indonesia. Perlu dasar hukum pembentukan MPKN, sehingga MPKN yang berada dari tataran Nasional, Propinsi hingga ke daerah-daerah kabupaten serta  satuan sekolah dibentuk benar-benar mampu menjadi mitra konsultasi serta koordinasi SMK secara professional.
  • Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Pendidikan sistem ganda ini telah dicanangkan sejak tahun 1994. Penerapan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggarasn pendidikan sekaligus pelatihan keahlian kejuruan yang  memadukan   secara   sistematik   dan   singkron   antara   program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui praktik langsung di dunia usaha dan industri. Manfaat dari PSG ini pertama, peserta didik akan memiliki keahlian secara lebih professional yang memiliki  tingkat  kemampuan,  kompetensi,  dan  etos  kerja  yang  sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Kedua, meningkatkan dan memperkokoh keterkaitan dan kesepadanan antara lembaga-lembaga pendidikan kejuruan dengan dunia kerja. Ketiga, meningkatkan efesiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja berkualita Keempat, memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.  Pelaksanaan PSG selama ini masih kurang maksimal, karena peserta didik hanya melaksanakan pembelajaran PSG di dunia usaha dan industri dalam waktu yang hanya berkisar dua bulan, tentunya jika waktu yang diberikan lebih lama peserta didik akan mendapatkan pengalaman yang lebih baik. Pelaksanaan PSG yang merupakan bentuk kerjasama yang “win-win” antara sekolah dan dunia kerja untuk memenuhi tugas dan fungsi masing-masing. Sekolah melakukan semacam out sourcing yang dikerjakan di dunia usaha dan industri dalam bentuk alat, instruktur serta pengalaman. Industri melihat sekolah sebagai bagian dari Human Resource Department (HRD) dalam mempersiapkan tenaga ahli yang handal, PSG juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mendampingi  serta magang bersama-sama peserta  didik  agar  mendapatkan  pengalaman  dunia  usaha  dan  industri secara berkala serta berkesinambungan dan dapat diberikan sertifikat oleh perusahaan. Pelaksanaan PSG yang lebih baik akan memberi solusi akan masalah pendidikan kejuruan terhadap bengkel praktek serta guru  yang masih kurang memahami serta memiliki skill terhadap   dunia usaha dan industry. Pendidikan sistem ganda ini akan berdampak dalam peningkatan mutu pendidikan kejuruan. Pelaksanaan PSG ini tentunya memerlukan hubungan kerjasama antara pihak sekolah dan perusahaan, bentuk kerjasama serta pembiayaan PSG antara sekolah dan perusahan dapat melibatkan MPK sebagai mitra untuk   perantara antara sekolah dan perusahaan.
  • Mewirausahakan SMK. Lulusan sekolah kejuaruan diharapkan bukan hanya sebatas mampu bekerja di dunia usaha dan industri, namun juga mampu membuka peluang untuk berwirausaha secara mandiri. Selain mempersiapkan peserta didik untuk mampu berwirausaha, SMK juga bisa membuat Unit Produksi Sekolah (UP). UP sudah diperkenalkan sejak sekitar tahun 1980, tujuan dari adanya UP dimana   sekolah dapat memanfaatkan UP untuk meningkatkan kesejahteraan warga sekolah, memperbaiki fasilitas sekolah, dan yang paling penting adalah menyiapkan peserta didik untuk berlatih secara lebih nyata dan bertanggung jawab karena hasil dari produknya akan dijual ke pasa Dalam workshop jaringan Kurikulum SMK Aceh    tanggal  2  November 2016  juga  ada  di  bahas  tentang  UP  yang sekarang diperkenalkan dengan istilah “Teaching Factory” dimana cakupannya pada semua pelajaran produktif yang ada pada SMK dengan harapan dari Teaching Factory  ini  peserta didik  dapat dilibatkan secara maksimal dalam praktek pada satuan pendidikan sehingga dapat menghasilkan suatu produk atau jasa yang dapat dipasarkan. Dalam diskusi tentang UP ini ada masalah  pelaksanaan UP sekarang dimana pelaksanan UP pada sekolah kejuruan harus mempertanggungjawabkan segala pelaksanaan secara program serta keuangan kepada pemerintah, sehingga semangat untuk mengelola UP sekarang ini sudah menurun. Disarankan oleh rekan-rekan saat workshop tersebut agar ada dasar hukum yang mengatur pelaksanaan UP lebih otonom pada satuan pendidikan SMK, baik dari segi program serta penganggaran dan  juga  pertanggungjawabannya. Dalam hal ini penulis menawarkan solusi ke depan untuk pelaksanaan UP cukup MPK dijadikan sebagai pengontrol serta penerima laporan atas pelaksanaan UP baik dari segi program serta keuangannya, agar semangat pengelolaan UP menjadi baik kembali.
  • Pemagangan Peserta Didik  ke  Luar  Nege  Perkembangan dunia  yang semakin  global  yang  mengharuskan Indonesia  mempersiapkan generasi global, termasuk mempersiapkan lulusan SMK agar mampu bekerja pada dunia usaha dan industri yang global. Pemagangan peserta didik ke Negara- negara  maju  seperti  Inggris,  Jepang,  Korea  dan  Negara-negara lainnya merupakan hal yang perlu diprogramkan secara lebih baik, sehingga lulusan SMK ke depan mampu menjadi tenaga kerja yang siap bersaing secara global.
  • Membuka Pusat Kursus  Ketrampilan  Kejuruan.  Depdiknas  dapat menawarkan SMK-SMK yang ada di Indonesia sebagai pusat kursus ketrampilan yang sesuai dengan permintaan dan harapan masyarakat, sehingga SMK akan berfungsi multiguna, tentunya pengembangan kompetensi kursus disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Kelebihan dari SMK dijadikan pusat kursus, peserta didik juga bisa menggunakan pusat kursus ini untuk meningkatkan kemampuan skillnya menjadi lebih ba MPK dapat dijadikan mitra dalam membuka pusat kursus pada SMK sebagai mitra penghubung antara pemerintah, masyarakat dan satuan pendidikan.
  • Manajemen berbasis sekolah (MBS). Manajemen berbasis sekolah secara konseptual adalah:  manajemen  dimana sekolah diberikan kesempatan serta tanggung jawab untuk mengembangkan total program kependidikan yang   bertujuan   melayani   kebutuhan-kebutuhan   peserta   didik   dalam mengikuti  program-program sekolah,  personil  sekolah  akan mengembangkan program-program yang lebih meyakinkan karena mereka mengetahui pasti kebutuhan peserta didik (Malik Fajar 2003). Manajemen berbasis sekolah menuntut partisipasi lebih besar dari guru, staf yang ada dalam lingkungan pada satuan-satuan pendidikan tersebut, dan peran   orang tua dalam proses pembuatan kebijakan dan keputusan di sekolah. Menurut ketentuan, keputusan-keputusan dibuat secara kolektif dan kolegial oleh para stakeholder   yang relevan, bukan   oleh kepala sekolah secara individual atau wakilnya. Dalam konteks MBS   dibangung serta dikembangkan   kultur   kerja sama, guru-guru bukan dipandang sebagai pekerja yang harus menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan individu (hanya bertugas mengajar mata pelajaran yang diasuhnya), namun lebih dari itu, guru-guru dilibatkan untuk memikirkan program-program  untuk kebutuhan peserta didik dengan kerja sama dalam tim. Telah ada pengkajian serta penelitian bahwa kultur sekolah yang dibangun dengan MBS akan menciptakan kultur saling menghormati, saling memiliki dan saling membantu, akan terjalin suatu kekeluargaan yang bertujuan bekerjasama untuk mencapai keberhasilan yang terbaik untuk peserta didik dan sekolah.
  • Memberlakukan sistem blo Sistem blok dalam belajar dapat membantu peserta didik untuk memahami materi dengan lebih baik dan efektif, karena peserta didik diberikan waktu yang terpogram untuk menyelesaikan pembelajarannya. Sistem blok ini juga dapat divariasikan dengan sistem kredit semester (SKS). Sistem blok ini dapat membantu peserta didik untuk menyelesaikan ketinggalan proses pembelajaran karena melakukan pembelajaran pada dunia usaha dan industri.

Kesimpulan   dari   tulisan   tentang   refleksi   dunia   pendidikan   kejuruan   ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam merevitalisasi SMK ke depan. Pendidikan kejuruan akan lebih bermutu dan bermartabat dengan mempersiapkan, memperioritaskan   kebutuhan peserta didik untuk menuju dunia kerja yang semakin kompetisi dan global,   perlu diagendakan dengan lebih serius dengan prioritas revitalisasi pada:

  • Sistem SMK yang mengacu pada kebutuhan pasar.
  • Pembentukan Majelis Pendidikan Kejuruan (MPK)
  • Penerapan Pendidikan Sistem Ganda (PSG).
  • Mewirausahakan SMK.
  • Pemagangan Peserta Didik ke Luar Negeri.
  • Membuka Pusat Kursus Ketrampilan Kejuruan.
  • Manajemen berbasis sekolah (MBS).
  • Memberlakukan sistem blok.
  • Melaksanakan Program Teaching Factory secara terpadu.

Suatu bangsa tidak akan maju tanpa pendidikan yang maju dan bermutu, saat Hiroshima dan Nagasaki hancur lebur oleh bom atom, kaisar Jepang saat itu sangat berharap  pada  pendidikan untuk mengembalikan peradaban Jepang. Jepang sudah membuktikan, dimana bangsa Jepang hari ini menjadi bangsa yang dihormati di dunia   dengan pendidikan yang bermutu dan bermartabat. Mari kita belajar pada bangsa-bangsa yang sudah maju untuk menjadikan pendidikan kejuruan Indonesia lebih bermutu dan bermartabat dengan kepedulian serta kerja nyata kita dengan mensinergikan semua elemen bangsa serta merealisasi kerjasama lintas departeman dengan program-program yang lebih nyata, dalam upaya mempersiapkan generasi emas Indonesia yang mampu bersaing, berpikir dan bekerja dalam tataran pesaingan dunia kerja yang semakin kompetitif dan global.

Penulis : Guru SMK Negeri Penerbangan Aceh

read more
1 35 36 37 38 39 54
Page 37 of 54