close

fitriadi

Berita Terkini

Peserta Pelatihan IGI Aceh Jaya Dapat Motivasi dari Kemdikbud dan Anggota DPRA

Jaringanpelajaraceh.com – Aceh Jaya – Hari kedua pelatihan daring Meugaya Ikatan Guru Indonesi (IGI) Aceh Jaya Selasa (20/10/2020), para peserta mendapatkan motivasi dari dua tokoh pendidikan yang luar biasa. Menurut informasi yang didapatkan dari ketua IGI Kabupaten Aceh Jaya, Maswadi, S.Pd para peserta pelatihan mendapat motivasi dari Nur Fitriana, M.A. PTP Ahli Muda Direktorat SD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).

Ada beberapa hal menarik yang disampaikan oleh Nurfitriana, yaitu dulunya ketika masih menjadi guru, bergabung di IGI Yogyakarta. Sebagai guru kita semua harus berkomitmen untuk dapat saling belajar dan saling berbagi terutama dalam hal peningkatan ‘kompetensi’, bukan dalam hal ‘kompetisi’.

Sambungnya lagi, oleh karena itu sebagai guru kita harus senantiasa berkolaborasi dan bergotong royong dalam peningkatan mutu dan kompetensi. Selain itu, Nur Fitriana yang akrab disapa Ibu Fia ini juga menegaskan bahwa Kemdikbud akan senantiasa membantu jikalau diperlukan dalam hal sertifikat, karena sertifikat yang dikeluarkan oleh Kemdikbud tentunya bernilai angka kredit lebih tinggi.

Selanjutnya Fia berpesan, bahwa sertifikat bukanlah hal yang utama di dalam setiap kegiatan. Selain itu, beliau juga mengutarakan program yang sedang dijajaki oleh Kemdikbud bersama Kementrian Luar Negeri yaitu program kolaborasi guru antar negara yang tentunya sangat bermanfaat bagi kita para guru di Indonesia. Salah satunya bisa langsung mempraktekkan Bahasa Inggris di forum internasional.

Setelah motivasi dari Nur Fitriana M.A , sebelum pelatihan hari kedua ditutup, para peserta juga mendapatkan motivasi dari Bapak Pendidikan Aceh Jaya, sekaligus Ketua Dewan Pembina IGI Aceh Jaya, yang saat ini menjadi anggota DPRA, Ir.H.Azhar Abdurrahman.

Menurut Maswadi, disela-sela kesibukannya, setelah memimpin rapat RDPU qanun retribusi di gedung DPRA, Mantan Bupati Aceh Jaya 2 periode ini memberikan apresiasi terhadap kegiatan pelatihan yang diadakan oleh IGI Aceh Jaya.

“Azhar Abdurrahman turut memuji kegiatan ini sebagai bentuk sebuah inovasi. Beliau juga berpesan kepada para peserta agar para guru dapat terus berkarya dan melakukan hal-hal yang positif demi pendidikan, serta dapat mendesain berbagai inovasi lainnya yang bermanfaat untuk pendidikan, terutama guru dan siswa”, pungkas ketua IGI Aceh Jaya.

 

read more
Berita Terkini

IGI Aceh Jaya Latih Guru Secara Virtual, Bupati : Ini Terobosan Luar Biasa di Masa Pandemi

Bupati Aceh Jaya, Saat Foto Bersama Pengurus IGI Setelah Selesai Pembukaan Kegiatan

Jaringanpelajaraceh.com-Aceh Jaya – Bupati Aceh Jaya Drs.H.T Irfan TB, membuka secara resmi pelatihan Dalam Jaringan (Daring) “Meugaya” (Meurunoe Guru di Aceh Jaya ) yang dilaksanakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Jaya dengan tema“ Guru Inovatif di Era Pandemi Covid-19” kegiatan berlangsung di ruang Media Center Aceh Jaya, Senin (19/10/2020).

Dalam sambutannya Bupati Kabupaten Aceh Jaya mengatakan, kegiatan pelatihan dalam jaringan yang dilaksanakan oleh organisasi profesi Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Jaya, merupakan terobosan yang sangat luar biasa dalam menjawab tantangan pendidikan di era pandemic, pelatihan daring merupakan suatu solusi yang sangat tepat untuk meningkatkan kemampuan para pendidik dan siswa.

Pada kesempatan tersebut Irfan juga menyampaikan apresiasinya atas terobosan yang dilakukan oleh IGI Aceh Jaya, karena telah mampu berpikir inovatif dan bersinergi bersama-sama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Aceh Jaya apalagi kegiatan ini juga diikuti oleh guru-guru di luar Aceh Jaya.

“Pemerintah Aceh Jaya juga mengucapkan apresiasi adanya guru dari luar Aceh Jaya atau luar Provinsi Aceh yang bergabung dan belajar bersama pada kegiatan tersebut” ungkap Irfan.

Selanjutnya orang nomor satu di Pemerintahan Kabupaten Aceh Jaya ini menambahkan, kegiatan hari ini membuktikan bahwa guru Aceh Jaya mempunyai kemampuan yang luar biasa dan memiliki potensi untuk berbagi dengan guru-guru se-Indonesia.

Menurut informasi dari Ketua IGI Aceh Jaya Maswadi S.Pd, bahwa jumlah peserta yang terdaftar pada kegiatan tersebut berjumlah 225 peserta yang terdiri dari 195 peserta dari Aceh Jaya dan 30 peserta berasal dari luar Aceh dan luar Provinsi Aceh.

Kegiatan tersebut tambah Maswadi, bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menghadapi pembelajaran di tengah pandemi global Covid-19, dengan harapan guru mampu mengelola dan merancang Pembelajaran Jarak Jauh, serta meningkatkan kemampuan dalam menggunakan teknologi, sehingga pembelajaran dapat dikemas secara menarik dan mudah dimengerti oleh siswa.

Ada empat trainer yang akan berbagi pada kegiatan tersebut, Ernal Nofiandri S Pd ( Guru berprestasi SMK Provinsi Aceh / Pelatih Nasional IGI ), Teuku Julizal S Pd ( Mahasiswa Pasca Sarjana Unsyiah / Webex Trainer ), Abu Bakar S Pd ( Guru SMAN 1 Teunom / Kinimaster Trainer ), Aidaryani S Pd ( Guru SMPN 1 Calang / Microsoft Trainer ). Sementara moderatornya adalah Viza Suhanna, S.Pd, M.TESOL, Yusni, S.Pd, M.Si, dan Fauziah, S.Pd.I.

Selain dihadiri Bupati Aceh Jaya, kegiatan pembukaan juga ikut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Jaya, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Aceh Jaya, Kasubag TU Cabang Dinas Wilayah Kabupaten Aceh, Direktur Bank Aceh Cabang Calang, dan Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Jaya. Pelatihan yang digelar secara Virtual ini juga dikuti oleh pengawas dan kepala sekolah se-Aceh Jaya, serta Pengurus Wilayah Aceh dan Daerah IGI Kabupaten di Aceh.

read more
Berita Terkini

Solusi di Tengah Pandemi, SMKN Taman Fajar Gelar PKL di Sekolah Bersama DUDI

Jaringanpelajaraceh.com-Aceh Timur. Praktek kerja lapangan (PKL) yang merupakan kegiatan rutinitas bagi siswa SMK, terancam tidak bisa dilaksanakan, mengingat Pandemic Covid 19 yang masih mewabah.

Berdasarkan realease yang dikirim ke media ini Minggu (18/10/2020) dijelaskan, untuk mengantisipasi persoalan tersebut pihak SMKN Taman Fajar Peureulak Aceh Timur, mencari solusi baru bagi siswanya yang ingin melaksanakan praktek kerja lapangan, yaitu dengan cara praktek di laboratorium sekolah dan mengundang pihak DUDI (Dunia Usaha dan Dunia Industri) untuk mendampinginya.

Ketua kompetensi keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) Zulkarnaini, S.Pd menjelaskan, saat ini khusus untuk kompetensi keahlian TKJ kita coba laksanakan praktek kerja di laboratorium sekolah, apalagi alat-alat sudah memadai.

“Proses praktek kerja ini, kita tetap bekerja sama dengan pihak DUDI, karena apapun cerita mereka yang berhak untuk menilai kompetensi yang dicapai oleh siswa”, kata alumni Universitas Negeri Padang (UNP) ini.

Lebih lanjut Zulkarnaini menjelaskan, praktek kerja yang diprogramkan untuk jurusan TKJ ini, selain mengajarkan tentang keahlian komputer dan jaringan, kita juga memberikan keterampilan instalasi listrik serta elektronika sebagai keahlian bagi mereka untuk dapat membuka lapangan kerja di masyarakat ke depannya.

“PKL yang dijadwalkan selama 3 bulan ini, saya yakin siswa akan menguasai keterampilan seperti yang diharapkan oleh kurikulum SMK serta pihak industri, apalagi program ini juga melibatkan DUDI sebagai lembaga yang memantau prosesnya”, papar Zulkarnaini dengan yakin.

Sementara itu, kepala SMKN Taman Fajar Nurdin, S.Pd., MA menjelaskan, selama ini kita untuk kegiatan PKL mengirimkan siswa ke berbagai industri dan instansi pemerintah, namun kondisi covid 19 yang belum mereda di Aceh, membuat kita sedikit khawatir sehingga dicari solusi yang terbaik bersama, agar para siswa tetap dapat melaksanakan praktek kerja.

“Hasil kesepakatan kita bersama, khususnya untuk siswa TKJ dibuat praktek kerja di sekolah dengan tetap melibatkan pihak dari DUDI sebagai tenaga pengajar dan dibantu oleh guru-guru di sekolah yang mengajar pada kompetensi keahlian tersebut, dan walaupun dilaksanakan di sekolah protokol kesehatan tetap diutamakan”, jelas pria yang akrab disapa Babe.

Selanjutnya Babe menjelaskan bahwa di SMKN Taman Fajar saat ini ada 5 kompetensi keahlian yaitu Akuntansi dan Keuangan Lembaga, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran, Teknik Komputer dan Jaringan, Farmasi Klinis dan Komunitas, serta Teknologi Laboratorium Medik.

“Dari 5 kompetensi keahlian yang ada di SMKN Taman Fajar, hanya 1 kompetensi keahlian yang praktek kerja di sekolah yaitu TKJ, sedangkan lainnya tetap di Dunia Usaha dan Dunia Industri, dan dipantau dengan ketat oleh pembimbing”, pungkas Babe.

read more
Artikel

GURU SEBAGAI PROFESI

Oleh : Khairuddin

Riuhnya UU Cipta Kerja tidak membuat saya ikut-ikutan meramaikan, meski sebagai guru ASN, kami juga buruh pemerintah. Agak sumir dan menyakitkan ketika mengangkat pendapatan guru honorer yang sangat timpang dengan ketetapan di UU tersebut. Masih banyak gaji guru honor yang memperoleh pendapatan di bawah Rp. 300.000 per bulan, belum pola kerja yang aneh dengan pembayaran jumlah jam per minggu, sementara bekerja 4 atau 5 minggu per bulan. Belum lagi masa pandemi seperti ini, guru honorer yayasan dipangkas dan dirumahkan, karena pembayaran honorium guru masih bergantung pada SPP siswa. Syukur-syukur masa pandemi ada keluwesan pembayaran honorium guru bantu sekolah bisa luwes, meski tidak sebesar tuntutan buruh.

Saya memandang UU Cipta Kerja adalah konflik para cukong yang difasilitasi Pemerintah dan Legislatif. Tentu saja harus difasilitasi karena pengusaha sesungguhnya yang mengatur negeri ini. Sayangnya tokoh politik tidak sedikit mencari tenar saat sudah diputuskan, padahal dia ikut terlibat di awal keberadaan UU tersebut.

Guru dan Dosen sudah diatur dalam regulasi khusus, UU nomor 14 tahun 2005. UU ini mengangkat martabat guru, labelnya Guru menjadi Profesi yang diatur Undang-undang. Dampaknya sangat terasa, organisasi profesi guru lahir “pamit” dari PGRI. UU memungkinkan itu. Jadi kalau ada pemerintah daerah melarang keberadaan organisasi guru semisal IGI di daerahnya, berarti tidak paham produk hukum.

Di sisi lain, UU Gurdos (Guru dan Dosen) membuat kesejahteraan guru meningkat. Lahirnya Tunjangan Profesi Guru atau lebih dikenal dengan Uang Sertifikasi Guru membuat martabat guru meningkat, guru mulai banyak naik haji, mulai banyak membayar sendiri kegiatan pelatihan, rumah guru mulai layak, kenderaan guru mulai nyaman. Ayah ibu saya guru hingga pensiunnya hanya menyisakan motor dan rumah yang berayab. Gegara sertifikasi, profesi guru mulai dilirik oleh anak-anak tamatan SMA. Mungkin mereka melihat guru yang bekerja meski setiap hari, namun paruh waktu, meski tidak kaya namun tidak bisa pula digolongkan miskin.

Saya sendiri sejak 2014 pernah meminta sertifikasi dicabut, diganti dengan sesuatu yang permanen dan tidak menjadi komoditas politik. Bayangkan, UU memberi amanat guru harus sejahtera, tapi produknya adalah “tunjangan”. Perlu dipahami, tunjangan itu boleh saja ditarik kapanpun. Akibatnya sering menjadi mainan politik, siapapun jadi pemimpin negeri ini membawa isu sertifikasi untuk kesejahteraan guru. Lucu saja, ranahnya undang-undang kok bisa seenaknya bikin isu. Daripada membuat tunjangan, bayar saja menjadi gaji dua kali lipat, namanya gaji, pendapatan. Tapi pemerintah mungkin tidak berani, karena jika gaji, pasti berimbas pada tunjangan melekat dengan gaji termasuk gaji 13 dan pensiun yang membengkak.

Merujuk pada kata “Profesi”, maka pasti berimplikasi, setidaknya tiga (1) Sejahtera, (2) Berkompetensi, (3) Terlindungi. Sejahtera artinya sebagai profesi, guru tidak perlu lagi mencari penghasilan tambahan. Cukup mengajar saja, gaji guru cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari termasuk biaya pendidikan yang tinggi. Maka ketika menjadi profesi, tidak boleh ada guru honorer. Seperti dokter atau advokat, tidak ada dokter honorer. Maka guru honorer dengan pengabdiannya harus diangkat menjadi ASN bukan kontrakan. Di sisi lain, pemerintah wajib menyejahterakan guru karena amanah undang-undang. Setidaknya guru tidak lagi menjadi penanam saham di Bank Daerah demi menutupi kebutuhan hidup. Lalu berhutang sepanjang hayat dan mencari pekerjaan alternatif. Hingga akhirnya tidak mengajar lagi, karena alternatif menjadi pendapatan utama.

Kata profesi juga harus mendapat jaminan dari pemerintah, bahwa guru tidak bisa digantikan oleh sembarangan orang. Karena itu pemerintah wajib menjaga kualitas kampus pencetak guru agar melahirkan pendidik berkualitas. Termasuk ketika menjadi guru, pemerintah memastikan bahwa guru yang diangkat itu setiap berkala dijaga kualitasnya. Dengan kata lain, tidak boleh ada guru yang tidak diikutkan pelatihan peningkatan kapasitas. Semua guru harus pintar, bukan diancam harus mencerdaskan anak bangsa tapi tidak diikuti program holistik untuk meningkatkan kualitas guru. Kembali ibarat dokter, tidak boleh sembarangan tamatan kampus menjadi dokter. Bahkan guru harus seperti dokter, semakin punya keahlian lebih, seperti bisa menangani operasi, dokter dibayar mahal. Maka guri juga demikian, semakin berkualitas, semakin bisa mencerdaskan teman sejawat dan masyarakat terutama peserta didik, maka guru tersebut harus dibayar mahal.

Implikasi profesi juga harusnya membuat guru terlindungi. Nyaman ketika bekerja, memberikan tindakan edukatif bagi siswa. Dengan kata lain, ketika guru terindikasi bermasalah dengan siswanya, semisal memukul atau dipukul siswa, maka harus ada pendampingan atau mediasi internal. Tidak boleh langsung dibawa ke ranah hukum. Jika terbukti mal praktek mengajar, terutama ada tindakan kriminal, maka baru diteruskan ke wilayah hukum.

Organisasi profesi menjadi instrumen Kemendikbud memastikan bahwa impilkasi Profesi pada Guru sudah terlaksana dengan baik. Meski tidak akan menjadi bagian struktural Kemendikbud, organisasi profesi sejatinya bersinergi dengan pemerintah mengawal profesi guru tetap pada khittah sehingga pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

*Penulis merupakan Sekjend PP IGI

read more
Berita Terkini

Tingkatkan Karakter Siswa, SMKN 1 Simpang Ulim Rutin Gelar Yasin Setiap Jumat

Jaringanpelajaraceh.com-Simpang Ulim – Ratusan peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur beserta guru dan kepala sekolah membaca Yasin bersama di Aula sekolah, Jumat (16/10).

Di SMKN 1 Simpang Ulim tersebut, ternyata memang mewajibkan seluruh peserta didiknya membaca yasin dan berdoa di sekolah setiap hari Jumat sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini merupakan program mingguan dengan tema “Jum’at Berzikir dan Berdoa”. Hal ini merupakan bagian pendidikan karakter yang diterapkan sekolah tersebut kepada para peserta didiknya.

“Kegiatan baca yasin ini sudah lama, biasanya dilakukan di halaman sekolah,” ujar Kepala SMKN 1 Simpang Ulim, Razali usai pelaksanaan baca yasin bersama.

Dijelaskan Razali, tujuan kegiatan baca yasin bersama-sama ini untuk memperdalam lagi peserta didiknya membaca Al-Qur’an. Selain itu, juga ditujukan agar seluruh peserta didiknya terbiasa membaca Al-Qur’an di sekolah.

Efek positifnya, sambung Razali, kegiatan ini untuk membatasi anak-anak didiknya dari perilaku yang tidak baik. “Kegiatan ini untuk membentengi anak-anak dari perbuatan kenakalan remaja yang menimbulkan dosa,” kata dia.

Setiap pelaksanaan kegiatan, jelasnya, pembacaan yasin dipimpin oleh guru agama di sekolah. Lanjut Razali, ia berharap dengan kegiatan baca yasin dan membaca doa-doa sehari-hari tersebut, dapat meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam menerima pelajaran di sekolah.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini anak-anak didik kami bertambah kecerdasannya dalam menerima pelajaran di sekolah,” ungkapnya.
Selanjutnya, usai kegiatan membaca surat yasin bersama hari Jumat, peserta didik juga mendapat arahan dan motivasi dari kepala sekolah, guru, kadang-kadang juga di panggil tengku/ustaz.

“Setiap Jumat selesai membaca yasin, juga kita manfaatkan untuk menyampaikan semacam nasihat kepada peserta didik dan motivasi sehingga mereka benar- benar mendengarkan dan mengamalkan,” tuturnya. Seperti hari ini, kita panggil Abi Syafi’i dari Pucok Alue Barat untuk menyampaikan nasihat, ungkap Razali.

Menurut Abi Syafi’i nasihat untuk peserta didik juga perlu diingatkan bagaimana mereka bersikap kepada kedua orangtua maupun sesama seperti apa. Sehingga perilaku baik, lanjutnya, bukan hanya di sekolah ditunjukan, tetapi di luar sekolah juga diterapkan.

“Tentunya sekolah sebagai wadah pendidikan anak, selain di rumah yang dilakukan orangtua, harus mampu memberikan pengarahan yang lebih baik,” paparnya.

Selanjutnya Abi Syafi’i mengatakan bahwa untuk sukses hidup harus dengan ilmu, dan yang lebih utama dari ilmu adalah adap. “adap kedudukannya lebih utama dari ilmu” ujar Abi Syafi’i. “berhasilnya belajar ada tiga pihak yang terlibat yaitu; yang bersangkutan, orang tua, dan pendidik/guru”. Syarat-syarat menuntut ilmu itu ada enam hal yang harus diperhatikan. “syarat menuntu itu ada enam perkara; 1. Cerdas, 2. Yakin, 3. Bersunggug-sungguh, 4. Biaya, 5. Bimbingan guru, 6. Panjang masa/waktu belajar” sambung Abi Pucok Alue.

Dalam untaian nasihatnya, Abi Syafi’i juga sempat menyelipkan pesan sponsor agar peserta didik dalam bertindak tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik. “kalian jangan mudah terpengaruh untuk berbuat anarkis, ikut kegiatan yang kurang bermanfaat misalnya ikut-ikutan balapan liar, nongkrong lama-lama di caffee main game, atau ikut-ikutan berdemondrasi. Tugas kalian belajar dan belajar, nanti jika sudah pintar baru bisa kita melakukan protes karena sudah mengerti mana yang baik dan tidaknya” lanjut Abi di Pucok Alue.

Selain kegiatan yasinan, sekolah juga mengadakan ekstrakulikuler keagamaan seperti belajar membaca Al-Qur’an, salat dan mengadakan peringatan keagamaan lainnya.

“Tentunya peserta didik kita dapat membaca Al-Qur’an, mengerjakan salat dan mengamalkan dalam kehidupan sehari- hari,” terang Faisal wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
Selanjutnya, dirinya merencanakan akan melaksanakan Salat Dzuhur berjamaah yang dilakukan di sekolah. Selama masa pandemi, kegiatan ini tidak dapat dilakukan karena peserta didik pulang sebelum memasuki waktu Zuhur.

Setelah melaksanakan kegiatan membaca yasin, peserta didik kemudian melanjutkan kegiatan belajar seperti biasanya. “Setelah membaca yasin, mereka kembali ke rutinitas biasanya, kembali ke kelas mengikuti kegiatan belajar mengajar,” tandasnya.

read more
Berita Terkini

Hadapi Persaingan Global, SMKN 1 Peureulak Persiapkan Lulusan Berjiwa Wirausaha

Jaringanpelajaraceh.com – Aceh Timur. Pengembangan minat kewirausahaan pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dipandang strategis untuk menyiapkan generasi mendatang yang produktif dan berkarakter. Selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi, lulusan SMK juga didorong menjadi wirausaha kreatif.

Agus Ridwan, S.Pd Kepala SMKN 1 Peureulak, Rabu (14/10/ 2020) melalui realease yang dikirim ke media ini disampaikan guru harus mengajak atau memaksimalkan potensi siswa, yang memiliki bakat menjadi pelaku wirausaha.

Lebih lanjut Agus mengungkapkan, jenis kompetensi yang ada di sekolah kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja. Ke depan, industri harus membuka lowongan pekerjaan dengan langsung dapat merekrut lulusan SMK sesuai kompetensi yang dibutuhkan.

“SMKN 1 Peureulak sekarang memiliki salah satu jurusan Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dan ini sangat berpotensi untuk mengembangkan kewirausahan, sehingga sekolah ini menjadi Sekolah Pencetak Wirausaha (SPW),” jelas Agus.

Kepala SMKN 1 Peureulak ini menambahkan, mengembangkan minat wirausaha pada siswa menjadi tugas utama para guru dan juga didukung oleh orang tua, sehingga menjadikan lulusan SMK memiliki kemampuan membuka lapangan pekerjaan sendiri, tanpa tergantung kepada lapangan pekerjaan yang ada. Seperti membuka usaha pengolahan komuditi hasil pertanian menjadi bahan jadi yang dapat didistribusikan ke pasar dan dikonsumsi konsumen.

“Salah satu alternatif yang bagus mengembangkan SPW dengan mendorong para siswa untuk menjadi wirausaha. Terutama para siswa yang memiliki imajinasi kuat, punya jiwa enterpreneur, dan ini menjadi peluang besar untuk kita persiapkan menjadi wirausaha,” pungkas Agus.

read more
Berita Terkini

Gelar Workshop untuk Guru SLB, IGI Aceh Hadirkan Pemateri Nasional Secara Virtual

Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Wilayah Aceh melaksanakan workshop peningkatan kompetensi untuk guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) mulai 10-15 Oktober 2020.

Kegiatan yang berlangsung secara virtual dengan menggunakan aplikasi room webex itu difasilitasi oleh Direktorat Pembinaan SMK (DitPSMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.

Ada 6 materi yang dibicarakan dalam workshop tersebut, diantaranya tentang tunanetra, tunagrahita, tunadaksa, tunarungu, tunalaras, dan autis. Adapun pemateri yang dihadirkan merupakan pemateri nasional yaitu dari Pengawas PLB Jatim, SMPLBN Jatim, UIN Malang, UT Malang dan SLB YPAC Surabaya. Selain itu pemateri lokal dari SLB Muhammadiyah Bireuen Aceh.

Ketua IGI Wilayah Aceh Drs Imran, Minggu (11/10/2020) mengatakan kegiatan tersebut diikuti oleh 240 orang guru SLB se-Aceh dan dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli, S.Pd, M.Pd melalui Video Conference.

“Disaat menghadapi kondisi seperti saat ini, IGI Aceh menawarkan gagasan untuk membantu guru-guru, khususnya guru SLB di Aceh dengan model pembelajaran jarak jauh. Para peserta dapat mengikuti pembelajarannya dari rumah masing-masing,”kata Imran.

Imran mengucapkan terima kasih atas dukungan dari Dinas Pendidikan Aceh yang ikut membantu dan menfasilitasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan IGI Aceh. Selain itu juga kepada DitPSMK Kemendikbud RI yang sudah memfasilitasi room webex dan kepada tim SADAR PP IGI yang membantu mengelola kelas virtual.

“IGI sudah melatih para guru di Aceh dengan berbagai pelatihan umum. Dan untuk kali ini khusus diberikan pelatihan kepada guru-guru yang bertugas di SLB. Karena pendidikan luar biasa juga harus menjadi perhatian utama kita bersama,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK Dinas Pendidikan Aceh, Zulkifli, S.Pd, M.Pd dalam sambutannya menyampaikan apresiasi yang luar biasa atas gagasan yang dilaksanakan IGI Wilayah Aceh untuk berbagi ilmu kepada guru-guru SLB di Aceh disaat situasi sedang pandemi begini.

“IGI Aceh mempunyai aset guru-guru muda cendikia yang tergabung di dalamnya. Sehingga banyak gebrakan-gebrakan IGI yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman, diantaranya seperti sekarang ini yaitu Pendidikan di Era Revolusi Industri 4.0.” kata Zulkifli.

Zulkifli menambahkan, tidak semua guru memiliki keahlian untuk mendidik para peserta didik yang berkebutuhan khusus. Terutama bagi guru yang berlatar belakang dari pendidikan umum.

Saat sekarang banyak juga guru-guru umum yang berjuang untuk mendidik anak-anak berkebutuhan khusus. Maka dengan pelatihan tersebut sangat cocok untuk membantu mereka.

Ia menjelaskan anak-anak yang berkebutuhan khusus itu juga memiliki hak dasar pendidikan yang harus dipenuhi. Dan sepatutnya juga mendapatkan perlakuan khusus yang layak dalam mendidiknya.

Oleh karena itu pula, diperlukan guru-guru yang berkompeten, profesional, dan mampu mendidik dengan baik dan benar. Selain itu juga dapat memahami bakat dan minat serta keterbatasan yang anak tersebut miliki.

“Dan melalui workshop peningkatan kompetensi guru SLB se-Aceh ini diharapkan akan mampu meningkatkan profesionalisme guru dalam memberikan bekal kemandirian dan pelayanan prima dalam pembelajaran kepada peserta didik yang berkebutuhan khusus. Sehingga mareka pun dapat menikmati pendidikan yang layak sebagaimana mestinya,” pungkas Zulkifli.

read more
Berita Terkini

Ratusan Guru Ikuti Workshop Virtual RPP Inspiratif IGI Aceh Selatan

Tapaktuan – Sebanyak 300 peserta mengikuti workshop virtual “Penyederhaan RPP Sesuai Surat Edaran Mendikbud RI Nomor 14 Tahun 2019 Bagi Guru SD” yang dilaksanakan kerjasama Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Aceh Selatan dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Aceh Selatan, Sabtu (10/10/2020).

Ketua panitia workshop virtual, Yusnadiwan dalam laporannya menyampaikan, sebanyak 300 peserta 80 persennya diikuti guru, kepala sekolah dan pengawas jenjang SD dalam wilayah Kabupaten Aceh Selatan dan 20 persennya diikuti peserta dari Subulussalam, Aceh Barat Daya dan Nagan Raya.

“Workshop virtual ini turut hadir Ketua IGI Wilayah Aceh memberikan sambutannya melalui virtual dan dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Selatan dengan pemateri dari provinsi” kata Yusnadiwan.

Dikatakannya, kegiatan ini dipusatkan di SD Negeri 1 Paya Dapur Kecamatan Kluet Timur sekaligus peresmian laboratorium komputer pada SD Negeri 1 Kluet Timur yang diresmikan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan.

“Kegiatan workshop virtual selama empat hari dimulai pada hati ini tanggal 10 Oktober sedangkan dari tanggal 11 sampai 13 Oktober 2020 dilakukan bimbingan melalui group Whatsapp ole instruktur nasional yang juga guru berprestasi tingkat nasional, Ida Elva MPd guru yang bertugas pada SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh,” ujar Yusnadiwan.

Secara terpisah Ketua IGI Wilayah Aceh, Imran Lahore yang berada di Kota Banda Aceh dalam sambutannya melalui virtual menyampaikan, memberikan apresiasi atas inisiatif IGI Kabupaten Aceh Selatan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan untuk melaksanakan workshop virtual bagi guru-guru SD khususnya di Kabupaten Aceh Selatan.

“IGI merupakan organisasi profesi keguruan yang konsisten dalam upaya peningkatan SDM guru dan berupaya membantu baik Dinas Pendidikan Aceh dan Kementerian Agama Provinsi Aceh serta Dinas Pendidikan atau Kementerian Agama di 23 kabupaten/kota,” ujar Imran.

Ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan yang telah membangun kemitraan bersama IGI Aceh Selatan dalam melaksanakan workshop virtual ini dan ucapan terima kasih kepada panitia, pemateri serta seluruh peserta yang mengikuti workshop ini, ucap Imran.

Dalam pembukaan workshop virtual bagi guru SD se-Aceh Selatan, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan, Erdiansyah menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada IGI Aceh Selatan telah memotori kegiatan yang sangat bermanfaat bagi guru-guru SD khususnya di Kabupaten Aceh Selatan.

“Masa Pandemi Covid-19 yang sedang kita hadapi saat diperlukan inovatif dari guru untuk tetap menjadi motor penggerak demi kelangsungan proses kegiatan belajar mengajar, untuk itu diperlukan berbagai strategi yang harus dimiliki oleh seorang guru,” ujarnya.

Erdiansyah mengharapkan, setelah dilaksanakannya workshop penyederhaan RPP sesuai dengan surat edaran Kemendikbud nomor 14 tahun 2019 dapat diterapkan di sekolah masing-masing dengan mengkoordinasikan dengan kepala sekolah dan pengawas.

Editor : Baihaqi

read more
Berita Terkini

IGI Aceh Selatan Gelar Workshop Penyusunan RPP Inspiratif untuk Guru SD

Aceh Selatan | Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Selatan kerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Selatan menyelenggarakan Gelar Workshop Penyederhanaa RPP sesuai surat Edaran Mendikbud nomor 14 Tahun 2019 untuk Guru Sekolah Dasar dalam Pembelajaran.

Kegiatan Workshop ini dilaksanakan selama 4 hari, dimulai tanggal 10 sampai dengan 13 Oktober 2020 yang diikuti oleh peserta dari unsur pengawas, kepala sekolah dan guru. Kegiatan ini dibuka oleh Erdiansyah, S.Pd selaku Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan pada Sabtu (10/10/2020).

Ketua IGI Aceh Selatan Hariya Haldin, kepada media menyampaikan bahwa materi pada pelatihan ini tentang penyederhanaan RPP dan Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaam Terhadap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Sementara itu Koordinator IGI Aceh daerah Barsela Hubbul Watan menambahkan, kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu para guru menerapkan dan merancang pembelajaran sesuai dengan abad 21.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Selatan Erdiansyah, S.Pd dalam arahannya, beliau berharap bahwa kegiatan workshop ini menjadi sebuah solusi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk Kreatifitas serta inovasi dalam pembelajaran.

“Kita mengharapkan pendidikan di Aceh Selatan tetap berjalan dengan baik dengan mematuhi protokol kesehatan di tengah pandemi sekarang ini”, ujar Erdiansyah.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Aceh Selatan ini, mengucapkan terima kasih Kepada IGI Aceh Selatan yang terus bergerak untuk membantu meningkatkan kompetensi guru.

Diakhir sambutannya Erdiansyah juga menyampaikan rasa terima kasih untuk para pengawas, kepala sekolah dan guru-guru yang ikut berpartisipasi pada kegiatan ini.

“Kita hari ini turut berbangga terhadap guru-guru kita, karena berusaha untuk mau belajar dan meningkatkan kompetensinya walaupun ditengah Pandemi”, pungkas Erdiansyah.

Editor : Baihaki

read more
Berita Terkini

Bantu Tingkatkan Kompetensi Guru, IGI Aceh Tamiang Gelar Webinar Implementasi Rumah Belajar dan RPP Inspiratif

Kuala Simpang– Ikatan Guru Indonesia (IGI) Aceh Tamiang bersama Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Aceh Tamiang serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang menyelenggarakan webinar series implementasi rumah belajar dan RPP Inspiratif dalam Pendidikan Jarak Jauh.

Kegiatan webinar ini dilaksanakan selama 4 hari dimulai tanggal 7 sampai dengan 10 Oktober 2020 yang diikuti oleh peserta dari unsur pengawas, kepala sekolah dan guru mulai dari jenjang TK/PAUD, SD, SMP dan SMA/SMK/SLB tidak hanya dari Kabupaten Aceh Tamiang, namun juga dari Kota Lhoksemawe, Banda Aceh, dan Lhoksukon, bahkan ada peserta yang berasal dari propinsi lain seperti Nusa Tenggara Barat dan Pulau Jawa.

Kegiatan ini dibuka oleh Bapak Drs. Abdullah selaku Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamiang pada Selasa (7/10/2020).

Ketua IGI Aceh Tamiang Hadi Firmansyah, kepada media menyampaikan bahwa materi pada pelatihan ini tentang penerapan model pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environment) yang diintegrasikan dengan penerapan fitur Rumah Belajar.

“Selain materi yang disampaikan di atas, juga ada materi RPP inspiratif dan pengembangan video pembelajaran menggunakan aplikasi Camtasia dan pemanfaatan fitur Rumah Belajar,” jelas Hadi.

Hadi menambahkan untuk membantu para guru yang tidak bisa masuk ke room yang disediakan, panitia juga mengadakan Live Streaming Youtube agar peserta yang tidak dapat masuk room dapat menyimak melalui kanal youtube Cabang Dinas Pendidikan Aceh Wilayah Aceh Tamiang.

Sementara itu Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tamian Drs. Abdullah dalam arahannya, beliau berharap bahwa kegiatan webinar ini menjadi sebuah alternatif solusi bagi guru dalam melaksanakan kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

“Kita mengharapkan pendidikan di Aceh Tamiang tetap dapat berjalan dengan baik walaupun di tengah pandemi sekarang ini”, ujar Abdullah.

Diakhir sambutannya Abdullah juga menyampaikan rasa bangga terhadap guru-guru yang ikut pada kegiatan tersebut, karena telah menanggalkan semua rasa ego dan gengsinya untuk mau belajar bersama demi mendapatkan pemahaman dan pengalaman belajar yang baru.

read more
1 43 44 45 46 47 54
Page 45 of 54