close

Redaksi

Berita Terkini

Kiat Mengembangkan Kecerdasan Anak

ibu

SETIAP orangtua tentu berharap anaknya tumbuh sehat dan cerdas sehingga mereka sukses di masa depan. Untuk itu, selain memastikan  anak mendapat nutrisi yang baik, orang tua juga perlu menjalankan pola asuh yang tepat sehingga kecerdasan anak terus berkembang.

Mengembangkan kecerdasan anak bukan berarti harus mengikutkan anak pada les ini-itu. Dengan interaksi sehari-hari kita juga menstimulasi  anak agar mereka lebih pintar.

Pertama, ketahui minat dan ketertarikan anak. Apa yang disukai anak, apakah membaca buku, berolahraga,bermain musik atau memasak. Mengenali minat anak yang besar pada satu bidang sangat membantu kita untuk menggali potensinya. Anda juga lebih mudah mengajari anak berbagai hal melalui hal-hal yang menjadi minatnya itu sehingga kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan.

Kedua, dorong untuk bertanya. Dalam setiap kesempatan, dorong si kecil untuk untuk bertanya. Rasa ingin tahunya yang besar merupakan modal untuk mengajarinya berbagi pengetahuan baru.

Ketiga, Ajari mereka menemukan jawaban. Setelah bertanya tentunya akan lahir rasa ingin tahu. Alih-alih langsung memberikan jawaban, ajaklah anak untuk mencari jawabannya bersama, misalkan dengan membuka buku atau melakukan dmonstrasi sehingga imajinasi anak lebih terbangun.

Keempat, membangun rasa ingin tahunya atas jawaban yang diberikan. Jangan bosan menjawab pertanyaan anak, bahkan jika ia terus menerus bertanya. Satu informasi baru yang diterimanya saling terkait sama lain sehingga  kelak ia akan membangun kesimpulan sendiri.

Kelima, lakukan permainan yang memecahkan masalah. Cukup banyak permainan yang bisa membantu anak mengembangankan kemampuannya memecahkan masalah. Misalnya bermain membuat bentuk dari lego, membuat kata, dan masih banyak lagi.

Keenam, dorong ia untuk terus menyukai hal-hal baru. Meski anak sangat berminat pada musik, bukan berarti anda tidak perlu mengenalkannya pada kegiatan olahraga. Ajarkan anak pada hal baru sehingga wawasannya bertambah luas.

(Serambi)

 

read more
Berita Terkini

Lifya, potret kegigihan guru pendidikan luar biasa

slb

Pilihan menjadi seorang guru Pendidikan Luar Biasa awalnya mungkin bukan cita-cita bagi banyak orang, termasuk Lifya, S.Pd, Guru SLB (Sekolah Luar Biasa) Wahana Asih Padang, Provinsi Sumatera Barat.

Apalagi keinginannya untuk menjadi guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus sempat mendapat lampu”kuning” dari kedua orang tuanya.

“Orang tua tidak melarang tetapi menolak secara halus. Ayah memberikan pertimbangan bahwa mendidikan anak-anak berkebutuhan khusus adalah tugas mulia namun tantangannya sangat berat. Demikian juga ibu, meski seorang guru, beliau mengatakan mengajar anak normal saja susah apalagi anak luar biasa,” kata Lifya ketika mengisahkan awal dirinya tertarik pada Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa (SGPLB) setamat SMA.

Apa yang membuat Lifya memiliki ketertarikan begitu besar pada SPGLB? Informasi yang didapat dari berbagai sumber menyebutkan lulusan dari SGPLB akan langsung bekerja dan ditempatkan di SD Luar Biasa di wilayah kota. Selain langsung bisa bekerja, lulusan SGPLB akan diangkat menjadi pegawai negeri sipil golongan II/b.

Lifya langsung membulatkan tekadnya untuk melanjutkan pendidikan D2 di SGPLB meski ia menyadari kedua orang tuanya belum sepenuh hati mengizinkannya melanjutkan pendidikan di SGPLB. Namun, melihat kegigihan putrinya, kedua orang tua Lifya akhirnya luluh dan memberi izin.

Setelah lulus dari SGPLB pada tahun 1987, Lifya diberi arahan kepala sekolah untuk melanjutkan kuliah di Jurusan Pendidikan Luar Biasa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung atau saat ini dikenal dengan Universitas Pendidikan Indonesia. Lifya menjadi satu-satunya siswa SGPLB yang diterima di IKIP Bandung. Maka berangkatlah dirinya seorang diri merantau ke tanah Pasundan untuk mencari ilmu.

“Ketika saya akan berangkat ke Bandung, seluruh warga desa tempat saya tinggal mengantar saya seperti ketika hendak pergi berhaji. Anak-anak berlarian di belakang bemo yang membawa saya,” kenangnya.

Setelah lulus kuliah di IKIP Bandung tahun 1991 Lifya pernah melamar menjadi dosen di almamaternya. Namun, begitu mendengar anaknya melakukan itu ayahnya melarangnya. Ayahnya memberi pertimbangan, Lifya akan lebih mudah naik pangkat jika mengajar di sekolah luar biasa dibandingkan menjadi seorang dosen. Maklum saja ayahnya merupakan pegawai di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (saat ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).

“Ternyata nasehat bapak benar, teman-teman kuliah saya dulu saat ini masih golongan III/c, namun saya sudah IV/b,” kata perempuan kelahiran Padang, 4 April 1966 ini.

Pesan ayahnya pula untuk menyimpan semua dokumen yang dimiliki dengan baik, ternyata sangat berguna. Saat dirinya membutuhkan berbagai dokumen untuk pengurusan keikutsertaan dalam berbagai lomba, Lifya tidak mengalami kesulitan sama sekali.

Mengabdi di kampung halaman

Setelah menamatkan kuliah dan mendapatkan SK pengangkatan pada tahun 1994, Lifya kembali ke kampung halamannya untuk mengabdikan ilmunya bagi masyarakat yaitu mengajar di Sekolah Muaro Budi di Desa Kubur Harimau, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

“Nama Desa Kubur Harimau sempat membuat saya bergidik, maklum saja dari namanya terkesan seram untuk didengar, meskipun belum tentu keadaannya seseram namanya”.

Ia pun melangkahkan kaki ke desa itu. Ternyata bangunan sekolah tersebut merupakan bekas balai desa yang sudah tidak terurus sehingga penuh dengan debu. Namun, kondisi bangunannya ternyata tidak seperti yang ia bayangkan sebelumnya.

“Jumlah murid saya pertama kali sebanyak 30 orang,” kata Lifya.

Baru saja sekolah tersebut dibersihkan dan digunakan sebagai tempat belajar-mengajar, tiba-tiba saja api membakarnya.

“Tiba-tiba saja terbakar. Saya terpukul, dan bingung mencari tempat bagi anak-anak didik saya,” kata Lifya yang menganggap Solok menjadi kampung keduanya.

Berkat bantuan seorang warga desa, Lifya menemukan tempat pengganti. Namun, jangan dibayangkan tempat itu berupa gedung besar. Tempat itu hanyalah sebuah warung yang terletak di pinggir jalan yang sudah tidak lagi digunakan pemiliknya. Di tempat itulah proses belajar-mengajar kemudian berlangsung. Meskipun hanya berupa warung, Lifya sangat bersyukur karena pemilik warung meminjamkannya dengan ikhlas.

Perempuan yang memiliki tiga anak ini juga menceritakan berbagai pengalaman unik lainnya.

“Saya sering mendapat tugas memotong rambut murid saya. Semua itu saya lakukan dengan rapi. Pemotongan rambut ini bukan merupakan hukuman seperti yang banyak terjadi kepada murid di sekolah,” kata Lifya seraya menambahkan bahwa kegiatan ini murni kegiatan sambilan di sela pekerjaan utamanya sebagai tenaga pendidik.

Terkadang juga Lifya membawa murid-muridnya ke pancuran masjid untuk menunjukkan kepada mereka cara mengurus diri sendiri, mulai dari mandi, keramas, hingga mengganti pembalut karena `sekolah’ mereka tidak memiliki kamar mandi sendiri.

“Pengalaman saya banyak sekali. Salah satunya adalah anak-anak menjadi sangat kuat karena medan Desa Kubur Harimau cukup sulit`, kata Lifya yang sementara berpisah dengan suaminya yang bekerja di Palembang .

Mungkin ini pulalah yang mengakibatkan dua anak didiknya pernah menjadi juara I cabang olahraga atletik dalam Pekan Olah raga dan Seni (Porseni) tingkat kabupaten.

Lifya memahami sepenuhnya bahwa profesi seorang guru membutuhkan pengorbanan yang besar. Ia pun tidak pernah mengeluh, sebaliknya tetap dengan tekun dan ikhlas melakukan segala tanggung jawabnya. Lifya memahami bahwa tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntun para murid melakukan berbagai kegiatan belajar untuk mencapai kemandirian sehingga anak didiknya kelak bisa tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.

Setelah lima tahun mengajar di Solok, Lifya memutuskan untuk pindah ke Kota Padang dan akhirnya ditempatkan di SLB Wacana Asih hingga sekarang. Di tempat ini Lifya memiliki berbagai pengalaman yang tidak kalah menarik dibandingkan ketika berada di Solok.

Di tempat baru ini Lifya selalu berangkat jam 07.00 WIB dari rumah. Jarak dari tempat tinggalnya ke sekolah sekitar 17 kilometer, ditempuh dalam waktu 30 menit.

“Rumah saya di gunung, sementara lokasi SLB Wacana Asih ada di dekat pantai,” kata perempuan yang menganggap Solok telah menggemblengnya sehingga mampu menjadi guru yang tangguh dan Padang telah membuka wawasannya untuk mulai berkiprah.

Karakteristik murid-murid di tempat barunya ini berbeda dibandingkan dengan murid-muridnya di Solok. Murid-murid SLB Wacana Asih banyak yang memiliki orangtua berpendidikan, sehingga mereka banyak yang memiliki kemampuan melukis, membaca puisi atau berpantomim.

Baik di sekolah lama maupuan yang baru, Lifya tidak menemukan hambatan berarti. Ia tetap dapat bercengkerama dengan murid-muridnya, mengajarkan mereka berbagai keterampilan yang kelak dapat digunakan untuk memulai hidup di tengah masyarakat

Prestasi buah kegigihan

Pada tahun 2010, Lifya menerima penghargaan sebagai Juara III Guru Berdedikai Tingkat Kota Padang. Setelah itu ia menjadi Juara III Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2011 dan Juara II Guru Berdedikasi se-Kota Padang Tahun 2012.

Prestasinya berlanjut di tahun 2013 dengan meraih Juara I Guru Berdedikasi se-Kota Padang, Juara I Guru Berdedikasi Provinsi Sumatera Barat serta menjadi Juara II Guru Pendidikan Khusus Berdedikasi Tingkat Nasional.

Bagi Lifya, penghargaan yang diraihnya juga dipersembahkan untuk suaminya, Duhani (48) dan kedua anaknya, masing-masing Hasanatul Aini (20) dan Fahmi Fahrozi (17). Anak pertamanya saat ini kuliah di Jurusan PLB Universitas Negeri Padang. Meskipun belum selesai, ia sudah mengabdi dengan sukarela menjadi guru seperti dirinya.

Pilihan menjadi guru bagi anak berkebutuhan khusus ternyata bukan merupakan pilihan yang salah, karena dengan kegigihannya Lifya berhasil memperoleh penghargaan sebagai Guru Pendidikan Khusus Pendidikan Dasar Berdedikasi Tingkat Nasional Tahun 2013, sebuah prestasi yang banyak diidam-idamkan oleh banyak guru di seluruh Indonesia. (ANTARA News)

read more
Berita Terkini

Pameran Pendidikan Eropa di Surabaya Ramai Peminat

Surabaya – Pameran pendidikan Eropa atau European Higher Education Fair (EHEF) Indonesia 2013 ramai dikunjungi masyarakat Surabaya. Ratusan orang tampak antusias dan memadati Ballroom Grand City tempat penyelenggaraan pameran yang digelar Uni Eropa tersebut. EHEF kali ini merupakan yang kelima digelar di Indonesia dan perdana di Kota Surabaya.

 

Gatot Gunarso, Kepala Bidang Pendidikan Menengah dan Kejuruan Kementerian Pendidikan mengatakan pameran pendidikan ini bertujuan untuk memberi kesempatan masyarakat, baik pelajar maupun orang tua, mengetahui lebih jauh tentang sistem belajar yang ada di Eropa sekaligus bagaimana cara untuk bisa belajar di sana.

 

Sebanyak 70 perguruan tinggi dari 14 negara di Eropa memberi informasi terkait pembelajaran-pembelajaran yang ada di sana. »Mereka juga akan diberikan informasi bagaimana untuk bisa kuliah di sana, biaya hidup, dan juga wawasan terkait budaya yang ada di sana,” ujar Gatot saat membuka acara, Rabu, 9 Oktober 2013.

 

Colin Crooks, Wakil Duta Besar Uni Eropa, mengatakan saat ini, lebih dari 7.000 mahasiswa dari Indonesia melanjutkan kuliah di Eropa. Tahun ini jumlah mahasiswa Indonesia yang akan belajar ke Eropa meningkat 30 persen dibanding tahun lalu.

 

Menurut Crooks, Surabaya merupakan kota dengan jumlah perguruan tinggi dan sekolah menegah atas terbanyak kedua. Karenanya EHEF melakukan promosi di sini. »Apalagi saya melihat banyak pelajar di sini yang tertarik dan memiliki potensi untuk belajar di luar negeri.”

 

Ia mengungkapkan bahwa 30 dari 100 universitas terbaik di dunia berada di Eropa. Itulah yang ia kira bakal menarik minat siswa untuk melanjutkan belajar di sana. Lebih dari itu, Crooks menekankan kepada masyarakat bahwa melanjutkan kuliah di luar negeri tidak hanya untuk keperluan akademik, tapi juga untuk pengalaman hidup dan mendewasakan diri.

 

Pengalaman langka itu juga akan sangat membuka wawasan dunia, belajar bahasa, teman-teman baru, dan saling toleransi terhadap kultur dan tradisi masing-masing orang. »Di Eropa, masyarakatnya sangatlah beragam,” katanya.

 

Dari situ ia berharap masyarakat Indonesia tetap antusias terhadap pelaksanaan program ini. »Ini sekaligus untuk meningkatkan mutu pendidikan kita,” kata Gatot menambahkan. Crooks dan Gatot terkesan terhadap animo warga Surabaya dalam menyambut pameran yang hanya berlangsung satu hari ini.(TEMPO.CO)

read more
Berita Terkini

PENGARUH BACAAN AL-QUR’AN KE OTAK

al-quran-150x150

“Tak ada lagi bacaan yang dapat meningkatkan terhadap daya ingat dan memberikan ketenangan kepada seseorang kecuali membaca Al-Qur’an…”.

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.

Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).(Strawberry)

read more
Berita Terkini

Mahasiswa STAIN adakan Seminar Pendidikan

LHOKSEUMAWE-Himpunan Mahasiswa Pendidikan Agama Islam (HIMA-PAI) Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Malikussaleh Lhokseumawe, Sabtu (12/10) mengadakan seminar pendidikan di kampus setempat.
Seminar itu menghadirkan pemateri, Usman dosen dari Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Tgk Ismail, Direktur Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Masyarakat (LP3M) Islamic Lhokseumawe, Prof Hadi Arifin, Mantan Rektor Universitas Malikussaleh dan mantan ketua STAIN, Hafifuddin.
Kegiatan itu diikuti ratusan mahasiswa dari sejumlah kampus di Lhokseumawe dan Aceh Utara. ” Tujuan seminar untuk memberi pemahaman bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi tak bisa dipisahkan dari iman dan taqwa, “Ketua Panitia, Fadli dalam siaran pers yang diterima serambi, kemarin. (Serambinasional)

read more
Berita Terkini

Sebut Android Aman, Petinggi Google Disambut Tawa

Dalam sebuah sesi tanya jawab di acara Gartner Symposium, Executive Chairman Google Eric Schmidt membuat sebuah pernyataan yang mengundang gelak tawa dari penonton. Saat itu, Schmidt mengungkapkan bahwa keamanan platform Android lebih unggul dibandingkan iPhone.

Komentar terkait keamanan platform Android ini diutarakan oleh Schmidt sebagai respons terhadap pernyataan dari David Willis, analis Gartner.

“Ketika Anda melakukan polling terhadap kebanyakan orang dari penonton, mereka akan mengatakan bahwa Google Android bukanlah platform utama mereka. Saat Anda berkata Android, orang-orang berkata, tunggu sebentar, Android tidak aman,” kata Willis, seperti dikutip dari ZDNet, Selasa (8/10/2013).

“Tidak aman? Android lebih aman daripada iPhone,” balas Schmidt secara cepat.

Pernyataan tersebut konon disambut tawa dari para penonton yang hadir.

Petinggi Google ini tidak menjelaskan secara langsung arti dari pernyataannya ini. Ia hanya mengungkapkan, Android sudah hadir cukup lama dan memiliki sekitar 1 miliar pengguna. Oleh karena itu, Android sudah melalui pengujian keamanan secara langsung setiap harinya.

Platform Android memang sering dianggap sebagai “sarangnya” malware. Bahkan, Biro Penyelidik Federal AS (FBI) pernah mengeluarkan sebuah peringatan terkait malware yang ada di platform bikinan Google ini.

Malware-malware tersebut jenisnya berbeda. Kebanyakan malware yang ada digunakan oleh penjahat cyber untuk mencuri data penting pengguna dan mengambil alih perangkat yang telah terinfeksi.

Masalah fragmentasi

Dalam acara tersebut, Schmidt juga mendapatkan sebuah pertanyaan terkait fragmentasi pada Android. Fragmentasi sendiri selama ini banyak dikeluhkan oleh para pengguna Android sebagai salah satu kelemahan platform ini.

Istilah fragmentasi di sini berarti banyak aplikasi Android yang tidak kompatibel secara tampilan pada perangkat dengan ukuran layar dan resolusi yang berbeda, terutama pada smartphone Android berlayar kecil atau yang dilengkapi dengan keyboard fisik QWERTY.

Melalui pernyataannya, Schmidt seperti ingin menegaskan bahwa tak ada yang namanya fragmentasi di ekosistem Android. Menurutnya, setiap vendor selalu menjaga agar toko online Google Play Store selalu kompatibel.

“Dengan Android, kami memiliki sebuah perjanjian dengan vendor bahwa Anda akan membuat toko Android kompatibel dan ini adalah sebuah terobosan penting untuk Android,” ujar Schmidt.

Schmidt membandingkan Android dengan Unix, di mana pengguna Unix tidak memiliki toko aplikasi yang membuat mereka tetap terpadu.

read more
Berita Terkini

Banyak Anak Indonesia Belum “Melek Internet”

Anak muda yang asyik menjelajah dunia maya dengan gadget mobile seperti smartphone dan tablet sudah menjadi pemandangan umum di kota-kota besar Tanah Air. Generasi baru bangsa sepertinya sudah sangat akrab dengan internet.

Tapi benarkah demikian? Ternyata tidak juga.

Sebuah studi bertajuk Measuring the Information Society 2013 yang dilakukan oleh International Telecommunications Union (ITU) dan Georgia Institute of Technology mengungkapkan bahwa ternyata baru sebagian kecil anak muda Indonesia yang “melek internet”.

Studi ITU yang dikutip oleh The New York Times tersebut antara lain meneliti jumlah anak muda berusia 15-24 tahun yang pada tahun 2012 telah menggunakan internet selama lima tahun atau lebih. Mereka ini disebut “digital native” alias anak-anak muda yang sudah melek internet.

Data-data diperoleh dari berbagai macam sumber, termasuk informasi jumlah penduduk yang telah online pada 2007, lima tahun sebelum 2012.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa hanya 13,7 persen anak muda Indonesia berusia 15-24 tahun yang termasuk dalam golongan digital native.

Secara keseluruhan, jumlah anak muda Indonesia yang telah aktif menjelajah internet selama 5 tahun atau lebih baru 2,4 persen dari total populasi. Angka tersebut mendudukkan Indonesia di urutan 132 dari 180 negara yang diteliti dalam studi ITU, jauh dari negara-negara maju seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Di negara-negara itu, persentase anak muda yang melek internet mencapai lebih dari 90 persen. Urutan pertama dipegang oleh Korea Selatan yang 99,6 persen anak mudanya sudah aktif di internet.

Yang cukup mengejutkan, di Negeri Jiran Malaysia, tercatat bahwa 75 persen anak muda termasuk dalam golongan digital native. Hal ini disinyalir karena negara yang bersangkutan aktif memanfaatkan teknologi informasi di sekolah-sekolah.

Akan tetapi, karena populasi yang lebih besar, jumlah anak muda Indonesia yang tercatat aktif berinternet masih lebih tinggi dari Malaysia, yaitu sekitar 5,8 juta orang berbanding 3,9 juta. Dari segi jumlah total ini, China mencatat jumlah digital native tertinggi sebanyak 75 juta orang, disusul Negeri Paman Sam dengan angka 41 juta.

Secara global, persentase digital native masih relatif kecil, yaitu tak sampai sepertiga dari populasi anak muda di seluruh dunia.

read more
Berita TerkiniDokumen

“Panggung Kecil” Itu Bernama Indonesia

Di atas kertas Indonesia memang berjaya. Lihat saja, jumlah penduduknya yang besar. Betapa kita kadang sangat berbangga dengan itu.

Lalu, lihatlah tingkat penggunaan ponsel di Indonesia. Tergantung siapa yang Anda tanyakan, penggunaan ponsel di Indonesia konon sudah melampaui jumlah penduduknya.

Di antara pengguna ponsel itu, menurut data GfK 2012, 20 persennya adalah pengguna smartphone. Kisarannya, di angka 15 juta pengguna.

Jadi, sebenarnya, besarkah pengguna smartphone atau gadget lainnya di Indonesia? Rupanya, bagi banyak pihak, angka ini memang cukup besar.

Apalagi ditambah prediksi dari berbagai lembaga riset yang menyebutkan pertumbuhan penggunasmartphone di Indonesia akan menjadi salah satu yang tercepat di Asia Tenggara.

Pasar besar, panggung kecil

Ya, Indonesia memang dianggap sebagai sebuah pasar yang besar. Maka entitas asing, baik produk ataupun layanan pun masuk Indonesia dengan derasnya.

Serunya, Indonesia memiliki karakter yang berbeda dengan pasar besar yang ada di tempat lain. Sebuah produk yang laris manis di Amerika Serikat, misalnya, belum tentu disambut gegap gempita di negeri ini.

Tapi bukan berarti tidak ada pelajaran yang bisa diambil dari Indonesia. Mereka yang terjun ke Indonesia, dengan upaya terbaiknya berusaha meraup pasar Indonesia, tentu bisa mendapatkan pelajaran untuk diterapkan di pasar yang lain.

Sebagai pasar yang besar, Indonesia bisa jadi semacam lahan percobaan. Sebut saja sebuah panggung kecil sebelum bergerak ke arena yang lebih besar (global). Walaupun, “panggung kecil” ini saja sebetulnya cukup untuk menjadi panggung utama bagi pihak tertentu.

Tak heran jika kemudian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak investasi di Indonesia saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) di Bali, Minggu, 6 Oktober 2013.

“Sebagai marketing director Indonesia Inc, perusahaan yang berbentuk negara, saya mengundang Anda semua untuk meningkatkan bisnis dan peluang investasi di Indonesia,” tuturnya.

Siapa tokoh utamanya?

Di satu sisi ada keinginan mendatangkan investasi asing, yang akan membawa devisa dan (harapannya) ikut memutar roda ekonomi dalam negeri. Di sisi lain adalah keinginan untuk menumbuhkan industri dalam negeri.

Dan kedua hal itu memang bisa —bahkan harus— dijalankan secara bersamaan. Mereka yang datang berinvestasi (menginvasi?) Indonesia, silakan datang. Tapi Indonesia sendiri harus mampu melahirkan kekuatan yang mampu bersaing.

Di sektor gadget, harapannya sudah ada, meskipun baru sedikit saja. Lihat saja merek lokal, seperti Mito atau Cross (sekarang Evercoss) yang terus bergeliat di segmennya.

Atau, lihat juga lini Andromax dari Smartfren yang terbukti masih punya taring di segmen tertentu. Perangkat yang lahir dari kebutuhan untuk memasarkan layanan data berbasis CDMA ini sekarang menjadi segmen tersendiri yang cukup “menggigit” di pasaran.

Belum lagi produk dari MLW Telecom yang mengusung merek Speedup. Setelah banyak bertarung di arena modem dan kartu data, Speedup mulai berani unjuk gigi di arena tablet dan smartphone.

Ya, beberapa pihak mungkin akan berkomentar begini: “Itu kan produk-produk buatan China yang dikasih merek Indonesia!”

Pernyataan itu tak sepenuhnya benar. Pertama, produk-produk itu memang diproduksi di China (atau Taiwan). Apa salahnya dengan hal itu? Bukankah perangkat Apple juga Made in China, tapiDesigned in California?

Kedua, tidak semua jajaran produk “merek lokal” tadi adalah murni repackaging. Ada juga yang mengalami proses intelektual di Indonesia. Ya, semacam Designed in Indonesia, Made in China lah.

Tapi tulisan ini tidak bermaksud untuk meminta konsumen menggunakan produk-produk di atas semata-mata karena memiliki merek Indonesia. Keputusan untuk membeli haruslah berdasarkan: mutu produk, kebutuhan konsumen, dan nilai produk.

Jika prasyaratnya memang belum terpenuhi, untuk apa memaksakan diri menggunakan produk yang tidak cocok?

Berani premium dong!

Memang, produk merek lokal tidak seharusnya identik dengan harga murah. Produsen harus berani berkata: “produk kami bermutu bagus, dan layak bersaing dengan produk unggulan merek asing!”

Produsen perangkat lokal saat ini pun mulai berani menjual produk premium. Artinya, produk yang memiliki kualitas bagus, dirancang lewat proses intelektual di dalam negeri, dan harganya juga layak.

Sebagai contoh di negeri lain, lihat saja Oppo —produsen asal China— yang berani menghadirkan perangkat premium berbasis Android. Meski belum sebeken Samsung atau HTC, misalnya, produk Oppo sudah bisa dibandingkan dari sisi kualitas.

Masih dari tempat yang sama, lihatlah Xiaomi. Belum lama ini, perusahaan itu menarik perhatian karena berhasil menggaet Hugo Barra, eksekutif Google yang menangani Android.

Kalau mau melihat contoh lokal, tapi dari sektor industri yang berbeda, mari mengarahkan pandangan ke Yogyakarta. Pada sebuah produsen tas bernama Nokn Bag.

Produsen asal Yogya itu mampu menghadirkan rangkaian produk dengan desain unik dan sistem modular, yang membuat konsumen memiliki pilihan luas pada produknya.

Boleh dibilang, Nokn Bag ini ibaratnya Timbuk2, produsen tas dan apparel asal San Francisco. Kekuatannya ada pada local pride dan mutu yang tidak main-main.

Patut dicatat, harganya pun cukup premium. Nokn Bag tidak malu-malu menjual produk yang harganya “wah”, agaknya karena mereka yakin bahwa mutu produknya memang layak.

Sudah saatnya, di sektor produk teknologi alias gadget, Indonesia juga memiliki produk yang mutunya bisa disandingkan tanpa malu-malu dengan produk merek asing ternama.

Ini bukan soal nasionalisme. Ini soal meningkatkan mutu pelaku industri dalam negeri. Jadi di “panggung kecil, pasar besar” yang bernama Indonesia ini, kita juga harus bisa jadi tokoh utama.

Tentang Penulis: Wicak Hidayat adalah Editor KompasTekno dan merupakan salah satu pendiri DepokDigital. Tulisan ini merupakan opini pribadinya. Penulis bisa dihubungi lewat akun twitter@wicakhidayat.

read more
Berita Terkini

SMKS Muhammadiyah Lhoksukon, Sederhana dengan Banyak Piala

SMKS Muhammadiyah Lhoksukon, Sederhana dengan Banyak Piala
Chairul Sya’ban | The Globe Journal
Kamis, 10 Oktober 2013 22:27 WIB

Lhoksukon- “Biar miskin, tapi bisa.” Begitulah kira-kira moto singkat SMKS Muhammadiyah Lhoksukon, Aceh Utara yang hanya dilengkapi satu jurusan yaitu administrasi perkantoran. Sekolahnya sangat sederhana, namun banyak prestasi yang diraih siswa dan siswi di SMKS tersebut.
Terbukti ketika dikunjungi The Globe Journal, Kamis (10/10/2013), banyak piala dan penghargaan yang tersusun rapi di ruangan dewan guru. Salam sapa dan senyum sumringah pun mempersilahkan The Globe Journal untuk duduk di sofa empuk yang tersusun rapi didalam ruangan dewan guru di sekolah yang sederhana itu.

Diruangan itu, tampak puluhan piala dan penghargaan dari berbagai perlombaan tersusun rapi. Foto-foto eklusif kegiatan ekstrakurikuler pun tampak dipajang di dinding yang menandakan bahwa sekolah swasta yang hanya sederhana itu ‘bisa’ prestasi layaknya sekolah negeri.

“Sekolah ini milik Yayasan Muhammadiyah. Sejak tahun 2009 sampai 2013 ini, kami terus berupaya untuk meningkatkan prestasi dari segala bidang, baik prestasi dari siswa maupun guru yang bisa membawa nama baik sekolah ini. Buktinya, sudah banyak prestasi yang kami raih,” ujar Plt Kepala Sekolah SMKS Muhammadiyah Lhoksukon, Lusiana A.Md yang didampingi Wakil Kepala Kurikulum, Indra Dewi A.Md.

Satu persatu piala diperlihatkan kepada The Globe Journal. Satu persatu pula pada piala itu tertulis hasil perlombaan siswa dari tahun ke tahun.

Diantaranya, juara satu cabang Administrasi Perkantoran, Lomba Kompetensi Siswa (LKS) SMK tingkat Aceh Utara, juara harapan satu tingkat SMA dalam karnaval HUT RI yang ke 64 tingkat Aceh Utara, juara dua LKS Program Administrasi Perkantoran tingkat Aceh Utara tahun 2012, juara dua majalah dinding Palang Merah Remaja Wira Putra Jumpa Bakti tahun 2012.

Kemudian, juara satu Camp Standart PMR Wira Putra Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) dalam rangka HUT PMI tahun 2012.

Juara satu lomba masak makanan karya zat besi PMR Wira Putra Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) tahun 2012, juara satu putri Camp Standart Penegak Perkemahan Bersama (Kemsama) dalam rangka HUT Gerakan Pramuka Ke 51 tingkat Aceh Utara tahun 2012.

Berikutnya, juara satu LKBB Perlombaan Tingkat Penegak Latihan Gabungan (Latgab) GuDep 21:34-21:40 tahun 2012 tingkat Aceh Utara, dan masih banyak lagi prestasi lainnya.

“Itulah hasil prestasi anak-anak kita dalam membawa baik nama baik sekolah dengan cara memenangkan perlombaan segala bidang. Namun, prestasi yang sering kita dapatkan adalah dari kegiatan pramuka. Siswa-siswa kitapun sepertinya sangat antusias dengan kegiatan Pramuka tersebut. Lagi pula, untuk tahun 2013 ini saja, sudah ada 21 lebih piala/prestasi dari kegiatan Pramuka yang kita dapat, baik tingkat Kabupaten bahkan Provinsi,” ujar Lusiana dengan senyum bangga.

Menariknya lagi, sesuai dengan jurusan Administrasi Perkantoran, para siswa di sekolah itu berseragam layaknya pekerja di perkantoran.

“Seragam itu kita jadikan karena sesuai dengan jurusan yang ada, yaitu Administrasi Perkantoran. Seragam tersebut juga untuk menunjukkan bahwa layaknya pekerja di perkantoran, ahli komputer, administrasi, bank, maupun lainnya yang berkaitan dengan perkantoran,” ujar lagi Lusiana.

SMKS Muhammadiyah Lhoksukon merupakan milik Yayasan Muhammadiyah Lhoksukon, terletak di jalan Banda Aceh-Medan, tepatnya satu komplek dengan Panti Asuhan Lhoksukon. Sekolah yang sederhana itu mulai tampil sejak tahun 2009, siswanya hanya 150 orang dan 25 dewan guru.

Rata-rata siswa di sekolah itu merupakan fakir miskin dan yatim piatu. Dengan begitu, tak membuat mereka patah semangat untuk tetap ‘bisa’ membawa nama baik sekolah ke tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional, bahkan Internasional sekalipun.

read more
Berita TerkiniDokumen

Masjid Pertama di Dunia yang Dibangun Nabi Muhammad

Madinah – Saat berkunjung ke Madinah, ada satu masjid yang sering disinggahi jamaah haji. Keistimewaannya adalah, masjid tersebut dibangun oleh Nabi Muhammad dan merupakan masjid tertua yang ada di dunia. Ini dia Masjid Quba!

Madinah punya banyak bangunan bersejarah yang pernah ditempati atau dibangun oleh Nabi Muhammad. Para jamaah haji yang datang ke sana pun melakukan napak tilas, sekaligus beribadah di tempat-tempat tersebut. Satu tempat yang rasanya wajib dikunjungi saat menapakan kaki di Madinah adalah Masjid Quba.

Dari situs Kementerian Agama, Jumat (11/10/2013) Masjid Quba dibangun oleh Nabi Muhammad kala dirinya sedang hijrah dari Makkah ke Madinah. Jadi, kala itu Nabi Muhammad sempat singgah ke wilayah Quba yang letaknya tak jauh dari Madinah. Nabi Muhammad menetap selama empat hari di sana.

Dalam sejarahnya, peletakan batu pertama Masjiq Quba dilakukan oleh Nabi Muhammad. Setelah itu, Nabi Muhammad mengajak umatnya untuk ikut membangun Masjid Quba.

Bahkan, Nabi Muhammad pun terjun langsung dalam pembangunan masjid ini. Dirinya rela berpanas-panasan mengangkut batu dan pasir. Setelah selesai, Nabi Muhammad dan umatnya kala itu langsung menunaikan salat dua rakaat.

Masjid Quba pun begitu dicintai oleh umat Muslim di seluruh dunia. Betapa tidak, Masjid Quba dibangun langsung oleh tenaga dan keringat Nabi Muhammad. Bahkan, Nabi Muhammad selalu singgah di Masjid Quba ketika dirinya hendak ke Madinah. Umat muslim pun percaya, salat sebanyak 2 rakaat di Masjid Quba pahalanya sama dengan 1 kali Umrah.

Menengok dari situs resmi pemerintahan Kota Madinah, Masjid Quba kini mampu menampung hingga 20 ribu jamaah. Masjid Quba punya bentuk persegi panjang. Luas masjidnya sekitar 5.860 meter persegi dan memiliki dua lantai. Masjid Quba juga punya perpustakaan dan ruang belajar mengajar.

Masjid Quba pun mengalami banyak renovasi dan perubahan. Terakhir di tahun 2012 lalu, Masjid Quba kembali dipugar dan diperbesar. Pemerintah setempat menggelontorkan hingga 100 juta Riyal (Rp 2,6 miliar). Masjid Quba pun disebut-sebut sebagai masjid tertua yang ada di dunia.

Dari luar Masjid Quba berwarna putih dan memiliki empat menara yang tinggi. Pepohonan kurma mengelilingi masjid dan terdapat air mancur di bagian depan masjidnya sehingga memberikan kesan sejuk.

Masjid Quba adalah bangunan bersejarah yang tak ternilai harganya bagi umat Muslim. Suatu masjid yang sudah seribu tahun lebih, tapi masih kokoh berdiri hingga sekarang.[006-detik]

read more
1 8 9 10 11 12 15
Page 10 of 15