close

Redaksi

Berita Terkini

Murid SD/MI Ikut Lomba Baca Puisi

BANDA ACEH – Sebanyak 15 pelajar tingkat SD/MI se-Banda Aceh mengikuti lomba baca puisi, di halaman Kantor Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh, Jumat hingga Minggu (20-22/12). Kegiatan itu dalam rangka Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember.

Ketua Umum Kohati Badko HMI Aceh, Rahmi Maulidati kepada Serambi mengatakan tiap peserta memilih satu tema puisi yang disediakan panitia. Di antaranya Selamat Hari Ibu, Kupersembahkan untuk Ibuku Tercinta dan Semua Ibu di Muka Bumi Ini, Ibu, Jasa Ibu, dan Terima Kasih Ibu.

Selain lomba puisi, mereka juga mengadakan lomba peurateb aneuk yang melibatkan kaum ibu di tiap gampong di Banda Aceh.

Kegiatan yang dibuka Presidium Korps Alumni HMI Aceh, Syarifah Rahmatillah ini juga mengadakan bazar buku dan donor darah. Sementara juri untuk pelombaan dihadirkan dari utusan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh, dan alumni HMI.(hs)

read more
Berita Terkini

Gubernur Deklarasikan Aceh Provinsi Pendidikan Inklusi

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Gubernur Aceh Zaini Abdullah diwakili Sekda Darmawan, Sabtu (21/12/2013) di Anjong Monmata mendeklarasikan Aceh sebagai provinsi penyelenggara pendidikan inklusif. Darmawan pada kesempatan itu berharap seluruh bupati/ walikota di Aceh ikut memfasilitasi pendidikan inklusi di daerah masing-masing. “Selama  tahun 2013, sebanyak 9 kabupaten/kota di Aceh telah menjadi pilot penyelenggaraan pendidikan inklusi di Aceh,” katanya. Aceh sendiri, saat ini tercatat sebagai salah satu dari lima  provinsi penyelenggara pendidikan inklusi di Indonesia.(*)

read more
Berita Terkini

SDN 17 Peudada Terendam Lumpur

SERAMBINEWS.COM, BIREUEN – SDN 17 Peudada Bireuen terendam lumpur akibat diterjang banjir, Kamis (19/12/2013). Kondisi itu mengakibatkan proses belajar mengajar di sekolah pedalaman tersebut lumpuh total.

Pantauan Serambinews.com, untuk bisa masuk ke komplek sekolah itu harus mengarungi lumpur setebal 50 sentimeter. Sedangkan dalam ruang kelas dan ruang guru, lumpurnya mencapai tumit orang dewasa. Beberapa murid dan guru tampak membersihkan lumpur yang merendam sekolah mereka. Kondisi itu akibat saluran sekitar sekolah sudah dangkal.

Seluruh ruang kelas dan ruang guru serta pekarangan sekolah berlumpur. Sebagian mobiler dan fasilitas sekolah rusak akibat diterjang banjir dan direndam lumpur. Begitu pun toilet sekolah tersebut tidak bisa digunakan lagi.(*)

read more
Berita Terkini

Microsoft: Guru Tak Boleh Gaptek

0930106microsoft-reuters780x390SAMARINDA, KOMPAS.com — PT Microsoft Indonesia menyatakan prihatin bila para guru masih menggunakan metode mengajar tradisional yang cenderung monoton dan membosankan bagi siswa. Keprihatinan itu terungkap pada gelaran acara program Partners In Learning (PIL), yang dibuka Senin (16/12/2013).

Melalui kegiatan yang dijadwalkan berlangsung sampai Kamis (19/12/2013), Microsoft Indonesia mengajak para guru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara untuk belajar bersama, dimulai dari 80 guru yang mengikuti program PIL.

Perwakilan dari Microsoft Indonesia, Budi Setyono, mengatakan, guru saat ini harus punya kompetensi dalam metode pengajaran agar tak ketinggalan dari siswanya, termasuk soal tekonologi.

“Saat ini siswa mampu mengakses informasi dunia hanya melalui sebuah laptop ataupunhandphone. Jangan sampai lantaran gurunya tidak up to date siswa jenuh ketika pengajaran oleh guru,” ujar Budi, Selasa (17/12/2013).

Budi mengatakan, Microsoft melalui program corporate social responsibility (CSR) merangkai beragam program untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang teknologi. “Microsoft mengajak para guru untuk melek teknologi, tidak gaptek (gagap teknologi),” ujar dia.

Salah satu peserta, Badrut Tamam, mengatakan, program ini sangat membantu. “Sekurang-kurangnya saya bisa meng-upgrade pengetahuan saya tentang dunia teknologi,” kata dia. Badrut sependapat bahwa para guru pada hari ini harus punya inovasi dalam metode pengajaran.

Implementasi teknologi dalam metode itu, menurut Badrut, tak bisa dihindari. “Seandainya semua guru bisa melakukan pembelajaran di kelasnya dengan basis IT sebagaimana yang diajarkan tim dari Microsoft ini, siswa tidak akan jenuh karena suasana belajar bisa dikondisikan rileks dan menyenangkan,” ujar dia.

read more
Berita Terkini

Penyandang Tunanetra Tak “Gaptek”

0746049tuna-netra780x390JAKARTA, KOMPAS.com – Penyandang tunanetra tak kalah dengan yang bermata awas dalam mengakses teknologi informasi. Mereka belajar memaksimalkan teknologi informasi dan komunikasi bagi kehidupan mereka. Caranya? Mereka mendengarkan ”gadget berbicara”.
”Dengarkan instruksinya, lalu kita ketukkan jari di layar. Putar-putar sedikit. Nanti laman akan terbuka,” ujar Adi Ariyanto (36), yang duduk di tengah ruangan, dikerubungi rekan-rekannya. Semuanya tunanetra.
Tak berapa lama kemudian, telepon pintar Adi bersuara membacakan tulisan di layar. Adi mengandalkan pendengaran dan ketukan jari sebagai navigasi ketika menggunakan telepon pintar alias smartphone. Kali itu, dia mengandalkan voice over di telepon genggamnya.
Saat itu Adi Ariyanto sedang memperagakan kepada sesama tunanetra cara mengeksplorasi teknologi telepon pintar. Di rumah salah satu anggota, Yudhi Hermawan, di Pondok Cabe, sekitar 30 tunanetra berdatangan dari berbagai wilayah Jakarta berbekal tongkat peraba jalan. Ada yang menumpang ojek langganan, kendaraan umum, ataupun diantar oleh sahabat dan kerabat. Beramai-ramai anggota komunitas IT Center for The Blinds (ITCFB) belajar aplikasi di telepon pintar.
Teknologi informasi dan komunikasi memudahkan kehidupan tunanetra. Adi menjelaskan tentang aplikasi lookaround berupa peta yang dapat menyebutkan, tidak hanya nama jalan, tetapi juga nomor rumah. Kemudian dia bercerita tentang aplikasi taptapsee bahkan memungkinkan tunanetra mengenali gambar yang terekam sebuah foto. ”Kita tinggal foto bendanya nanti aplikasi di telepon pintarnya akan bersuara mengatakan gambar apa itu. Contohnya, gambar perempuan duduk di kursi. Aplikasinya akan menyebutkan a woman is sitting on the chair ketika gambar itu muncul,” ujar Adi.
”Wah, penting, nih, bisa tahu duit, ha-ha,” celetuk anggota lainnya, Yudhi Hermawan (20). ”Betul tuh, he-he-he. Aplikasi ini bisa deteksi koin atau nilai pada uang kertas. Bisa juga kita pakai untuk baca buku di perpustakaan,” timpal Adi.

Mencerahkan
Kumpul-kumpul anggota ITCFB yang diramaikan dengan kocokan arisan bulanan itu sudah berlangsung tujuh kali. Dan, setiap kalinya, selalu ada anggota yang berbagi informasi khusus tentang teknologi informasi.
Sejak berdiri pada Juni 2012,
ITCFB berfokus pada bidang teknologi informasi bagi tunanetra. Komunitas dicetuskan oleh empat orang tunanetra, yaitu Aris Yohanes, Ahmad Ali Shahab, Rafik Akbar, dan Muhammad Hasbi yang tertarik bidang IT dan ingin memajukan tunanetra di Indonesia dalam bidang IT.
Tunanetra berpeluang memanfaatkan teknologi. Sayangnya, belum semua tunanetra paham mengaksesnya. ”Tunanetra yang sudah lama biasanya sudah kenal teknologi yang dapat membantu mereka. Tetapi, mereka yang baru menjadi tunanetra itu yang cenderung putus asa. Mereka akan merasa terhibur begitu tahu, ” papar Aris Yohanes (28).
Semula, anggota ITCFB berdiskusi tentang teknologi informasi di jejaring sosial. Banyak tunanetra yang mempunyai akun jejaring sosial. Grup diskusi ITCFB ini bukan hanya diperuntukkan bagi para tunanetra. Masyarakat luas pun diharapkan dapat bergabung. Semakin banyak orang yang bergabung dan aktif memberikan informasi teknologi, kian berlimpah informasi dan ilmu yang dapat diterapkan oleh tunanetra. Anggota di jejaring sosial mencapai 1.200 orang.
Mereka lalu merilis sebuah website yang menyajikan informasi teknologi yang aksesibel bagi tunanetra. Website itu dilengkapi dengan program tutorial audio yang dijalankan dengan menggunakan radio streaming. Tak puas hanya di dunia maya, mereka lalu kopi darat untuk berbagi ilmu. Kata Aris, teknologi yang diaplikasikan oleh tunanetra berbeda karena kebutuhannya pun berbeda. ”Teknologi informasi yang paling bermanfaat bagi tunanetra terutama berbasis screen reader atau pembaca layar dan Braille,” ujarnya.
Akses terhadap teknologi mencerahkan kehidupan tunanetra. Yudhi Hermawan mengatakan, mulai ada tunanetra yang bekerja sebagai pegawai telemarketing yang selalu berhubungan dengan nasabah melalui komputer dan jalur telepon. ”Untuk bekerja sebagai telemarketing, kami mesti paham teknologi informasi dan komunikasi. Tunanetra perlu dibekali teknologi dan kemampuan mengaksesnya. Nantinya, tidak ada alasan masyarakat memandang tunanetra itu tidak bisa apa-apa,” ujar Yudhi, yang bekerja sebagai pegawai telemarketing di bank swasta itu.

Membuat peranti lunak
Tak kalah canggih, sibel bagi tunanetra Indonesia. Para pemrogram kerap tidak terpikir soal aksesibilitas. ITCFB telah merilis software perdananya, Makfufin Adzan Software Accessible (MASA).
”Itu software pengingat waktu shalat dan kalender Hijriah bagi tunanetra. Sudah ada peranti lunak serupa, tetapi tidak terakses dan tidak cocok programnya untuk komputer milik tunanetra yang biasanya menggunakan program khusus pembaca layar,” ujar Aris. Komunitas tunanetra itu juga membuat program pengubah browser menjadi versi mobile.
Demi berbagi ilmu, anggota ITCFB mengadakan pula acara tekno keliling ke berbagai daerah. Workshop itu bertujuan memotivasi tunanetra di berbagai daerah agar mengakses teknologi. ”Belum semua tunanetra tahu kalau telepon pintar ada yang bisa ’bicara’, apalagi di daerah-daerah. Kami ingin banyak merambah ke daerah untuk mengedukasi teman-teman mengakses gadget,” ujar Aris.
Tidak mesti mengikuti pendidikan khusus teknologi informasi untuk mengakses teknologi itu. Aris dan Yudhi yang merupakan pegiat di ITCFB, misalnya, berpendidikan SMA dan bekerja di bidang telemarketing. Namun, sejak lama mereka sangat menyukai teknologi informasi dan piawai mengaksesnya. Bahkan, Aris mampu membuat program. Sudah tidak zaman lagi anggapan bahwa tunanetra terbelakang dalam urusan teknologi. Mereka menunjukkan tunanetra pun bisa ”melek teknologi”.

read more
Berita Terkini

MM Online… Sedikit Tatap Muka, Kualitas Belajar Tetap Canggih!

1013009shutterstock-132457238780x390KOMPAS.com – Berawal dari pemikiran ketimpangan pertumbuhan ekonomi dengan pendidikan di Pulau Jawa dan luar Jawa, serta aspek tempat dan waktu yang semakin terbatas, BINUS Business School meluncurkan program Magister Management (MM) Online. MM Online merupakan sebuah metode perkuliahan maupun pembelajaran sebagai tren digital dan kecanggihan teknologi internet.

Program Director MM Executive Tubagus Hanafi Soeriaatmadja menjelaskan muara terbentuknya program pendidikan berteknologi tinggi ini. Dilihat dari sudut pandang luas Indonesia, menurut Tubagus, pertumbuhan ekonomi di atas 7 % di luar Jawa, sementara pertumbuhan ekonomi di Jawa di bawah lima persen. Sementara itu, sekolah dan pendidik hampir keseluruhan terpusat di Pulau Jawa.

“Artinya, ekonomi tumbuh tidak dibarengi dengan perkembangan pendidikan yang ada. Dari sudut pandang lebih sempit lagi, yaitu dilihat dari sudut pandang warga Jakarta, tak sedikit eksekutif muda yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Padahal, kebanyakan dari mereka masih memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan lebih tinggi,” ujar Hanafi kepada Kompas.com di di BINUS Business School, Jakarta, pekan lalu.

Hanafi mengungkapkan, ada dua hal yang menjadi kendala mereka meraih pendidikannya, yaitu waktu dan lokasi.

“Kemudian kami mencoba mencari solusinya, yaitu metode pendidikan yang bisa diakses orang luar Pulau Jawa, serta tidak terbatas lokasi dan waktu. Kami hadirkan MM Online ini sebagai salah satu solusi,” kata Hanafi.

Hanafi mengatakan, program MM Online adalah program hybrid atau ramah lingkungan. Jika di kelas biasa atau umum ada jadwal dan jam kuliahnya, pada MM Online ini mahasiswa bebas untuk belajar maupun me-review mata kuliah kapan pun ia mau.

Namun, lanjut Hanafi, bukan berarti kebebasan itu tanpa kontrol. Walaupun mendapat kebebasan untuk kuliah secara online, pihak universitas tetap memberikan batas waktu ataudateline pengumpulan tugas.

Tak hanya pengumpulan tugas yang diberikan batas waktu. Semua pertanyaan mahasiswa kepada dosen pun ada batas waktunya. Misalnya, jika mahasiswa bertanya pada Senin, dosen dapat menjawab satu hingga tujuh hari ke depan.

Pengalaman

Sampai saat ini, Binus University telah berpengalaman selama empat tahun menggelar program online, yaitu Binus Online Learning untuk program S-1. Adapun untuk program master atau S-2 berbasis teknologi, binus mempeloporinya dengan menawarkan metode MM Online.

“Sehingga dalam membangun sistem online di MM Online ini Binus tidak perlu lagi melewati proses yang berliku,” ujar Hanafi.

Secara teknis, jumlah mahasiswa dibatasi menjadi 25 mahasiswa tiap kelasnya. Padahal, sistem perkuliahan online bisa mencapai kapasitas hingga ratusan mahasiswa. Namun, karena alasan efektifitas belajar mengajar dan sebagai kampus yang memiliki Akreditasi A, seorang dosen di Binus tidak boleh mengajar lebih dari 25 mahasiswa tiap kelasnya.

“Karena berbasis teknologi dan internet, teknik atau metode pembelajaran yang kami terapkan tidak lagi utuh dengan tatap muka setiap hari di kelas, melainkan melalui video conference,diskusi kelompok (via chatting), dan sebagainya menggunakan perangkat teknologi dan internet,” papar Hanafi.

Namun, lanjut Hanafi, kegiatan tatap muka tetap dilaksanakan. Paling tidak, kata dia, kegiatan tatap muka di kelas dilaksanakan selama dua kali, yaitu di awal dan akhir semester. Kegiatan tatap muka pertama dilaksanakan saat perkenalan antar mahasiswa dengan sang dosen.

“Di pertemuan pertama itu itu akan dijelaskan mengenai peraturan-peraturan yang berlaku selama perkuliahan dan penjelasan terkait perkuliahan berbasis online,” kata Hanafi.

Setiap minggunya, para mahasiswa juga mendapatkan materi mata kuliah lewat powerpointsatau slide presentations yang dilengkapi dengan suara (voice) sang dosen. Mahasiswa dapat belajar dan me-review pencapaian pembelajarannya kapan pun ia inginkan.

“Setelah mendengarkan review dan presentasi, mahasiswa berkewajiban mengisi top up quizterkait materi yang telah dipelajari sebelumnya. Materi dapat dilanjutkan kalau seluruh pertanyaan dalam quiz itu dapat dijawab dengan benar,” ujar Hanafi.

Di hari berikutnya, dosen bersama mahasiswa belajar melalui alternatif lain, dengan forumchatting dan blog. Alternatif belajar ini menjadi sarana mahasiswa untuk memberikan pendapat berdasarkan pertanyaan yang diajukan oleh dosen maupun sebaliknya. Dalam satu sesi ini, dimana satu mata kuliah dipelajari selama tiga bulan, akan ada satu kali dalam tiga bulan, metode pembelajaran melalui video conference.

Hanafi menjelaskan, video tersebut merupakan video belajar antarmahasiswa dengan dosen. Metode perkuliahan ini dapat berupa presentasi tugas, diskusi langsung, maupun kuliah dari dosen tamu.

“Di akhir perkuliahan tetap akan ada kegiatan temu muka dengan pelaksanaan ujian akhir. Hal ini untuk menanggulangi upaya kecurangan, misalnya saja jangan sampai sekretarisnya yang mengerjakan ujian, karena online dan tidak ada yang mengawasi,” kata Hanafi.

Untuk Anda semua yang berminat mengikuti perkuliahan BINUS MM Online, pendaftaran perkuliahan sudah ditutup pada 2 Oktober 2013 lalu. Pada Desember ini, program MM online baru akan diujicobakan kepada mahasiswa dan mulai aktif pada Februari 2014 mendatang.

read more
1 2 3 4 5 6 15
Page 4 of 15