close

Redaksi

Berita Terkini

“Blended Learning”, ketika Belajar Bahasa Tak Cukup dengan Tatap Muka

1600541shutterstock-158275679780x390JAKARTA, KOMPAS.com – Seiring perkembangan teknologi informasi, pembelajaran bahasa Inggris tak lagi hanya menerapkan sistem tatap muka. Sistem blended learning menjadi jawaban mempelajari bahasa Inggris sesuai kebutuhan saat ini.

“Ini (blended learning) pendekatan yang simpel untuk mengintegrasikan cara pembelajaran tradisonal tatap muka dan jarak jauh dengan sumber belajar online dan beragam pilihan komunikasi yang digunakan oleh guru dan siswa. Pembelajaran pun lebih komunikatif,” kata Jenny Lee, Chief Operating Officer PT Direct Language Solution (DLS), di Jakarta, Kamis (12/12/2013).

Jenny mengatakan, saat ini pihaknya tengah memfasilitasi kebutuhan tersebut. Seluas 300 meter persegi, Direct English menerapkan pembelajaran berbasis Blended Learning, yang mengombinasikan pembelajaran tatap muka, kelas jauh, internet, serta sumber-sumber yang bersifat offline dan online.

Dengan cara tersebut, lanjut Lee, pembelajaran berlangsung lebih bermakna karena memanfaatkan berbagai macam media dan teknologi. Para siswa juga tidak hanya akan belajar bahasa Inggris, namun diarahkan membuka interaksi dan mengikuti aktivitas sosial untuk memungkinkan mereka menerapkan ilmu yang didapatnya dalam kehidupan sehari-hari.

“Di sini siswa sendiri menentukan kapan ‘kelulusan’ program yang diikutinya. Kami ajarkan mereka kedewasaan yang bertanggung jawab. Mereka dituntut punya komitmen, namun tetap kami pantau,” ujar Jenny, yang juga selaku COO PT Impact Teaching Center (ITC), didampingi Matthew Brown, New Business Manager untuk Linguaphone Group.

Dia menambahkan, pihaknya menargetkan usia muda dan dewasa menjadi siswa pelatihan bahasa Inggris di bawah naungan Linguaphone Group ini. Usia dewasa yang dimaksud di sini adalah mereka yang berusia lanjut atau mereka yang tergabung dalam suatu komunitas.

“Sekarang ini trennya berbeda. Para kakek dan nenek juga ingin mengimbangi kemampuan berbahasa Inggris para cucunya. Sekarang itu belajar bahasa Inggris mulai diperkenalkan di usia pre school, bahkan sejak usia bayi. Nah, kakek-nenek zaman sekarang juga tidak mau kalah,” ujarnya.

read more
Berita Terkini

Aceh Selatan Singkirkan Juara Bertahan

TAPAKTUAN – Tuan rumah Aceh Selatan mencatat hasil mengesankan saat menumbangkan juara bertahan Pekan Olahraga Aceh (PORA), Bireuen 1-0 dalam pertarungan Grup J di Lapangan Naga, Tapaktuan, sore kemarin. Sebagaimana diketahui, Kota Juang Bireuen merupakan juara bertahan PORA (dulu bernama Porda) mulai di Takengon 2006, dan Bireuen tahun 2010. Namun, pasukan Munzir harus melupakan impian lolos ke PORA di Aceh Timur. Karena, sebelumnya Bireuen juga takluk di tangan pemain Aceh Utara 0-2.

Jujur saja, tanda-tanda kegagalan anak-anak Bireuen sudah terlihat sejak babak penyisihan grup. Mereka hanya mampu berada di runner-up di bawah Aceh Barat. Bahkan, pada pertandingan pertama, mereka di luar dugaan menyerah dari Gayo Lues 0-1. Beruntung pada perlagaan kedua, Bireuen menang tipis atas Aceh Barat 2-1.

Kekalahan Bireuan tak lepas dari buruknya penampilan mereka. Dalam duel penentuan itu, mereka harus bermain dengan sembilan pemain di mana Mawardinur, dan Riki Mustaqin diusir wasit akibat pelanggaran keras. Praktis, berkurangnya pemain membuat mereka didikte skuadra tuan rumah.

Gol tunggal tuan rumah dihasilkan Edi Saputra pada menit 16. Gol ini berawal dari hasil kerjasama antara Zaimul Isra dengan Firman Mahya. Umpan matang ke depan gawang Bireuen diakhiri oleh hentakan manis Edi Saputra. Skor 1-0 bertahan hingga laga berakhir.

Hasil ini menempatkan Aceh Selatan berada di posisi kedua setelah mengantongi nilai empat. Guna memuluskan jalan menuju PORA tahun depan, Firman Mahya dkk cukup bermain imbang melawan Aceh Utara di pertandingan terakhir, Rabu besok. Hasil imbang akan membuat Banda Aceh akan tersingkir meski menang besar dari Bireuen.

Di partai pertama, Aceh Utara memastikan lolos setelah menumbangkan Banda Aceh 1-0. Gol semata wayang mereka dihasilkan Saifuddin pada menit 80-. Dengan hasil ini, maka Aceh Utara menjadi tim pertama ke PORA Aceh Timur. Kini, peluang Aceh Selatan dan Banda Aceh berada di tangan mereka.

Sekum PSSI Aceh Selatan, H Rustam SE MM mengatakan, bahwa perlagaan hari ini tak ada karena keempat tim istirahat setelah bertanding selama dua hari berturut-turut. Duel akan dilanjutkan Rabu besok dengan dua partai.

“Bagi pencinta si kulit bundar di Aceh Selatan, kami berharap untuk dapat menyaksikan pertandingan terahir. Sebab pertandingan ini akan lebih seru, karena ini merupakan babak penentuan bagi tim tuan rumah Aceh Selatan,” ungkap Rustam yang juga Sekretaris Panitia Pelaksana.(tz)

read more
Berita Terkini

Meningkatkan Mutu Pendidikan

PEMERINTAH Aceh Jaya melalui Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Aceh Jaya mengirimkan  30 kepala sekolah dari semua jenjang untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan (Diklat) peningkatan kompetensi di Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kemendikbud RI di Karang Anyar, Jawa Tengah, pertengahan November 2013 lalu.

Langkah ini sebagai salah satu dari serangkaian upaya Dinas Pendidikan setempat dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah sekolah di daerah itu setelah sebelumnya mengirimkan 100 orang guru untuk memperdalam ilmu di lembaga Diklat P4TK Kemendikbud di Yogyakarta dan Bandung. Wakil Bupati Aceh Jaya, Tgk Maulidi, menyebutkan, dengan  adanya pengetahun yang tinggi  yang dimiliki oleh para guru,  maka mutu pendidikan siswasiswi pun akan meningkat.

Ia menyebutkan, selain soal pengiriman guru ke luar daerah untuk memperdalam ilmu, Dinas Pendidikan setempat juga mengadakan kegiatan sosialisasi pendidikan inklusif. Sosialisasi ini dinilai penting bagi para kepala  sekolah, selain karena Aceh Jaya  belum memiliki Sekolah Luar Biasa (SLB) juga karena para kepala sekolah dan guru di wilayah ini belum pernah mendapatkan informasi tentang pendekatan program ini.

“Padahal banyak anak yang masuk kategori luar biasa di sekolah, yang seharusnya mendapatkan  layanan pendidikan inklusif. Hal yang dimaksud disini bukan hanya anak yang memiliki keterbatasan atau hambatan fisik, tapi juga anak yang memiliki tingkat kecerdasan sangat tinggi. Ini perlu penanganan khusus melalui pendidikan inklusif,” ujar Wabup Tgk Maulidi. (*)

read more
Berita Terkini

Pendaftaran SNMPTN Dimulai Januari 2014

1034446SNMPTN780x390

BANDUNG, KOMPAS.com — Pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2014 yang merupakan seleksi calon mahasiswa baru tanpa tes tertulis dimulai 6 Januari 2014. Pendaftaran secara online dimulai dengan pengisian pangkalan data sekolah dan siswa dengan masa waktu tiga bulan.

Adapun pendaftaran oleh siswa dilakukan pada 17 Februari-31 Maret. Pengumuman kelulusan pada 27 Mei 2014.

Ketua Umum Pengurus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014 Ganjar Kurnia yang juga Rektor Universitas Padjadjaran dalam peluncuran SNMPTN 2013 di Bandung, Rabu (11/12) malam, mengatakan, pendaftaran SNMPTN tidak dikenai biaya sejak tahun lalu.

Kuota yang disediakan untuk mahasiswa baru melalui SNMPTN 150.000 kursi dan setiap PTN atau program studi minimal menyediakan 50 persen daya tampung untuk SNMPTN. Seleksi dilakukan berdasarkan prestasi akademik siswa yang dilihat dari nilai rapor, hasil ujian nasional, dan prestasi lain.

Peluncuran SNMPTN dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh. Hadir dalam peluncuran itu Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud Djoko Santoso dan sejumlah rektor perguruan tinggi negeri.

Menurut Ganjar, pendaftaran secara online didukung PT Telkom Indonesia. Adapun untuk siswa di daerah yang sulit mengakses internet akan dibantu PT Pos Indonesia. ”Akses secara gratis disediakan di kantor pos di kecamatan,” kata Ganjar.

Pada penerimaan SNMPTN tahun ini, pemerintah tetap memberikan kesempatan kepada calon mahasiswa berprestasi dari keluarga tidak mampu dan dari daerah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). Pemerintah menyediakan beasiswa Bidikmisi.

Akhmaloka, Rektor Institut Teknologi Bandung, mengatakan, panitia SNMPTN akan mengusulkan kepada dinas pendidikan/instansi yang berwenang untuk memberikan sanksi pemberhentian kepala sekolah yang curang, misalnya manipulasi nilai.

Selain SNMPTN, ada juga Seleksi Bersama Masuk PTN (SBMPTN) yang berdasar hasil tes/tertulis. Kuotanya minimal 30 persen. Seleksi lainnya adalah seleksi mandiri yang diserahkan kepada setiap PTN dengan kuota maksimal 20 persen dari daya tampung. (ELN)

read more
Berita Terkini

Aceh Juara Umum Kejurnas Anggar

PEANGGAR Aceh foto bersama usai menjadi juara umum dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Anggar Antar-PPLP dan Pelajar Se-Indonesia Tahun 2013 yang berakhir Minggu (8/12), di Gedung Hall Serba Guna Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. SERAMBI/MUHAMMAD HADI
PEANGGAR Aceh foto bersama usai menjadi juara umum dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Anggar Antar-PPLP dan Pelajar Se-Indonesia Tahun 2013 yang berakhir Minggu (8/12), di Gedung Hall Serba Guna Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh. SERAMBI/MUHAMMAD HADI

BANDA ACEH – Aceh tampil sebagai juara umum usai mengoleksi tiga medali emas, empat perak, dan lima perunggu, dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Anggar Antar-PPLP dan Pelajar Se-Indonesia Tahun 2013. Gelar ini menjadi milik Aceh setelah di hari terakhir berhasil menambah satu emas, satu perak, dan satu perunggu di Gedung Hall Serba Guna Harapan Bangsa, Lhong Raya, Banda Aceh, Minggu (8/12).

Even yang diikuti 12 provinsi ini ditutup oleh anggota DPRA, Jamaluddin T Muku. Sedangkan piala bergilir diserahkan langsung oleh Sekretaris Dispora Aceh, Asnawi yang diterima oleh Manajer Tim Anggar Aceh, Kamaruzzaman.

Tambahan medali emas Aceh di hari terakhir berkat penampilan konsisten Ody Tasmara, Naufal Efendi, Yudi Anggara Putra, dan Fadhil Ramadhan, pada nomor floret putra beregu tingkat SMA. Mereka mampu menaklukkan kuartet peanggar Kalimantan Timur di final dengan skor 45-28. Sebelumnya, atlet Aceh merebut tiket final usai menghentikan Riau dengan skor 45-31. Sedangkan Kaltim menuju final usai mengalahkan Jawa Tengah dengan skor 45-44.

Di nomor sabel putra beregu tingkat SMA, Aceh gagal meraih medali emas. Karena di final, Ferry Ramadhan, Nurul Bakri, M Dhimas Mahendra, dan Ajri El Mubarak, dikalahkan wakil Sumatera Selatan. Aceh lolos ke final usai mengkandaskan Kalimantan Barat dengan skor 45-40. Sedangkan Sumsel melaju ke final setelah membungkam Riau dengan skor 45-41. Tambahan satu medali emas ini membuat Sumsel naik lima tingkat ke posisi kedua menggeser Jawa Timur.

Kuartet peanggar Aceh lainnya, Intan Juwita, Ayu Safitri, Laras, dan Dana Ovinggi, hanya mampu meraih perunggu di nomor degen putri tingkat SMA. Mereka gagal melaju ke final usai ditaklukkan Kalimantan Barat 45-32. Kalbar sendiri kemudian merebut medali emas di nomor ini usai mengatasi Jawa Tengah di final dengan skor 45-39. Jateng lolos ke final usai mengalahkan Sumatera Utara 45-43.

Kabid Olahraga Dispora Aceh, Musri Idris mengatakan, gelar juara ini merupakan suatu kebanggaan bagi Aceh. Karena dalam even itu pihaknya menurunkan 36 atlet yang berasal dari binaan PPLP dan pelajar daerah di Aceh. Para atlet ini ditangani oleh enam pelatih, yaitu Agus Salim (degen putri), M Safrijal (floret putra), Al Hadi (sabel putra), Endang Subarna (floret putri), Ivansyah (sabel putri), dan Dodi Eri Zulmi (degen putra), dengan Manajer Kamaruzzaman. “Kita berharap prestasi ini bisa meningkat dalam kejuaran lain, bahkan hingga ke PON mendatang,” harapnya.(adi)

read more
Berita Terkini

Lelang Jabatan Kepala Sekolah

1350309IMG-4422780x390Oleh: Retno Listyarti

Rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk melelang jabatan kepala sekolah mengundang pro dan kontra di kalangan guru dan birokrat pendidikan.

Kecemasan dampak lelang tampaknya menghinggapi para birokrat pendidikan  dan kepala  sekolah yang sedang menjabat. Sebaliknya, optimisme dan harapan baru justru muncul dari sebagian besar guru yang yakin lelang jabatan kepala sekolah akan secara signifikan mendongkrak kualitas pendidikan di DKI Jakarta.  Persoalan pokok berkaitan dengan kepala sekolah selama ini adalah tata cara perekrutan dan pengangkatan  kepala sekolah melalui penunjukan oleh kepala dinas pendidikan.

Kepala sekolah dan pengawas sekolah adalah dua jabatan yang sewarna karena jabatan pengawas selama ini juga didominasi mantan kepala sekolah. Peran kepala sekolah sangat besar, memberi peluang  dan bertindak sebagai penentu  kunci seorang guru meraih jabatan kepala sekolah. Guru kritis yang kerap mengevaluasi kebijakan kepala sekolah dalam mengelola sekolah tertutup peluangnya mendapat rekomendasi untuk menjadi calon kepala sekolah.

Guru kritis versus penurut

Dari beragam pengalaman dapat disimpulkan, guru berkarakter penurut, tidak mempermasalahkan kebijakan kepala sekolah yang cenderung sering melanggar peraturan, akan berpeluang besar dapat rekomendasi sebagai calon kepala sekolah dari kepala sekolah tempat si guru tersebut bertugas. Sebaliknya, guru yang kerap mengkritik kebijakan sekolah dan ketaktransparanan di sekolah tertutup peluangnya dapat rekomendasi.

Selama ini, ada sejumlah masalah dalam jabatan kepala sekolah yang terjadi hampir di seluruh Indonesia. Pertama, tata cara pengangkatan kepala sekolah yang prosedurnya tak melibatkan pihak luar atau lembaga yang diperkirakan independen, semisal dewan pendidikan, dapat ditafsir proses dan hasil perekrutannya tidak lagi didasarkan pada pertimbangan obyektif, tetapi yang dominan adalah pertimbangan subyektif.

Kedua, masalah antre calon kepala sekolah yang terlalu panjang di level kepala SMA. Akibat daftar antre yang terlalu panjang, ada calon yang sudah memasuki masa pensiun tidak kebagian menjadi kepala sekolah. Pertanyaan setiap orang adalah mengapa Dinas Pendidikan DKI Jakarta mengambil kebijakan mengadakan atau membuat daftar antre yang terlalu panjang? Alhasil, bagaikan antre yang terlalu panjang saat akan memperoleh tiket kereta api, lahirlah calo yang menawarkan kemudahan: Anda tidak perlu antre, tetapi harga tiket agak sedikit mahal. Bahkan ada yang tidak sabar antre mencari calo tiket lain walau harganya sangat mahal.

Informasi yang dihimpun Forum Musyawarah Guru Jakarta (FMGJ) menyebutkan, lama antre bagi calon kepala sekolah di DKI Jakarta 2 tahun hingga 10 tahun. Di SMA Negeri 50, misalnya, hingga pensiun sang calon tak kebagian menjadi kepala sekolah. Di SMA Negeri 5, calon kepala sekolah yang antre harus menanti menjadi kepala sekolah selama delapan tahun. Sementara di SMA Negeri 59, akibat kelamaan waktu antre, tugas menjadi kepala sekolah hanya dijalani tiga tahun langsung pensiun.

Padahal, sesuai Permendiknas Nomor 28 Tahun 2010, Pasal 3 Ayat (2), waktu antre yang dimulai dari tahap persiapan sampai pengangkatan dan penempatan calon menjadi kepala sekolah hitungan waktunya selama dua tahun.  Daftar antrean calon kepala sekolah menjadi kepala sekolah melebihi waktu dua tahun merupakan bentuk pelanggaran hukum. Selain itu, juga berdampak psikologis yang menekan calon kepala sekolah antrean. Selama ini kuat dugaan, untuk jadi kepala sekolah kuncinya adalah ada yang membawa dan harus ada yang dibawa.

Ketiga, masalah kepala sekolah yang diparkir, yakni kepala sekolah yang sudah menjalani tugas selama dua periode (delapan tahun). Mereka ini masuk dalam daftar parkir untuk menjadi kepala sekolah pada periode ketiga, dengan waktu parkir 6 bulan-24 bulan. Kepala sekolah yang diparkir ini menimbulkan beban psikologis dan dapat memperkecil peluang calon kepala sekolah antre untuk menjadi kepala sekolah. Contoh kasus, mantan Kepala SMA Negeri 13, Jakarta Utara, yang diparkir tiga bulan kemudian diangkat lagi menjadi kepala sekolah di SMA Negeri 111 Jakarta Utara. Padahal, yang bersangkutan tak punya prestasi menonjol saat memimpin sekolah sebelumnya.

Sekolah unggul vs reguler

Keempat, masalah penempatan kepala sekolah. Publik tak tahu dasar dan kriteria seorang calon kepala sekolah ditempatkan di suatu sekolah, Akhirnya setiap orang berpikir jika ditempatkan menjadi kepala sekolah di sekolah yang unggul (favorit), kemungkinan calon kepala sekolah berkompetensi tinggi. Dugaan yang mendekati kepastian, semakin besar kompetensi yang dimiliki seorang calon, ia akan dihadiahi bertugas jadi kepala sekolah di sekolah unggulan.

Seharusnya, yang jadi harapan publik adalah semakin rendah tipe sekolah, semakin membutuhkan calon yang berkompetensi tinggi. Dengan begitu, barulah dapat terjadi perubahan di suatu sekolah, yaitu terangkatnya tipe sekolah dari semula bertipe reguler jadi sekolah bertipe unggul. Kalau calon kepala sekolah berkompetensi tinggi ditempatkan di sekolah unggulan, keadaan seperti ini membuat kepala sekolah tak kreatif karena tidak ada tantangan. Tanpa kerja keras pun ia akan  diuntungkan karena kondisi sekolah yang sudah sempurna

Kelima, masalah mutasi kepala sekolah. Dinas Pendidikan DKI Jakarta diduga tidak memiliki dasar, kriteria, dan peta acuan memutasi kepala sekolah. Sebagai contoh Kepala SMA Negeri 100 didesak dimutasi, padahal sisa waktu berdinas tinggal setahun karena memasuki usia pensiun. Sementara Kepala SMA Negeri 113 dipindahtugaskan ke SMA Negeri 100 walau sisa waktu berdinas tinggal satu tahun lagi karena juga memasuki usia pensiun. Pertimbangan mutasi seperti ini sungguh tidak mempertimbangkan efektivitas serta hasil pencampaian program pengelolaan sekolah.

Lelang jabatan kepala sekolah adalah salah satu langkah Pemprov DKI Jakarta mengatasi kelima permasalahan tersebut. Lelang mendesak dilakukan karena hendak mendongkrak kualitas pendidikan di DKI Jakarta langsung ke akar masalahnya.

Kualitas kepala sekolah sangat menentukan kemajuan suatu sekolah mengingat salah satu fungsi kepala sekolah adalah  penjaga mutu. Melalui lelang jabatan ini, diharapkan DKI Jakarta dapat kepala-kepala sekolah berkualitas guna mendorong peningkatan kualitas sekolah di DKI Jakarta.

read more
Berita Terkini

Pendidikan Sains yang Kreatif Menyenangkan Anak

1400205sains780x390JAKARTA, KOMPAS.com — Pendidikan sains yang kreatif ternyata sangat menyenangkan siswa. Hal itu, antara lain, terlihat pada pameran sains yang merupakan salah satu rangkaian Indonesia Science Festival 2013 yang berlangsung pada 2-5 Desember di pusat perbelanjaan Kota Kasablanka, Jakarta.

Siswa dan guru SD adu kreatif untuk membuat media belajar serta eksperimen sains dan matematika yang bernuansa pendidikan sekaligus menghibur.

Permainan ular tangga yang sudah dikenal luas, misalnya, bisa dimodifikasi untuk pembelajaran Matematika. M Fais Habiburohman, siswa kelas III SDN Cipete XI, Jakarta, bersama Rifa Aulia mengkreasikan permainan ular tangga untuk pembelajaran perkalian, pembagian, penjumlahan, dan pengurangan, yang diberi judul Sepak Bola Matematika dan Ular Tangga Matematika.

”Fais tadinya takut sama Matematika. Bahkan, dia sering tidak masuk kalau pelajaran Matematika. Lalu, dia suka membuat permainan Matematika di kertas, seperti ular tangga. Sekarang dia malah asyik belajar Matematika,” kata Agustina, guru SDN Cipete XI, Jakarta.

Permainan ular tangga untuk belajar operasi hitungan bilangan bulat juga jadi kegemaran siswa SDN Gandaria Utara 08 Pagi, Jakarta. Berbagai persoalan sains dan matematika menjadi menyenangkan dengan permainan ini.

Sementara itu, siswa SD Madina Islamic School Jakarta menggabungkan pembelajaran sains dan seni. Siswa diajak menemukan pewarna alami dengan memanfaatkan tanaman di sekitar untuk dipakai saat membatik. Siswa pun menemukan pewarna alami untuk warna kuning dari kunyit, warna merah dari buah bit, warna hijau dari daun cincau, dan warna coklat dari kulit jengkol.

Selain menghadirkan pameran sains, Indonesia Science Festival ke-10 ini juga diisi lomba karya kreativitas sains siswa bidang IPA dan Matematika yang diikuti 100 finalis.

Ibrahim Bafadal, Direktur Pembinaan SD Kemdikbud, mengatakan, ada 499 naskah yang masuk dari 23 provinsi untuk lomba yang diikuti siswa dan guru.

Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Hamid Muhammad mengatakan, naskah yang masuk masih sedikit. Padahal, jumlah siswa dan guru SD di Indonesia mencapai puluhan juta orang. (ELN)

read more
Berita Terkini

Politeknik Aceh Wisuda 152 Lulusan D-III

BANDA ACEH – Politeknik Aceh mewisuda 152 lulusan D-III angkatan ke-3 di Hall kampus setempat, Sabtu (7/12). Dalam wisuda yang dihadiri unsur pemerintahan dan industri ini, Politeknik Aceh meluluskan 19 orang dengan predikat cumlaude.

Kepala Unit Pengembangan Bisnis Politeknik Aceh, Fakhruddin SST kepada Serambi meyebutkan, para wisudawan berasal dari program Teknik Elektronika Industri, Informatika, Mekatronika, dan Akuntansi. “Sebagian lulusan tidak dapat mengikuti wisuda karena sedang bekerja di berbagai industri di luar Aceh, dan ada juga yang sedang melanjutkan D-IV di Malang dan Surabaya,” ujarnya.

Sementara lulusan yang diwisuda, menurut Fakhruddin, tidak hanya berasal dari Aceh. Namun juga berasal dari Sumatera Utara dan pulau Jawa. “Hingga angkatan ke-3 ini telah ada 452 mahasiswa yang diluluskan,” demikian sebutnya.(hs)

read more
Berita Terkini

Antusiasnya Murid SD Amerika terhadap Aceh

shafa-sharvina2

SHAFA SHARVINA, siswi Pesantren Darul Ulum Banda Aceh, sedang mengikuti Pertukaran Pelajar Bina Antarbudaya di Amerika Serikat, melaporkan dari Ohio
 
BARU-BARU ini saya datangi Dellroy Elementary School, sebuah sekolah dasar (SD) yang terletak tak jauh dari rumah host family (keluarga angkat), tempat saya bernaung selama beberapa bulan ini di Ohio, Amerika Serikat (AS).

Kedatangan saya dan seorang teman dari Thailand yang juga siswa pertukaran pelajar ke SD itu bukan tanpa alasan. Kami diundang oleh salah guru yang kebetulan merupakan guru kelas adik angkat saya. Ini pun berawal ketika adik angkat saya itu menceritakan tentang ia yang sekarang memiliki dua orang kakak dari negara lain. Caranya bercerita yang sangat antusias membuat gurunya tertarik dan akhirnya mengundang kami untuk mendatangi kelas dan mempresentasikan sesuatu tentang negara kami masing-masing.

Kebetulan sekali, kami diundang tepat pada salah satu hari di International Education Week. Di minggu itu hampir seluruh siswa pertukaran yang sedang berada di seluruh penjuru dunia memang harus menyampaikan sekurang-kurangnya satu presentasi di sekolah-sekolah, baik itu sekolah dasar atau menengah.

Kesempatan ini saya gunakan sebaik mungkin. Mempresentasikan Indonesia dan Aceh kepada murid kelas 3 SD yang masih sangat belia, masih punya banyak kesempatan untuk menggapai cita-cita. Siapa tahu di antara mereka ada yang nantinya menjadi siswa pertukaran ke Indonesia atau mungkin Aceh? Terlebih mengingat saya mungkin adalah orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang pernah mereka temui. Setidaknya saya sudah ikut serta membuka mata mereka pada dunia luar yang tak pernah mereka jamah, jauh dari jangkauan yang mungkin saja orang tua mereka juga tak tahu di mana letaknya Indonesia (seperti sebagian orang Amerika lainnya). Dengan begitu mereka bisa menceritakan apa yang saya sampaikan kepada orang-orang lain, sehingga Indonesia dikenal dunia. Oleh karena itu, saya coba persiapkan semuanya matang-matang. Mulai dari bahan presentasi, bendera Indonesia, baju adat Aceh, uang seribuan, gantungan kunci bertuliskan ACEH, dan tentu saja mental. Saya harus benar-benar siap menghadapi berbagai pertanyaan dari anak-anak itu.

Sebelum saya presentasi, teman saya yang berasal dari Thailand inilah yang presentasi lebih dulu. Anak-anak itu terlihat sangat antusias, apalagi ketika teman saya ini menuliskan namanya dalam bahasa Thailand. Ketika tiba giliran saya, saya pun berusaha membuat anak-anak itu tetap antusias. Pertanyaan yang pertama kali muncul adalah, “Apakah kamu harus selalu memakai itu?” sambil mereka menunjuk jilbab saya. Sambil tersenyum dan sangat hati-hati, saya jelaskan bahwa ini adalah kewajiban agama saya. Mereka pun akhirnya mengangguk-angguk tanda mengerti.

Yang paling membuat mereka antusias adalah ketika saya keluarkan pakaian adat Aceh yang saya bawa jauh-jauh dari tanah kelahiran, merelakan koper saya tersita tempatnya untuk sepasang pakaian yang agak tebal lengkap dengan aksesorinya. Dengan warna yang agak mencolok dan disukai anak-anak, banyak sekali yang mengacungkan tangan ketika saya tanyakan siapa yang mau mencobanya. Mereka rela berbaris untuk sekadar mencoba pakaian itu, sambil tak henti-henti mengatakan bahwa pakaian itu sangat bagus.

Tak hanya itu, di akhir presentasi saya berikan mereka kenang-kenangan. Mereka semua duduk rapi dengan raut wajah tak sabar. Sebelum membagikannya, saya ucapkan banyak terima kasih karena mereka telah mendengarkan presentasi saya dengan sangat antusias. Lalu saya kelilingi kelas sambil membagikan uang Rp 1.000 dan gantungan kunci bertuliskan ACEH kepada setiap anak. Melihat nominal 1.000, mata mereka berbinar, seolah yang ada di tangan mereka adalah $1.000. Akhirnya banyak yang datang kepada saya sambil bertanya, “Apakah ayahmu seorang yang kaya raya? Tentu iya. Kalau tidak, mana mungkin kamu bisa membagikan uang sebanyak ini kepada kami?”

Sambil menahan tawa saya jelaskan bahwa uang sebanyak itu tidak cukup berarti bagi mereka, kecuali beberapa buah permen. Banyak juga yang mendatangi saya dan bertanya bagaimana cara melafalkan kata ACEH yang ada di gantungan kunci yang saya bagikan.

Sebagai kenang-kenangan lain, saya tuliskan nama mereka di kartu kecil dalam tulisan Arab Melayu. Ini karena baik bahasa Indonesia maupun bahasa Aceh tak punya huruf khusus yang berbeda dari bahasa Inggris. Sebagai bagian dari anak pesantren yang tahu sedikit bahasa Arab, akhirnya tulisan Arab yang jadi andalan saya. Yang pasti, hari itu akan menjadi hari yang tak terlupakan baik bagi saya maupun mereka. [email penulis: shafvina@yahoo.com]

read more
Berita Terkini

SDN 67 Sosialisasikan Adiwiyata Mandiri

BANDA ACEH – SDN 67 Percontohan Banda Aceh sebagai satu-satunya sekolah pemegang Piala Adiwiyata di Banda Aceh, Sabtu (7/12), menyosialisasikan tentang penghargaan itu kepada 10 sekolah lain calon penerima Adiwiyata. Acara sehari itu dibuka Kepala Dinas Kebersihan dan Keindahan Kota (DK3) Banda Aceh, Ir Jalaluddin MT.

Jalaluddin mewakili Wakil Wali Kota mengatakan pihaknya siap mendukung pengembangan sekolah hijau di Banda Aceh. “Kami siap membantu sejumlah pohon penghijauan untuk sekolah,” katanya dalam pertemuan yang dihadiri 10 kepala sekolah dan 20 guru.

Pembukaan sosialisasi sekolah menuju Adiwiyata Mandiri itu juga dihadiri Sekretaris Disdikpora Banda Aceh, Drs T Angkasa, Kabid Dikdas Sabri TS, dan Kasi Kurikulum Dikdas Marwan SAg. Piala Adiwiyata ini sendiri diberikan kepada sekolah yang berwawasan lingkungan.

Ketua Pelaksanaan Adiwiyata SD Percontohan, Caswo SPd mengatakan, untuk sosialiasi ini melibatkan dua instruktur masing-masing Muhammad dan Husni Suardi, serta Kepala SDN 67 Percontohan, Deni Hayati, yang menjelaskan tentang kebijakan.(sir)

 

read more
1 3 4 5 6 7 15
Page 5 of 15