close

melva

Berita Terkini

Cabang Dinas Pendidikan Beri Layanan Terdekat Bagi Guru Di Daerah

JARINGANPELAJARACEH.COM – Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh membentuk cabang dinas pendidikan di 20 kabupaten/kota yang ada di Aceh, dalam upaya mempermudah para guru untuk mengurus keperluan administrasi kepegawaian dan keuangan.

Kehadiran cabang dinas pendidikan di daerah tersebut dinilai sangat efektif dalam mempercepat serta mempersingkat waktu kerja guru dalam berkoodinasi terkait masalah pendidikan.

“Para guru kami rasa semuanya menyambut baik pelimpahan kewenangan ini. Guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk ke Dinas Pendidikan Aceh yang letaknya di kota Banda Aceh untuk mengurus keperluannya. Mereka bisa mengurusnya di daerah masing-masing,” kata Kepala Bidang Pembinaan SMA dan PKLK, Zulkifli, di Banda Aceh, Minggu.

Penyataan itu disampaikan Zulkifli saat mewakili Kepala Dinas Pendidikan Aceh, Rachmat Fitri dalam acara penutupan Rapat Koordinasi MKKS Pendidikan Khusus (PK) se Aceh.

Dia menjelaskan, para guru yang ingin berkoordinasi terkait pencairan dana bos, sertifikasi guru, beasiswa miskin dan anak yatim piatu, semua itu bisa ditangani melalui cabang dinas pendidikan tersebut.

Katanya, dinas pendidikan Aceh akan menjadi tempat koordinasi bagi para pegawai cabang dinas terkait setiap persoalan guru di daerah Aceh.

“Dinas pendidikan Aceh nantinya akan memantau semua proses yang berlangsung di daerah, termasuk proses belajar-mengajar yang dilaksanakan di satuan pendidikan dan lainnya. Termasuk penerapan program bersih, rapi, indah di semua lembaga pemerintah,” katanya.

Kemudian, kata Zulkifli, fungsi Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) juga akan lebih maksimal, dengan melakukan koordinasi secara cepat di daerah. Pihaknya mengapresiasi peranan kepala sekolah yang mampu mendongkrak hasil ujian nasional dan mensukseskan berbagai agenda dinas pendidikan Aceh.

“Kami berharap bapak ibu kepala sekolah dapat bekerja secara ikhlas dan sesuai panggilan hati nurani agar mendapatkan pahala. Kita guru adalah jiwa kita yang ingin mencerdaskan anak bangsa, bukan karena hal lain,” katanya.

 

Sumber : https://aceh.antaranews.com/

read more
Berita Terkini

Kemenag Disdik sinergi bangun pendidikan di Aceh

JARINGANPELAJARACEH.COM – Banda Aceh – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Aceh, Daud Pakeh mengatakan lembaganya dan Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan bersinergi dalam upaya membangun serta meningkatkan kualitas pendidikan di daerah itu.

“Kami dua lembaga antara Dinas Pendidikan dengan Kementerian Agama sama sama membangun, berpacu harus lebih baik tentunya bukan bersaing tapi bersanding dalam memberi yang terbaik untuk masyarakat,” katanya di Banda Aceh, Selasa malam.

Pernyataan itu disampaikan Daud di sela sela pembukaan Pentas Keterampilan dan Seni Pendidikan Agama Islam (Pentas PAI) ke IV Aceh di Taman Ratu Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh.

Dia menjelaskan, Kemenag berkewajiban membangun, membina, dan membenah madrasah.

Tetapi dalam konteks Aceh, katanya, mereka tidak terpaku dengan itu dan tidak membangun pendidikan secara parsial. Tetapi bagaimana sinergisits Dinas Pendidikan Aceh dengan Kemenag itu sangat penting dilakukan, dan terjalin baik hingga sekarang.

Ia mencontohkan seorang anak belajar di madrasah, memang itu anak dari Kementerian Agama. Namun di sisi lain ada anak yang belajar di sekolah umum, ketika suatu saat mereka berhasil dan sukses maka tidak lagi berbicara anak dari madrasah atau sekolah umum, tapi anak dari daerah berjulukan Serambi Mekkah ini.

“Ini yang harus kita pikirkan. Makanya baik yang dilakukan dinas pendidikan di provinsi maupun di kabupaten/kota, akan dilakukan juga di kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota, ini harus sinergi dalam rangka kita membangun generasi kita,” katanya.

Lebih lanjut, kata dia, dalam peraturan yang berlaku memang Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan memiliki tugas masing masing, tetapi dalam kondisi ini seperti Pemerintah Aceh memiliki kebijakan sendiri dalam membangun pendidikan di Aceh.

“Kita punya qanun, punya landasan Undang-Undang nomor 11 tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, yang kita punya sangat luar biasa, disinilah kita membangun sinergitas, membangun pendidikan bersama sama,” katanya.

 

 

Sumber : https://aceh.antaranews.com/

read more
ArtikelBerita Terkini

Kemendikbud kemas penuntasan buta aksara dengan budaya

JARINGANPELAJARACEH.COM -Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengemas sejumlah program penuntasan buta aksara dengan budaya, keterampilan, dan bahasa.

“Kami melaksanakan program keaksaraan dalam dua tingkatan, yaitu keaksaraan dasar bagi warga yang masih buta aksara, dan keaksaraan lanjutan bagi yang telah menyelesaikan program keaksaraan dasar,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Harris Iskandar, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional BPS tahun 2018, jumlah penduduk buta aksara turun menjadi 3,29 juta orang, atau hanya 1,93 persen dari total populasi penduduk. Pada tahun 2017, jumlah penduduk buta aksara tercatat 3,4 juta orang.

Penuntasan buta aksara menjadi salah satu fokus program pemerintah. Pada awal kemerdekaan tahun 1945 jumlah penduduk buta aksara mencapai 97 persen. Namun pada 2015, jumlah penduduk buta aksara telah berkurang menjadi 3,4 persen atau sebanyak 5,6 jutaorang.

Kemendikbud juga menggulirkan program-program keaksaraan dengan memperhatikan kondisi daerah, seperti program keaksaraan dasar padat aksara, program keaksaraan dasar bagi komunitas adat terpencil atau khusus, program keaksaraan usaha mandiri, dan program multikeaksaraan.

Selain itu, Kemendikbud melakukan pemberantasan buta aksara dengan sistem blok atau klaster, yaitu memusatkan program di daerah-daerah padat buta aksara seperti Papua (22,88 persen), Sulawesi Selatan (4,63 persen), Sulawesi Barat (4,64 persen), Nusa Tenggara Barat (7,51 persen), Nusa Tenggara Timur (5,24 persen), dan Kalimantan Barat (4,21 persen).

Kemendikbud juga melaksanakan program pascabuta aksara. Program tersebut di antaranya pendidikan keaksaraan usaha mandiri (KUM) dan pendidikan multikeaksaraan. KUM berorientasi pada pemeliharaan keberaksaraan dengan fokus keterampilan usaha mandiri.

Sedangkan multikeaksaraan berorientasi pada pemerliharaan keberaksaraan dengan fokus pada lima tema pemberdayaan masyarakat, yakni profesi atau pekerjaan, pengembangan seni budaya, sosial politik dan kebangsaan, kesehatan dan olahraga, ilmu pengetahuan dan teknologi.

 

Sumber : https://aceh.antaranews.com/

read more
Berita Terkini

Dua Mahasiswa Unsyiah Raih Juara di Forum Pemuda ASEAN

JARINGANPELAJARACEH.COM – BANDA ACEH – Dua mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) meraih juara pada kegiatan ASEAN Youth Forum yang diadakan di Prince Songkla University, Hat Yai, Thailand, 29 Agustus hingga 2 September 2019.

Kedua mahasiswa tersebut adalah Salsabila Mahdi dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Intan Qanita dari Fakultas Kedokteran (FK).

Salsabila Mahdi berhasil meraih juara II untuk kontes pidato.

Sedangkan Intan Qanita meraih juara lll untuk pengembangan proyek pariwisata ASEAN.

 

Salsabila dan Intan juga berhasil meraih juara dua untuk kompetisi kuis ASEAN yang diperlombakan secara tim.

Keduanya berada di bawah bimbingan Nur Fadli SPi, MSc, Dosen Fakultas Kelautan dan Perikanan yang juga koordinator untuk kerja sama internasional di Kantor Urusan Internasional Unsyiah.

Menurut Nur Fadli, terdapat tiga jenis kompetisi dalam event ini, yaitu kontes pidato, kompetisi kuis ASEAN, dan pengembangan proyek pariwisata ASEAN.

Setiap tim terdiri atas dua kontestan dan satu pengawas.

Event berskala internasional ini diselenggarakan oleh Dr Thanat Khoman ASEAN Studies Center, Prince Songkla University, Thailand.

 

 

Sumber : https://aceh.tribunnews.com

read more
ArtikelBerita Terkini

Peringatan Hardikda Di Aceh Besar Berlangsung Meriah, Ini Harapan Bupati Mawardi Ali

JARINGANPELAJARACEH.COM – KOTA JANTHO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Besar menggelar upacara peringatan hari pendidikan daerah (Hardikda) ke-60 tingkat Kabupaten Aceh Besar yang berlangsung tertib dan lancar dengan inspektur upacara Bupati Aceh, Ir H Mawardi Ali dan dilaksanakan di Lapangan Bungong Jeumpa, Senin (2/9/2019).

Selain diikuti jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Aceh Besar, upacara tersebut juga diikuti oleh 3000-an insan pendidikan seperti kepala sekolah, guru dan para pelajar di lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Aceh Besar.

Turut hadir juga Ketua Sementara DPRK Aceh Besar, Iskandar Ali SPd, Kapolres Aceh Besar AKBP Ayi Satria Yuddha SIK MSi, unsur Forkopimda Aceh Besar lainnya, Plh Sekdakab Abdullah SSos, Kakankemenag Aceh Besar H Abrar Zym SAg, para asisten, staf Ahli, Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Aceh Besar dan juga Anggota DPRK lainnya.

Dalam upacara tersebut, Bupati Aceh Besar, Ir H Mawardi Ali membacakan amanat tertulis Ptl Gubernur Aceh dengan mengajak agar kiranya menjadikan momentum Hari Pendidikan Aceh untuk memperkuat tekad agar dapat melahirkan generasi muda Aceh yang cakap, religius, kreatif, inovatif, inventif, pekerja keras, berdaya saing tinggi, serta memiliki karakter keacehan yang kental.

“Dengan generasi muda yang berkualitas, Insya Allah kita akan mampu membawa perubahan menuju “Aceh Hebat” di masa mendatang,” ujar Plt Gubernur Aceh.

Pelaksanaan upacara bendera peringatan Hardikda tersebut tidak seperti biasanya para pejabat yang hadir mulai dari Bupati, Ketua DPRK hingga Kepala Sekolah menggunakan pakaian adat Aceh. Selain itu, usai upacara para siswa dari berbagai sekolah menampilkan atraksi pantomim, tarian dan drum band.

Secara terpisah, Mawardi Ali kepada Serambinews.com mengatakan, peringatan Hardikda bukan hanya secara seremonial tapi menjadi momentum untuk meningkatkan tafakur bagaimana cara kualitas pendidikan Aceh khususnya Aceh Besar dari tahun ke tahun dapat terus ditingkatkan.

 

Sumber : https://aceh.tribunnews.com/

read more
Berita Terkini

60 Tahun Kopelma, Rektor UIN Ajak Semua Pihak Bangun Kebersamaan

JARINGANPELAJARACEH.COM -BANDA ACEH – Pada 2 September 2019  genap 60 tahun sudah usia KomplekPelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.

Pada hari ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.

Momen bersejarah ini kembali digugah Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK MA, saat menutup kegiatan Pengenalan

Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry tahun 2019, di Lapangan Tugu, Rabu (28/8/2019) lalu.

Ia berharap tiga kampus yang ada di dalam Kopelma bersinergi membangun pendidikan di Aceh sebagaimana harapan hadirnya Kopelma itu sendiri

Pada awal pidatonya di hadapan 4.000-mahasiswa baru UIN, Warul menceritakan sejarah lahirnya Kopelma.

Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang berencana menciptakan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam apda 29 Juni 1958.

Selanjutnya pada 17 Agustus 1958 dilangsungkannya peletakan batu pertama oleh Menteri Agama KH Muhammad Ilyas, sampai kemudian setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung oleh Menteri P & K, Prof Dr Priyono.

“Tanggal 2 September 1959 Kopelma Darussalam diresmikan oleh Presiden Soekarno,” kata Rektor UIN ini.

Pada 2 September 2019  genap 60 tahun sudah usia Komplek Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.

Pada hari ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.

Momen bersejarah ini kembali digugah Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK MA, saat menutup kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry tahun 2019, di Lapangan Tugu, Rabu (28/8/2019) lalu.

Ia berharap tiga kampus yang ada di dalam Kopelma bersinergi membangun pendidikan di Aceh sebagaimana harapan hadirnya Kopelma itu sendiri

Pada awal pidatonya di hadapan 4.000-mahasiswa baru UIN, Warul menceritakan sejarah lahirnya Kopelma.

Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang berencana menciptakan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam apda 29 Juni 1958.

Selanjutnya pada 17 Agustus 1958 dilangsungkannya peletakan batu pertama oleh Menteri Agama KH Muhammad Ilyas, sampai kemudian setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung oleh Menteri P & K, Prof Dr Priyono.

“Tanggal 2 September 1959 Kopelma Darussalam diresmikan oleh Presiden Soekarno,” kata Rektor UIN

Sumber : https://aceh.tribunnews.com

 

read more