close
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kanan) menyerahkan trophy juara umum Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-6 kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah pada malam penutupan di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (29/9).
menyerahkan-trophy-juara-umum
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah (kanan) menyerahkan trophy juara umum Pekan Kebudayaan Aceh (PKA)-6 kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah pada malam penutupan di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, Minggu (29/9).

* Gubernur: Manfaatkan Anjungan Taman Ratu Safiatuddin

BANDA ACEH – Diawali hentakan tari saman ratoh jaroe oleh siswi kelas III SMA Al-Azhar IV Kemang Pratama, Bekasi dan pengajian Alquran oleh Tgk Mulyadi Daud, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah secara resmi menutup Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-6 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh, malam tadi. Dalam rangkaian acara penutupan tersebut, tim juri juga mengumumkan perolehan juara aneka perlombaan, di mana predikat juara umum PKA 6 diraih oleh Kontingen Aceh Besar.

Tampilnya Kontingen Aceh Besar sebagai juara umum PKA ke-6 sudah diprediksi sejak dua hari lalu ketika ‘Kontingen Mukhlis Basyah’ tersebut berhasil mengumpulkan tiga gelar juara I dan bersaing ketat dengan Aceh Utara.

Kepastian Aceh Besar unggul setelah meraih satu lagi gelar juara I dari cabang zikir maulid yang diumumkan menjelang dini hari, Sabtu (28/9). Meski Aceh Besar dan Aceh Utara sama-sama membukukan empat gelar juara I tetapi Aceh Besar unggul tipis pada perolehan juara II sehingga dinobatkan sebagai juara umum PKA ke-6. Dengan keberhasilan itu, piala bergilir yang selama empat tahun ini bersemayam di Aceh Tengah berpindah ke Aceh Besar.

Selain menetapkan juara umum PKA ke-6, tim juri juga menetapkan juara II dan III masing-masing Aceh Utara dan Kota Banda Aceh. Piala bergilir juara umum diserahkan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah kepada Bupati Aceh Besar, Mukhlis Basyah.

Dalam pidato penutupannya, Gubernur Aceh mengatakan PKA bukan ajang untuk mengklaim bahwa budaya satu daerah lebih unggul dibanding daerah lain. “Sama sekali tidak ada maksud untuk membanding-bandingkan budaya itu, sebab budaya bukanlah untuk dibanding-bandingkan. Yang terpenting adalah bagaimana upaya kita untuk melestarikannya sehingga identitas keacehan kita tetap dipertahankan,” kata Zaini di hadapan ribuan pengunjung yang memadati halaman panggung utama di Taman Ratu Shafiatuddin, Banda Aceh.

Gubernur Zaini mengatakan PKA tetap akan dilaksanakan setiap empat tahun sekali. Karena acara ini sudah masuk kalender tetap nasional  di bidang budaya. “Festival seperti ini penting untuk mempromosikan daerah sehingga wisatawan dan investor lebih mudah mendapatkan informasi tentang Aceh,” kata Zaini.

Untuk itu, Pemerintah Aceh mendorong agar kegiatan seperti ini juga berlangsung di daerah-daerah, sehingga ruang seni budaya kian terbuka, dan generasi kita tertarik untuk mempelajarinya.

Sabang Fair yang sempat terhenti beberapa tahun terakhir ini, katanya, juga harus diaktifkan kembali. “Saat ini pembangunan sarana di lokasi Sabang Fair sedang berlangsung. Mudah-mudahan tahun depan Sabang Fair bisa diselenggarakan kembali,” ujar Zaini Abdullah.

Karena itu, Pemkab/Pemko se-Aceh diharapkan turut berpartisipasi dalam Sabang Fair karena dengan even itu akan lebih banyak wisatawan yang akan berkunjung ke Sabang sebagai destinasi wisata di Aceh.

Pada kesempatan itu, Gubernur Aceh, Zaini Abdullah juga meminta agar Pemerintah Kabupaten/Kota memanfaatkan anjungan Taman Ratu Safiatuddin secara maksimal. “Jangan hanya digunakan saat berlangsung PKA saja,” ujarnya.

Menurut gubernur, harusnya anjungan tersebut bisa dijadikan untuk  kegiataan lain, seperti kantor perwakilan dari masing-masing kabupaten/kota, sebagai pusat informasi dan promosi daerah atau kegiatan sosial lainnya. “Dengan begitu pemanfaatan dan perawatannya bisa lebih optimal,” demikian Gubernur Aceh.(http://aceh.tribunnews.com)

Tags : slide