Singkil – Cabang Dinas (Cabdin) Wilayah Subulussalam-Singkil menggelar bimbingan tekhnis (Bimtek) bagi guru bidang study Bimbingam Konseling (BK) dan pengelola perpustakaan jenjang SMA dan SMK dalam Wilayah Kota Sebulusalam dan Kabupaten Aceh Singkil.
Kacabdin Wilayah Sebulussalam-Singkil, Antoni Berampu MPd, kepada media, Minggu (15/05) menjelaskan, kegiatan bimtek itu berlangsung dari tanggal 13-17 Mei 2022.
Kata Antoni, bimtek itu dibagi dalam beberapa lokasi, untuk guru BK SMA dan SMK dalam Wilayah Kota Subulussalam bertempat di Aula SMA Negeri 1 Simpang Kiri.
Sementara
bimtek pengelolaan perpustakaan berbasis digital berlangsung di SMK Negeri 1 Simpang Kiri Kota Subulussalam, di SMA Negeri 1 Gunung Meriah dan SMA Negeri 3 Gunung Meriah Aceh Singkil.
“Sasaran pelatihan ini semua guru BK dan pengelola perpustakaan jenjang SMA dan SMK dalam Wilayah Kota Subulussalam dan Kabuoaten Aceh Singkil,” ucap Antoni.
Dikatakannya, bimtek ini dilaksanakan didasari dari hasil evaluasi keberadaan guru BK belum berkontribusi banyak dalam pencapaian mutu sekolah disetiap satuan pendidikan SMA dan SMK.
“Dalam upaya pengoptimalan guru BK ini perlu dilakukan updating mindset dan kompetensi mereka dalam pembimbingan dan konseling terhadap siswa yg bertumbuh kembang sebagai generasi Z yang perilakunya tidak jauh dari dunia digitalisasi,” ujar Kacabdin.
Antoni memaparkan, pola komunikasi dan perilaku siswa dewasa ini sudah mengalami pergeseran , artinya kita selaku guru BK harus menyadari hal itu, kita tidak bisa bertahan dengan model pendekatan dan treatmen siswa di era masa tempo dulu.
Ia menambahkan, demikian juga dengan keberadaan tendik pustakawan, siswa belum nyaman dan rindu untuk selalu berada di ruang perpustakaan. Padahal menumbuh kembangkan budaya literasi bertitik tumbuh dari rumah perpustakaan.
“Sekarang faktanya bahwa siswa atau warga sekolah saat ini lebih menggemari narasi atau tontonan berbasis digital (soft) dari pada bacaan hard buku,” imbuhnya.
Antoni menyampaikan, hadirnya aneka aplikasi literasi yang semakin memanjakan saraf kita dalam membaca (literasi yang dikemas dengan audio visual ), keadaan ini harus direspon serius disetiap satuan pendidikan, sistem manajemen dan mindset perpustakaan harus berubah ke arah digitalisasi.
“Kita tidak boleh diam kaku dengan budaya aman dan nyaman ditempat, tetapi kita harus bergerak menjadi taman baca yg aman dan nyaman di angkasa, karena siswa dan guru yang kita layani saat ini adalah manusia yg hidup ditengah selimut digitalisasi,” ujarnya.
Melalui kegiatan ini Kacabdin mengharapkan, agar berkontribusi membantu para pustakawan dan kepala sekolah di setiap satuan pendidika SMA/SMK dan SLB dalam Wilayah Subulussalam-Singkil dapat menumbuh kembangkan minat baca siswa.
“Semua bermuara dan hasilnya akan meningkatnna mutu pendidikan di Aceh khususnya khusus dan Indonesia umumnya,” pungkas Antoni.
Editor : Baihaki