close
Berita Terkini

Disdik Simulasikan Tanggap Bencana

15_sdi_sklohasiagabencana_2_l

Diikuti 350 Murid dan Guru
BANDA ACEH – Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh menyelenggarakan simulasi penanggulangan bencana gempa bumi dan kebakaran di SDN Neuheun, Aceh Besar, Sabtu (21/9). Simulasi itu diikuti 350 murid, guru dan staf di sekolah tersebut. Kegiatan tersebut sebagai upaya Pemerintah Aceh melakukan pengarusutamaan kesiapsiagaan bencana di sekolah.
“Simulasi ini sebagai antisipasi warga sekolah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan kebakaran yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” kata Ketua Pelaksana, Faisal Ilyas. Kegiatan itu, tambahnya, merupakan bagian membangun kesadaran dan kesiapsiagaan, baik bagi guru, staf, dan murid di sekolah itu.
“Kita bisa mengambil pengalaman dari kejadian sebelumnya seperti gempa 6,2 skala richter di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah, pada 2 Juli 2013, yang meluluh lantakkan sebagian besar bangunan. Ini mengingatkan kita bahwa pendidikan kesiapsiagaan bencana usia dini mendesak untuk dilakukan secara berkelanjutan,” katanya dalam rilis kepada Serambi, Minggu (22/9).
Dengan adanya simulasi ini, kata Faisal, diharapkan warga sekolah dapat menguji coba prosedur tetap dan jalur evakuasi yang telah disepakati bersama, sehingga dapat diidentifikasi informasi yang masih harus disesuaikan dalam prosedur tetap tersebut.
Latihan ini juga untuk memperkuat pemahaman dan ketrampilan siswa khususnya dokter kecil tentang pertolongan pertama, mengatasi pendarahan, syok, cedera, luka bakar dan pemindahan penderita saat evakuasi.
Simulasi tersebut diikuti 350 warga sekolah yang terdiri atas siswa, guru, komite, kepala desa. Turut serta beberapa undangan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banda Aceh, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Banda Aceh dan Aceh Besar serta 9 Sekolah Dasar SD binaan Disdik Aceh.
Penanggujawab Simulasi sekaligus Kabid Program pada Dinas Pendidikan Aceh, Nailul Autar menambahkan kegiatan ini bagian dari program membangun kesiapsiagaan bencana warga sekolah kawasan rawan bencana, yaitu kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Tujuan akhirnya adalah mengurangi risiko bencana.
Tahap awal ada 10 sekolah di kawasan rawan bencana yang didampingi secara serius mulai dari sosialisasi program, inisiasi fasilitator siaga bencana sekolah, latihan alat peraga, desain jalur evakuasi, desain SOP penanggulangan bencana, simulasi dan festival.
simulasi yang sama juga dilakukan di SDN 65 Lampulo Banda Aceh, 30 September 2013, sekaligus pencanangan 10 pilot sekolah siaga bencana binaan Dinas Pendidikan Aceh.(serambi indonesia,23 september 2013)