Jaringanpelajaraceh.com-Empat siswa terbaik Indonesia terpilih menjadi duta muda bangsa untuk berlaga dalam ajang International Earth Science Olympiad (IESO) tanggal 22-29 Agustus di Nice-Cote D’Azur, Perancis. Siswa terbaik ini merupakan juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) tahun 2016 dan hasil seleksi Pelatnas Olimpiade Kebumian tahun 2017.
Keempat siswa tersebut yaitu, Alse Nabilah (SMA Kesatuan Bangsa BBS, Jogjakarta), Rifki Andika (SMAN 2 Depok), Fransiskus Litani Santoso (SMAK Ketapang, Jakarta), dan Fadly Muhammad Aulia (SMA Al-Kautsar, Bandar Lampung).
Mereka didampingi oleh tiga mentor atau pembina bidang meteorologi, Zadrach L Dupe, MSc., (ITB), bidang astronomi, Dr. Hakim L. Malasan (ITB), dan bidang oceanografi, Ir. Warsito Atmodjo, MSc, (Undip), serta satu orang observer, Asep Sukmayadi (Direktorat Pembinaan SMA, Kemendikbud).
Indonesia telah berpartisipasi pada IESO mulai tahun 2007. Prestasi terbaik Tim Indonesia adalah pada 4th IESO 2010 di Indonesia, dengan prestasi 2 medali emas dan 6 medali perak. Terakhir pada 10th IESO 2017 di Jepang, anggota tim Indonesia meraih 1 medali perak dan 3 medali perunggu serta 1 penghargaan emas untuk ITFI dan ESP.
Pada tahun ini diharapkan para siswa Indonesia dapat menorehkan prestasi lebih baik. Harapan ini tentu saja menjadi harapan bersama. Direktur Pembinaan SMA Kemendikbud, Purwadi Sutanto mengatakan bahwa para siswa Indonesia ini adalah para siswa pilihan yang senantiasa memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan siswa dari negara-negara manapun di dunia.
“Sebuah kebanggaan yang dapat menumbuhkan optimisme dan kepercayaan diri sebagai bangsa yang mandiri dan tangguh. Dan anak-anak Indonesia terus membuktikannya melalui ajang olimpiade yang terus kita bina dan kita kembangkan”, kata Purwadi di Jakarta, Rabu, (23/8/2017).
Dalam ajang ini para siswa dituntut untuk bisa menguasai pengetahuan dan keterampilan dasar di bidang geologi, geofisika, meteorologi, oseanografi dan astronomi. Tes diberikan dalam bentuk tes teori, tes praktek lapangan dan tes praktek laboratorium untuk memperebutkan medali emas, perak dan perunggu serta penghargaan khusus lainnya yang disediakan.
IESO merupakan ajang kompetisi internasional untuk para siswa SMA di bidang ilmu kebumian yang diselenggarakan sejak tahun 2007. IESO didirikan oleh International Geoscience Education Organization (IGEO) yang merupakan afiliasi dari International Union of Geological Science.
Ajang ini bertujuan untuk menarik minat dan menumbuhkan bakat-prestasi siswa SMA di bidang ilmu kebumian sekaligus untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap pentingnya ilmu kebumian dan kepedulian terhadap kelestarian bumi. Disamping itu, IESO juga bertujuan untuk mendorong persahabatan internasional diantara generasi muda, dan para ilmuwan di bidang kebumian sekaligus mendorong pengembangan pembelajaran di bidang kebumian di sekolah.
Uniknya pada IESO juga terdapat kompetisi berupa International Team Field Investigation (ITFI), dimana para peserta akan dibagi dalam kelompok campuran yang anggotanya dari berbagai negara dan kemudian diminta menyelesaikan sebuah tugas di lapangan serta mempresentasikannya.
Selain itu juga diadakan kompetisi berupa Earth Science Project (ESP), dimana kelompok tersebut juga akan diberi tugas untuk mendiskusikan topik khusus dan membuat poster. Penghargaan khusus akan diberikan pada tim terbaik pada kompetisi ini.
Di dalam IESO nampak terlihat bahwa misi utama dari ajang ini adalah bukan semata-mata berkompetisi tetapi lebih daripada itu adalah belajar membangun kolaborasi dan jalinan persahabatan diantara generasi muda para calon ilmuwan dunia untuk bersama-sama belajar menemukan solusi atas ancaman terbesar kelestarian bumi.
Para siswa dari seluruh dunia ditantang untuk berkolaborasi menghadapi persoalan dan tantangan global kebumian melalui ITFI dan ESP. Soal-soal yang diberikan dalam teori secara individual merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari soal-soal yang harus diselesaikan secara kelompok.
Para peserta ditantang untuk dapat mengerahkan segala kemampuan mereka sekaligus ajang bagi mereka untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan pengertian menghadapi persoalan bersama.
Selain berkompetisi dan berkolaborasi, di dalam ajang ini juga akan dilaksanakan sebuah workshop “Teaching Geoscience in French Higschool”, sebuah kesempatan berharga untuk menimba pengetahuan dan pengalaman bagaimana negara Prancis mengembangkan pembelajaran di bidang ilmu kebumian di sekolah.
Ini akan sangat penting dan bisa menjadi masukan untuk pengembangan pembelajaran sains khususnya SMA di Indonesia, sekaligus sebagai masukan untuk pembinaan OSN di bidang ilmu kebumian.
Pada tahun 2017 ini, IESO diikuti oleh 32 negara diantaranya Australia, Brazil, USA, China, Jepang, Korea Selatan, Belanda, Inggris, Prancis, Ukraina, Rumania, Kazaksthan, Namibia, dan Haiti. IESO termasuk olimpiade yang sangat unik dan menarik karena merupakan olimpiade yang interdisipliner.
Semoga pada ajang IESO ke-11 tahun ini, Tim Indonesia dapat meraih prestasi maksimal melengkapi perolehan medali olimpiade internasional yang telah diraih sepanjang tahun ini sebanyak 28 penghargaan/medali dan di bidang sains (6 emas, 11 perak, dan 9 perunggu, 2 honorable mention) yang disumbang bidang matematika, fisika, kimia, biologi, geografi, informatika, dan penelitian ilmiah. Semoga sukses Tim IESO Indonesia!
sumber: www.kemdikbud.go.id