Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Malikussaleh menggelar Malaysia Indonesia International Conference on Economics, Management and Accounting (MIICEMA) ke-20 di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, 20-21 November 2019.
Konferensi MIICEMA 2019 mengangkat tema Peluang dan Tantangan Industri 4.0 di Bidang Ekonomi, Manajemen, dan Akuntasi.
Ketua Penyelenggara Konferensi MIICEMA ke-20, Wahyuddin Albra mengatakan, acara ini diikuti oleh para dekan fakultas ekonomi dari 28 universitas di Indonesia dan Malaysia yang tergabung dalam forum ini.
Acara rutin ini diselenggarakan secara bergilir. Tahun ini FEB Unimal ditunjuk sebagai tuan rumah.
Dalam konferensi MIICEMA ke-20, turut dihadirkan dua keynote speaker dan juga pendiri MIICEMA yakni, Prof Dr Fauzias Mat Nur dan Prof Dr Zulkifli Husen.
Wahyuddin mengatakan, selain sebagai ajang silaturrahmi antar pendidik dari berbagai universitas di Indonesia dan Malaysia, MIICEMA juga bertujuan sebagai ajang tukar pikiran untuk saling memajukan antar universitas khususnya fakultas ekonomi.
Tidak hanya konferensi, Wahyuddin menjelaskan, MIICEMA juga rutin menggelar penelitian kolaborasi, pertukaran pelajar dan juga kuliah umum dengan menghadirkan para pembicara dari anggota MIICEMA sendiri.
“Kalau kita sendiri susah untuk berkembang. Ada dosen kita yang bisa melakukan penelitan kolaborasi, ada dosen luar negeri yang bisa mengisi kuliah umumnya. Intinya muaranya adalah untuk memperbaiki nilai akreditasi institusi kita,” ujarnya.
Sementara itu Pembantu Dekan Satu FEB Unimal Anwar Puteh, mengatakan, konferensi MIICEMA juga diharapkan dapat memberikan solusi bagi Indonesia yang akan mengalami penambahan secara demografi setiap tahunnya.
Menurut Anwar berdasarkan data BPS, di tahun 2024 jumlah populasi di Indonesia diperkirakan mencapai 282 juta jiwa. Sedangkan di tahun 2045 jumlah penduduk Indonesia diperkirakan akan bertambah hingga 317 juta jiwa.
“Bicara usia produktif tentu mereka punya harapan dan masa depan. Meningkatnya angka pengangguran tentu ini tantangan bagi kita di era revolusi industri 4.0,” ujar Anwar.
“Untuk itu saya berharap dengan kehadiran para peserta dengan segenap referensi yang dimiliki tentu akan mewariskan pengetahuan bagi generasi kita di masa depan,” ujarnya.
Sementara itu Staf Ahli Gubernur Aceh Bidang Ekonomi, Dr Mahyuzar MSi saat membuka secara resmi konferensi MIICEMA berharap, konferensi ini menghasilkan poin-poin yang bisa direkomendasikan untuk menumbuh kembangkan ekonomi di Aceh yang berlandaskan syariat Islam.
Mahyuzar mengatakan, di tahun 2018 pemerintah Aceh telah mengeluatkan Qanun Nomor 11 tentang Lembaga Keuangan Syariah. Tentunya hal ini membutuhkan masukan untuk perkembangan ekonomi syariah di Aceh.
“Ini sebagai pondasi bagi keuangan Aceh. Pondasi ini perlu masukan untuk perkembangan ekonomi syariah di Aceh.Pemerintah Aceh telah mewajibkan semua bank untuk mengikuti qanun tersebut,” ujarnya.