Banda Aceh – Dalam implementasi kurikulum merdeka (IKM) atau lebih keren disebut kurikulum merdeka (Kurma), perlu memahami lebih lanjut di sekolah yang telah menerapkannya.
Salah satu sekolah yang baru saja mulai menerapkannya yaitu, SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh.
Maka, Kepala SD Negeri Kampung Kapeh, Kecamatan Kluet Selatan, Kabupaten Aceh Selatan melakukan studi tiru ke sekolah tersebut, Rabu (7/9/2022).
Kedatangan Kepala SD Negeri Kampung Kapeh, Yusnadiwan SPd disambut langsung oleh Kepala SD Negeri 67 Percontohan, Erna Wirda MPd dengan ramah dan bersahabat.
Yusnadiwan kepada media ini mengatakan, kunjungannya ke sekolah itu untuk belajar lebih jauh tentang implementasi kurikulum merdeka.
“Sekolah kami yang berada jauh di pedesaan tentu belajar dan meniru ke sekolah di perkotaan apalagi sekolah percontohan yang berada di ibu kota provinsi,” kata Yusnadiwan.
Dikatakannya, sekolah yang banyak meraih segudang prestasi ini tentu sangat cocok untuk belajar lebih jauh bukan saja tentang kurikulum merdeka tapi banyak hal yang mesti dipelajari.
“Semoga suatu saat nanti semua dewan guru SD Negeri Kampung Kapeh bisa melakukan studi tiru ke sekolah ini, bukan studi banding. Karena kalau studi banding tentu berbeda sekali perbandingannya,” ucap Yusnadiwan.
Sementara Kepala SD Negeri 67 Percontohan, Erna Wirda mengucapkan terima kasih atas kunjungan Kepala SD Negeri Kampung Kapeh ke sekolah kami.
“Tidak ada perbedaan antara sekolah di pedesaan dengan perkotaan, hanya saja motivasi dan kemauan untuk pengembangan diri yang membedakannya,” ujar Erna.
Justru katanya, guru-guru yang mengajar di sekolah perkotaan berasal dari desa, bahkan di sekolah ini ada beberapa orang guru berasal dari Aceh Selatan.
“Implementasi kurikulum merdeka di SD Negeri 67 Percontohan baru saja memulainya, apalagi kurikulum ini merupakan barang baru yang harus kita pelajari secara bersama,” ungkapnya.
Erna menyebutkan, di sekolah ini ada instruktur kurikulum merdeka yang memudahkan bagi kami untuk berbagi ilmu dan pengalaman dengan saling asah, asih dan asuh.
Secara terpisah, salah seorang intruktur kurikulum merdeka dari sekolah itu, Ida Elva MPd menyampaikan, kurikulum ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
“Hanya saja kurikulum merdeka, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik,” ujar pendamping sekolah penggerak ini.
Ida Elva berseloroh, sesekali tidak salahnya kita berbagi ilmu dengan teman-teman guru di Aceh Selatan melalui pelatihan dan bisa pulang kampung ke tanah kelahiran tercinta.(*)
Penulis : Baihaki