close
Berita Terkini

Ini Harapan Guru Sekolah Luar Biasa di Ajang GTK Berprestasi

Banda Aceh – Memasuki hari terakhir pemilihan guru dan tenaga kependidikan (GTK) berprestasi jenjang guru SLB tingkat Provinsi Aceh tahun 2023 telah berakhir pada hari Senin (26/9/2023).

Ajang bergengsi GTK berprestasi yang dilaksanakan oleh Bidang GTK Disdik Aceh itu berlangsung mulai tanggal 23 sampai 27 September 2023.

Untuk guru SLB berprestasi dilaksanakan di Hotel Kuala Radja dan pada Selasa malam tanggal 26 September 2023 akan diumumkan para juara di Audotorium UIN Ar-Raniry, dan bagi juara pertama mendapatkan hadiah paket umrah.

“Bagi peserta tentu mengharapkan meraih juara pertama, kedua dan ketiga sebagai apresiasi dari Pemerintah Aceh melalui Disdik Aceh kepada insan pendidik, khususnya guru Sekolah Luar Biasa,” ujar salah seorang peserta, Taufik Sulaiman dari SLB AB Bukesra Banda Aceh.

Hal itu disampaikannya disela berakhirnya rangkaian semua proses tahapan penilaian dalam pemilihan GTK berprestasi.

“Saya telah menyiapkan semua bahan sesuai juknis yang tertera, mulai dari menyiapkan best practice, vidio pembelajaran, naskah dan porto folio,” ungkap Taufik.

Kemudian katanya, tahapan mengikuti ujian tulis, presentasi dan wawancara sudah dilalui, semua keputusan adalah wewenang sepenuhnya dari dewan juri.

“Siapapun yang keluar sebagai juara pertama, kedua dan ketiga, saya ucapkan selamat dan sukses. Karena merekalah yang paling baik dari yang terbaik,” ungkapnya.

Namun kami sebagai sesama guru yang mengajar di SLB yang merupakan Pendidikan Khusus Layanan Khusus (PKLK) merasa senasib dan sepenanggungan.

Katanya, mengajar dan mendidik di SLB tidak sama dengan sekolah biasa, guru dituntut kesabaran dalam menghadapi siswa penyandang disabilitas.

Dia menuturkan, anak berkebutuhan khusus atau “anak emas” perlu perhatian lebih dari gurunya di sekolah, sikap dan tingkah laku mereka sangat beragam.

“Justru itu seperti saya sampaikan diatas butuh kesabaran, kasih sayang, perhatian lebih yang harus diberikan oleh guru. Bahkan tak jarang di sekolah guru harus membersihkan kotoran, ingus mereka dan lain sebagainya,” tutur Taufik.

Ditambahkannya, saat ini SLB di Aceh masih banyak guru honorer yang mengajar dan ijazahnya tidak linier dengan jurusan yang ada di SLB.

“Memang saat ini pemerintah membuka peluang melalui PPPK, namun kendalanya banyak ijazah yang tidak linier,” ucapnya.

Dia mengharapkan, agar kami sering diberikan pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat agar pelatihan yang kami ikuti diakui sebagai pendidikan luar biasa.

“Hal terpenting lainnya adalah perhatian dari Pemerintah Aceh untuk memperhatikan kesejahteraan guru SLB supaya nominalnya lebih tinggi sedikit dari honor guru SMA atau SMK,” pinta Taufik.(*)