JaringanPelajarAceh.Com – Peristiwa Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 merupakan momentum penting persatuan nasional. Sangat tepat membicarakan soal literasi di tengah perayaan Sumpah Pemuda.Refleksi yang ditulisnya berjudul “Sumpah Literasi Anak Muda” itu dibacakan di hadapan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), dan seluruh undangan yang hadir. Para pemuda yang berkumpul dalam peristiwa Sumpah Pemuda itu mampu memanfaatkan setiap serpihan informasi yang mereka peroleh untuk membaca gerak sejarah dunia dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk kepentingan pergerakan nasional.
Keterbatasan teknologi ketika itu mereka berjejaring dengan kolega-koleganya dari negara terjajah. Satu sama lain berbagi informasi dan analisis melalui korespondensi melalui artikel, sekaligus berbagi solidaritas dengan terlibat pada berbagai jaringan internasional. Mereka tidak pernah membatasi pergaulan. Mereka menyadari, kolonialisme tidak identik dengan ras ataupun suku. Perjuangan pun harus dilakukan dengan berjejaring bersama siapapun yang mau berbagi solidaritas.