Pelatihan Guru Aceh di Institut Teknologi Bandung
Pengantar: Dinas Pendidikan Aceh mengirimkan 390 guru Olimpiade Sains Nasional (OSN) untuk digembleng di Institut Teknologi Bandung (ITB). Mereka diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Aceh dan melahirkan siswa-siswa berkualitas serta bisa mengharumkan nama Aceh di berbagai even. Berikut beberapa catatan wartawan Serambi Indonesia, Safriadi H Syahbuddin, yang ikut meninjau program penguatan kompetensi guru OSN Aceh di Kampus ITB pekan lalu.
PAGI itu cuaca di Kota Kembang tergolong panas. Namun seketika berubah sejuk saat kaki menginjak halaman Kampus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Bandung (F-MIPA ITB). Pepohonan tumbuh besar dan hijau di mana-mana, menyelimuti tingginya gedung-gedung kampus. Terasa sangat nyaman sebagai tempat belajar.
Di salah satu ruang kuliah, terlihat sejumlah mahasiswa yang tak lagi muda, serius mendengar penjelasan sang dosen yang lebih muda dari mahasiswa. Ternyata, mahasiswa ini adalahguru–guru pilihan dari Aceh. Mereka sedang ditempah kembali untuk meningkatkan kompetensinya sesuai keilmuan masing-masing.
Ketua Majelis Pendidikan Daerah (MPD) Aceh, Prof Dr Warul Walidin MA bersama perwakilan Dinas Pendidikan (Disdik) Aceh, Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan unsur pengawas, tak punya banyak waktu di ruang ini. Hanya sekedar menyapa, lalu ke luar, agar tak mengganggu proses belajar. Apalagi ITB punya disiplin cukup ketat soal ini.
Ketatnya disiplin belajar di ITB diketahui setelah rombongan peninjau bertemu Manajer Pengabdian Kepada Masyarakat F-MIPA ITB, Abdul Waris PhD. Master dan Doktor jebolan Tokyo Institute of Technology, Jepang ini mengatakan, di ITB disiplin belajar nomor wahid.
“Ini yang tidak didapatkan di tempat-tempat lain. Di ITB, disiplin belajar paling utama. Dosen sama sekali tak boleh meninggalkan kewajibannya mengajar. Bahkan, boleh menolak pangilan rektor sekali pun, jika ia sedang atau akan mengajar,” ujar Abdul Waris, kepada Serambi, Senin, 16 Juni lalu.
Untuk diketahui, Pemerintah Aceh melalui Dinas Pendidikan tahun ini mengirimkan 390 guru khusus guru mata pelajaran yang diuji dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) ke ITB. Program ini diberi nama Penguatan Kompetensi Guru OSN Tingkat SMP dan SMA Aceh 2014. Program ini dilaksanakan Disdik Aceh berkerjasama dengan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan ITB.
Program ini dimulai sejak 11 Mei 2014. Hingga 23 Juni 2014, Disdik Aceh sudah memberangkatkan 270 guru OSN tingkat SMA terdiri atas masing-masing 30 orang guru matematika, biologi, fisika, kimia, dan astronomi (gelombang pertama), dan masing-masing 30 guru geografi, ekonomi, ilmu kebumian, dan ilmu komputer (gelombang kedua).
Masih tersisa satu gelombang lagi yaitu guru OSN tingkat SMP masing-masing 30 orang guru Biologi, Fisika, Matematika, dan IPS, yang akan berangkat ke ITB pada 11 Agustus hingga 3 September 2014. Program ini merupakan skenario besar Disdik Aceh dalam upaya meningkatkan mutu guru, yang kemudian bisa meningkatkan mutu siswa dan tujuan akhir meningkatknya mutu pendidikan di Aceh.
Guru-guru ini, kata Dr Abdul Waris, selama mengikuti pelatihan di ITB dibimbing oleh pakar-pakar di bidangnya. ITB memiliki SDM dan fasilitas belajar yang lengkap seperti laboratorium dan lainnya. Selain belajar di laboratorium fisik yang ada di ITB, guru–guru ini juga diajak ke laboratorium alam yang ada di Bandung.
“Misalnya, guru geografi yang sudah bertahun-tahun mengajar tentang kawah, di sini mereka kami ajak ke kawah yang bisa diamati dengan jarak yang sangat dekat. Begitu juga denganguru mata pelajaran lainnya. Di sini kami fokus pada memperdalam materi ajar, bukan pada metode pengajaran,” papar Waris.
Sangat urgen
Ketua MPD Aceh Prof Dr Warul Walidin MA saat meninjau pelaksanaan program tersebut di ITB, menilai pelatihan ini sangat urgen dalam rangka peningkatan kapasitas tenaga pendidik, dan pada gilirannya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Aceh. Tidak hanya pada bidang OSN, tapi pendidikan secara keseluruhan.
Warul Walidin juga menilai pelatihan ini mendapat respons positif para peserta, ditambah komitmen yang tinggi dari penyelenggara. ITB, kata Warul, telah dikenal sebagai perguruan tinggi yang punya kualifikasi kelembangaan dan SDM yang cukup bagus. Ia berharap, program ini dapat membawa pendidikan Aceh ke arah yang jauh lebih baik.
Kenapa ITB?
Sementara Kadisdik Aceh, Drs Anas M Adam MPd secara terpisah mengatakan, pelatihan ini bukan hanya bertujuan pada pembinaan siswa-siswa OSN. Tapi guru–guru ini nantinya diharapkan menjadi guru–guru inti yang bisa menjadi tutor bagi guru lainnya di daerah masing-masing, yang tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu pendidikan.
“Sekali berenang, dua tiga pulau terlampuai. Itu harapan kami dari program ini,” kata Anas M Adam kepada Serambi, Senin (23/6). Ditanyai kenapa ITB yang menjadi pilihan kerja sama ini, Anas menjelaskan, saat ini secara nasional ITB merupakan kiblatnya pengembangan teknologi.
“Saat ini semuanya dikembangkan di ITB. Selain itu, ITB juga berperan besar dalam pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional. Karena itu, kita kirim guru–guru kita ke pusatnya orang-orang belajar serta memperdalam sains dan teknologi. Dengan harapan, Aceh bisa bersaing dengan daerah lain di Indonesia,” ujar Anas.
Ia menambahkan, Dinas Pendidikan akan melakukan evaluasi terhadap program ini agar hasilnya benar-benar terlihat. Paraguru yang sudah mengikuti pelatihan itu akan terus didampingi untuk meneruskan ilmu yang sudah mereka dapatkan di ITB, kepada guru–guru lainnnya serta kepada para siswa. “Semua ini kami lakukan hanya untuk satu tujuan, yaitu meningkatkan mutu pendidikan Aceh,” pungkas Kadisdik Aceh Anas M Adam.
Sumber : aceh.tribun.com | DF