SAMARINDA, KOMPAS.com — PT Microsoft Indonesia menyatakan prihatin bila para guru masih menggunakan metode mengajar tradisional yang cenderung monoton dan membosankan bagi siswa. Keprihatinan itu terungkap pada gelaran acara program Partners In Learning (PIL), yang dibuka Senin (16/12/2013).
Melalui kegiatan yang dijadwalkan berlangsung sampai Kamis (19/12/2013), Microsoft Indonesia mengajak para guru di Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara untuk belajar bersama, dimulai dari 80 guru yang mengikuti program PIL.
Perwakilan dari Microsoft Indonesia, Budi Setyono, mengatakan, guru saat ini harus punya kompetensi dalam metode pengajaran agar tak ketinggalan dari siswanya, termasuk soal tekonologi.
“Saat ini siswa mampu mengakses informasi dunia hanya melalui sebuah laptop ataupunhandphone. Jangan sampai lantaran gurunya tidak up to date siswa jenuh ketika pengajaran oleh guru,” ujar Budi, Selasa (17/12/2013).
Budi mengatakan, Microsoft melalui program corporate social responsibility (CSR) merangkai beragam program untuk meningkatkan kompetensi guru di bidang teknologi. “Microsoft mengajak para guru untuk melek teknologi, tidak gaptek (gagap teknologi),” ujar dia.
Salah satu peserta, Badrut Tamam, mengatakan, program ini sangat membantu. “Sekurang-kurangnya saya bisa meng-upgrade pengetahuan saya tentang dunia teknologi,” kata dia. Badrut sependapat bahwa para guru pada hari ini harus punya inovasi dalam metode pengajaran.
Implementasi teknologi dalam metode itu, menurut Badrut, tak bisa dihindari. “Seandainya semua guru bisa melakukan pembelajaran di kelasnya dengan basis IT sebagaimana yang diajarkan tim dari Microsoft ini, siswa tidak akan jenuh karena suasana belajar bisa dikondisikan rileks dan menyenangkan,” ujar dia.