jaringanpelajaraceh.com- Rencana Kementerian Pendidikan Republik Indonesia untuk melaksanakan full day di seluruh Indonesia termasuk Aceh nampaknya akan mendapat kendala. hal ini disuarakan oleh para pendidik khususnya di Aceh yang keberatan dengan perlakuan fullday dengan berbagai alasan.
Iswadi salah seorang guru di Aceh menyampaikan pendapatnya terhadap rencana pelaksanaan fullday. Menurutnya kebijakan tersebut sepertinya belum cocok diterapkan pada semua sekolah di Indonesia dan mungkin hanya cocok untuk sekolah-sekolah berasrama saja (boarding school). Coba lihat fasilitas apa saja yang dimiliki sekolah-sekolah kita, adakah disana fasilitas olah raga yang memadai, tempat instirahat, perpustakaan, laboratorium IPA/Bahasa/Komputer, ruang ganti, dll. Dimana fasilitas tersebut akan digunakan secara bersamaan oleh ratusan siswa dan guru secara bersamaan sebagai sarana pendukung kegiatan ekstrakurikuler. Apa yang akan dikerjakan di sekolah dari jam 7.30 s/d 16.00 tanpa kesiapan sarana prasarana?????. Tidak mungkin guru berceramah terus di kelas dari pagi sampai sore dan tidak mungkin siswa berada di kelas terus dari pagi sampai sore, konsentrasi akan sangat menurun setelah waktu siang berlalu. Dan banyak hal lain yang sebenarnya mesti diperhatikan sebelum kebijakan ini diterapkan. Semoga saja para pihak di Dinas Pendidikan Provinsi Aceh telah menyiapkan tips dan trik untuk menyambut kebijakan ini.
begitu juga halnya dengan Yuli salah seorang guru yang meminta agar fullday dapat dikaji ulang karena rata-rata anak sekolah di daerahnya menggunakan waktu setelah sekolah untuk membantu orang tua dan mencari rezeki sehingga jika anak-anak Diharuskan berada di sekolah sepanjang hari maka disangsikan mereka tidak mampu memenuhi maksud tersebut karena harus bekerja untuk mencari makan.
Banyak pihak yang meminta Kementerian Pendidikan Republik Indonesia untuk mengkaji ulang kebijakan tersebut agar tidak berefek buruk terhadap dunia pendidikan. kita tunggu bagaimana keputusannya nanti.