X

Pengabdian Tiada Tepi Guru Daerah Terpencil

Jaringanpelajaraceh.com  I Aceh Timur – Perjuangan guru di daerah terpencil patut diapresiasi. Berbagai tantangan dan rintangan harus mereka hadapi demi bisa memberikan pendidikan pada anak-anak desa.

Seperti pengalaman yang diceritakan oleh Jufri, salah seorang dari sekian banyak guru yang mengajar di daerah terpencil yang ada di Kabupaten Aceh Timur.

Pria yang merupakan guru Matematika di SMPN 5 Pantee Bidari ini harus melewati berbagai rintangan untuk mencapai tempat dia mengabdi sehari-hari.

Kepada media ini, ia menuturkan kisah suka dukanya selama mengajar di daerah terpencil tepatnya di Desa Blang Seunong Kecamatan Pantee Bidari Kabupaten Aceh Timur.

Menurutnya, sejak mengabdikan diri mulai tahun 2018 di sekolah ini hingga sekarang, dirinya tetap bersemangat mengajar anak-anak di daerah terpencil. Walaupun untuk melalui semua itu, pakaianya harus kotor oleh tanah ketika melewati jalan yang penuh dengan lumpur.

Ia menambahkan, jarak menuju sekolah tempatnya mengajar dari rumahnya berjarak 35 Km.

Jika tidak musim penghujan dirinya mengakui bisa cepat sampai mengunakan sepeda motor, sekitar 90 menit. Namun jika musim hujan ia dan kawan-kawannya harus berjuang lebih kuat untuk mencapai sekolah.

Lebih lanjut dijelaskannya, jika di musim penghujan dirinya bisa sampai ke sekolah memakan waktu hingga 2 jam.

Sebab jalan yang biasanya dilewati tak bisa lagi dilalui. Karena jalan yang dilaluinya mencapai 5 Km berlumpur dan biasanya sepeda motor harus didorong.

“‎Nah kalau di musim penghujan ini saya harus berangkat lebih awal, yang semula berangkat jam 06.45 WIB jadi berangkat pukul 06.15,” katanya, Jumat (29/01/2021).

Jufri menerangkan, dirinya sengaja berangkat lebih awal jika musim penghujan, pasalnya ia tidak ingin siswanya lama menunggunya untuk mendapatkan pelajaran baru.

Diakuinya, jika muridnya lama menunggu disitulah dirinya merasa sedih, karena ‎melihat murid-muridnya yang sudah siap-siap untuk menerima pelajaran sedikit kecewa, karena menunggu gurunya.

“Disisi ‎lain saya merasa senang dan bangga melihat anak-anak yang semangat belajar meski sekalipun berada di daerah terpencil,” ucapnya.

Menurut Jufri, selama berjalan dengan sepeda motor dijalan berlumpur sejauh 5 KM, tak jarang dirinya tersungkur di jalan berlumpur, sebab kondisi jalan memang licin.

Namun yang ada dibenaknya, bagaimana pengetahuan baru hari ini bisa diberikan kepada muridnya.

Walau menghadapi segudang tantangan, Jufri mengaku tetap bersemangat dalam mengabdikan diri untuk mencerdaskan putra putri Aceh di daerah terpencil.

“Bagi saya, melihat anak-anak daerah terpencil menjadi pintar ada kepuasan tersendiri dalam bathin ini, Mudah-mudahan ada salah satu murid saya nanti menjadi seorang pejabat bahkan menjadi seorang Anggota DPR ataupun Bupati,” doanya.

Saat ditanya apa harapan Jufri pada Pemerintah, Ia berharap fasilitas sekolah didaerah terpencil bisa dilengkapi. Selain itu akses jalan menuju tempat dirinya mengajar sebagai guru mata pelajaran matematika bisa segera diperbaiki.

“Saya sangat bangga menjadi guru, apalagi dapat membagi ilmu untuk anak-anak di daerah terpencil, dan berharap pemerintah bisa menjadikan kawan-kawan seperjuangan saya di daerah terpencil yang belum PNS (Pegawai Negeri Sipil) agar mereka diberi kesempatan menjadi guru berstatus PNS atau PPPK (Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja)” pungkasnya.

fitriadi:
Related Post