* Puluhan Siswa Terkendala Ikut TPBI
SINGKIL – Dua kapal penyeberangan di pantai barat Aceh kini sedang rusak, sehingga tak bisa mengangkut penumpang. Kedua kapal itu adalah KMP Teluk Sinabang dan KMP Teluk Singkil yang rusak pada bagian mesinnya, Rabu (20/11) petang. Padahal, KMP Teluk Singkil baru saja turun docking tahunan 16 November lalu.
Berbagai dampak timbul akibat rusaknya kedua kapal feri itu. Puluhan penumpang yang hendak berlayar dari Singkil menuju Simeulue naik KMP Teluk Sinabang pada Rabu pukul 17.00 WIB, kecewa karena gagal berangkat.
Penumpang yang mengaku tak memiliki cukup uang untuk menginap lagi di hotel atau losmen, memilih bermalam di atas kapal. Sebagian lainnya malah tidur di dalam kendaraan yang belum dimuat ke kapal. “Yang kami sesalkan, tidak ada pemberitahuan dari awal bahwa kapal rusak. Kami sudah naik, baru diberi tahu,” kata seorang penumpang dari Medan yang hendak ke Simeulue naik KMP Teluk Sinabang.
Hingga Kamis (21/11) sore kerusakan itu belum berhasil diperbaiki, sehingga Teluk Sinabang tetap bersandar di Pelabuhan Feri Pulau Sarok Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Sementara nun jauh di sana, di Pulau Simeulue, seratus siswa kelas III SMU terancam gagal ikut Tes Penjajakan Bidang Ilmu (TPBI) di Banda Aceh dan Medan. Semua mereka menunggu ketibaan KMP Teluk Sinabang dari Singkil. Sedangkan kapal itu kini rusak di Singkil.
Kepala SMAN 1 Simeulue Timur, Chairil Anwar, kepada Serambi, Kamis (21/11), mengakui 69 siswa di sekolahnya yang sudah bersiap-siap berangkat ke daratan tidak bisa berlayar gara-gara kapal feri tak kunjung tiba dari Singkil.
Orang tua dari siswa-siswa tersebut kini gundah karena anak mereka terancam tak bisa ikut TPBI pada hari Minggu (24/11). Hal ini sudah dia laporkan ke Sekda Simuelue agar dicarikan solusinya.
Menurut Chairil Anwar, selain puluhan siswanya yang hendak mengikuti TPBI, terdapat pula siswa sekolah lainnya di Simeulue yang juga ikut tes serupa. Jumlah mereka ia perkirakan mencapai seratus siswa.
Ia tambahkana, TPBI merupakan syarat untuk bisa diundang dalam program Ujian Seleksi Masuk Universitas (USMU) berdasarkan prestasi nilai yang diperoleh pascates. “USMU tahun ini merupakan kolaborasi lima universitas, yakni Universitas Syiah Kuala, Universitas Malikussaleh, Universitas Sumatera Utara, Universitas Jambi, dan satu lagi kalau nggak salah Universitas Lampung,” sebutnya.
Mengetahui pelayaran dari Simeulue ke Labuhan Haji (daratan Aceh Selatan) sedang terkendala, lalu sejumlah orang tua siswa mencari alternatif memberangkatkan anaknya naik pesawat. Namun, daya tampung pesawat sangat terbatas. Tak semua siswa terangkut sebelum hari Minggu lusa.
“Mudah-mudahan ada solusi secepatnya,” kata Umi, salah seorang ibu dari siswa Simeulue yang akan ikut TPBI di Banda Aceh.
Sementara itu, KMP Teluk Singkil sedianya akan mengangkut penumpang dari Singkil ke Gunung Sitoli, Nias, pada Rabu pukul 22.00 WIB. Tiba-tiba sorenya kapal itu dilaporkan rusak mesinnya. Langsung
dikabarkan kepada calon penumpang, sehingga mereka belum sempat naik ke kapal, sebagaimana halnya penumpang KMP Teluk Sinabang.
Penumpang yang telanjur naik atau merapat ke kapal akhirnya diberi kompensasi berupa makan siang. “Penumpang pun boleh mengembalikan tiket,” kata General Manager ASDP Indonesia Feri Cabang Sinabang, Vega Ryanto, di Singkil, Kamis (21/11).
“Sesuai peraturan kami berikan kompensasi makan siang untuk 45 penumpang KMP Teluk Sinabang yang belum bisa diberangkatkan,” kata Vega. Menurut Vega, mesin Teluk Sinabang yang rusak itu sudah dibawa ke Medan untuk diperbaiki. Namun, ia belum bisa memastikan kapan selesai diperbaiki.
Diakuinya, KMP Teluk Singkil memang baru selesai docking di galangan Kota Sabang sejak 16 Oktober-16 November lalu. Sekarang letak kerusakan mesinnya masih dicari. “Selesai docking baru empat kali berlayar, sekarang rusak,” ujar Vega.
Kepala Dinas Perhubungan Aceh Singkil, Said Jufri, menyatakan jika ada penumpang yang minta dikembalikan ongkosnya, harap dilayani dengan cepat.
Sementara itu, Kadihubkomintel Simeulue, Narmiadin berharap kerusakan KMP Teluk Sinabang segera bisa teratasi. Feri pengganti, menurutnya, belum ada, karena KMP Teluk Singkil pun sedang rusak. (c39/c48)