close
Berita Terkini

Sejumlah Sekolah Penggerak di Kabupaten Abdya Ikut Pelatihan IKM

Blangpidie – Dalam rangka mewujudkan kurikulum merdeka, sebelas kepala sekolah dan guru jenjang Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Aceh Barat Daya mengikuti pelatihan implementasi kurikulum merdeka (IKM).

Pelatihan yang diikuti 44 peserta itu berlangsung selama tiga hari mulai tanggal 30 Agustus sampai 1 September 2022 bertempat di Aula SMP Negeri 1 Blangpidie, berakhir pada Kamis (1/9).

Adapun pemateri dalam pelatihan ini menghadirkan dua orang intruktur nasional (IN) dari Banda Aceh dan Aceh Besar sebagai pendamping sekolah penggerak yaitu, Ida Elva MPd dan Elliza Rahmi MPd.

Pemateri, Ida Elva kepada media ini mengatakan, kurikulum baru ini memiliki tujuan untuk mengejar ketertinggalan pembelajaran yang disebabkan oleh pandemi covid-19.

“Kurikulum ini dibuat dengan tujuan pendidikan di Indonesia bisa seperti pendidikan di negara maju lainnya dimana siswa diberikan kebebasan dalam memilih apa yang diminatinya dalam pembelajaran,” kata Elva.

Selain itu katanya, kurikulum 2022 ini akan memudahkan guru dalam mendampingi peserta didiknya untuk menuju tujuan pendidikan yang diharapkan.

Elva menjelaskan, pada awalnya kurikulum ini tidak langsung diterapkan, namun masing-masing sekolah diberikan kebebasan untuk memilih. Hal ini juga sebagai wujud merdeka dalam belajar.

“Keunggulan kurikulum merdeka akan berfokus pada peserta didik yang belajar sesuai dengan fasenya,” ucap guru berprestasi tingkat nasional ini.

Jadi lanjutnya, setiap guru pun tidak akan terburu-buru dalam memberikan setiap pembelajaran. Hal ini akan membawa dampak positif tentunya karena apa yang dibutuhkan oleh siswa akan dapat dipenuhi oleh guru melalui pembelajaran.

Sementara Elliza Rahmi menyampaikan, kurikulum merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam dimana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

“Dalam proses pembelajaran guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik,” jelas pengawas SD berprestasi tingkat provinsi ini.

Salah seorang peserta pelatihan itu, Kepala SD Negeri 2 Lembah Sabil, Syamsuardi SPd menuturkan, dengan adanya pelatihan ini sekolah penggerak khususnya di Abdya memudahkan kami untuk mengimplementasi kurikukum merdeka.

“Kami memahami bahwa
kurikulum baru dibuat sederhana dan fleksibel sehingga pembelajaran akan lebih mendalam.,” ungkap Syamsuardi.

Lebih lanjut disampaikannya, ternyata kurikulum ini berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya.

“Hal ini akan berdampak pada belajar lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan tentunya akan lebih menyenangkan,” imbuh Syamsuardi.

Adapun sebelas sekolah penggerak yang mengikuti pelatihan ini yaitu, SD Negeri 1 Lembah Sabil, SD Negeri 2 Lembah Sabil, SD Negeri 3 Lembah Sabil, SD Negeri 2 Blangpidie.

Selanjutnya, SD Negeri 5 Blangpidie, SD Negeri 8 Blangpidie, SD Negeri 12 Blangpidie, SD Insan Madani, SD Negeri Unggul Tunas Abdya, SD Negeri 1 Babahrot dan SD Negeri 2 Babahrot. (*)

Penulis : Baihaki