Pendekatan kepada orang tua siswa dilakukan sebagai cara agar para orangtua siswa bisa memahami pendidikan SMK dan mau bekerjasama dengan sekolah, “Sekolah tidak bisa sendirian untuk membuat para siswa SMK sukses. Para orangtua harus dilibatkan agar visi-misi SMK sejalan,” Ujar Marlock
Pada sesi penguatan karakter di SMK, Marlock mensyaratkan agar para orangtua siswa untuk hadir, dalam pertemuan besar di aula, setiap anak harus berdiri di samping orangtuanya, terlihat ada siswa atau orangtua yang merasa kaku saat berdekatan, apalagi harus berinteraksi, hubungan yang kaku antara orangtua dan anak harus dicairkan, nasehat inspiratif tentang orangtua restu orangtua yang dapat mengantarkan sukses anak pada masa depan akan mampu menyentuh hati orangtuanya.
Hati para siswa disentuh tentang menghormati orantua, termasuk guru, siswa disentuh hatinya untuk memanfaatkan masa muda dengan sebaik-baiknya agar tidak menyesal di hari tua. Pada sesi terakhir siswa diajak untuk meminta maaf kepada orang tuanya, demikian sebaliknya.
Marlock membekali orangtua supaya punya keberanian mendorong anaknya merantau atau tinggal jauh dari mereka. sebab, peluang lulusan SMK yang bekerja di luar Pulau Jawa lebih besar, terutama di beberapa sektor seperti pertanian, kehutanan dan kelautan, bagi saya, SMK harus dilihat sebagai sekolah melawan kemiskinan, penguatan karakter oleh Marlock mampu memikat hati banyak SMK.
Selama lebih dari 22 tahun, Marlock berkelana dari sekolah ke sekolah di sejumlah daerah. Dia hadir untuk memberikan pengalaman kepada guru, siswa dan orangtua agar bekerjasama memajukan SMK. Penguatan pendidikan karakter yang sudah dikembangkan Marlock hingga saat ini terus disebarluaskan lewat akun instagram Peduli SMK. dia menginformasikan soal peluang kerja bagi siswa SMK, membagi kabar bahagia keberhasilan sekolah atau siswa SMK.
Tahun 2008, keputusan Marlock untuk jadi pekerja sosial bukan tanpa alasan. Selama 30 tahun, ia bekerja di industri perhotelan baik dalam dan luar Negeri. Saat industri perhotelan marak di Indonesia, dia merasakan sulitnya mencari tenaga kerja yang siap pakai. Bukan hanya siap dari sisi keterampilan kerja, melainkan juga kreativitas dan karakter yang baik
Padahal, dari pengalaman Marlock di luar negeri, lulusan vokasi sangat dihargai. Ia mulai memperhatikan sekolah kejuruan dan membantu program pendidikan vokasi yang berkaitan dengan industri, dari pengalaman Marlock itu, ia pun meyakini SMK menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemiskinan. Akhirnya, dia memantapkan berkecimpung untuk membantu pendidikan vokasi, utamanya SMK, dari Sabang dan Merauke.
Instruksi Presiden soal Revitalisasi SMK pada tahun 2016, komitmen pada peningkatan mutu SMK menjadi perhatian banyak pihak. Marlock paham betul tentang dunia industri karena dia pernah menjabat sebagai general manager hingga vice president marketing dalam bidang perhotelan, Marlock datang ke banyak SMK untuk membantu penguatan karakter para kepala sekolah, guru, siswa dan orantua. Dia banyak membantu SMK kecil dan biasa memberikan masukan perbaikan pada kurikulum atau manajemen sekolah. Dengan cara itu, Marlock berharap sekolah bisa sinergi dengan industri.
“Ada orangtua siswa SMP yang sampai mengusir saya karena tidak suka saya mengajak siswa (SMP) masuk SMK. Waktu dulu, kan, SMK masih dipandang kelas dua. Banyak orangtua yang lebih suka memasukkan anaknya ke SMA,” ujarnya
Kepedulian pada SMK mendorong Marlock menggandeng sejumlah pengusaha untuk terlibat membantu SMK dengan mendirikan FP3MKI. Lewat forum ini, dia membantu SMK yang ingin berubah menjadi sekolah berkualitas. Di buku yang diterbitkan, Berbagi Pengalaman Mendampingi Anak Masuk SMK Marlock menyebut SMK sebagai “sekolah menghapus kemiskinan”. Lulusannya “sanggup menjaga kesatuan”.
sumber:http://psmk.kemdikbud.go.id/konten/3591/semangat-memajukan-sekolah