Pelatihan berbasis teknologi informasi komunikasi (TIK) ini akan digelar oleh vendor jaringan Huawei setelah membuat nota kesepahaman dengan 12 sekolah Jakarta, Bandung, Purwokerto, Malang, Medan, Makassar, Banjarbaru, Semarang, Magelang, dan Sukoharjo.
Kesepakatan itu ikut disaksikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara dan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad.
Huawei akan menurunkan ilmunya selama sembilan bulan, mulai dari Januari hingga September 2018, dengan materi seperti pelatihan teori dan praktik lapangan selama satu minggu penuh, yang mencakup sejumlah materi dasar terkait wireless, microwave product introduction, BTS installation, environmental health, dan safety and quality.
Menurut CEO Huawei Indonesia Hudson Liu, tahun ini mereka coba memperluas jangkauan program pelatihan dengan menyesuaikan program yang sesuai bagi siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) sekaligus menjawab Instruksi Presiden No.6 Tahun 2016 tentang Revitalisasi SMK.
Sejak awal kehadiran di Indonesia, Huawei telah menaruh perhatian dalam program pengembangan talenta. Kami percaya bahwa investasi yang mumpuni dalam infrastruktur digital dan pengembangan talenta TIK merupakan kombinasi yang tepat bagi perjalanan Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di ASEAN,” katanya.
Melalui program yang diberi nama SmartGen-Alignment Vocational School to Job Ready itu, Huawei berkeinginan untuk mengisi kesenjangan antara pasokan tenaga kerja dan kebutuhan industri.
“Kami juga merasa bangga dan berterima kasih atas dukungan mitra sub-kontraktor kami yang telah tumbuh bersama Huawei selama 18 tahun terakhir dan bersama-sama membangun industri TIK di Indonesia,” masih kata Hudson.
Puluhan mitra sub-kontraktor Huawei juga disebut Hudson telah menyatakan komitmen mereka untuk memprioritaskan penyerapan tenaga kerja bagi para peserta pelatihan yang telah lulus dan mendapat sertifikat. Menurutnya, hingga saat ini, Huawei Indonesia telah memberikan pelatihan kepada 12.000 tenaga ahli dan lebih dari 3.000 siswa.
Sementara Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud Hamid Muhammad, menilai, model pelatihan dan sertifikasi seperti ini dapat menjadi pola yang yang dapat dimultiplikasi guna menghasilkan tenaga kerja terampil di tingkat menengah.
Seiring dengan peningkatan pekerja terampil yang terus meningkat, kami berharap program ini dapat mencetak tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan industri dan berujung terjadinya link and match antara industri dan pendidikan,” katanya.
Rudiantara pun sepaham dengannya. Menurut menteri yang akrab disapa Chief RA ini, pembangunan sumber daya manusia adalah kunci bagi daya saing nasional. “Saya sampaikan apresiasi kepada Huawei yang telah berkomitmen dalam pembangunan talenta industri TIK dan mendukung pendidikan di Indonesia,” pungkasnya.
sumber:http://psmk.kemdikbud.go.id