X

Sirih Merah Tangkal Kanker Serviks

Penyakit kanker saat ini dikenal sebagai salah satu penyakit mematikan di seluruh dunia. Bahkan, penyebab kematian kedua setelah penyakit jantung adalah penyakit kanker serviks.

Di Indonesia, penderita kanker serviks dilaporkan sebesar 20-24 kasus baru setiap harinya. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks).

Angka harapan hidup penderita kanker ini diketahui dan diobati pada stadium satu adalah 70-75 persen, pada stadium dua adalah 60 persen, pada stadium tiga tinggal 25 persen, dan pada stadium empat penderita bahkan sulit diharapkan bertahan.

Pengobatan kanker dibagi menjadi tiga cara yakni terapi radiasi, operasi, dan kemoterapi. Efek samping dari pengobatan kanker pun beragam, mulai dari kerontokan rambut, pusing, mual, penurunan kemampuan pertahanan tubuh hingga kematian.

Berbagai efek samping yang ditimbulkan dari pengobatan kanker mendorong terobosan cara pengobatan dengan efektifitas tinggi dan efek samping minimal. Salah satu upayanya dengan mengembangkan obat herbal dari tumbuhan yang memiliki kandungan senyawa antikanker.

Nah, salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antikanker adalah sirih merah (Piper crocatum). Dari penelitian Wicaksono (2009), diketahui bahwa ekstrak etanol daun sirih merah dapat menghambat proliferasi sel kanker payudara (T47D).

Berangkat dari sana, Dhian Anugerah Purnama Suci beserta rekan-rekannya dari Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA-IPB) mencoba menguji senyawa dalam sirih merah terhadap sel kanker serviks (Hela).

“Kami mencoba membandingkan senyawa flavonoid (senyawa yang dipercaya mampu menghambat pertumbuhan sel kanker) yang dihasilkan dari ekstrak air dan ekstrak etanol 30 persen daun sirih merah untuk menghambat pertumbuhan sel kanker serviks”.

Penelitian yang diikutsertakan dalam Program kreativitas Mahasiswa (PKM) ini menghasilkan ekstrak etanol 30 persen daun sirih merah dengan rendemen dan kadar total flavonoid yang lebih besar daripada ekstrak air daun sirih merah. Hal ini dikarenakan etanol mampu menarik lebih banyak senyawa bioaktivitas yang terdapat pada daun sirih merah.

Namun demikian, jumlah bobot molekul yang diprediksi sebagai flavonoid pada ekstrak air lebih banyak daripada ekstrak etanol 30 persen. Aktivitas antikanker yang memiliki inhibisi terbesar terdapat pada ekstrak etanol 30 persen.

“Kami menyimpulkan bahwa ekstrak terbaik yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker adalah ekstrak etanol 30 persen daun sirih merah. Namun masih perlu dilakukan pemurnian lebih lanjut agar didapatkan senyawa murni yang berfungsi sebagai antikanker pada daun sirih merah,” pungkas dia.(okezone)

hantutiga:
Related Post