LHOKSUKON – SMA Negeri 1 Matangkuli Kabupaten Aceh Utara sebagai sekolah penggerak, sudah dua tahun menjalankan asesmen berbentuk digital, tidak hanya asesmen sumatif maupun formatif, juga asesmen diagnostik siswa.
Kepala SMA Negeri Matangkuli, Khairuddin MPd, Kamis (7/12/2023) mengatakan, sekolah yang ia pimpin melaksanakan asesmen sumatif berbasis digital. Namun kualitas soal yang dibuat oleh guru setara dengan soal pada Asesmen Kompetensi Awal (AKM) pada Asesmen Nasional (AN) Kemendikbudristek RI.
“Siswa harus terbiasa menjawab soal berbasis literasi dan numerasi, selayaknya soal yang terdapat di AKM Kemendikbudristek,” kata Khairuddin.
Dijelaskannya, soal literasi dan numerasi tersebut meliputi sebuah teks sebagai stimulan, lalu siswa menganalisis teks tersebut baik secara konteks maupun konten.
Guru membuat soal penalaran terkait teks. Guru bidang studi yang membuat soal bukan hanya guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris terkait dengan literasi.
“Begitu juga soal numerasi tidak hanya oleh guru Matematika. Kita ingin menghilangkan stigmasi bahwa literasi dan numerasi menjadi milik semua bidang studi,” ungkap Khairuddin yang juga Ketua Guru Inti Disdik Aceh.
Guru SMA berprestasi tingkat provinsi ini menuturkan, kemampuan literasi dan numerasi di Indonesia masih sangat rendah, meski peringkat Indonesia sudah mulai beranjak di PISA 2022, namun nilai literasi terutama numerasi masih rendah.
“Kemampuan literasi dan numerasi sangat penting bagi generasi milenial agar memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, tidak mudah marah menghadapi berita yang belum tentu benar. Memiliki kemampuan analisis yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.” ujarnya lagi.
Khairuddin mengungkapkan, arah pendidikan Indonesia bermuara pada kemampuan literasi dan numerasi.
Membuat asesmen setara AKM sangat membantu mempersiapkan siswa menuju ujian perguruan tinggi, atau Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT).
Karena katanya, untuk masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN) secara nasional, siswa juga dituntut memiliki kecakapan literasi dan numerasi.
“Asesmen kami berbasis digital maksudnya adalah siswa menggunakan handphone atau komputer untuk menjawab soal,” ucap Khairuddin.
Sementara menurut Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Junaida SPd mengatakan, guru menyediakan soal dengan berbagai varian. Soal yang banyak, namun keluar sebagian saja pada siswa, sehingga tidak ada siswa yang memperoleh soal yang sama.
“Soal digital menampilkan nilai secara langsung, sehingga siswa dapat menganalisis kemampuan sendiri setelah asesmen,” imbuh Junaida.
Kata dia, asesmen sumatif semester ganjil di SMA Negeri 1 Matangkuli sendiri berlangsung dari tanggal 4 sampai 12 Desember 2023. Meskipun ujian, di SMA Negeri 1 Matangkuli, siswa dan guru tidak diperkenankan pulang awal meski sudah selesai ujian.
“Kegiatan di sekolah tetap berlangsung seperti jam pembelajaran. Hal ini dilakukan oleh kepala sekolah guna mengantisipasi tindakan kenakalan remaja, perundungan dan kriminalitas remaja,” pungkas Junaida.(*)