close
Berita Terkini

TIM PRP-PMRI Universitas Syiah Kuala Latih Guru SD di Kabupaten Aceh Tengah

Jaringanpelajaraceh.com I Takengon – Tim Pusat Riset dan Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PRP-PMRI) Universitas Syiah Kuala (USK) menjadi narasumber pada pelatihan guru SD untuk Kelas Tinggi (kelas 4, 5, dan 6) di Kabupaten Aceh Tengah pada tanggal 2-4 Juni 2021, yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB).

Pada sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah, Drs. Uswatuddin, M. AP menyampaikan bahwa guru perlu mengembangkan diri secara berkelajutan salah satunya melalui kerja sama yang baik dengan FKIP USK.

Uswatuddin juga sangat mengapresiasi tim PRP-PMRI USK yang bersedia hadir sebagai narasumber kegiatan pelatihan dengan harapan dari pelatihan ini bisa melahirkan ide untuk pelaksanaan penelitian PTK di kelas masing-masing. Inilah hakikat dari PKB. Selain itu, lanjutnya guru yang mengikuti pelatihan ini harus menyampaikan ilmunya ke teman guru lain, yang belum berkesempatan mengikuti pelatihan

Sementara itu Aswat Diarosa,ST sebagai pengelola kegiatan PKB guru SD kelas Tinggi Dinas Pendidikan Kabupaten Aceh Tengah menyampaikan bahwa peserta pelatihan adalah 70 guru SD kelas tinggi dari 50 SD di Kabupaten Aceh Tengah.

Ketua tim PRP-PMRI USK, Prof. Dr. Rahmah Johar, M.Pd kepada media ini secara terpisah menjelaskan bahwa materi pelatihan memuat informasi tentang Pendidikan Matematika Realistik (Realistic Mathematics Education/RME), simulasi penerapannya di kelas, latihan merancang lintasan belajar (learning trajectory) dengan pendekatan RME, presentasi, diskusi, peer-teaching, refleksi, dan rencana tindak lanjut.

Kemudian Dr. Mailizar yang merupakan Sekretaris PRP-PMRI menambahkan bahwa pendalaman materi pecahan sangat dibutuhkan oleh guru agar siswa tidak hanya belajar prosedur operasi bilangan pecahan tapi juga makna dari operasi tersebut yang dikaitkan dengan number sense (makna bilangan) sehingga siswa memiliki kemampuan literasi maupun numerasi seperti yang diharapkan oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Selanjutnya, Dra. Yuhasriati, M. Pd manambahkan bahwa pembelajaran tentang pengenalan bilangan pecahan desimal untuk guru SD berdasarkan RME bertujuan untuk mengurangi miskonsepsi yang sering terjadi, misalnya siswa menganggap 0,25 lebih dari 0,3 karena 25 lebih dari 3.