close
Berita Terkini

Tingkatkan Karakter Siswa, SMKN 1 Simpang Ulim Rutin Gelar Yasin Setiap Jumat

Jaringanpelajaraceh.com-Simpang Ulim – Ratusan peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Simpang Ulim, Kabupaten Aceh Timur beserta guru dan kepala sekolah membaca Yasin bersama di Aula sekolah, Jumat (16/10).

Di SMKN 1 Simpang Ulim tersebut, ternyata memang mewajibkan seluruh peserta didiknya membaca yasin dan berdoa di sekolah setiap hari Jumat sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan ini merupakan program mingguan dengan tema “Jum’at Berzikir dan Berdoa”. Hal ini merupakan bagian pendidikan karakter yang diterapkan sekolah tersebut kepada para peserta didiknya.

“Kegiatan baca yasin ini sudah lama, biasanya dilakukan di halaman sekolah,” ujar Kepala SMKN 1 Simpang Ulim, Razali usai pelaksanaan baca yasin bersama.

Dijelaskan Razali, tujuan kegiatan baca yasin bersama-sama ini untuk memperdalam lagi peserta didiknya membaca Al-Qur’an. Selain itu, juga ditujukan agar seluruh peserta didiknya terbiasa membaca Al-Qur’an di sekolah.

Efek positifnya, sambung Razali, kegiatan ini untuk membatasi anak-anak didiknya dari perilaku yang tidak baik. “Kegiatan ini untuk membentengi anak-anak dari perbuatan kenakalan remaja yang menimbulkan dosa,” kata dia.

Setiap pelaksanaan kegiatan, jelasnya, pembacaan yasin dipimpin oleh guru agama di sekolah. Lanjut Razali, ia berharap dengan kegiatan baca yasin dan membaca doa-doa sehari-hari tersebut, dapat meningkatkan kecerdasan peserta didik dalam menerima pelajaran di sekolah.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini anak-anak didik kami bertambah kecerdasannya dalam menerima pelajaran di sekolah,” ungkapnya.
Selanjutnya, usai kegiatan membaca surat yasin bersama hari Jumat, peserta didik juga mendapat arahan dan motivasi dari kepala sekolah, guru, kadang-kadang juga di panggil tengku/ustaz.

“Setiap Jumat selesai membaca yasin, juga kita manfaatkan untuk menyampaikan semacam nasihat kepada peserta didik dan motivasi sehingga mereka benar- benar mendengarkan dan mengamalkan,” tuturnya. Seperti hari ini, kita panggil Abi Syafi’i dari Pucok Alue Barat untuk menyampaikan nasihat, ungkap Razali.

Menurut Abi Syafi’i nasihat untuk peserta didik juga perlu diingatkan bagaimana mereka bersikap kepada kedua orangtua maupun sesama seperti apa. Sehingga perilaku baik, lanjutnya, bukan hanya di sekolah ditunjukan, tetapi di luar sekolah juga diterapkan.

“Tentunya sekolah sebagai wadah pendidikan anak, selain di rumah yang dilakukan orangtua, harus mampu memberikan pengarahan yang lebih baik,” paparnya.

Selanjutnya Abi Syafi’i mengatakan bahwa untuk sukses hidup harus dengan ilmu, dan yang lebih utama dari ilmu adalah adap. “adap kedudukannya lebih utama dari ilmu” ujar Abi Syafi’i. “berhasilnya belajar ada tiga pihak yang terlibat yaitu; yang bersangkutan, orang tua, dan pendidik/guru”. Syarat-syarat menuntut ilmu itu ada enam hal yang harus diperhatikan. “syarat menuntu itu ada enam perkara; 1. Cerdas, 2. Yakin, 3. Bersunggug-sungguh, 4. Biaya, 5. Bimbingan guru, 6. Panjang masa/waktu belajar” sambung Abi Pucok Alue.

Dalam untaian nasihatnya, Abi Syafi’i juga sempat menyelipkan pesan sponsor agar peserta didik dalam bertindak tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal yang kurang baik. “kalian jangan mudah terpengaruh untuk berbuat anarkis, ikut kegiatan yang kurang bermanfaat misalnya ikut-ikutan balapan liar, nongkrong lama-lama di caffee main game, atau ikut-ikutan berdemondrasi. Tugas kalian belajar dan belajar, nanti jika sudah pintar baru bisa kita melakukan protes karena sudah mengerti mana yang baik dan tidaknya” lanjut Abi di Pucok Alue.

Selain kegiatan yasinan, sekolah juga mengadakan ekstrakulikuler keagamaan seperti belajar membaca Al-Qur’an, salat dan mengadakan peringatan keagamaan lainnya.

“Tentunya peserta didik kita dapat membaca Al-Qur’an, mengerjakan salat dan mengamalkan dalam kehidupan sehari- hari,” terang Faisal wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.
Selanjutnya, dirinya merencanakan akan melaksanakan Salat Dzuhur berjamaah yang dilakukan di sekolah. Selama masa pandemi, kegiatan ini tidak dapat dilakukan karena peserta didik pulang sebelum memasuki waktu Zuhur.

Setelah melaksanakan kegiatan membaca yasin, peserta didik kemudian melanjutkan kegiatan belajar seperti biasanya. “Setelah membaca yasin, mereka kembali ke rutinitas biasanya, kembali ke kelas mengikuti kegiatan belajar mengajar,” tandasnya.