X

Tingkatkan Pelayanan untuk Siswa SLB, Disdik Aceh Laksanakan Needs Assessment

Jaringanpelajaraceh.com I Banda Aceh – Dinas Pendidikan Aceh mengutus tim terapis autis untuk melakukan needs assessment ke sekolah-sekolah Luar Biasa (SLB) yang berada dalam wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar. Tim ini terdiri dari 11 terapis dan 1 orang dokter yang telah memiliki kualifikasi professional dalam bidang terapi Applied Behaviour Analysis (ABA).

“Terapi ABA merupakan salah satu alternatif terbaik dan sangat efektif untuk anak-anak dengan autism, karena terapi ini disusun secara terstruktur yang berfokus mengajarkan seperangkat keterampilan khusus pada anak, seperti keterampilan untuk memahami dan mengikuti instruksi verbal, merespon perkataan, mendeskripsikan sebuah benda, meniru ucapan dan gerakan, hingga dapat mengajarkan anak-anak untuk membaca dan menulis. Jika anak-anak dengan autism tidak ditangani dengan segera, maka akan berpengaruh buruk terhadap kinerja perkembangan pendidikannya”, jelas Istiarsyah, Tenaga Ahli Disdik Aceh Bidang GTK dan juga merupakan koodinator tim terapis autis, Jum’at (27/08/2021).

Cahaya Purnama Sari, salah seorang tenaga terapis Autis Disdik Aceh menambahkan bahwa kegiatan Needs Assessment ini merupakan langkah awal untuk mengumpulkan informasi yang komprehensif, nantinya hasil ini akan digunakan untuk membuat pertimbangan keputusan belajar siswa Autis di sekolah, jika anak masih berada di level 1, maka perlu penambahan jam untuk mereka terapi.

“Hasil analisis asesmen ini, kita dapat melihat bagaimana kemampuan anak disetiap penjabaran verbal operant yang telah diujicobakan. Secara visual hasil asesmen yang ada di lembar scoring form akan terlihat dengan jelas tentang kemampuan manding, tacting, listener, VP/MTS, play, social, imitation, echoic, vokal spontan, LRFFC, Intraverbal, reading, writing, math, linguistic dan kemampuan dalam group, sehingga keputusan peningkatan kompetensi anak pun sesuai dengan kebutuhan belajarnya.” Jelas Cahaya, Jum’at (27/08/2021).
Pelaksanaan asesmen dilakukan harus dengan prosedur yang sesuai dengan kaidah asesmen yaitu dengan memperhatikan 3 hal, characters, time dan setting. Pelaksanaan assesmen ini menggunakan Asesmen milestone VB-MAPP dari Mark L. Sundberg, Ph.D., BCBA-D, dengan mengisi scoring form sesuai dengan butir instrument, ada 170 milestone yang diasesmen, di mana milestone tersebut dibagi menjadi 3 level. Nah, level ini yang menentukan kebutuhan belajar anak nantinya,” tambah Rosnaini, Tenaga terapis autis lainnya, Jum’at (27/08/2021).

Setelah rangkaian assessment selesai dijalankan, maka, selanjutnya adalah pengambilan keputusan diagnosa yang dolakukan oleh seorang dokter.
“Peran saya sebagai dokter praktisi Biomedical Intervention Therapy (BIT) adalah melakukan Alloanaesis pada orang tua anak penyandang Autistic Spectrum Disorder (ASD), dengan menanyakan informasi dari orang tua mengenai ciri-ciri serta perilaku yang ditujukkan oleh anak seperti kemampuan bicara atau bahasa, interaksi sosial, kemampuan bermain dan ketidak mampuan anak dalam menunjukkan minat yang biasanya bersifat repetitif/ stimming dan terbatas, tentunya harus didukung juga dengan informasi tentang riwayat tumbuh kembang anak, riwayat saat kehamilan hingga persalinan. Tidak cukup sampai disitu, saya juga memberikan informasi mengenai diet bagi anak ASD, yaitu diet casein free, gluten free, dan sugar free (CFGFSF).” jelas Riza, salah seorang dokter dalam tim terapis autis Disdik Aceh, Jum’at (27/08/2021).
“Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Aceh sebagian besar belum memiliki sumber daya terapis, oleh karena itu tim terapis Disdik Aceh dapat menjadi partner sekolah dalam memberikan layanan terbaik untuk anak-anak autis agar mereka dapat tumbuh dan berkembangan dengan baik, hidup mandiri, berkreativitas, dan memiliki potensi yang baik seperti anak-anak pada umumnya”, Jelas Drs. Alhudri, MM., Kepala Dinas Pendidikan Aceh.
Program ini merupakan terobosan baru Dinas Pendidikan Aceh. Usaha yang terbaik akan terus dilakukan untuk memberikan yang terbaik untuk melayani anak-anak berkebutuhan khusus.

“Peserta didik berkebutuhan khusus atau disabilitas adalah warga negara Indonesia yang memiliki hak yang sama dengan anak lainnya untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Oleh karena itu, Dinas Pendidikan Aceh akan terus berusaha untuk memberikan layanan terbaik bagi mereka. Ini merupakan terobosan baru untuk memperbaiki sistem layanan pendidikan anak-anak berkebutuhan khusus yang lebih baik ke depannya. Diharapkan dengan adanya program ini, anak-anak autis di sekolah mendapatkan penanganan yang lebih optimal” Tutup Muksalmina, S.Pd., M.Si, Plt. Kabid Pembinaan GTK Disdik Aceh.

fitriadi:
Related Post