Jaringanpelajaraceh.com I Aceh Timur, Kegiatan webinar yang dilaksanakan oleh SiberKreasi Kementerian Informatika dan Komunikasi bekerjasama dengan Pemerntah Provinsi Aceh dengan sasaran Kabupaten Aceh Timur berlangsung sangat antusias. Beberapa sekolah mengajak siswa untuk video conference mengikuti kegiatan tersebut, seperti SMK Negeri 1 Idi, bahkan termasuk SMK Negeri Taman Fajar. Diikuti lebih 90 titik, diskusi tentang literai digital di zaman milenial berlangsung cukup seru hingga tidak semua pertanyaan dibacakan oleh moderator.
Webinar yang mengambil tema Bijak Sebelum Mengunggah di Sosial Media menghadirkan narasumber dengan level nasional meski dua diantaranya adalah putera Aceh yang sudah cukup melanglang di level nasional. Mereka adalah I Gede Putu Krisna Juliharta (Bali) pegiat relawan TIK, Tiwi Dewanti (Bogor) guru pegiat literasi, Nurdin (Aceh) ketua RAPI Aceh Timur dan Khairuddin (Aceh) Ketua Harian Jaringan Sekolah Digital Indonesia.
Diskusi menarik saat beberapa pertanyaan mengarah pada bagaimana menghadapi hoax di zaman digitalisasi dengan informasi yang sulit dipilah. Ketua Harian JSDI, Khairuddin mengungkapkan pentingnya edukasi bagi masyarakat tanpa mengedepankan terlebih dahulu sanksi. UU ITE sebagai regulasi yang perlu dikuatkan keberadaannya, namun yang paling penting adalah ketika masyarakat sudah cerdas menggunakan sosial media, melalui program yang edukatif, sosialisasi serta doktrin di bidang pendidikan, hoax menjadi isu yang mudah dihadapi.
“Pegiat literasi membentuk komunitas untuk memberi warna yang cerdas dan bijak dalam sosial media. Para pendidik, tokoh agama yang moderat sudah saatnya mengisi ruang sosial media dengan informasi dan konten yang mendidik. Sekolah menjadi pilar bagi pemerintah untuk mencerdaskan kaum milenial menggunakan sosial media sebagai hiburan yang mendidik” tutup Khairuddin dalam pemaparan.
Sementara putera Aceh lainnya, Nurdin, mengutarakan sisi sosial media sebagai wajah personality pengguna yang sesungguhnya. Sosial media menjadi penghubung dengan nilai sosial yang tinggi, karena itu, pengguna sosial media harusnya menggunakan identitas asli dan tidak melakukan kebohongan informasi baik berupa hoax serta kejahatan lainnya seperti web pishing, fake info dan sebagainya.
Kegiatan yang berlangsung selama lebih dari 3 jam tersebut diharapkan akan berlanjut ke daerah lain sebagai kampanye positif menggunakan sosmed, begitu tulis seorang netizen di chat zoom.