close
ArtikelBerita Terkini

Wamendik : Belajar Berbicara dalam Sebuah Forum Harus Di Latih Sejak SD

Jaringanpelajaraceh – PadangSuara riuh terdengar dari halaman depan sekolah ketika rombongan Wamendik Musliar Kasim melangkah masuk melalui pagar besi di SD N 02 Cupak Tangah, Padang, Sumatera Barat, awal pekan lalu. Bukan suara yang menyeramkan, melainkan suara yang berasal dari aktivitas anak-anak di dalam kelas.WAMENDIK

Apa yang sedang mereka lakukan? Rasa penasaran membuat rombongan mempercepat langkahnya untuk masuk ke dalam kelas tersebut. Setelah bertemu dengan kepala sekolah, Nurmiati, Wamendik berjalan masuk ke salah satu ruangan. Tiba di depan kelas 1 B, air mukanya berbinar karena melihat secara langsung aktivitas anak-anak.

Sejenak ruangan mendadak sepi melihat kedatangannya beserta rombongan. Tak lama keheningan langsung buyar ketika logat Minang yang dipakai Wamendik terdengar menyapa para siswa. Serentak mereka menjawab sapaan pria asli Sumatera Barat tersebut.

Usai menyapa, Wamendik menantang para  siswa untuk memperkenalkan diri. “Siapa yang berani maju ke depan kelas dan memperkenalkan diri?” tanyanya seraya melayangkan pandangan ke penjuru kelas.

Mereka terdiam lagi. Untuk kedua kalinya mantan Rektor Universitas Andalas ini bersuara, “Ayoo, siapa yang berani?” katanya. Sang guru kelas berusaha membujuk anak-anaknya untuk maju ke depan kelas, mereka menolak. Sesaat kemudian, seorang anak dari bangku paling belakang mulai mengacungkan tangannya. Sontak tepuk tangan langsung mengisi ruangan.

Gani, demikian nama sang anak yang telah memberanikan diri untuk maju ke depan kelas. Suaranya terdengar lirih saat memperkenalkan diri. “Nama Saya Gani. Saya baru kelas 1,” katanya. Sesaat ia terdiam, berpikir kalimat apalagi yang akan ia sampaikan. Melihat Gani diam, Wamendik Musliar langsung menundukkan badannya dan berkata, “Kamu bisa perkenalkan kamu tinggal dimana, nama ayah siapa, nama ibu siapa. Banyak yang bisa kamu ceritakan,” tuturnya.

Mendengar ucapan tersebut, Gani mulai memberanikan diri lagi dan melanjutkan memperkenalkan dirinya. Setelah Gani, Musliar masih mencari lagi anak-anak yang mau memperkenalkan diri. Kali ini, Alif dan Dini sudah tidak malu lagi, mereka langsung bergegas ke depan kelas dan berdiri di samping Gani. Meski masih dengan suara yang kecil, mereka lancar memperkenalkan dirinya.

Dari kejadian tersebut, Wamendik mengatakan, tidaklah mudah bagi anak-anak untuk mulai berbicara di depan kelas. Jangankan anak-anak yang baru kelas 1 SD, kata dia, orang dewasa saja kadang masih malu ketika diminta berbicara di depan kelas atau forum. Itulah mengapa Kemdikbud bertekad agar Kurikulum 2013 tetap diimplementasikan. Dengan pendekatan scientific, anak-anak dilatih dan dididik agar memiliki tiga kompetensi, yaitu kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Wamendik mengatakan, dari pengalaman Gani, Alif, dan Dini ini tentu memberi contoh kepada teman-temannya. Dan bagi dirinya sendiri, menjadi awal untuk terus berani berbicara di depan khalayak. Ia menambahkan, peran guru untuk memupuk keberanian siswa ini sangat besar. Kalau dulu guru sering memberi label “bodoh” kepada siswa ketika ia tidak mampu menerima pelajaran dengan baik, maka sekarang hal tersebut sudah tidak diperbolehkan lagi. “Kita harus membiasakan memberi apresiasi kepada anak, agar dia berani dan percaya diri,” katanya.

Sumber : kemdiknas.go.id

Tags : slideWamwndik
Zuhri Noviandi

The author Zuhri Noviandi