Zaman serba maju seperti sekarang ini memungkinkan banyak hal yang bisa dikerjakan oleh mesin, termasuk proses penterjemahan naskah dari satu bahasa ke bahasa lain, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Fungsi teknologi perterjemahan ini tentu saja mempermudah pekerjaan manusia dan membuat hasil terjemahan lebih banyak dibandingkan jika dikerjakan secara manual. Namun demikian, hasil tersebut tidak selalu diperoleh, terutama karena teknologi mesin penterjemahan tersebut tidak selalu disukai oleh para penterjemah. Alasannya adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Definisi Terjemahan
Mesin terjemahan seperti Google Translate telah merubah pengertian terjemahan yang selama ini dipahami masyarakat. Mesin terjemahan Google Translate ini merupakan sebuah usaha paling baik dan sekaligus paling buruk dalam kehidupan para penterjemah profesional. Paling baik karena bisa membantu, namun di sisi lain masyarakat kini tidak lagi terlalu bergantung kepada penterjemah profesional, cukup dengan mengandalkan mesin. Oleh karenanya pengertian penterjemahan bergeser dari suatu usaha profesional menjadi kerja mesin.
2. Pengembangan Alat Terjemahan Stagnan
Pengembangan alat terjemahan sebagian besar mengalami stagnasi. Antarmuka untuk sebagian besar alat terjemahan hari ini tampak hampir identik dengan antarmuka yang digunakan pada tahun 1996. Dua dekade, hampir tidak ada alat yang tersedia yang memberikan penerjemah secara persis apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan.
Hal yang lebih membuat frustrasi adalah fakta bahwa penerjemah harus bekerja di banyak sistem yang berbeda untuk benar-benar mendapatkan file untuk menerjemahkan, melakukan penerjemahan, dan untuk memberikan hasil terjemahan.
3. Penterjemah Profesional Mengutamakan Mutu
Salah satu kekurangan mesin penterjemah seperti Google Translate adalah mutu terjemahan yang belum sebaik penterjemah profesional. Jika anda pernah menterjemahkan suatu naskah tertentu pasti mengetahui masalah ini. Sementara para penterjemah profesional mengutamakan mutu, tidak peduli apakah konsumen butuh atau tidak. Hal ini membuat kualitas naskah terjemahan mesin berada jauh di bawah penterjemah profesional, namun pengguna makin cenderung menggunakan mesin dibandingkan penterjemah profesional.
Sumber: ITCWatch / huffingtonpost.com
Gambar: Google Translate