ACEH – Selama beberapa dekade, Mayora Group tumbuh menjadi salah satu nama yang diakui di industri Fast-Moving Consumer Goods (FMCG). Kemampuannya mengidentifikasi kebutuhan pasar dan komitmen untuk menghasilkan produk berkualitas telah dikenal dunia.
Mayora juga melakukan ekspansi untuk menjadi perusahaan berbasis ASEAN, dengan mendirikan fasilitas produksi dan kantor pemasaran di beberapa negara Asia Tenggara. Di tengah kondisi tingginya inflasi, semakin melambungnya harga bahan kebutuhan pokok, serta melemahnya nilai tukar Rupiah, perusahaan tersebut terus mencatatkan kinerja baik.
“Salah satu kuncinya adalah marketing strategi yang cermat dan efisien untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” kata Ricky Afrianto, Global Marketing Director PT Mayora Indah, Tbk di acara Chief Marketing Officer atau CMO Chat yang digelar Binus Business School bekerjasama dengan Marketing Club di Kampus Binus Senayan – The Joseph Wibowo Center, Jakarta, Senin (5/5/2014).
Ricky menjelaskan lebih lanjut, bahwa jika bisnis retail sudah berada pada tahap Quality and Experience, harga bukan lagi faktor tolak ukur utama sebuah produk, melainkan sudah dalam posisi bersaing. Selain itu, faktor-faktor lainnya, yaitu kemitraan, kenyamanan, pengalaman, serta loyalitas perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen juga ikut menentukan brandingsebuah produk yang pada akhirnya mewakili identitas sebuah perusahaan.
Dia mengatakan, dengan menerapkan faktor-faktor pendukung tersebut, kategori segmen konsumer secara natural akan terbentuk. Pada akhirnya, sebuah tindakan leadership dapat diambil dalam hal penetrasi pasar ke dalam segmen konsumer tersebut.
“Itulah yang membedakan antara pasar retail yang mengutamakan Quantity & Price seperti pasar tradisional, hypermarket, minimarket dan department stores dengan pasar retail Quality & Experience, seperti Luxury Brands, International Brand Retailing dan Indoor atau Outdoor Shopping Streets,” katanya.
Ricky mengatakan, sekarang ini pemikiran masyarakat sudah semakin maju dan kreatif. Konsumen juga demikian.
“Pada saat menentukan sebuah produk, harga dan jenis produk tersebut dapat dilihat secara visual, konsumen juga ingin mencoba dulu sebelum membeli. Adanya interaksi dengan si penjual dan juga produk tersebut harus dikenal masyararakt melalui berbagai kegiatan. Kunci sukses berbisnis dalam era digital ini adalah gabungan antara desain visual yang menarik dan profil produk yang menggoda,” ungkap Ricky.
Ajang latihan
Menurut Rini Setiowati, Head of School of Marketing Binus Business School, Chief Marketing Officer atau CMO Chat adalah salah satu cara belajar efisien di luar textbook yang diterapkan oleh Binus Business School. Dilaksanakan bekerjasama denganKompas.com, kegiatan ini secara khusus menghadirkan Chief Marketing Officer atau top level management berlatar belakang marketing dari perusahaan multinasional maupun internasional.
“Mereka berbagi pengalaman dan pengetahuan bermanfaat untuk diterapkan di bidang kerja masing-masing peserta. Dengan format berbagi pengetahuan inilah wawasan mahasiswa bertambah dan lebih dalam lagi mengenai marketing agar dapat diterapkan di bidang kerja masing-masing,” jelas Rini.
, pada CMO Chat kali ini Binus mengundang Ricky Afrianto, Global Marketing Director PT Mayora Indah, Tbk. sebagai pembicara dengan topik “Leadership through Power Brands”. Ricky membahas upaya Mayora Group untuk terus berkembang hingga mampu menjadi salah satu perusahaan FMCG terbesar di Indonesia.
“Semoga para mahasiswa bisa mendapatkan 5i, yaitu Imagination, Insight, Inspiration, Idea dan Innovation pada acara ini,” ujar Rini.
Sumber : Kompas.com | DF