Ciplukan adalah sebutan tanaman semak-semak liar ini dalam bahasa Jawa. Orang Sunda menyebutnya cecendet, dan orang Madura menamainya Nyornyoran. Di Bali disebut Keceplokan. Bahkan di Inggris, juga ada, disebut Morel Berry. Artinya buah ini terdapat dimana-mana, terutama di dataran rendah, di bawah pohon pokok dan agak lembab. Buahnya berwarna kuning muda saat matang diliputi kulit tipis berbentuk seperti lampion.
Karena rasa buah yang manis, gurih dan warnanya menarik, anak-anak dulu sangat suka. Lumayan, sebagai buah pengganjal lapar saat bermain di sawah dan kebun bersama teman-teman. Gratis pula! Tanaman ini sendiri berasal dari kawasan tropis Amerika Selatan, kemudian menyebar ke Asia Pasifik, Australia dan masuk ke Indonesia. Jadi bisa dibilang bukan tanaman asli Indonesia.
Siapa sangka buah yang tumbuh liar ini banyak manfaatnya? Hasil penelitian herbalis, menyimpulkan buah, daun dan akar Ciplukan banyak mengandung banyak senyawa alami yang bermanfaat seperti asam malat, asam sitrat, fisan alkaloid, tanin, kriptoxantin, vitamin C dan gula alami.
Inilah sebabnya buah ciplukan yang masak dipercaya bisa bermanfaat untuk kesehatan bila diolah dan dikonsumsi dengan cara dan takaran yang tepat. Dulu mungkin tak banyak orang yang menyangka kalau buah satu ini ternyata kaya akan mineral. Kita pun suka hanya gara-gara rasanya yang manis saja.
Sebuah laman Facebook di Malaysia pernah menyatakan bahwa buah, daun dan akar tanaman ini bisa bermanfaat untuk kesehatan, bahkan dapat menyembuhkan beberapa penyakit. Penyakit kronis yang bisa disembuhkan antara lain sakit jantung, stroke, asma, kanker payudara, dan mengatasi diabetes. Manfaat kesehatan lainnya seperti menurunkan demam (influenza), menyembuhkan kurap, menurunkan kolesterol dan tekanan darah tinggi dan mengatasi anemia.
Bahkan konon, buah yang dicampur air jeruk nipis dan gula dipercaya bisa jadi penawar racun dan menambah kecerdasan pada anak kecil. Jadi, kalau dulu ada anak yang pinter banget pasti camilannya buah ciplukan.
Serius, buah ini dulu hampir tak ada bedanya dari kersen secara value. Ya, hanya dianggap tumbuhan liar yang buahnya manis. Tapi, setelah semua orang tahu fakta mengejutkan tentang manfaatnya, buah ini pun berevolusi secara nilai. Kini kita bisa menjumpainya di supermarket dengan harga sekitar Rp 300 ribuan per kilonya. Bahkan pernah ada yang menjual sampai Rp 500 ribu untuk ukuran yang sama.
Tak hanya manfaat, alasan kenapa buah ini mahal juga karena eksistensinya yang cukup jarang dan susah untuk dibudidayakan. Jadi, para pengepul hanya bisa mengambil dari yang liar-liar saja. Seperti prinsip ekonomi, kelangkaan sebuah barang akan membuat harganya naik.