close

Bingkai Dunia

Bingkai Dunia

Museum Masih Sekadar Gudang Penyimpanan

museum-tsunami-aceh1

Jaringanpelajaraceh.com | JAKARTA — Kualitas sumber daya manusia di bidang permuseuman Indonesia masih lemah. Akibatnya, museum hanya menjadi tempat perawatan, pelestarian, dan gudang penyimpanan benda bersejarah. Sedangkan, pengetahuan sejarah di balik koleksi kurang digali.

Arkeolog sekaligus pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Daud Aris Tanudirjo, mengatakan, lemahnya kualitas sumber daya manusia permuseuman otomatis mengakibatkan fungsi kuratorial museum tak berjalan.

”Presentasi dan konservasi museum-museum kita jauh ketinggalan dibanding museum-museum luar negeri,” kata Daud ketika dihubungi dari Jakarta, Kamis (31/7/2014).

Menurut Daud, tak dapat dimungkiri, museum di Indonesia pada awalnya merupakan peninggalan kolonial. Sepeninggal Belanda, museum hanya menjadi semacam ”tempat buangan” dengan sumber daya manusia yang minim pengetahuan permuseuman.

Menurut Daud, kesalahan kebijakan ialah museum hanya dijadikan tempat perawatan, pemeliharaan, dan penyimpanan benda-benda bersejarah. Padahal, museum memiliki visi penelitian. Namun, dalam nomenklatur penganggaran, kegiatan penelitian tidak tercantum sehingga jika museum mengajukan dana penelitian, tidak akan disetujui karena bukan tugasnya.

”Inilah yang mengakibatkan mandeknya fungsi museum,” ujar Daud.

Oleh karena itu, kurator berperan besar dalam mengoptimalkan fungsi museum. Bersama dengan desainer, ia harus mampu menyiapkan konten, mempresentasikan, dan memberikan edukasi publik tentang koleksi-koleksi museum.

”Selama ini, beberapa museum di Indonesia hanya menyerahkan begitu saja tampilan museum kepada pihak ketiga selaku event organizer. Padahal, mereka tidak memiliki pemahaman tentang museum,” kata dia.

Sumber daya manusia yang kompeten dalam pengelolaan permuseuman juga minim. Di Indonesia, hanya ada tiga universitas yang membuka program museologi, yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Padjadjaran.

Beri penghargaan

Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap cagar budaya dan museum, pada Agustus mendatang, Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menganugerahkan penghargaan kepada para pelestari cagar budaya dan permuseuman. Khusus untuk kategori juru pelihara museum, penghargaan semacam ini sudah diberikan sejak 2011.

Kepala Seksi Pengembangan Direktorat Cagar Budaya dan Permuseuman Kemdikbud Ni Ketut Wardani mengungkapkan, di seluruh Indonesia, terdapat 328 museum. ”Penilaian kami lakukan sejak akhir Mei lalu. Siapa pun yang berjasa terhadap permuseuman perlu mendapat penghargaan,” kata dia.

Sumber : Kompas.com |df

read more
Bingkai Dunia

Wow… KKN Di Jepang dan Malaysia ?

Jaringanpelajaraceh – JAKARTA, Biasanya, lokasi kuliah kerja nyata (KKN) dipilih di berbagai desa sekitar kampus. Tetapi, gelombang internasionalisasi membuat kampus mempertimbangkan untuk memperluas jangkauan lokasi KKN untuk mahasiswa mereka. kkn

Misalnya yang dilakukan Universitas Hasanuddin (Unhas). Selama tiga tahun terakhir, kampus di Makassar ini mengirimkan mahasiswa untuk menjalani KKN di luar negeri. Tahun ini, mereka memilih Jepang dan Malaysia sebagai lokasi KKN. 

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) KKN Dr.Hasrullah, M.A. menjelaskan, 18 mahasiswa Unhas akan menjalani KKN di Jepang dan berangkat 18 Agustus mendatang. Sedangkan 49 mahasiswa lainnya terbang ke Malaysia pada 11 Agustus untuk mengikuti KKN. 

“Mereka akan berada di lokasi KKN selama satu bulan,” kata Hasrullah, seperti dinukil dari laman Unhas, Jumat (8/8/2014). 

Ketika melepas para peserta KKN, Rektor Unhas Prof. Dwia Aries Tina Pulubuhu, mengingatkan para mahasiswa untuk menjaga nama baik almamater dan Tanah Air. Dia juga berharap, anak-anak didiknya ini dapat memanfaatkan kesempatan KKN mereka untuk membuka dan menjalin hubungan dengan komunitas di negara lain. 

“Kita ke depan harus melihat peluang kerja sama masa depan, dan ini memerlukan adanya mitra global,” tutur Dwia. 

Selain ke luar negeri, Unhas juga mengirim lima mahasiswanya untuk mengikuti KKN Kebangsaan II di Universitas Tanjungpura, Pontianak, Kalimantan Barat. Program ini diikuti mahasiswa dari 34 perguruan tinggi dan dimulai dengan masa pembekalan pada 7-9 Agustus 2014. Masa pembekalan ini akan diisi berbagai materi yang disampaikan oleh Mendikbud, Menpora, Kapolda Kalbar, Gubernur Kalbar, Dirjen Dikti, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Dan Lanud Supadio, dan sejumlah pejabat lainnya.[]

Sumber: Okezone.com | Ilustrasi Google [rm]

read more
Bingkai Dunia

Harvard University, Sang Kampus Terbaik Di Dunia

Jaringanpelajaraceh.com – JAKARTA, Salah satu kebanggan bagi sebuah institusi pendidikan jika kualitas pendidikan mereka diakui secara global. Demikian pula yang dialami oleh Harvard University yang dinobatkan sebagai kampus terbaik di dunia pada 2014.jpa-harvard

Pemeringkatan tersebut dilakukan oleh Center for World University Ranking (CWUR)  CWUR  terhadap sekira 1.000 universitas di dunia. Lembaga tersebut menerbitkan satu-satunya peringkat universitas secara global yang mengukur kualitas pendidikan dan pelatihan siswa serta prestise anggota fakultas dan kualitas penelitian mereka tanpa bergantung pada survei dan pendapat universitas.

Dalam peringkat 10 besar, universitas asal Negeri Super Power menunjukkan dominasinya, yakni sebanyak delapan perguruan tinggi. Sementara dua sisanya merupakan perguruan tinggi asal United Kingdom (UK).

Berikut 10 kampus terbaik di dunia, seperti dikutip dari laman CWUR, Sabtu (2/8/2014).

1. Harvard University, AS
2. Stanford University, AS
3. Massachusetts Institute of Technology (MIT), AS
4. University of Cambridge, UK
5. University of Oxford, UK
6. Columbia University, AS
7. University of California, Berkeley, AS
8. University of Chicago, AS
9. Princeton University, AS
10. Yale University, AS

Peringkat itu diberikan oleh CWUR berdasarkan delapan indikator penilaian yang memiliki bobot berbeda. Lima indikator, yakni mutu pendidikan, pekerjaan alumni, kualitas fakultas, publikasi, dan pengaruh memiliki bobot penilaian masing-masing sebesar 25 persen. Kemudian tiga indikator lainnya, yaitu kutipan, luas dampak, dan paten berbobot lima persen.

Sumber: Okezone.com | Ilustrasi Google [rm]

read more
Bingkai Dunia

Begini Cara Mahasiswa Muslim Luar Negeri Rayakan Lebaran

Jaringanpelajaraceh.com – Jakarta, Berada jauh dari rumah saat lebaran tidak membuat mahasiswa Indonesia yang tengah menuntut ilmu di luar negeri kehilangan akal untuk meramaikan hari raya. Bersama dengan mahasiswa muslim lainnya, mereka membuat suasana Lebaran menjadi semarak meski jauh dari kampung halaman dan keluarga.lebaran

Hal ini yang membuat Natassha Dini, mahasiswa Australia National University (ANU), Canberra sedikit terobati kerinduannya meski tidak berlebaran bersama keluarga di Indonesia. Meski umat muslim adalah minoritas di Australia, tapi tidak membuat suasana lebaran di sana benar-benar sepi.

“Banyak acara saat Lebaran kok. Selain ada open house, KBRI juga ada event yang digelar mahasiswa muslim ANU,” ujar Tassha.

Dini menyebut, kegiatan akan diadakan misalnya event gabungan mahasiswa2 muslim di ANU. Di acara ini, mahasiswa Indonesia bekerja sama dengan mahasiswa dari Pakistan, Bangladesh, Malaysia, Singapura, juga negara-negara timur tengah seperti Palestina dan Afghanistan untuk membuat eid festival.

“Ada tarian, nyanyian, juga pameran makanan idul fitri dari berbagai negara. Biasanya kalau dari Indonesia menampilkan Tari Saman,” bebernya.

Tassha bersama mahasiswa Indonesia lainnya yang tergabung dalam komunitas mahasiswa Indonesia-Australia juga akan mengadakan halal bi halal terkait hari raya ini. “Tapi mungkin bukan saat hari lebaran, mungkin pada saat Agustus,” tutup Tassha.[] (lebih…)

read more
Bingkai Dunia

Syech Palestina Ajak Umat Selamatkan Masjid Aqsa

Jaringanpelajaraceh.com | LANGSA – Syech Mohd Bader Joudi Salem Abu Zaroer, yang berasal dari Negara Palestina, mengajak seluruh umat Islam dunia dimanapun berada bersama rakyat Palestina, menyelamatkan Masjid Al Aqsa (Masjidil Aqsa) di Palestina, dari cengkraman zionis Israel.

Hal itu disampaikan Syech Palestina tersebut, di hadapan ratusan jamaah shalat zuhur, di Masjid Agung Darul Falah Kota Langsa, yang diterjemahkan dari bahasa Palestani ke bahasa Indonesia, oleh penerjemah dari KNRP Indonesia- Jakarta, Ustadz Fauzan, Sabtu (5/7).

Kunjungan Syech Mohd Bader Joudi Salem Abu Zaroer ke Kota Langsa, didampingi pihak Komite Nasional RalyatPalestina (KNRP) Indonesia, diantaranya hadir Muhammad Fatkhudin selaku Manajer Departement Merchandise KNRP, juga didampingi pengurus KNRP Kota Langsa. Dalam kesempatan itu, KNRP juga melakukan penggalangan dana bagi rakyat Palestina.

Menurut Syech Palestina itu, kedatangan dirinya bersama 16 Syech Palestina lainnya yang sekarang berada di Indonesia, membawa salam perdamaian dari masyarakat Palestina, dan mereka di sana sama seperti kita semua mencintai Allah SWT.

Katanya, kaum muslimin ketahuilah sejak tahun 1967, Masjidil Aqsa yang kita cintai bersama terus mengalami penistaan dan penodaan. Kaum Yahudi setiap saat datang ke Masjid Al Aqsa menginjak Alquran dan karpet di dalam Masjid Al Aqsa, dan mereka terus menggali parit yang ada di bawah Masjidil Aqsa.

Akibat perbuatan yang dilakukan zionis Yahudi itu yang terus menggali, Masjidil Aqsa saat ini terancam hancur (roboh). Pasukan Yahudi juga kerap kali melecehkan wanita, anak-anak, dan para orang tua Palestina. Mari kita rasakan apa yang dirasakan umat muslim palestina, dan kita tidak terpisahkan.

Jumlah rakyat Palestina saat ini di Gaza Palestina ada sekitar 12 juta, sekitar 3 juta di Tepi Barat, dan 7 juta orang tersebar di negara tetangga menjadi pengungsi. “Kenapa dan mengapa, kami rakyat Palestina dijadikan seperti ini oleh zionis Yahudi. Kami diinitimidasi dan di usir dari tanah dan rumah kami, dituduh Israel dan dibunuh. Setiap saat, pesawat Yahudi menyiramkan bom-bomnya, dan anak-anak kami jadi korban,” katanya.

Sumber : aceh.tribunnews.com | df

read more
Bingkai Dunia

Beberapa Kekurangan Teknologi Penterjemahan

google_translate

Zaman serba maju seperti sekarang ini memungkinkan banyak hal yang bisa dikerjakan oleh mesin, termasuk proses penterjemahan naskah dari satu bahasa ke bahasa lain, misalnya dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.

Fungsi teknologi perterjemahan ini tentu saja mempermudah pekerjaan manusia dan membuat hasil terjemahan lebih banyak dibandingkan jika dikerjakan secara manual. Namun demikian, hasil tersebut tidak selalu diperoleh, terutama karena teknologi mesin penterjemahan tersebut tidak selalu disukai oleh para penterjemah. Alasannya adalah sebagai berikut.

1. Perubahan Definisi Terjemahan
Mesin terjemahan seperti Google Translate telah merubah pengertian terjemahan yang selama ini dipahami masyarakat. Mesin terjemahan Google Translate ini merupakan sebuah usaha paling baik dan sekaligus paling buruk dalam kehidupan para penterjemah profesional. Paling baik karena bisa membantu, namun di sisi lain masyarakat kini tidak lagi terlalu bergantung kepada penterjemah profesional, cukup dengan mengandalkan mesin. Oleh karenanya pengertian penterjemahan bergeser dari suatu usaha profesional menjadi kerja mesin.

2. Pengembangan Alat Terjemahan Stagnan
Pengembangan alat terjemahan sebagian besar mengalami stagnasi. Antarmuka untuk sebagian besar alat terjemahan hari ini tampak hampir identik dengan antarmuka yang digunakan pada tahun 1996. Dua dekade, hampir tidak ada alat yang tersedia yang memberikan penerjemah secara persis apa yang Anda lihat adalah apa yang Anda dapatkan.

Hal yang lebih membuat frustrasi adalah fakta bahwa penerjemah harus bekerja di banyak sistem yang berbeda untuk benar-benar mendapatkan file untuk menerjemahkan, melakukan penerjemahan, dan untuk memberikan hasil terjemahan.

3. Penterjemah Profesional Mengutamakan Mutu
Salah satu kekurangan mesin penterjemah seperti Google Translate adalah mutu terjemahan yang belum sebaik penterjemah profesional. Jika anda pernah menterjemahkan suatu naskah tertentu pasti mengetahui masalah ini. Sementara para penterjemah profesional mengutamakan mutu, tidak peduli apakah konsumen butuh atau tidak. Hal ini membuat kualitas naskah terjemahan mesin berada jauh di bawah penterjemah profesional, namun pengguna makin cenderung menggunakan mesin dibandingkan penterjemah profesional.

Sumber: ITCWatch / huffingtonpost.com
Gambar: Google Translate

read more
1 2 3 4 5 6 9
Page 4 of 9