close

Bingkai Dunia

Bingkai Dunia

Berbagi Koneksi WiFi dengan Orang Lain, Mau?

li-wifi-00557100

Berbagi koneksi Wifi bukan sesuatu yang asing lagi. Kini banyak pengguna smartphone yang membagi koneksinya dengan pengguna lain yang mereka kenal. Demikian juga tempat-tempat nongkrong seperti restoran menyediakan akses internet melalui koneksi Wifi. Namun, siapkah anda berbagi koneksi internet melalui Wifi dengan orang yang sama sekali tidak anda kenal atau orang yang benar-benar asing?

Aktivis internet baru-baru ini telah menciptakan sebuah router open source yang memungkinkan berbagi Wi-Fi dengan orang asing untuk membuat web lebih efisien dan meningkatkan keamanan dengan mengakhiri hubungan eksplisit antara aktivitas jaringan dan orang yang membayar tagihan.

The Electronic Frontier Foundation akan mengumumkan perangkat lunak Open Wireless Router di konferensi Hackers on Planet Earth bulan depan. Wireless Router ini telah dirancang untuk bekerja pada merek router tertentu yang belum disebutkan namanya, tetapi jika proyek ini sukses, nantinya akan mencakup dukungan untuk berbagai perangkat.

Setelah diinstal, perangkat lunak akan memungkinkan orang asing melakukan akses ke bagian yang ditentukan oleh pengguna dari koneksi internet. Misalnya, ketika Anda berada di tempat kerja Anda mungkin ingin menyumbangkan 95 persen dari bandwidth yang Anda miliki, tetapi ketika Anda berada di rumah porsi yang bisa disumbangkan tersebut mungkin hanya lima persen. Hal ini akan membuat web lebih efisien karena akan meningkatkan jumlah rata-rata bandwidth yang digunakan pada masing-masing sambungan.

Kelompok pengembang wireless router tersebut berpendapat bahwa pada akhirnya router tersebut akan membuat internet lebih aman dan meningkatkan privasi dengan memutuskan hubungan antara alamat IP dan pengguna. Jika orang asing yang menggunakan koneksi maka akan lebih sulit untuk menentukan siapa yang mengakses apa, membuat pengawasan secara online oleh pemerintah dan organisasi lainnya jauh lebih sulit.

Namun tentu tetap ada risiko karena terkait dengan orang yang benar-benar asing yang bisa memanfaatkan koneksi melalui Wifi tersebut. Bisa saja koneksi tersebut dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan.

Sumber: ICTWatch / The Telegraph
Gambar: cbc.ca

read more
Bingkai Dunia

Google Glass dan Smartwatch Bisa Mencuri PIN

Google_Glass_wearer

PIN yang anda masukkan ketika hendak membuka layar iPad mungkin tidak akan bisa diketahui oleh orang lain dengan cara melirik atau memiringkan kacamata yang dipakainya, tetapi dengan Google Glass atau smartwatch PIN tersebut bisa saja diketahui.

Para peneliti di University of Massachusetts Lowell menemukan bahwa mereka bisa menggunakan video dari wearables seperti Google Glass dan Samsung smartwatch untuk diam-diam mengambil empat digit kode PIN yang diketikkan ke iPad dari jarak hampir 10 kaki dan ketinggian 150 kaki dengan menggunakan high-def camcorder.

Perangkat lunak mereka menggunakan algoritma pengenalan video yang sudah dikustomisasi bisa melacak bayangan dari gerakan jari, bisa melihat kode PIN bahkan ketika video tidak menangkap gambar pada layar perangkat.

Menurut Xinwen Fu, seorang profesor ilmu komputer di University Mass Lowell hal ini merupakan peringatan terhadap perangkat Google Glass, smartwatch, dan semua perangkat yang mirip dengan keduanya. Jika seseorang dapat mengambil video ketika anda mengetik PIN pada layar, Anda bisa kehilangan segalanya.

Fu dan mahasiswanya menguji berbagai perangkat video-enabled termasuk Google Glass, iPhone 5, dan Logitech webcam seharga 72 dollar AS. Mereka menggunakan Google Glass untuk melihat empat digit PIN dari jarak tiga meter dengan akurasi 83 persen dan akurasi lebih besar dari 90 persen dengan beberapa koreksi kesalahan manual. Video dari webcam bisa mengungkapkan PIN 92 persen dalam beberapa kali, sedangkan kamera iPhone bisa menangkap PIN dalam setiap kasus. Para peneliti juga menguji Samsung smartwatch beberapa kali dan bisa menangkap PIN sasaran sama seringnya dengan Google Glass.

Sumber: ICTWatch / Wired
Gambar: Wikipedia

read more
Bingkai Dunia

Foto Keluarga Bantu Diagnosis Kelainan Genetik Langka

facial-recognition-markers-640x353

Berkat kemajuan teknologi, foto keluarga kini dapat dimanfaatkan untuk mendiagnosis kelainan genetik langka yang ada di suatu keluarga tertentu. Dengan demikian, dokter kini bisa memanfaatkan foto keluarga atau album keluarga tersebut untuk melakukan diagnosis terhadap kelainan genetik langka yang diderita salah satu anggota keluarga, misalnya Down Syndrome.

Berkat perangkat lunak pengenalan wajah yang baru dikembangkan memungkinkan komputer untuk menjelajahi foto keluarga untuk kemudian menentukan karakteristik wajah yang terkait dengan kelainan genetik seperti Down Syndrome. Di masa depan, teknologi pengenalan wajah ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi bayi yang lahir dengan gangguan tersebut sehingga memungkinkan mereka untuk diberikan pengobatan dini.

Perangkat lunak yang dikembangkan di Universitas Edinburgh dan Oxford tersebut memanfaatkan kecerdasan buatan atau artificial intelligence untuk mempelajari aspek wajah seseorang terkait dengan kondisi tertentu. Perangkat lunak tersebut mampu membangun deskripsi struktur wajah dengan mengidentifikasi sudut mata, hidung, mulut dan fitur lain dan membandingkan hasilnya dengan database.

Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar gen yang terlibat dalam perkembangan wajah dan tengkorak serupa dengan janin tumbuh di dalam rahim. Peneliti berharap di masa depan dokter akan dapat mengambil foto dengan smartphone pasien dan dan menghasilkan diagnosis hanya dalam beberapa jam. Menurut Peneliti utama Dr. Christopher Nellaker, diagnosis kelainan genetik langka dapat menjadi langkah yang sangat penting dan dapat memberikan pertolongan dan kepastian kepada orang tua terkait konseling genetik terhadap anak lain yang berisiko.

Sumber: ICTWatch / The Telegraph
Gambar: extremetech.com

read more
Bingkai Dunia

Sebut ‘Hari Penghakiman’ pernah terjadi di Planet Mars, Ilmuwan NASA ditertawakan

image

Seorang ilmuwan Mesir yang bekerja untuk Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tidak hanya dipecat dari pekerjaannya, tapi juga ditertawakan publik.

Pemicunya, karena ilmuwan itu mengklaim Hari Penghakiman telah terjadi di planet Mars, dan Bumi menjadi tempat selanjutnya.

Ilmuwan itu bernama Ahmed Shaheen. Dia dijuluki “Nostradamus” atau astronomnya Arab. Tapi oleh rekannya sendiri dia ditertawakan. ”Dari mana dia membawa omong kosong itu?,” ledek ilmuwan berkebangsaan Mesir-Amerika, Farouq al-Baz, yang juga bekerja dengan NASA untuk membantu mengeksplorasi bulan.

”Apa yang telah dia katakan tidak logis, dan tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. Para ilmuwan tidak menggali apa yang dianggap sebagai hal gaib,” lanjut Baz, seperti dikutip Al Arabiya, Jumat (27/6/2014).

Ahmed Shaheen, telah diberitakan laman Emirati24 atas klaim kontoversialnya itu.”Sejak enam tahun NASA telah mencatat matahari terbit dari barat, membuatnya menjadi hari penghakiman,” katanya.

Terbitnya matahari dari arah barat, selama ini diyakini menjadi tanda-tanda datangnya hari kiamat. ”Makhluk di Mars tahu tentang hal ini, dan mereka melarikan diri ke planet lain seperti bumi dalam bentuk warga ras kulit putih di negara-negara Skandinavia,” ujar Shaheen.

Shaheen, yang menyebut dirinya sebagai seorang peneliti hukum dan anggota organisasi Amnesty International, juga menulis di Twitter.”Akan ada kejutan yang akan datang bahwa NASA tidak akan mampu menjelaskan itu,” tulis Shaheen.

Tak hanya itu, dia membuat kejutan dengan pernyataannya yang menyebut pernah terjadi diskusi antara manusia dengan salah satu alien di dunia nyata. Dia bersumpah untuk untuk mengungkap hal itu.

Atas klaim kontroversial itu, Al-Baz mendesak Shaheen untuk melakukan perjalanan ke Mars guna melihat sendiri, apakah Hari Penghakiman telah terjadi di planet itu atau tidak. (*Al-Arabiya)

read more
Bingkai Dunia

Robot jadi tukang parkir

image

Mencari parkir menjadi momok yang begitu menakutkan kala harus membawa kendaraan pribadi ke tempat-tempat umum seperti bandara. Namun, sebuah teknologi unik diterapkan operator salah satu bandara di Jerman.

Ya sebagaimana dilansir dari AP, Sabtu (28/6/2014), bandar udara Duesseldrof, Jerman menggunakan jasa robot untuk memarkir seluruh kendaraan yang masuk. Dengan begitu para pelancong tak perlu pusing-pusing mencari tempat untuk memarkirkan kendaraannya.

Juru bicara bandara itu, Thomas Koetter, mengatakan, robot yang bernama Ray, beroperasi pada hari Rabu dan bisa diperintah melalui aplikasi smartphone.

Caranya, jelas Kettar, para pelancong cukup menaruh mobil di area yang tersedia. Kemudian lewat aplikasi ada pilihan perintah untuk memarkirkan kendaraan.

Begitu pula ketika pelanggan ingin menggunakan kendaraannya. Cukup tekan perintah, maka mobil akan ditaruh di tempat yang diinginkan.  Ray dan satu robot lainnya beroperasi di lahan parkir yang memiliki kapasitas 249 ruang parkir.

Adapun, Koetter memaparkan kalau robot itu dibangun menyerupai mesin forklift yang bisa membawa mobil jenis apapun dengan bobot maksimal 3,31 ton. Untuk menggunakan layanan tersebut, para pelanggan dikenakan biaya sebesar 29 euro per hari

– See more at: http://m.liputan6.com/otomotif/read/2069657/unik-robot-ini-jadi-juru-parkir#sthash.0pWRPAvA.dpuf

read more
Bingkai Dunia

ome Nanggroe Politik Bisnis Olahraga Budaya Komunitas Opini Lipsus Droe Keu Droe Epaper Lainnya Home » Ramadhan Yuk Simak! Khutbah Rasul Menyambut Ramadhan

Jaringanpelajaraceh.com | RAMADHAN telah menyapa umat Islam seluruh dunia, bulan penuh berkah ini juga akan hadir bersama kaum muslimin di Aceh. Ragam persiapan dilakukan setiap orang untuk menyambut bulan yang agung ini, semuanya dilakukan untuk mencapai kesempurnaan ibadah puasa Ramadhan. (lebih…)

read more
Bingkai DuniaRenungan

Ketika Islam Indonesia Masuk Ke Australia

 Mungkin hanya sedikit warga Australia yang menyadari bahwa penduduk asli negara itu sudah rajin menjalin komunikasi dengan kaum Muslim di Indonesia, jauh sebelum datangnya koloni Kristen.

Dan, pengaruh Islam hingga kini masih terus memengaruhi kehidupan penduduk asli, tulis Janak Rogers, seorang wartawan Australia.

Sebuah kapal kecil dengan warna putih dan kuning yang terdapat di Pegunungan Wellington, Australia utara, menceritakan kisah yang berbeda dari yang mungkin banyak orang ketahui. Kapal ini adalah kapal tradisional Indonesia yang dibawa nelayan Muslim dari Makassar dalam misinya mencari teripang laut.

Kapan orang Makassar datang masih belum diketahui pasti. Sejumlah peneliti sejarah mengatakan, mereka datang pada 1750-an, tetapi penelitian radiokarbon terhadap kapal menunjukkan lebih tua dari itu, sekitar 1664 atau mungkin awal 1500.

Pengaruh budaya

Mereka rupanya datang rutin untuk mengambil teripang, yang harganya mahal karena dipakai untuk pengobatan dan makanan China.

Orang Makassar ini menjadi titik awal upaya hubungan internasional penduduk asli Australia, menurut antropolog John Bradley dari Universitas Monash.

Dan hubungan ini ternyata sukses! “Mereka melakukan hubungan dagang. Ini berlangsung adil, tanpa ada penilaian rasial, tidak ada kebijakan ras,” katanya.

Ini bertolak belakang dengan Inggris. Inggris memiliki pandangan bahwa daratan tidak dimiliki siapa pun, karena itu mereka umumnya menjajah wilayah baru begitu saja —tanpa ada ada pengakuan hak-hak penduduk asli yang menempati wilayah itu.

Sejumlah pedagang Makassar menetap dan menikah dengan penduduk asli, meninggalkan jejak religi dan budaya di Australia. Ini bisa terlihat dari lukisan gua dan kesenian penduduk asli. Kepercayaan Islam memengaruhi mitologi mereka.

“Jika Anda pergi ke timur laut Arnhem Land, ada jejak (Islam) pada lagu, lukisan, tari, dan ritual pemakaman mereka,” kata Bradley. “Ini cukup jelas terlihat karena dari analisis linguistik Anda akan mendengar nyanyian pujian kepada Allah, atau setidaknya doa kepada Allah.”

read more
Bingkai Dunia

Baca Gratis Ala Mibara di Banda Aceh

Jaringanpelajaraceh.com BANDA ACEH – Buku didaulat sebagai gudang ilmu dan membaca merupakan kunci untuk membukanya. Rumoh Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh pun meluncurkan kegiatan Mibara (Minggu Baca Rame-rame) di lapangan Blang Padang, Banda Aceh.

Menurut Ahmad Arif Ginting, pendiri dan kepala Ruman Aceh, kegiatan membaca buku berjamaah ini akan diselenggarakan setiap Ahad pagi untuk membudayakan kegiatan membaca di semua kalangan umur masyarakat. “Kegiatan sederhana ini merupakan upaya menjemput bola yang dilakukan oleh Divisi Pustaka Ruman Aceh sehingga semakin luas masyarakat yang mengakses koleksi pustaka yang telah dibuka secara informal pada awal Januari 2007,” bunyi keterangan persnya yang diterima Republika, Selasa (20/5).

Kegiatan perdana Mibara diselenggarakan oleh Divisi Pustaka Ruman Aceh pada Ahad (18/5) pagi pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Awalnya akan dimulai pada Ahad (11/5) lalu. Namun, karena hujan mengguyur hingga pukul 10.00, kegiatan tersebut terpaksa dibatalkan.

Pada kegiatan perdana, Divisi Pustaka Ruman Aceh menyediakan 300 judul buku anak, remaja hingga dewasa. Bahkan, disediakan mainan bongkar pasang (puzzle) bagi anak usia preschool.

“Istilahnya, tamimul manfaah atau menciptakan manfaat yang lebih besar dari khidmah yang kita lakukan bagi masyarakat Aceh”, ujar Ahmad Arif Ginting, yang juga salah satu inisiator pembentukan PEACE (Peduli Pendidikan Anak Aceh)Foundation pada medio kedua 2004.

Pada saat yang sama, Ahmad Arif Ginting juga menuturkan bahwa sebagian dari koleksi buku bacaan anak saat ini merupakan donasi dari beberapa diaspora Aceh di negeri kangguru, Australia. Sebagian lain adalah donasi yang tidak mengikat dari perorangan baik di dalam provinsi Aceh maupun di luarnya.

Satu jam pertama digelarnya kegiatan ini masih belum banyak pengunjung yang datang. Namun, mulai jam kedua, begitu tahu bahwa buku-buku tersebut bisa dibaca dengan cuma-cuma, pengunjung mulai memadati dua terpal yang disediakan. Bahkan tak sedikit yang duduk di atas rerumputan.

Tak kurang seratus orang mengunjungi dan membaca beragam koleksi tersebut. Mayoritas pengunjung adalah keluarga muda yang sedang berolahraga bersama keluarganya. Namun, ada juga beberapa lansia yang duduk menemani cucunya membaca.

Sumber : Republika.co.id | DF

read more
Bingkai Dunia

Australia Berantas DBD dengan Nyamuk Wolbachia

Tim periset Australia ingin melepas sekawanan nyamuk di kota Townsville, negara bagian Queensland, dengan tujuan mencegah penyebaran demam berdarah.

Tim periset akan mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh komunitas untuk meminta dukungan mereka.

Para ilmuwan itu ingin melepas nyamuk-nyamuk yang sudah diinfeksi dengan bakteri Wolbachia, yang membuat serangga tersebut resistan terhadap demam berdarah.

Percobaan skala kecil di kota Cairn menunjukkan, Wolbachia mencegah nyamuk menularkan demam berdarah, dan pada akhirnya nyamuk-nyamuk dengan Wolbachia mengalahkan populasi nyamuk yang membawa demam berdarah.

Profesor Scott O’Neill dari Monash University berharap, riset ini pada akhirnya nanti akan membuka jalan bagi pemberantasan demam berdarah.

Menurut WHO, kasus demam berdarah telah sangat meningkat di seluruh dunia dalam beberapa puluh tahun terakhir ini.

Para ilmuwan memperkirakan, ada 390 juta kasus di seluruh dunia setiap tahun.

Banyaknya turis Australia yang berkunjung ke Bali berakibat jumlah kasus yang dibawa dari Asia Tenggara menjadi empat kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Dalam enam bulan terakhir, terjadi hampir 200 kasus yang ditegaskan di Queensland utara.

Profesor O’Neill mengatakan, ia dan timnya berhasil melakukan percobaan skala kecil di Cairns dan hasilnya sangat menjanjikan. Ini merupakan landasan untuk percobaan dengan skala lebih besar, katanya.

Sebuah kelompok komunitas telah dibentuk untuk menggalang dukungan bagi rencana riset tersebut. Tergantung dari dukungan komunitas, nyamuk-nyamuk itu mungkin akan dilepas bulan Oktober. [Detik]

read more
1 3 4 5 6 7 9
Page 5 of 9