close

Renungan

Renungan

Imam Masjid Sydney, T Chalidin: Kualitas Muslim Ditentukan Akhlak

Ustaz Dr Teuku Chalidin Yacob

BANDA ACEH – Akhlak merupakan salah satu dari pilar ajaran Islam yang memiliki kedudukan yang sangat penting. Bahkan untuk kepentingan menyempurnakan akhlak menjadi tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW kepada umat manusia di muka bumi.
Karenanya, akhlak merupakan buah yang dihasilkan dari proses menerapkan aqidah dan syariah/ibadah. Ibarat pohon, akhlak merupakan buah kesempurnaan dari pohon tersebut setelah akar dan batangnya kuat. Sehingga, tidak mungkin akhlak ini akan terwujud pada diri seseorang jika dia tidak memiliki aqidah dan syariah yang baik.

Demikian antara lain disampaikan Ustaz Dr Teuku Chalidin Yacob (pendiri Ashabul Kahfi Islamic Centre Sydney, Australia) saat mengisi pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat Islam (KWPSI) di Rumoh Aceh Kupi Luwak, Jeulingke, Rabu (17/5/2017) malam.

“Akhlak ini begitu penting kedudukannya dalam Islam yang beriringan dengan aqidah dan kualitas iman seorang muslim, bahkan kita dengan mudah bisa menilai keislaman seseorang hanya dengan akhlaknya, bukan ibadahnya,” ujar Ustaz Chalidin Yacob.

Ia mengungkapkan, selama ini sering kita melihat seseorang muslim yang kelihatannya ibadahnya sangat rajin, namun kadang akhlaknya kurang. Padahal dalam Islam hubungan baik bukan cuma terhadap Allah (hablum minallah), namun juga terhadap manusia (hablum minannas).

Tak jarang ada juga orang alim/berilmu yang kurang ramah dan baik sesamanya. ‎Juga ada muslim yang kelihatanya “saleh” namun perkataannya, kerap menyakitkan hati dan perasaan orang lain. Bagaimana akhlak terhadap sesama, pada orangtua dan yang lebih muda, bahkan terhadap lingkungan, menunjukkan kualitas muslim.

Padahal Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa tujuan beliau diutus adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia. Artinya jika akhlaq seseorang buruk, maka dia bukanlah orang yang saleh meski terlihat rajin shalat, puasa, zakat, haji, dan bebagai ibadah lainnya.

Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Australia ini menyebutkan, seperti yang terlihat di Australia, orang luar Islam itu tertarik pada Islam bukan karena kealiman orang Islam sendiri, juga bukan pandai berceramah menyampaikan Islam secara lisan, atau rajin beribadah

Tapi karena akhlak atau dakwah bil hal yang diperlihatkan dalam kehidupan sehari-hari yang menarik perhatian orang di luar Islam. Sehingga akhlak dan adab muslim terhadap sesamanya ini adalah menjadi penentu kemajuan dan kebangkitan Islam saat ini Australia dan juga di negara Eropa.

“Saya hanya ingin mengingatkan kita semua, jangan sampai gara-gara tingkah laku sehari-hari dan akhlak buruk kita muslim, menyebabkan orang di luar menjadi benci pada Islam, karena melihat ajaran Islam pada perilaku muslim. Kita harus bertanggungjawab‎ menjaga ajaran Islam yang positif di mata orang lain dengan memperlihatkan akhlak yang baik,” terangnya.

Imam Masjid Sydney, Australia ini menegaskan, jangan sampai akhlak umat Islam dalam kehidupannya menjadi contoh buruk agama Islam dalam pendangan orang lain. Setiap muslim itu harus menjadi iklan atau reklame dari ajaran agamya.

“Kita menilai seseorang itu baik atau tidak pada akhlaknya. Bukan ibadahnya. Kita tidak tahu shalat dan puasanya seorang muslim itu sah atau tidak, diterima atau tidak oleh Allah. Tapi kalau akhlak yang baik bisa kita tahu dan dapat kita lihat sehari-hari,” ungkapnya.

Ini juga menjadi tantangan dakwah Islam sekarang ini seperti nilai-nilai akhlak dan keikhlasan yang berkurang. Sukses dakwah kita sangat tergantung pada akhlak dan keikhlasan‎.

Apa yang dilakukan pemimpin Islam juga masih bermasalah dengan keikhlasan, seperti kita lihat tingkah laku pemimpin-pemimpin partai Islam.

“Mereka itu bisa kompak ketika membela dan mendukung penista agama, tapi malah ribut dan pecah kalau sudah berbicara kepentingan agama‎, bahkan kerap mencaci maki ulama,” tegasnya.
(Sumber: https://www.goaceh.co/berita/baca/2017/05/19/imam-masjid-sydney-t-chalidin-kualitas-muslim-ditentukan-akhlak#sthash.acnm4LUw.dpuf)

read more
Renungan

Mencintai Karena ALLAH

Ya Rabb, Engkaulah alasan semua kehidupan ini. Engkaulah penjelasan atas semua kehidupan ini. Perasaan itu datang dariMu. Semua perasaan itu juga akan kembali kepadaMu. Kami hanya menerima titipan. Dan semua itu ada sungguh karenaMu…
Katakanlah wahai semua pencinta di dunia. Katakanlah ikrar cinta itu hanya karenaNya. Katakanlah semua kehidupan itu hanya karena Allah. Katakanlah semua getar-rasa itu hanya karena Allah. Dan semoga Allah yang Maha Mencinta, yang Menciptakan dunia dengan kasih-sayang mengajarkan kita tentang cinta sejati.
Semoga Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk merasakan hakikatNya.
Semoga Allah sungguh memberikan kesempatan kepada kita untuk memandang wajahNya. Wajah yang akan membuat semua cinta dunia layu bagai kecambah yang tidak pernah tumbuh. Layu bagai api yang tak pernah panas membakar. Layu bagai sebongkah es yang tidak membeku.

Maha Suci Engkau Ya Allah, yang telah menciptakan perasaan. Maha Suci Engkau yang telah menciptakan ada dan tiada. Hidup ini adalah penghambaan. Tarian penghambaan yang sempurna. Tak ada milik dan pemilik selain Engkau. Tak ada punya dan mempunyai selain Engkau.
Tetapi mengapa Kau harus menciptakan perasaan? Mengapa Kau harus memasukkan bongkah yang disebut dengan “perasaan” itu pada mahkluk ciptaanMu? Perasaan kehilangan…perasaan memiliki…perasaan mencintai…
Kami tak melihat, Kau berikan mata; kami tak mendengar, Kau berikan telinga; Kami tak bergerak, Kau berikan kaki. Kau berikan berpuluh-puluh nikmat lainnya. Jelas sekali, semua itu berguna! Tetapi mengapa Kau harus menciptakan bongkah itu? Mengapa Kau letakkan bongkah perasaan yang seringkali menjadi pengkhianat sejati dalam tubuh kami. Mengapa?

Tere Liye

read more
Renungan

Menghidupkan Malam Nisfu Sya’ban

Jaringan Pelajar Aceh- Sya’ban merupakan bulan yang di dalamnya terdapat berbagai peristiwa bersejarah. Peristiwa berpindahnya arah kiblat dari Masjidil Aqsha Palestina menuju Kabah (QS. al-Baqarah: 144) terjadi di bulan Sya’ban. Turunnya ayat yang menganjurkan untuk membaca shalawat (QS. al-Ahzab: 56) di bulan Sya’ban. Diangkatnya catatan amal manusia juga di bulan Sya’ban.

Sya’ban  bulan yang didalamnya terdapat berbagai peristiwa bersejarah. Peristiwa berpindahnya arah kiblat dari Masjidil Aqsha Palestina menuju Kabah (QS al-Baqarah: 144) terjadi di bulan Sya’ban. Turunnya ayat yang menganjurkan untuk membaca shalawat (QS. al-Ahzab: 56) di bulan Sya’ban. Diangkatnya catatan amal manusia juga di bulan Sya’ban.

Menelisik dari segi linguistik, al-Imam Abdurrahman al-Shafury dalam kitab “Nuzhat al-Majalis wa Muntakhab al-Nafais” mengatakan bahwa kata Sya’ban merupakan singkatan dari huruf shin yang berarti kemuliaan (al-syarafu), huruf ‘ain yang berarti derajat dan kedudukan yang tinggi atau terhormat (al-uluw), huruf ba’ yang berarti kebaikan (al-birr), huruf alif yang berarti kasih sayang (al-ulfah), dan huruf nun yang berarti cahaya (an-nur).

Menjadi tradisi umat Islam khususnya di Aceh, masyarakat sangat antusias dalam menyambut malam Nisfu Sya’ban  atau menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dan pertengahan bulan Sya’ban dengan ibadah. Pada malam Nisfu Sya’ban, umat Islam membaca Surat Yasin sebanyak 3 kali yang dilanjutkan dengan berdoa.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan al-Dailami, Imam ‘Asakir, dan al-Baihaqy, Rasulullah Saw bersabda: “Khomsu layaalin laa turaddu fiihinna ad-da’watu. Awwalu lailatin min Rajaba wa lailatun-nishfi min sya’baana wa lailatul jum’ati wa lailatayil-‘iidaini.” Artinya: “Ada 5 malam di mana doa tidak tertolak pada malam-malam tersebut, yaitu: malam pertama bulan Rajab, malam Nisfu Syaban, malam jumat, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.”

“Man ahya lailatal-‘iidaini wa lailatan-nishfi min sya’baan lam yamut qalbuhu yauma tamuutul-qulub.” Artinya: “Siapa saja yang menghidupkan dua malam hari raya dan malam Nisfu Syaban, niscaya tidaklah akan mati hatinya pada hari dimana pada hari itu semua hati menjadi mati.”

“Wa qad jumi’a du’aa’un ma’tsuurun munasibun li haalin khaashin bi lailatin-nishfi min sya’baana. Yaqra’uha al-muslimuuna tilkal-lailata al-maimuunata furaadaa wa jam’an fii jawaami’ihim wa ghairiha. Yulaqqinuhum ahaduhum dzalikad-du’aa aw yad’uu wa hum yu’minuuna kama huwa ma’lum. Wa kaifiyatuhu: tuqro’u awwalan qabla dzalikad-du’a ba’da shalaatil maghrib suuratu Yasin.”

Artinya: “Sungguh telah dikumpulkan doa mathur yang terkait khusus dengan malam Nisfu Syaban. Doa tersebut dibaca oleh para muslimin pada malam yang diberikan anugerah, baik secara sendiri-sendiri maupun berramai ramai. Seorang dari mereka membacakan (mentalqin) doa tersebut dan jamaah mengikutinya atau ada juga salah seorang yang berdoa dan jamaah mengaminkan saja sebagaimana maklumnya. Adapaun caranya: membaca surat Yasin 3 x setelah magrib, baru dilanjutkan dengan berdoa”

Tidak semua umat Islam Indonesia sependapat dengan tradisi menghidupkan malam Nisfu Syaban. Untuk itu, sikap saling menghormati perlu dikedepankan. Terlebih, amaliah menghidupkan malam Nisfu Sya’ban merupakan persoalan fur’iyyah yang diisi ibadah untuk mempertebal keimanan. Wallahu a’lam.

read more
Renungan

Langit, Bumi dan Gunung Menolak Saat Ditawari Menjadi Seperti Manusia

Manusia boleh berbangga karena dinobatkan sebagai makhluk sempurna diantara seluruh makhluk ciptaan-Nya. Kita menjadi pemimpin atas seluruh penghuni semesta yang ada dengan kelebihan akal serta pikiran yang digunakan dalam bertindak.

Namun menjadi makhluk sempurna bukanlah perkara yang mudah. Ada hal besar yang menjadi tanggungjawab manusia yakni amanah. Menjalankan perintah serta menjauhi segala larangan-Nya menjadi amanah yang tidak dapat dibantah.

Manusia dari sekian banyak makhluk Allah menyanggupi amanah tersebut. Padahal makhluk lain yang memiliki kekuatan lebih besar seperti langit, bumi dan gunung menolak untuk menjadi seperti manusia. Hal ini dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al-Ahzab. Seperti apa? Berikut ulasannya.

Ada begitu banyak peristiwa yang terjadi sebelum akhirnya alam semesta dan segala isinya siap untuk ditinggali. Salah satunya adalah peristiwa saat Allah SWT mengungumpulkan makhluknya untuk membagi peran. Saat itu Allah SWT memberikan pilihan kepada mahkluk untuk menerima amanah.

Bagi siapa yang menerimanya, maka akan menjadi makhluk yang paling sempurna di alam semesta. Namun amanah ini juga memiliki kosekuensi. Bagi yang menjalankan perintah-Nya, maka akan dihadiahi surga, namun jika melanggar akan diberi siksa di neraka.

Allah SWT menawari amanah tersebut kepada langit, bumi dan gunung. Namun ketiganya menolak, bukan karena ingkar kepada Allah, namun mereka merasa tidak sanggup untuk mengemban besarnya amanah tersebut.

Ternyata, manusialah yang dengan berani menerima tawaran Allah SWT untuk menjadi makhluk sempurna. Hal ini dijelaskan dalam surat Al-Ahzab

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72).

Ayat ini dimaknai berbeda oleh para Mufassirin. Diantaranya adalah Imam Al-Aufi dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, “Yang dimaksud dengan al-amanah adalah, ketaatan yang ditawarkan kepada mereka sebelum ditawarkan kepada Adam ‘Alaihissalam, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Lalu Allah berfirman kepada Adam, ‘ Sesungguhnya Aku memberikan amanah kepada langit dan bumi serta gunung-gunung, akan tetapi mereka tidak menyanggupinya. Apakah engkau sanggup untuk menerimanya?’ Adam menjawab, ‘Ya Rabbku, apa isinya?’ Maka Allah berfirman, ‘Jika engkau berbuat baik maka engkau akan diberi balasan, dan jika engkau berbuat buruk maka engkau akan diberi siksa’. Lalu Adam menerimanya dan menanggungnya. Itulah maksud firman Allah, ‘Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh’.”

Kemudian, Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhu- berkata, ‘Amanah adalah kewajiban-kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Jika mereka menunaikannya, Allah akan membalas mereka. Dan jika mereka menyia-nyiakannya, maka Allah akan menyiksa mereka. Mereka enggan menerimanya dan menolaknya bukan karena maksiat, tetapi karena ta’zhim (menghormati) agama Allah kalau-kalau mereka tidak mampu menunaikannya.” Kemudian Allah Ta’ala menyerahkannya kepada Adam, maka Adam menerimanya dengan segala konsekwensinya. Itulah maksud dari firman Allah:

“Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh,” yaitu pelanggar perintah Allah.

Bisa disimpulkan jika manusia hidup di dunia ini hanya menjalani ujiannya saja. Lulus atau tidak dalam menjalankan ujian tersebut akan dijawab oleh Allah SWT saat kiamat tiba. Disana, akan ditunjukan bahwa sebelum hidup di dunia manusia sudah melakukan perjanjian dengan Allah yakni mengakui keesaan-Nya dan menjalankan amanah yang sudah ditetapkan.

Namun fitrahnya, manusia akan lupa setelah lahir ke dunia. Kemudian, setelah hari kiamat nanti, manusia akan kembali diingatkan tentang janji tersebut. Sebagaimana dijelaskan dalam Surat Al-Hadid ayat 8 yang berbunyi “Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyeru kamu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang-orang yang beriman”. (QS. Al Hadid, 57:8).

Wallahu a’lam…semoga kita termasuk manusia yang tidak menyianyiakan waktu saat hidup di muka bumi, serta dapat menjalankan amanah yang sudah diembankan Allah kepada kita.

read more
Renungan

4 hal yang menipu

4 Hal Yang Menipu (baca sampai selesai biar paham)

1. Bukan pekerjaan yang membuat seseorang mandiri, apalagi terjamin masa depannya. Tidak. Pekerjaan bisa hilang, gaji tinggi bisa pergi. Bahkan dalam kecamuk dunia (perang atau bencana alam misalnya), semua bisa hancur binasa. Lantas apa yang bisa menjamin? Pengetahuan. Skill. Maka fatal sekali jika orang sekolah hanya demi nilai, apalagi ijasah, kemudian saat ujian, bela-belain nyontek. Dapat nilainya memang, tapi sama sekali tidak dapat pengetahuan atau skill-nya. Mereka tertipu.

2. Bukan harta benda yang membuat seseorang bahagia. Tidak. Banyak orang yang kaya raya, hidupnya malah susah. Sebaliknya, ada yang hidup sangat bersahaja, hidupnya amat bahagia. Lantas apa yang bisa membuat seseorang bahagia? Pemahaman. Lagi-lagi, maka fatal sekali jika orang mengejar pekerjaan, harta-benda, aduh, ingatlah selalu: kitalah yang menjaga harta benda. tapi pemahaman/ilmu yang baik, dialah yang menjaga kita dari kemalangan hidup. Pemahaman akan menuntun kita ke ilmu syukur, ilmu sabar, dsbgnya.
3. Bukan nama, wajah, pesona, kehadiran fisik yang membuat orang terkenal, membuat seseorang abadi. Tidak. Sejak dunia ini ada, berjuta pesohor telah dilupakan. Bahkan artis-artis 2-3 tahun lalu ngetop, sekarang tidak ada yang ingat. Lupa. People dont care about that. Lantas apa yang membuat kita “terkenal”? Kebermanfaatan. Penemu lampu misalnya, tidak perlu orang mengenalnya, tapi seluruh dunia tahu bahwa lampu itu sangat berguna. Pendiri sekolah gratis, boleh jadi sudah meninggal 40 tahun lalu, tapi sepanjang sekolah itu masih berdiri, masih bermanfaat, namanya akan abadi–terlepas dari orang masih ingat atau tidak.
4. Bukan kekuasaan, jabatan, apalagi jadi panglima perang yang membuat orang diikuti, dihormati. Tidak. Banyak diktator dunia yang merasa sudah berkuasa sekali, game over, tamat riwayatnya. Banyak penegak hukum, hakim, polisi, dsbgnya yg merasa dia berkuasa sekali menentukan nasib orang lain, juga game over, saat diambil posisinya, cuma bisa meringkuk tidak bergaya dia. Ingatlah, presiden akan mati. Raja akan binasa. Lantas apa yang membuat orang dihormati? Inspirasi. Respek diperoleh dari inspirasi. Ketika seseorang bisa memberikan inspirasi ke banyak orang, maka itulah “kekuasaan” tidak terlihat. Orang-orang bersedia berdiri di belakangnya–mati sekalipun, demi membela inspirasi penuh kebaikan. Melewati jaman, bahkan saat sudah tiada, orang-orang tetap menghormati dan mengikutinya.
Semoga kita memahami 4 hal ini dengan baik. Bukan sebaliknya, tertipu mentah-mentah.
Sumber : Tere Liye

read more
Renungan

“SEBIDANG TANAH”

Seorang pria yg tidak lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya.
Untuk mendapat penghasilan, ia pun melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena tidak punya pengetahuan mengajar, belum sampai  satu minggu mengajar ia sudah dikeluarkan.
Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: “Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang menantimu.”
Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat juga karena geraknya lambat.
Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki – tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat?
Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.
Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.
Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara.
Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota.
Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki kekayaan berlimpah.
Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku ?
Jawaban sang istri ternyata sangat polos dan sederhana :

Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya.
Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air mata terharu…. Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit unggul.
Semua prestasi dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang jadi kenyataan.
Di dunia ini tidak ada seorang pun yg hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat.
Setelah membaca cerita ini, jangan dibiarkan saja, teruskan ke orang lain. 

Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya susah menjadi sukses.
Tujuh kalimat di bawah ini, adalah intisari kehidupan :
1. *Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas tidak akan bisa merasakan kebahagiaan*
2. *Orang yang tidak bisa toleran, seberapa banyak pun teman nya, akhirnya akan sendirian*
3. *Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses*
4. *Orang yang tidak bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.*
5. *Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat pun kerja nya tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.*
6. *Orang yang tidak bisa menabung, dapat rejeki terus pun tidak akan bisa menjadi kaya.*
7. *Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bahagia.*

(Sumber: Facebookpage Zulkarnaini Ramli)

read more
Renungan

Ramadhan | Ini Alasan Puasa Itu Menyehatkan

Jaringanpelajaraceh – Bukan rahasia lagi bila puasa dapat menyehatkan tubuh, para dokter pun menyetujui pernyataan itu. Hasil penelitian Dr. Ebrahim Kazim, dari Trinidad Islamic Academy, dengan menggunakan EEG (perekam gelombang otak) menunjukkan puasa membuat tidur lebih berkualitas atau Deep sleep, sehingga berpengaruh pada perbaikan tubuh dan otak.

Dalam situs resmi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Ir Syopiansyah Jaya Putra pun mengungkapkan manfaat puasa bagi kesehatan. Ia mencontohkan, seseorang hanya tidur beberapa jam sebelum sahur, dibandingkan bila tak berpuasa, namun kondisi itu justru memperlancar metabolisme tubuh.

Mantan Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta tersebut juga menjelaskan, ada lima fase saat tidur, seperti terjaga, mulai kantuk, tidur, serta bangun tidur. Menurutnya, kelima fase memancarkan getaran dalam diri yang berguna untuk menyehatkan tubuh.

Nurlela Fitriana (24) termasuk salah satu orang yang merasa lebih sehat saat puasa. Meski begitu, ia tak memungkiri, setiap siang perutnya terasa lapar, membuatnya tergoda ingin membatalkan puasanya, namun karyawan perusahaan travel ini berusaha meluruskan niat.

“Lapar sekali kalau puasa, tetapi malah lebih semangat bekerja, badan lebih ringan,” katanya.

Setiap hari, Lela berangkat kerja dari Bekasi pukul 06.00 WIB, lalu naik kereta menuju Senayan. Kemudian ia pulang pukul 17.00 dan harus berdesakan lagi di kereta. Kondisi semacam itu membuatnya sering sakit, seperti flu, vertigo, bahkan demam, tetapi di bulan Ramadhan, penyakit tersebut tak muncul.

“Tubuh terasa lebih segar, walau pun lapar, tapi kepala sudah jarang pusing,” ujar perempuan berkerundung ini. Ia percaya, bahwa ada keajaiban dalam puasa, yang membuat seseorang bisa bertahan mengerjakan segala aktivitas, walau tak makan dan minum. Bahkan Lela mengaku, pencernaannya lebih lancar selama berpuasa.

Dokter Yeni Purnamasari dari Layanan Kesehatan Cuuma-Cuma Dompet Dhuafa (LKC DD) menjelaskan, puasa memang dapat membersihkan segala racun dalam tubuh seperti kolesterol jahat, lemak jahat, kalori berlebih, radikal bebas dan lainnya. “Setiap hari kolesterol menumpuk dalam tubuh, maka ketika organ beristirahat saat puasa, proses pembersihan atau detoksifikasi terjadi,” ungkapnya.

Yeni uga menegaskan, berpuasa terbukti menurunkan risiko penyakit yang berhubungan dengan pembuluh darah seperti jantung. Hal itu dikarenakan, organ yang tak bekerja keras saat puasa, berkesempatan melakukan detoksifikasi secara sempurna, sehingga daya tahan tubuh pun meningkat.

Berbeda dengan orang yang tak puasa, organ mereka terus bekerja keras, sehingga proses detosifikasi sulit terjadi Meski begitu, dokter Yeni menyarankan, untuk tetap mangatur pola makan dan kadar air yang masuk ke tubuh. “Bila pola makan berantakan saat puasa, maka hasil sehat dari puasa pun tak bisa dirasakan, akan sama saja,” jelasnya.[]

Sumber: Republika.co.id [zr]

read more
Renungan

SUDAHKAH KITA IKHLAS?

Sobat ! siapa yang tidak tahu pentingnya keikhlasan
dalam amal ibadah anda. Betapa banyak atau betapa
sering kita mendengar bahkan kita mengucapkan: saya
ikhlas melakukan hal ini, atau itu, saya ikhlas memberi
ini dan itu, atau saya tulus melakukan ini dan itu untuk
anda. Dan masih banyak ucapan senada yang terucap
dari lisan kita.
Sobat! Pernahkah anda merenungkan makna ucapan ”
saya ikhlas” atau “saya tulus”?
Terdengarnya menyejukkan dan meyakinkan, namun
sejatinya sangat mencurigakan dan meragukan. Andai
benar benar tulus dan ikhlas, buat apa ketulusan dan
keikhlasan diucapkan dan bahkan diceritakan ke sana
dan kemari?
Andai benar benar ikhlas, mengapa ada rasa gembira di
saat dipuji dan sebaliknya tersinggung ketika ditolak
atau bahkan dimaki?
Sobat! Ketahuilah, sejatinya Orang yang benar benar
ikhlas adalah orang yang tidak berubah sikap atau
perasaan ketika dipuji atau dimaki. Pujian dan makian
sesama manusia bagi orang yang ikhlas tiada bedanya,
karena itu mereka lebih suka menyembunyikan
amalannya dibanding menampakkannya.
Demikianlah paling kurang gambaran tentang keihlasan
yang dapat kita simpulkan dari hadits berikut:
ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺗَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺼَﺪَﻗَﺔٍ ﻓَﺄَﺧْﻔَﺎﻫَﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻢَ ﺷِﻤَﺎﻟُﻪُ ﻣَﺎ ﺻَﻨَﻌَﺖْ
ﻳَﻤِﻴﻨُﻪُ “ﻭَﺭَﺟُﻞٌ ﺫَﻛَﺮَ ﺍﻟﻠﻪَ ﺧَﺎﻟِﻴًﺎ، ﻓَﻔَﺎﺿَﺖْ ﻋَﻴْﻨَﺎﻩُ
Diantara orang yang mendapat jaminan akan dinaungi di
bawah Aresy Allah kelak di hari qiyamah ialah : lelaki
yang menyedekahkan sebagian hartanya, lalu ia
merahasiakan sedekahnya sampai sampai tangan
kirinya tiada mengetahui apa yang disedekahkan oleh
tangan kanannya. Dan orang yang berdzikir mengingat
Allah di tempat sunyi, lalu kedua air matanya berlinang
menangis. ( Muttafaqun ‘alaih)

read more
Renungan

IBADAH PUASA TAPI TAK MENUTUP AURAT?

Oleh: Ustad Felix Shaw.

Ibadah puasa tapi nggak menutup aurat? | satu sisi
kumpul pahala sisi lain maksiat
arena menutup aurat itu ibadah sama seperti shalat
dan puasa | tidak menutup aurat sama saja
meninggalkan kewajiban agama
perintah shalat, puasa, menutup aurat semua dari di
Al-Qur’an | apa alasan kita memilih yang satu dan
meninggalkan yang lain?
seringkali pahala sunnah kita bela-belain, tapi yang
wajib dilalaikan | puasa 6 hari syawal semangat,
giliran tutup aurat banyak alasan
tahajjud dan sedekah yang sunnah kita bela-belain
disegerakan juga | tapi menutup aurat yang nyata-
nyata wajib masih ditunda-tunda
kalau tahajjud, sedekah, dan pahala sunnah lainnya
semangat | seharusya berhijab syar’i lebih semangat
dan disegerakan
banyak yang memasuki Ramadhan dan keluar sama
seperti dia masuk | yang begini nggak ada perbaikan,
rugi Ramadhannya, rugi puasanya
tutup aurat, jaga kehormatanmu, insyaAllah jadi jalan
untuk salih pasanganmu | karena lelaki baik hanya
tertarik pada Muslimah salihah
Allah itu menolong berdasarkan niat kita, bila niat
sudah dibuktikan | Allah pasti bantu untuk
memudahkan dan mengistiqamahkan
Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari
keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan
kepada mereka jalan-jalan Kami (QS 29:69)
“orang yang beramal dengan ilmu yang dimilikinya,
akan Allah tunjukkan ilmu yang mereka tak ketahui
sebelumnya” (Abbas Al-Hamdani)
maka bila kita serius berhijab, tak perlu khawatir
maksiat yang masih ada | insyaAllah maksiat akan
terkikis dan kita di-istiqamahkan Allah
hijab itu jelas melindungi dari keinginan bermaksiat
dirimu | dan melindungi orang lain dari bermaksiat
karena melihat auratmu

read more
Renungan

Ramadhan | Keutamaan Sahur

Sebagaimana telah sama-sama kita ketahui, salah satu adab dan akhlak berpuasa adalah melaksanakan sahur. Dalam sebuah hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Anas, Rasulullah SAW bersabda : “Sahurlah kamu sekalian, karena sahur itu mengandung keberkahan.”

jpa-sahuur
Keberkahan yang dimaksud, di samping menyebabkan kekuatan dalam puasa, menguatkan motivasi dalam melaksanakan ibadah puasa, juga mengandung pahala karena mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Sesungguhnya sahur itu memiliki tiga makna yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan ketiga-tiganya mengandung kebaikan dan keberkahan.

Pertama, sahur dalam pengertian makan dan makanan yang disajikan waktu sahur karena akan melaksanakan ibadah puasa pada esok harinya, sebagaimana dikemukakan dalam hadits tersebut di atas.

Juga hadits riwayat Imam Nasai dari Miqdam bin Ma’di Kariba, Rasulullah saw bersabda: “Hendaknya kalian makan sahur, karena sesunguhnya hal ini adalah hidangan yang penuh dengan keberkahan.”

Kedua, sahur dalam pengertian waktu yang sangat berharga dan bernilai tinggi dalam pandangan Allah dan Rasul-Nya.

Waktu mustajab terhadap setiap doa dan permohonan serta istighfar yang diucapkan dengan lisan yang keluar dari sanubari yang dalam, penuh dengan penghayatan.

Waktu sahur adalah waktu turunnya rahmat, cinta, kasih sayang, dan ampunan dari Allah SWT. Langit pun terbuka, tidak ada hijab atau penghalang antara hamba yang berdoa dan merintih dengan Allah SWT, Dzat yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, dan Maha Mendengar.

Bahkan juga pada waktu sahur sangat dianjurkan melaksanakan shalat tahajjud, mengikuti sunnah Rasul dan mengikuti tradisi salafus salih.

Ketiga, sahur dalam pengertian amal baik yang dilakukan pada waktu tersebut, seperti doa dan istighfar. Kedua amalan ini sangat baik dilakukan pada waktu sahur tersebut, bahkan dijadikan salah satu ciri utama orang yang akan meraih kesuksesan dan kebahagiaan yang hakiki, dunia dan akhirat.

Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam QS Ali Imran 17: “(Orang yang akan mendapat nikmat surga) adalah orang orang yang shabar, orang yang benar/jujur, orang yang taat, orang yang menginfakkan hartanya, dan orang yang memohon ampunan pada waktu sahur

Mari kita pergunakan waktu sahur yang sangat agung dan mulia  ini, di samping untuk makan sahur, berdoa berdzikir dan istighfar juga untuk melaksanakan shalat tahajjud dan ibadah-ibadah lainnya. Semoga keberkahan dari Allah SWT terlimpah dan tercurah pada kita semua.Wallahu ‘Alam bi Ash shawab.

Sumber: Republika.co.id | Ilustrasi Google [rm]

read more
1 2 3 4 5
Page 2 of 5