X
    Categories: Cerpen

Nasib malang gadis penjual sapu

NASIB MALANG GADIS PENJUAL SAPU

Di suatu desa kecil, hiduplah seorang gadis penjual sapu, gadis penjual sapu itu bernama sopia . Sopia adalah gadis yang amat sangat rajin beribadah, tak ada satupun ibadah yang ia tinggalkan selama ia sehat dan tidak mengalami suatu halangan apapun. Sopia hanya tinggal berdua bersama ibunya. Ibunya sudah amat rentan, karena ibunya sudah tua karena umur ibu sopia sudah menginjak usia 65 tahun. Ibu sopia bernama ibu Anis. Profesi ibu Anis adalah seorang buruh cuci, bu Anis menjadi buruh cuci dari satu rumah ke rumah yang lain, bu Anis berharap dengan semakin banyak baju yang bu Anis cuci, maka semakin banyak juga uang ang didapatkannya.Tapi, terkadang bu Anis hanya bisa mencuci disatu rumah saja, karena usia beliau yang sudah tua, dan amat sangat rentan dengan penyakit. Sedangkan Sopia hanya seorang gadis yang menjajakan sapu lidi berkeliling kampung, dengan harapan dapat membantu keuangan ibunya untuk makan sehari-hari.

Sopia harus berhenti bersekolah sejak ia menginjak kelas 3 SD, karena ekonomi ibunya yang tidak memungkinkan lagi untuk dapat membiayai sekolah Sopia.Lalu sopia pun berfikir, bagaimana agar ia tidak menjadi beban ibunya dan bisa membantu ibunya untuk kehidupan sehari-hari. Dengan usia sopia yang masih sangat kecil, tidak ada pekerjaan yang dapat dia lakukan, sampai akhirnya dia menjadi penjual sapu keliling kampung. Sopia berharap dengan demikian dia bisa sedikit meringankan beban yang ibunya tanggung selama ini. Walaupun pertama ibu Sopia tidak mengijinkan sopia untuk melakukan hal tersebut, namun dengan berat hati ibu sopia harus merelakan gadis kecilnya untuk berjualan sapu keliling dengan upah yang sangat kecil karena perekonomian ibu Anis pun memang sangat buruk.

Hingga usia sopia menginjak umur 17 tahun ibu Anis yang amat sangat dicintai leh sopia dan hanya satu-satunya orang yang dimiliki oleh sopia pun harus meninggalkan sopia untuk selama-lamanya. Allah swt memanggil Ibu Anis. Ibu Anis menderita penyakit TBC yang sudah kronis, namun akibat minimnya biaya, Bu Anis pun hanya membiarkan penyakitnya dan terkadang harus menahan rasa sakitnya. Jika sakit sudah tidak bisa bu Anis tahan bu Anis hanya bisa membeli obat penahan rasa sakit di warung dekat rumahnya. Sopia sangat merasa kehilangan. Sopia selalu menangis saat mengingat ibunya. Sampai suatu ketika dia bertemu dengan seorang lelaki yang baik, lelaki tersebut bernama ary, dan ary pun menyuruh Sopia untuk bekerja dipabrik roti miliknya.

Waktu pun bergulir, lambat laun timbul lah perasaan yang berbeda diantara ary dan Sopia,Sampai akhirnya ary pun menyatakan perasaannya kepada Sopia, dan sopia pun menyatakan perasaannya. Berselang tiga bulan, ar pun melamar Sopia dan mereka pun menikah. Hingga akhirnya Sopiapun mengandung anak mereka. Suatu pagi, terjadi hal yang sanagt mengharukan, dimana sopia mengalami pendarahan, dan sopia pun harus dibawa kerumah sakit, ternyata sopia mengalami kanker rahim, dan sopia harus melakukan operasi pengangkatan bayi dan pengangkatan rahimnya. Hal tersebut harus dilakukan oleh Dokter karena jika tidak nyawa Sopia akan hilang. Hingga akhirnya Sopia pun melakukan Operasi tersebut.

Lambat laun suami Sopia merasa bosan terhadap Sopia yang tdak bisa memberikan keturunan terhadapnya. Ary pun menceraikan Sopia, Sopia harus menerima semua ini dengan lapang dada. Sopia menganggap ini semua adalah cobaan dari tuhan dan sudah merupakan takdir Tuhan untuknya. Akhirnya Sopia pun kembali menjalani hidupnya sendiri di rumah peninggalan ibunya. Penyakit Sopia pun semakin menyebar dan memasuki stadium 4, hingga suatu ketika sopia tidak tahan lagi terhdap penyakitnya, dan Dokterpun sudah tidak mampu menangani penyakit sopia. Akhirnya Sopiapun menghembuskan napas terakhirnya. Sopia pun meninggalkan dunia ini dan meninggalkan semua penderitaan yang ia alami selama ini untuk menemukan kebahagiaan yang sejati di sisi ALLAH SWT.

Karya: Dewi Lestari

Muksalmina:
Related Post