Muhammadiyah kembali memperluas kerja sama pendidikan tingginya di Thailand. Memorandum of Understanding (MoU) antara Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dan Muslim Education Development Association of Thailand (MEDAT) menandatangani nota keseapahaman (MoU) di Masjid Sentral Songkhla (Thailand Selatan), Sabtu (6/5). MoU tersebut ditandatangani oleh Wakil Ketua Majelis Diktilitbang Prof Dr Edy Suandi Hamid dan Ketua MEDAT Ustadz Supyan Yeereem.
Siaran pers Muhammadiyah yang diterima Republika.co.id, Sabtu (6/5) menyebutkan, bersamaan dengan itu juga dilakukan seleksi 95 calon mahasiswa dari MEDAT yang melamar ingin kuliah di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Dua hari sebelumnya juga telah diadakan seleksi 110 calon mahasiswa asal Thailand dari SBPAC (Southern Border Provinces Administration Center (SBPAC) di Yala-Thailand.
Dalam MoU tersebut Muhammadiyah antara lain menawarkan beasiswa bagi calon dari MEDAT. “Sebagai organisasi dakwah, kita memberi kesempatan seluas-luasnya pada siapapun untuk mengenyam pendidikan di PTM. Kita lintas negara, lintas bangsa, dan juga lintas agama. Pendidikan untuk kemanusiaan tanpa memandang suku bangsa,” ujar Prof Dr Edy Suandi, yang didampingi Ketua dan Wakil Ketua Forum Kantor Urusan Internasional PTM Ida Puspita dan Endang Zakaria.
Dalam sambutannya usai signing MoU, Edy mengatakan, saat ini ada 170 PTM di Indonesia. Mereka menampung sekitar 500 ribu mahasiswa. Jumlah ini akan terus meningkat dengan ekspansi program studi dan perguruan tinggi yang terus dilakukan. “Namun kualitas tetap dijaga. Saat ini tiga PTM sudah terakreditasi institusi A,” ucap Edy.
Mengingat setiap tahun banyak mahasiswa Muhammadiyah yang KKN dan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan), diharapkan juga MEDAT mendukung kegiatan tersebut di lapangan.
Sekjen MEDAT Ustadz Hawari Lambensah mengatakan, walaupun MoU baru ditandatangani Sabtu (6/5), sebetulnya kerja sama sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. “Dan ini sangat bermanfaat bagi pendidikan anak-anak kami untuk belajar di Indonesia. Kami juga sudah menerima banyak mahasiswa Muhammadiyah yang KKN dan praktik kerja di Thailand ini,” kata Hawari Lambensah.
(sumber:http://www.republika.co.id)