close

slide

Berita Terkini

PT Paragon Technology And Innovation Siap Berkontribusi Meningkatkan Kualitas SDM SMK

www.jaringanpelajaraceh.com-Tangerang – PT. Paragon Technology and Innovation sebagai salah satu perusahaan manufaktur komestik terbesar di Indonesia pada hari Rabu tanggal 4 September 2019 mengundang 37 SMK yang terdiri dari Kepala SMK dan Kepala Program Studi Bisnis dan Manajemen SMK untuk melakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di Kawasan Industri Jatake, Tangerang, Banten.

Dalam kunjungan tersebut, PT. Paragon Technology and Innovation menyampaikan bahwa pendidikan menjadi salah satu bidang fokus perusahaan untuk melaksanakan CSR dengan berperan aktif dalam memberikan pembekalan bagi para peserta didik SMK baik saat masih di bangku sekolah maupun dalam masa persiapan kelulusan. “Kami menyambut baik kunjungan ke perusahaan kami, bahwa ini merupakan keharusan supaya SMK bisa mendapat gambaran yang komprehensif tentang industri, sehingga SMK bisa mendapatkan bahan dalam penyusunan kurikulumnya”, ujar Hesti selaku kepala Human Resources PT. Paragon Technology and Innovation.

PT. Paragon Technology and Innovation menawarkan kemitraan dengan ruang lingkup kerja sama meliputi praktik kerja lapangan (PKL), rekrutmen tenaga kerja lulusan SMK, dan pelaksanaan kelas industri. Program PKL betujuan untuk mengenalkan dunia kerja dan mempersiapkan siswa dalam memasuki dunia kerja. Pogram rekrutmen lulusan SMK, posisi yang disiapkan adalah sebagai beauty advisor, field controller, trainer, dan logistik. Sedangkan untuk pelaksanaan kelas industri, pihak perusahaan akan bekerja sama dengan SMK untuk menyelenggarakan beauty class.

PT. Paragon Technology and Innovation 100% merekrut tenaga kerja yang merupakan putra putri terbaik Indonesia, kami tidak merekrut tenaga kerja asing. Saat ini kami membutuhkan banyak lulusan SMK untuk bergabung dengan perusahaan kami”, lanjut Hesti.

Saryadi selaku Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri, Direktorat Pembinaan SMK, Kemendikbud dalam pembukaan kegiatan tersebut menjelaskan bahwa sudah menjadi keniscayaan bahwa SMK harus bekerja sama dengan industri. “Kegiatan ini merupakan bagian dari ikhtiar memajukan SMK, karena kerja sama merupakan suatu keniscayaan yang harus dilakukan agar SMK selalu mengikuti perkembangan dunia industri, guna memastikan bawa SMK melahirkan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri” ujar Saryadi.

PT. Paragon Technology and Innovation juga mengajak para peserta untuk melakukan plant tour ke bagian gallery, research building dan production plant. Peserta dapat melihat jenis produk apa saja yang diproduksi, bagaimana proses penelitian produk-produk tersebut, dan juga proses produksi serta pengepakan produk-produk tersebut.

Rencana kedepan, PT. Paragon Technology and Innovation berkomitmen akan mengunjungi SMK yang hadir pada kegiatan ini untuk menindaklanjuti kerja sama yang akan dilaksanakan, baik PKL, perekrutan, atau pelaksanaan kelas industri (beauty class).

Melalui program kerja sama ini, diharapkan kualitas lulusan SMK akan semakin unggul dan sesuai dengan kebutuhan di dunia industri, serta dapat meningkatkan angka keterserapan lulusan SMK di industri.

SMK BISA, SMK HEBAT, SMK BISA HEBAT

 

 

 

sumber  http://psmk.kemdikbud.go.id

 

read more
Berita Terkini

ITS Surabaya Siap Majukan Pendidikan dengan Teknologi 5G,

https://www.jaringanpelajaraceh.com-Surabaya – Kemajuan teknologi telekomunikasi menuntut adanya transformasi, tidak terkecuali dalam bidang pendidikan. Operator seluler 3 (Tri) Indonesia mengajak kerja sama Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) serta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) uji coba jaringan 5G bertajuk Future is Now #IndonesiaTanpaBatas di Gedung Pusat Robotika ITS, Kamis Kemarin.

Uji coba jaringan 5G untuk kali pertama ini dihadiri langsung oleh Rektor ITS Mochamad Ashari. Dalam memberikan sambutannya yang sempat ditampilkan melalui teknologi hologram, rektor yang biasa disapa Ashari ini mengungkapkan, kehadiran teknologi 5G akan mengubah seluruh sektor kehidupan, terutama bidang pendidikan.

Ia juga menuturkan, ITS sebagai digital eco campus menaruh perhatian besar terhadap perkembangan jaringan komunikasi ini.Guru besar Teknik Elektro ini juga menekankan, kolaborasi teknologi informasi dan industri merupakan sebuah keniscayaan.

Yang menjadi tugas bersama adalah bagaimana teknologi 5G ini mampu dimanfaatkan oleh kampus serta industri,” tutur Ashari.

Terkait masa depan pemanfaatan jaringan 5G oleh ITS, Ashari menuturkan, jaringan 5G sangat disambut baik oleh sivitas akademika ITS. Menurut dia, banyak riset yang bisa dilakukan baik oleh mahasiswa maupun dosen ITS yang membutuhkan jaringan 5G untuk memaksimalkan teknologi yang dibuat.

Misalnya riset robot autonomous yang diprakarsai mahasiswa ITS. Kekalahan yang sempat dialami tim robotika ITS di Korea beberapa waktu lalu disebabkan oleh ketertinggalan penggunaan jaringan kita yang masih menggunakan 4G,” ungkap mantan Kepala Departemen Teknik Elektro ITS ini memberikan contoh nyata.

Ashari menuturkan, ITS telah melakukan riset terhadap frekuensi yang dapat digunakan oleh jaringan 5G sejak tahun 2012 lalu. “Selain itu, ITS telah banyak memiliki riset berkaitan dengan Internet of Things (IoT), kecerdaaan buatan (AI), serta cloud computing yang akan sangat terbantu dengan kehadiran 5G,” tuturnya mengingatkan.

Selain itu, lanjut pria berkaca mata ini, perkembangan jaringan telekomunikasi tersebut juga akan berpengaruh pada sistem pembelajaran kampus ke depannya. Dia mengatakan, keberadaan 5G akan memudahkan kuliah secara virtual.

Meskipun ITS beberapa kali telah menerapkan kelas virtual dalam pembelajaran, Ashari optimistis ketersediaan jaringan 5G akan jauh memudahkan program tersebut. “Saat ini (kuliah virtual di ITS) belum pakai hologram, namun selama jaringan 5G tersedia maka fiturnya akan lebih lengkap nantinya,

Ashari juga mengatakan, sistem kelas virtual yang didukung jaringan 5G ini akan memungkinkan ITS untuk menjangkau mahasiswa yang berada di daerah yang jauh. “Sehingga pembelajaran tidak harus dilakukan dengan bertemu muka.

Kepala Kantor Pemasaran 3 Indonesia, Dolly Susanto mengatakan, banyak tantangan baru bagi generasi muda di dunia modern ini. Menurut dia, jaringan internet yang handal memudahkan pemuda untuk belajar dan berkarya untuk global.

“Maka penting bagi kami berkolaborasi dengan institusi pendidikan guna membantu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) unggul Indonesia,” tutur dia.

Tidak hanya itu, sebagai dukungan nyata terhadap peningkatan SDM unggul Indonesia, 3 Indonesia dan ITS juga menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait pemberian beasiswa sebesar Rp 100 juta dari 3 Indonesia untuk mahasiswa ITS.

Dukungan juga dilontarkan oleh Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo, Ismail. Sebagai fasilitator dan akselerator dalam acara tersebut, Ismail menambahkan, jaringan 5G tidak hanya menekankan pada kecepatan transfer data, tetapi juga menekankan pemanfaatan di sektor-sektor prioritas lainnya, contohnya pendidikan.

“Dengan ini, dosen di kampus ternama seperti ITS dapat mengajar mahasiswa di daerah terpencil tanpa berpindah tempat dan terhalang delay jaringan,” ujar dia.

Kegiatan uji coba ini juga dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara yang dihadirkan melalui hologram. Sebagai rangkaian akhir kegiatan ini, dilakukan talk show yang juga menghadirkan narasumber lain. Yakni selain Dirjen SDPPI Kominfo Dr Ir Ismail MT, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, juga dihadirkan Kepala Laboratorium Propagasi dan Radiasi Gelombang Elektromagnetik ITS Prof Dr Ir Gamantyo Hendrantoro PhD.

Tidak ketinggalan, Ketua Forum 5G Indonesia (F5Gi) Dr Sigit Puspito Wigati Jarot MSc yang hadir lewat sebuah proyeksi hologram live streaming langsung dari Jakarta.

 

 

sumber:https://www.liputan6.com

Baca Juga :https://www.jaringanpelajaraceh.com/berita-terkini/momentum-hari-pendidikan-aceh-harus-membentuk-generasi-berkualitas/#.XXHZfC4zbIU

read more
Berita Terkini

Pembangunan SDM dan Komitmen Pemerintah Daerah

Foto: Grandyos Zafna

JARINGANPELAJARACEH.COM Jakarta – Tantangan terbesar yang dihadapi dalam program pembangunan sumber daya manusia adalah komitmen dari pemerintah daerah sebagai pengelola pendidikan dasar bagi pemerintah kota/kabupaten dan sebagai pengelola pendidikan menengah untuk pemerintah provinsi seperti yang diatur dalam UU No 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah. Artinya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pemerintah pusat bukanlah pelaksana dari program-program pendidikan. Dengan kata lain, Kemdikbud tidak memiliki sekolah, tenaga pendidikan, maupun siswa; mereka hanya membuat kebijakan dan menyusun kurikulum saja. Hal ini sangat berbeda dengan pandangan masyarakat tentang sistem pendidikan nasional di mana segala-galanya masih dikelola oleh pemerintah pusat.

Komitmen Anggaran

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 31 ayat 4 secara jelas diatur bahwa negara wajib memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Implementasi dari konstitusi tersebut dijabarkan lagi dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada Pasal 49 ayat 1 dijelaskan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari APBD.

Jika menggunakan data Neraca Pendidikan Daerah (NPD) yang disusun oleh Kemdikbud, bisa dilihat bahwa selama bertahun-tahun pemerintah daerah mengabaikan amanat konstitusi ini. Banyak pemerintah kota/kabupaten hanya mengalokasikan anggaran pendidikan bahkan kurang dari 1% tanpa transfer daerah. Transfer daerah sendiri porsinya sudah mencapai Rp 306,9 triliun dari Rp 505,8 triliun atau sekitar 60% dari total anggaran pendidikan pada RAPBN 2020, dan sekitar 12% dari total belanja pemerintah pada RAPBN 2020. Semestinya pemerintah daerah wajib mengalokasikan 20% pendapatan asli daerahnya untuk pendidikan di luar gaji pendidik agar prosentase benar-benar 20%. Apa yang dilakukan oleh daerah selama ini, transfer daerah ditambah PAD baru diambil 20% sebagai anggaran pendidikan.

Komitmen SDM

Penempatan SDM pada dinas-dinas pendidikan daerah seringkali didominasi oleh personel yang minim ilmu, minim informasi, serta minim pengalaman dalam bidang pengelolaan pendidikan. Bahkan sering kali para pejabatnya tidak ada keinginan untuk belajar meski tidak menguasai bidang pendidikan sama sekali. Para kepala daerah sebetulnya bisa mengadakan diklat atau pelatihan bagi pejabat yang akan ditempatkan di dinas pendidikan jika berasal dari organisasi perangkat daerah (OPD) lain, menunjukkan kurangnya komitmen dalam menyiapkan orang-orang terbaik untuk mengelola pendidikan di daerahnya.

Di sini terlihat bahwa pendidikan bukanlah prioritas di daerah. Sungguh suatu ironi karena dalam konstitusi negara tercantum dalam pembukaan bahwa pemerintah yang dibentuk berkewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah di sini tentu saja bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga berlaku bagi pemerintah daerah. Suatu tindakan yang inkonstitusional jika pemerintah daerah tidak menempatkan pendidikan sebagai suatu prioritas.

Koordinasi dan Sinkronisasi

Kasus penerimaan peserta didik baru (PPDB) berbasis zonasi yang dalam tiga tahun terakhir selalu menjadi polemik menunjukkan kurangnya komitmen dari pemerintah daerah untuk melakukan koordinasi dan sinkronisasi program pendidikan dengan pemerintah pusat. Tujuan utama dari PPDB berbasis zonasi adalah untuk membuka akses pendidikan. Tidak ada satu daerah pun yang memiliki APM (angka partisipasi murni) 100% di semua level; mayoritas pejabat daerah tidak memahami maksud dan tujuannya sehingga pelaksanaan selalu setengah hati.

Kondisi seperti ini sering menimbulkan ungkapan bahwa pemerintah pusat kurang berkoordinasi dan sosialisasi program. Kenyataannya, sering sekali Kemdikbud melakukan rapat koordinasi dengan pejabat-pejabat dinas pendidikan. Namun karena komitmen SDM yang rendah, seringkali pejabat yang diutus mewakili daerah tidak memiliki kapasitas yang mumpuni, ruwetnya sistem informasi di daerah, juga faktor politis yang sering mempengaruhi tata kelola pemerintahan daerah, membuat segala koordinasi dan sosialisasi tidak sesuai dengan harapan.

Contoh lain yang saat ini sedang terjadi, Kemdikbud baru saja mengeluarkan Permendikbud No 35, 36, dan 37 tahun 2018 tentang mata pelajaran Informatika. Informatika adalah ilmu baru yang merupakan integrasi dari sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika atau lebih dikenal dengan istilah STEAM. Sampai saat ini saya belum melihat satu dinas pendidikan pun yang menyambut hadirnya mata pelajaran yang memang dihadirkan untuk membekali siswa menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0. Seharusnya implementasi sudah mulai sejak Juli 2019 ini bersamaan dengan tahun ajaran baru.

Program Unggulan

Rendahnya komitmen dalam anggaran, penempatan SDM yang tepat, dan koordinasi/sinkronisasi kebijakan berimbas pada minimnya program-program pendidikan pada Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) di daerah. Banyak sekali program copy paste yang dilakukan dari tahun ke tahun tanpa ada inovasi yang berbasis kearifan lokal. Misalnya, pembangunan SMK/perguruan tinggi yang disesuaikan dengan bidang ekonomi yang akan dibangun di suatu daerah. Di daerah kepulauan kecil tentunya yang cocok dibangun adalah institusi pendidikan dengan fokus maritim, bukan pertanian. Daerah wisata akan butuh lembaga pendidikan pariwisata, bukan teknik otomotif. Dan seterusnya. Intinya program kerja dinas pendidikan harus disesuaikan dengan pembangunan sektor-sektor lain.

Melihat tantangan-tantangan di atas, blueprint/grand design pembangunan SDM Indonesia sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya blueprint pendidikan, pemerintah daerah “dipaksa” untuk memiliki komitmen pada program unggulan periode kedua dari Presiden Joko Widodo ini. Blueprint akan membantu daerah dalam menyusun program kerja dalam mensukseskan pembangunan SDM Indonesia yang unggul.

Presiden juga harus menunjuk leading sector untuk menjalankan program pembangunan SDM ini yang punya kewenangan lintas kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Jika tidak, Ibu Sri Mulyani selaku Menteri Keuangan setiap tahun akan selalu mengeluh tentang dana pendidikan yang besar, tetapi tidak membuahkan hasil yang optimal. Bonus Demografi beralih menjadi Bencana Demografi. Indonesia Emas akan berubah menjadi Indonesia Cemas.

Sumber: https://news.detik.com

read more
Berita Terkini

Momentum Hari Pendidikan, Aceh Harus Membentuk Generasi Berkualitas

https://www.jaringanpelajaraceh.com-Banda Aceh-Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, mengatakan momentum Hari Pendidikan Aceh harus dimanfaatkan untuk membentuk generasi berkualitas sehingga akan mampu membawa perubahan menuju Aceh yang hebat. (Hari Pendidikan Aceh) bukan sekedar seremoni. Harus jadi momentum untuk mengevaluasi diri, sejauh mana pendidikan yang kita raih hari ini,

kata Nova saat upacara Hari Pendidikan Daerah ke 60 di Lapangan Tugu Darussalam,Selasa kemarin
Nova mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk bergerak bersama dan memiliki tekad yang sama dalam Membangun dan  melahirkan generasi muda yang cakap, Berkualitas, religius, pekerja keras dan memiliki karakter ke-Acehan.

Dan Juga harus punya tekad besar untuk mewujudkan generasi Aceh yang mampu bersaing dan mengukur prestasi. Upaya pemerintah Aceh melalui pelaksanaan pendidikan yang berkualitas mulai menunjukkan hasil yg bermaat untuk Bangsa dan Negara ini.

 

 

Sumber:dinaspendidikanaceh

read more
Artikel

Inilah 4 Cara Mengetahui Kemampuan Awal Siswa

Jaringanpelajaraceh.com. 4 Cara Mengetahui Kemampuan Awal Siswa dalam Pembelajaran_ Salah satu indikasi tercapainya suatu pembelajaran adalah dengan ketercapaian tujuan pembelajaran yang bisa diukur dengan menggunakan metode tes maupun tanya jawab. agar tujuan pembelajaran bisa dipahami oleh siswa/peserta didik maka ada banyak hal yang mesti dipersiapkan oleh guru, misalnya saja; perangkat pembelajaran (RPP, LKS. media dan buku bahan ajar). Selain itu hal yang tak kalah pentingnya untuk dilakukan oleh guru adalah mengukur pemahaman awal siswa terhadap pembelajaran.

Tujuan mengukur pemahaman awal siswa terhadap pembelajaran adalah untuk mengsinkronisasi (mengaitkan) pengetahuan awal siswa dengan pengetahuan yang akan diajarkan pada saat proses pembelajaran. Selain itu dengan mengetahui pemahaman awal siswa terhadap pelajaran guru dapat menerapkan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

Pengetahuan yang diajarkan kepada peserta didik haruslah utuh (holisitk) harus ada kesinambungan yang bersikap vertical (keterhubungan dengan pengetahuan yang dipelajari di kelas sebelumnya) dan bersifat horizontal ( keterkaitan dengan berbagai ranah/dimensi pengetahuan lainnya).

Kembali ke topik pembahasan, bagaimana cara mengukur pengetahuan awal siswa terhadap materi yang akan diajarkan? atau metode apa saja yang bisa diterapkan guna mengukur pengetahuan awal siswa? berikut ulasannya:

4 Cara Menegatahui Kemampuan Awal Siswa dalam Pembelajaran

1. Metode tanya jawab
Metode pertanya yang bisa anda lakukan untuk mengukur pengetahuan awal siswa adalah dengan menerapkan metode tanya jawab. Dengan metode tanya anda akan dengan mudah mengetahui samapai sejauh mana siswa memiliki pengetahuan terkait materi yang akan anda ajarkan.

Metode tanya jawab juga bisa mengeksplorasi pemahaman-pemahaman siswa terkait materi yang diajarkan, serta cukup efektif dalam mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran yang anda bawakan di dalam kelas.

2. Memberikan test tertulis
Selanjutnya pemahaman siswa juga bisa diukur dengan memberikan test kepada peserta didik di awal pembelajaran, dengan memberikan test terkait materi yang akan diajarkan anda akan dengan mudah mengetahui sejauh mana tingkat kedalaman pemahaman siswa terhadapa materi yang akan diajarkan.

Tes tertulis tersebut bisa dalam bentuk soal-soal pertanyaan yang terdiri dari beberapa nomor, intinya hasil dari tes yang anda berikan bisa merefresentasikan kemampuan siswa/pemahaman awal siswa terkait materi yang akan dipelajari.

Namun kelemahan/kekurangan dari metode ini adalah anda harus meluangkan waktu untuk memeriksa final result test (hasil tes siswa) yang bisa jadi jumlahnya cukup banyak. Namun jika anda memang telah mengalokasikan waktu dalam RPP anda untuk melakukan tes awal pembelajaran maka hal tersebut bukan lagi  jadi masalah.

3. Mengajak/meminta siswa menceritakan pengalamannya terkait pengalamannya yang berkaitan dengan materi
Next langkah ampuh untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang akan anda ajarkan adalah dengan meminta siswa untuk menceritakan pengalamannya terkait materi anda. Misalnya saja jika materinya “Gotong royong” maka anda bisa bertanya kepada siswa seperti berikut, “siapa yang pernah melihat orang begotong royong? atau siapa yang pernah ikut bergotong royong, coba ceritakan pengalaman anda tentang kegiatan gotong-royong di depan teman-temannmu

4. Menggunakan metode mind mapping/peta konsep
terakhir cara yang bisa anda lakukan untuk mengetahui atau menganalisis kemampuan awal siswa anda adalah dengan menggunakan metode mind mapping (peta konsep). Misalnya saja tema pembelajaran anda adalah “Jenis Benda” maka anda bisa meminta siswa membuat peta konsep yang berhubungan dengan hal tersebut. berikut contoh mind mapping/peta konsep.

Demikianlah 4 Cara Mengetahui Kemampuan Awal Siswa dalam Pembelajaran, semoga  artikel ini bisa bermanfaat untuk anda.
read more
Berita Terkini

Pendidikan Aceh Peringkat 27 Nasional

Guru honorer SDN 3 Kota Sigli, Asmaul Husna dan Husaini tertunduk dalam hening cipta saat upacara peringatan Hardikda Kabupaten Pidie Tahun 2019 di halaman tengah Kantor Bupati Pidie, Senin (2/9).

JARINGANPELAJARACEH.COM

Sigli-andalas Meski secara peringkat masih di urutan 27 dari 34 provinsi se-Indonesia, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh Ir Nova Iriansyah MT mengklaim saat ini prestasi pendidikan di Provinsi Aceh semakin membaik jika dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

“Prestasi pendidikan kita sekarang ini berada di urutan 27 dari 34 provinsi di Indonesia,” sebut Nova Iriansyah dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Pidie Fadhlullah TM Daud ST di acara peringatan Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) ke 60 di halaman tengah Kantor Bupati Pidie.

Keberhasilan Aceh memperbaiki posisi menjadi urutan 27, menurut Nova tidak terlepas dari kerja keras pemerintah daerah di masing masing kabupaten/kota di Provinsi Aceh, termasuk para kepala dinas terkait, kepala sekolah, dan pendidik.

Nova juga merincikan prestasi lainnya yang dicapai sehingga daerahnya berhasil menaikkan peringkat pendidikan Provinsi Aceh di tingkat nasional, diantaranya memeroleh nilai tertinggi hasil Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMA, SMK, dan MA.

Dari hasil UNBK terakhir, sebanyak 31 orang siswa meraih nilai 100, atau jauh lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 3 orang siswa meraih prestasi terbaik. Provinsi Aceh juga berhasil merebut enam gelar juara di tingkat nasional pada event Apresiasi GTK PAUD  dan Dikmas. Di event ini Aceh meraih ranking 5 besar secara nasional.

Selain itu sejumlah siswa SMA Aceh juga mempersembahkan enam medali di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan empat medali dipersembahkan oleh siswa SMK di ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) yang dilaksanakan di Yogyakarta.

Kirim Siswa ke Amerika

Pada tahun 2018, Dinas Pendidikan Aceh juga telah mengirim sebanyak 10 siswa SMK Penerbangan Aceh ke Washington, Amerika Serikat untuk menjalani magang di pabrik pesawat terbang Boeing.

“Ini merupakan modal awal untuk mengembangkan lebih jauh sektor kedirgantaraan Aceh,” papar Nova. Kemudian, Pemerintah Aceh juga mengirim sejumlah guru dan siswa SMK ke PT Innovam yang berkantor pusat di Belanda untuk mengikuti pelatihan Otomotif Multibrand bertaraf internasional.

Di akhir sambutannya, Nova mengingatkan kepada seluruh jajaran pendidikan di Aceh untuk terus melakukan pembenahan dan penguatan yang lebih komprehensif dalam membangun sistem pendidikan di daerah melalui berbagai program.

Kepada dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, pengawas sekolah, Plt Gubernur Aceh meminta agar terus menekuni tugas dan tanggung jawab masing-masing sehingga apa yang telah diraih dapat dipertahankan dan bekerja lebih keras lagi untuk meningkatkan mutu pendidikan Aceh di tingkat nasional.

Amatan andalas, peringatan Hardikda di Kabupaten Pidie tahun ini terlihat kurang meriah dibandingkan dua tahun silam, di mana ketika itu ribuan pelajar SMP, SMA, hingga  mahasiswa ikut memeriahkan peringatan Hari Pendidikan. Guru, siswa, hingga pengawas sekolah berprestasi juga diberi penghargaan. Ironisya, peringatan Hardikda Aceh kali ini, di samping sepi juga kurang menjadi perhatian kalangan media. Pihak Dinas Pendidikan Pidie disebut-sebut tidak suka dipublikasi di media.

Sumber: http://harianandalas.com

read more
Berita Terkini

Jatim Juara Umum O2SN 2019, Ini Harapan Gubernur Khofifah

 

 JARINGANPELAJARACEH.COM SURABAYA – Para pelajar mengharumkan nama Jawa Timur atas prestasinya meraih penghargaan di tingkat nasional. Provinsi Jatim mendapat predikat juara umum dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) 2019.

Tak tanggung-tanggung, para pelajar dari berbagai sekolah di Jatim memborong 49 medali. Yang terdiri dari 27 medali emas, 11 perak, dan 11 perunggu.

Di O2SN tahun ini, Provinsi DKI Jakarta menempati peringkat dan Provinsi Sumatera Barat di peringkat tiga. Kemudian disusul Provinsi Jawa Tengah di peringkat empat dan Provinsi Jawa Barat di peringkat lima.

Atas prestasi ini, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan rasa syukurnya. Khofifah juga memberikan ucapan selamat kepada para pelajar, pelatih, hingga orang tua siswa.

“Saya menyampaikan penghargaan dan terimakasih atas kerja keras para siswa, pelatih, sekolah dan tentu para orang tua. Kalian sukses hari ini semoga sukses pada kompetisi berikutnya,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Selasa (3/9/2019)

 

Sumber : https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4691268/jatim-juara-umum-o2sn-2019

read more
Artikel

Rektor: Unsyiah Mulai Diperhitungkan

JARINGANPELAJARACEH.COM

BANDA ACEH – Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Samsul Rijal, mengatakan dalam usianya yang ke-58, kiprah Unsyiah mulai diperhitungkan di level nasional bahkan internasional.

Menurutnya, lompatan prestasi kampus dimulai empat tahun lalu, ketika Unsyiah mendapatkan akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional. Usai itu, Unsyiah juga meningkatkan statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negara Badan Layanan Umum (PTN-BLU).

“Pencapaian lain adalah masuk dalam delapan universitas terbaik di Indonesia berdasarkan perangkingan Webometrics dan tujuh besar menurut Scimago Institutions Rangkings,” kata Samsul Rizal pada peringatan ulang tahun yang ke-58 Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) di AAC Dayan Dawood Darusaalam, Banda Aceh, Senin (2/9/2019).

Namun menurut Science and Technology Index (Sinta) Kemenristekdikti, Unsyiah berada di peringkat 14 secara nasional atau secara umum berada di rangking ke 23 di antara perguruan tinggi lainnya secara nasional.

Salah satu upaya mengembangkan kapasitas program studi, kata Samsul, adalah penguatan kapasitas program studi. Saat ini terdapat 135 program studi di bawah 12 fakultas dan program pascasarjana. Sebanyak 37 di antaranya telah berakreditasi A. Saat ini tercatat ada 29.268 ribu mahasiswa yang tercatat belajar di Unsyiah. Di antara mereka 68 orang adalah mahasiswa yang berasal dari mancanegara.

Samsul Rizal melaporkan, setiap tahunnya Unsyiah meluluskan enam ribu lulusan. “Jumlah alumni Unsyiah telah mencapai 126.649 ribu orang,” kata dia.

Sepanjang tahun 2019, Unsyiah mencatat 66 torehan prestasi, di antaranya adalah 10 prestasi tingkat internasional dan 26 prestasi tingkat nasional.

Selain itu, lanjut Samsul, Unsyiah punya kapasitas pengajar sebanyak 1.595 orang dari berbagai bidang keilmuan serta 684 tenaga kependidikan. Dari angka itu, 64 orang di antara tenaga pengajar telah mencapai jabatan Profesor.

Samsul Rizal berharap di usia 58 tahun Unsyiah, kampus Jantong Hate Rakyat Aceh itu terus berkembang, terus menjadi kebanggaan dan benar-benar menjadi universitas yang inovatif, mandiri dan terkemuka.

 

Sumber : https://klikkabar.com

Naifa Stiasari

read more
Berita Terkini

60 Tahun Kopelma, Rektor UIN Ajak Semua Pihak Bangun Kebersamaan

JARINGANPELAJARACEH.COM -BANDA ACEH – Pada 2 September 2019  genap 60 tahun sudah usia KomplekPelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.

Pada hari ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.

Momen bersejarah ini kembali digugah Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK MA, saat menutup kegiatan Pengenalan

Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry tahun 2019, di Lapangan Tugu, Rabu (28/8/2019) lalu.

Ia berharap tiga kampus yang ada di dalam Kopelma bersinergi membangun pendidikan di Aceh sebagaimana harapan hadirnya Kopelma itu sendiri

Pada awal pidatonya di hadapan 4.000-mahasiswa baru UIN, Warul menceritakan sejarah lahirnya Kopelma.

Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang berencana menciptakan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam apda 29 Juni 1958.

Selanjutnya pada 17 Agustus 1958 dilangsungkannya peletakan batu pertama oleh Menteri Agama KH Muhammad Ilyas, sampai kemudian setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung oleh Menteri P & K, Prof Dr Priyono.

“Tanggal 2 September 1959 Kopelma Darussalam diresmikan oleh Presiden Soekarno,” kata Rektor UIN ini.

Pada 2 September 2019  genap 60 tahun sudah usia Komplek Pelajar dan Mahasiswa (Kopelma) Darussalam, Banda Aceh.

Pada hari ini diperingati sebagai Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh.

Momen bersejarah ini kembali digugah Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr H Warul Walidin AK MA, saat menutup kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN Ar-Raniry tahun 2019, di Lapangan Tugu, Rabu (28/8/2019) lalu.

Ia berharap tiga kampus yang ada di dalam Kopelma bersinergi membangun pendidikan di Aceh sebagaimana harapan hadirnya Kopelma itu sendiri

Pada awal pidatonya di hadapan 4.000-mahasiswa baru UIN, Warul menceritakan sejarah lahirnya Kopelma.

Dimulai pada peletakan gagasan dasar pada tahun 1957, pembentukan Yayasan Dana Kesejahteraan Darussalam pada 21 April 1958, dan membentuk komisi yang berencana menciptakan Kota Pelajar Mahasiswa Darussalam apda 29 Juni 1958.

Selanjutnya pada 17 Agustus 1958 dilangsungkannya peletakan batu pertama oleh Menteri Agama KH Muhammad Ilyas, sampai kemudian setahun kemudian dilakukan peletakan batu pertama Pembangunan Gedung oleh Menteri P & K, Prof Dr Priyono.

“Tanggal 2 September 1959 Kopelma Darussalam diresmikan oleh Presiden Soekarno,” kata Rektor UIN

Sumber : https://aceh.tribunnews.com

 

read more
Berita Terkini

Pemkab Aceh Singkil Memperingati Hari Pendidikan Aceh

JARINGANPELAJARACEH.COM-SINGKIL-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, menggelar upacara peringatan Hari Pendidikan Daerah Aceh ke-60, Senin (2/9/2019).

Upacara digelar di halaman kantor bupati Aceh Singkil, di Pulo Sarok, Singkil diikuti PNS, Satpol PP, Pemadam Kebakaran, Perhubungan serta pelajar.

Peringatan Hari Pendidikan Daerah Aceh, turut dihadiri unsur forum komunikasi pimpinan daerah (Forkopimda). Kemudian para kepala dinas serta undangan lainnya.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Pendidikan Daerah Aceh ke-60, Asisten I Setdakab Aceh Singkil, Junaidi.Saat membacakan sambutan Bupati Aceh Singkil, Dulmusrid mengatakan, peringatan Hari Pendidikan Daerah Aceh, merupakan momentum evaluasi dalam memajukan pendidikan.

Kemudia ia mengajak semua pihak terlibat secara terintegrasi dalam membangunan dunia pendidikan mari kita lebih bekerja keras lagi dalam meningkatkan mutu pendidikan,” ujarnya.(Diskominfo)

 

 

sumber:https://aceh.tribunnews.com/

read more
1 2 3 4 80
Page 2 of 80